"Iya, tidak. Oh aku bingung harus menjawab yang mana lebih dulu,'' keluh Shakira yang terlihat lelah, ''iya rencananya begitu, tapi sepertinya ia ada acara, makanya ia tak jadi datang,'' lanjut Shakira sembari menghempaskan dirinya ke sofa."Apa yang kau lakukan Shaki? Suami mu baru pulang kerja, kenapa kau malah duduk di sini?'' tegur Natarina yang membuat Shakira menepuk keningnya seraya mengernyit menandakan ia lupa.Lalu Shakira bergegas bangkit dan menyusul langkah Axel yang terburu – buru menuju kamar. Mau tak mau Shakira harus memulai bersikap baik pada Axel. Shakira bergelayut di lengan Axel dan mengambil tas jinjing di tangan Axel seraya mereka memasuki kamar.Shakira mengecup pipi Axel, ''selamat datang,'' ucapnya tersipu malu lalu bergegas meletakkan tas jinjing Axel di atas meja lalu bergegas ke kamar mandi untuk menyiapkan air untuk Axel mandi. Setelah memastikan semua siap, Shakira kembali ke kamar dan betapa terkejutnya ia saat mendapati Axel telah melepaskan semua paka
Shakira menahan isak tangisnya agar tak berkepanjangan, apalagi saat mendengar suara pintu yang diketuk seseorang dari luar. Shakira segera membersihkan lelehan airmata di kedua pipinya."Siapa?'' tanyanya dengan cepat."Saya Nyonya Kakak, Amel,'' jawab Amelia dengan setengah berteriak."Masuklah Amel,'' ucap Shakira bergegas merapikan riasan wajahnya.Dan kedatangan Amelia membuatnya tertegun, karena gadis itu membawa nampan yang berisi makanan dan minuman untuk dirinya."Loh, Amel ....?''"Ini Nyonya Kakak. Tuan Muda menyuruh saya membawakan makan malam Nyonya ke kamar. Tadi kata Tuan Muda, Nyonya sedang ingin makan di kamar dan tak ingin di ganggu karena kurang enak badan. Jadi kata Tuan Muda, Nyonya di suruh istirahat saja di kamar,'' papar Amelia seraya meletakkan nampan penuh makanan itu di meja yang ada di sudut ruangan."Oh dia benar, aku memang ingin istirahat,'' sahut Shakira tersenyum sedih."Apa Nyonya Kakak mau saya temani?'' ucap Amelia menawarkan diri."Tidak, terima ka
''Axel, ini cantik sekali. Oh antingnya juga cantik sekali, terima kasih Axel,'' ucap Shakira menatap pemberian Axel di depan cermin.Axel mengecup lembut leher Shakira yang telah berhiaskan sebuah kalung berlian dan sepasang anting dengan hiasan 1 berlian sebagai mata perhiasan yang di balut ukiran bunga yang cantik."Happy birthday,'' bisik Axel seraya memeluk Shakira dari belakang. Mereka menatap pantulan keduanya di cermin, ''kau cantik,''Shakira berbalik dan menatap Axel, ''jadi selama ini aku tidak cantik?''“Kau sangat tahu apa jawabannya Nyonya,''"Tidak, aku tidak tahu Tuan Muda,'' sela Shakira seraya memajukan bibirnya cemberut."Hei, kalau kau seperti ini, jangan salahkan aku jika aku bisa lebih gila dari sebelumnya Nyonya,'' ancam Axel di bibir Shakira, ''kita bahkan belum terbangun dengan benar.Shakira cekikikan, ''dasar kau Tuan Muda Nakal, selalu saja aku yang salah. Padahal kau saja yang senang tergoda olehku,''"Ya, dan kau sangat senang menggodaku,'' sahut Axel mer
Malam itu semua berkumpul di sebuah restoran mewah pilihan Kakek Othman. Rombongan Shakira dan Axel memasuki ruangan yang telah di pesan di sebuah hotel mewah. Shakira di sambut oleh Kakek Othman dan Aksa. Serta beberapa tamu undangan Kakek Othman pun ikut menghadiri acara keluarga tersebut.Beberapa tamu undangan yang merupakan dewan direksi dari Othman Gruop dan tamu luar itu memberikan ucapan selamat dan kado ulang tahun untuk Shakira. Mereka yang telah bertemu Shakira saat hari pernikahan dengan Axel sangat mengagumi kecantikan Shakira yang saat itu memang berhias diri untuk hari ini.Hal itu membuat Axel makin bangga dan terlihat tak ingin jauh – jauh dari Shakira. Acara malam itu selain makan malam bersama, mereka juga menikmati musik yang dinyanyikan langsung oleh sebuah grup musik kesukaan Shakira.Melihat grup itu memasuki ruangan dan sedang menyiapkan diri membuat Shakira hampir saja histeris senang. Lalu ia menatap Axel dengan wajah syok, senang bercampur haru."Apa ini ide
Ini? Ini apa? Oh... Apa ini maksudnya tentang kecelakaan pesawat Kakek dan Ayah?Shakira mendekap mulutnya dengan panik. Ia menatap Axel yang terlelap, lalu segera memasukkan guntingan kertas koran yang hampir menguning itu ke dalam tas tangannya. Lalu Shakira memungut selembar kertas putih yang cepat – cepat ia selipkan ke dalam kantong rahasia di dompetnya.Hubungi aku di nomorku yang ini 08x – xxxx – xxxx, Aksa.Dengan tangan gemetar Shakira segera merapikan kotak kado itu agar terlihat seperti sedia kala. Lalu ia bergegas menuju ranjang tidurnya bersama Axel. Tulisan koran itu menghilangkan rasa kantuk yang sejak tadi menyerangnya.Oh Tuhan, apa semua ini benar adanya? Apa yang harus kulakukan? Apa ini maksud ucapan Aksa tadi, bahwa ini akan membuatku bahagia. Bahwa aku tahu yang sebenarnya? Apa Aksa selama ini tahu tentang semuanya? Lalu kenapa dia diam saja?Pikiran Shakira makin kalut dan berkecamuk memikirkan semua kemungkinan yang terjadi. Bahkan sebagian kalimat berita itu t
''Halo?''Terdengar suara berat laki – laki di seberang."Halo, apa ini kak Aksa?'' tanya Shakira membalas ucapan laki -laki bersuara berat itu."Benar, ini aku Aksa. Shaki, jangan takut, kalau pun Axel menyadap ponselmu, ia tak akan mengetahui isi pembicaraan kita. Kau catat saja namaku sebagai nama teman perempuanmu. Dan sebagai kode kita, setiap pembuka dan penutup chat kau pakai emotikon kesukaanmu dan aku akan pakai emotikon pilihanku. Mungkin aku akan menggunakan bunga mawar, bagaimana?'' papar Aksa seolah tahu akan kegelisahan Shakira."Baiklah, mungkin aku akan memakai emotikon, apa ya? Ikan mungkin?'' jawab Shakira yang membuat Aksa terkekeh."Ya sudah, chat saja. Telepon hanya untuk hal yang sangat mendesak saja, karena akhir – akhir ini aku akan sering bertemu Axel dan Kakek di kantor. Jangan takut, aku janji akan membantumu mengungkap kebenaran yang harus kau tahu,'' lanjut Aksa menjelaskan."Baiklah Kak, terima kasih,'' sahut Shakira."Tidak apa - apa, aku akan membantu s
Seperti yang sudah direncanakan oleh Shakira, pagi itu Rachel datang menjemputnya di rumah. Rachel yang mengikuti petunjuk Shakira melalui telepon terlihat begitu lancar menjelaskan pada Natarina yang menanyakan akan pergi ke mana mereka nanti.Kini Rachel yang telah memegang kemudi mobilnya dan duduk berdampingan bersama Shakira menghela napas berkali – kali seolah ia sangat lega setelah perasaan mengganjal itu keluar dari dadanya."Shaki, sebenarnya ada apa? Kau membuatku jadi pembohong ulung, kau tahu? Aku jadi tak enak hati dengan Mama kamu karena harus berbohong seperti ini. Dan sekarang untung saja Axel mengizinkan kau duduk berdua bersamaku tanpa ada satu pun pengawal yang ada di mobil. Jadi aku harap kau jelaskan padaku sekarang juga?'' omel Rachel pada Shakira yang hanya tersenyum di sela tatap matanya yang tampak serius."Aku belum bisa menjelaskan sekarang Race, so sorry. Kalau semuanya sudah jelas aku akan menceritakan semuanya padamu. Tapi aku sangat berterima kasih atas
Dengan berdebar – debar Shakira mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran tersebut yang memperlihatkan suasana restoran yang tak terlalu ramai, hanya ada dua kelompok keluarga dengan anak – anak kecil dan remaja di dalamnya."Maaf Nyonya, saya hanya memastikan tempat ini aman untuk Nyonya, karena jika kami ikut mendampingi Nyonya makan di sini pasti membuat Nyonya tak nyaman. Walau pun aman, tapi kami akan tetap berjaga di luar Nyonya. Jadi Nyonya tak perlu khawatir,'' papar sang Kepala pengawal.Justru aku khawatir kalian melihatku bertemu Aksa!"Baiklah, tapi kalau kalian ingin makan siang sekalian juga tidak apa - apa. Karena kurasa kami akan lama di sini,'' lagi – lagi Shakira berusaha 'mengusir' mereka jauh - jauh, ''aku bukanlah orang yang tak punya perasaan, walau kalian sedang bertugas tapi tetap saja kalian harus makan. Tidak apa – apa tak usah terburu - buru, toh Bapak lihat sendiri, restoran ini aman kan?''Ucapan Shakira seolah menyentuh hati sanubari sang Pengawal, yan
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan