Seperti yang sudah direncanakan oleh Shakira, pagi itu Rachel datang menjemputnya di rumah. Rachel yang mengikuti petunjuk Shakira melalui telepon terlihat begitu lancar menjelaskan pada Natarina yang menanyakan akan pergi ke mana mereka nanti.Kini Rachel yang telah memegang kemudi mobilnya dan duduk berdampingan bersama Shakira menghela napas berkali – kali seolah ia sangat lega setelah perasaan mengganjal itu keluar dari dadanya."Shaki, sebenarnya ada apa? Kau membuatku jadi pembohong ulung, kau tahu? Aku jadi tak enak hati dengan Mama kamu karena harus berbohong seperti ini. Dan sekarang untung saja Axel mengizinkan kau duduk berdua bersamaku tanpa ada satu pun pengawal yang ada di mobil. Jadi aku harap kau jelaskan padaku sekarang juga?'' omel Rachel pada Shakira yang hanya tersenyum di sela tatap matanya yang tampak serius."Aku belum bisa menjelaskan sekarang Race, so sorry. Kalau semuanya sudah jelas aku akan menceritakan semuanya padamu. Tapi aku sangat berterima kasih atas
Dengan berdebar – debar Shakira mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran tersebut yang memperlihatkan suasana restoran yang tak terlalu ramai, hanya ada dua kelompok keluarga dengan anak – anak kecil dan remaja di dalamnya."Maaf Nyonya, saya hanya memastikan tempat ini aman untuk Nyonya, karena jika kami ikut mendampingi Nyonya makan di sini pasti membuat Nyonya tak nyaman. Walau pun aman, tapi kami akan tetap berjaga di luar Nyonya. Jadi Nyonya tak perlu khawatir,'' papar sang Kepala pengawal.Justru aku khawatir kalian melihatku bertemu Aksa!"Baiklah, tapi kalau kalian ingin makan siang sekalian juga tidak apa - apa. Karena kurasa kami akan lama di sini,'' lagi – lagi Shakira berusaha 'mengusir' mereka jauh - jauh, ''aku bukanlah orang yang tak punya perasaan, walau kalian sedang bertugas tapi tetap saja kalian harus makan. Tidak apa – apa tak usah terburu - buru, toh Bapak lihat sendiri, restoran ini aman kan?''Ucapan Shakira seolah menyentuh hati sanubari sang Pengawal, yan
Shakira meremas jari - jemarinya untuk menahan diri. Rachel yang melihat bahasa tubuh Shakira yang sedang cemas, segera meraih tangan sahabatnya dan menggenggamnya untuk menguatkan Shakira. Kini mereka saling menggenggam."Memangnya apa yang Bapak tahu sampai Bapak merasa seperti itu?'' tanya Aksa sedikit mendesak, ''menurut orang saya Bapak sendiri yang ingin menemui saya karena mendengar saya yang sedang mencari orang yang bisa membantu saya menguak kecelakaan pesawat terbang Indonesia Airline 10 tahun yang lalu,''"Iya benar Tuan, saya memang ingin bertemu karena sebenarnya saya sudah sangat marah, saya benar – benar tak menyangka kalau apa yang saya lakukan saat itu bisa berakibat fatal,'' sahut orang itu seraya mengusap peluhnya yang mulai bermunculan di dalam ruangan berpendingin itu."Maksudnya?'' desak Aksa."Sebenarnya saat itu saya yang bertugas di bagian mesin pesawat, sedang bersiap – siap mengecek semua persiapan mesin pesawat yang akan terbang. Tapi saat itu tiba – tiba
"Baiklah. Mulai sekarang Bapak akan bekerja dengan orang – orang saya dan Bapak harus membantu semua penelusuran saya. Saya yang akan menjamin hidup Bapak. Tapi ingat satu hal, rahasiakan pertemuan ini. Dan untuk masalah anak dan istri Bapak, akan menjadi tanggung jawab saya,''"Apa itu benar Tuan? Kalau begitu apa yang bisa saya bantu, saya akan bantu semampu saya. Bagi saya cukup anak dan istri saya tahu bahwa saya tidak bersalah itu sudah cukup. Karena sejak saya di vonis anak dan istri saya terusir dari rumah kami. Apalagi sejak diberitakan pesawat itu telah disabotase dan saya dianggap sebagai kaki tangan pembunuhan berencana. Mereka sangat terpukul, dan harus terusir dari Jakarta,'' paparnya lagi – lagi tanpa bisa menahan air mata dendamnya."Untuk apa saya harus melakukan itu? Bahkan saya tak mengenal mereka? Dan justru dari merekalah saya mendapatkan nafkah saya dan hidup bahagia dengan anak istri saya. Untuk apa saya harus membunuh mereka?'' Laki – laki itu kembali mengurai
''Halo kak? Ini Shakira, saya memakai ponsel Rachel,'' ucap Shakira membuka pembicaraan setelah Aksa menjawab lebih dulu."Ada apa Shakira? Apa ada masalah?'' tanya Aksa terdengar terkejut."Tidak, bukan itu. Ada sedikit yang mengganjal perasaan saya. Tadi saya lupa menanyakan siapa laki – laki itu, yang ada dalam foto Kakak? Dan kenapa Kakak punya fotonya?'' papar Shakira yang membuat Aksa terdengar menghembuskan napas."Kau yakin mau tahu siapa dia?'' jawab Aksa balik bertanya."Kalau Kak Aksa seperti ini saya jadi semakin yakin ingin tahu,'' sela Shakira cepat dan membuat Aksa terkekeh."Baiklah, aku tak akan bohong padamu, dan lagi pula kau memang harus tahu siapa orang itu. Laki – laki itu adalah Wellington. Dia adalah penasehat Axel ....''"Apa?'' sela Shakira terkejut."Kalau kau tak percaya, kau bisa datang ke kantornya. Biasanya dia akan datang setiap sore sebelum Axel pulang kerja. Ah benar, besok adalah weekend, kalau Axel ada meeting di luar jam kantor, dia akan selalu men
Karena perbuatan Shakira akhirnya pertemuan Axel mundur hingga tiga jam ke belakang dari jadwal. Waktu menunjukkan pukul tiga lebih lima belas menit sore.Dan kini Shakira benar – benar telah duduk bersebelahan dengan Axel berhadapan dengan James Wellington yang sesaat lalu di perkenalkan oleh Axel padanya. Seperti yang ia rencanakan."Sayang, entah kenapa aku seperti tidak asing melihat wajah beliau ini?'' tanya Shakira pada Axel yang menikmati kopinya, sementara Wellington sedang berbicara dengan pramusaji untuk memesan makanan dan minuman."Tentu saja, waktu itu Tuan Wellington datang ke pesta pernikahan kita, kau pasti lupa ya?'' sahut Axel merangkul pundak Shakira yang menatapnya setengah terkejut. Ia benar – benar terkejut."Benarkah? Aku tak ingat? Yah hanya samar - samar. Mungkin karena terlalu banyak orang asing dalam sehari dan, dan ....''"Bisa jadi karena saat itu saya sedang menggunakan rambut palsu,'' sela Wellington terkekeh.Axel ikut terkekeh, ''benar! Aku lupa. Saat
''Ah dia sudah datang,'' ucap Axel bangkit dari duduknya dan menyambut Shakira lalu menggandengnya mendekat.Terdengar ucapan pujian dari tamu asing Axel dengan aksen Spanyol yang sangat kental. Lalu laki – laki berambut coklat gelap dan lebih muda menerjemahkannya."Istri anda adalah wanita yang sangat sempurna Tuan Muda Othman, anda benar - benar laki - laki yang sangat beruntung,'' sahut laki – laki yang akhirnya menjabat tangan Shakira dan memperkenalkan namanya sebagai Antonio Fargas dan Juan Morales.''Oh tentu saja!'' sahut Axel dengan bangga.Shakira menampilkan senyumnya yang sangat cerah pada kedua laki – laki asing tersebut, menandakan ia menyukai pertemuan itu sekaligus lega dengan apa yang terjadi."Tetaplah di sini bersamaku, sebentar lagi kita akan selesai,'' ucap Axel menggandeng tangan Shakira dan memaksanya duduk dengan halus."Maafkan kami Nyonya, jika kami mengganggu waktu akhir pekan anda berdua. Ini dikarenakan jadwal penerbangan kami yang sangat padat dalam ming
"Race? Kau di sini juga?'' pekik Shakira selangkah mendahului Axel agar mimik wajahnya yang menatap keduanya dengan ngeri tak terlihat oleh Axel.Demikian halnya Rachel membelalakkan matanya dengan terkejut menatap kedatangan Shakira dan Axel."Wah sungguh kebetulan yang luar biasa. Bagaimana bisa pas sekali, di antara sekian banyaknya mal di Jakarta dan kita bertemu di tempat yang sama?'' sahut Axel dengan senyum manis menyelipkan nada sindiran kepada Aksa.Aksa tersenyum dengan senangnya, ''ya kurasa kita memang punya ikatan batin yang sangat kuat Axel, karena kau adalah adikku satu – satunya,'' balasnya seperti tak mau kalah mengimbangi sindiran Axel.Shakira segera menarik tangan Rachel agak menjauh dari Aksa, ''bagaimana kau bisa kenal Kak Aksa? Kalian ternyata saling kenal? Apa kau tahu kalau kak Aksa itu kakaknya Axel?'' pekik Shakira berpura – pura dan mengkode Rachel untuk mengikuti sandiwaranya."Aaahh aku, aku tak tahu, hahah... Ya kami, kami tak sengaja bertemu,'' sahut Ra
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan