Share

Tidak Mungkin!

Penulis: Fn. Nurmala17
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-04 10:00:02

Malam hari, bintang begitu cantik bersinar di atas sana. Menghiasi langit hitam hingga tampak tidak menyeramkan. Kedua mata wanita sedari tadi hanya terus tertuju pada langit, menghembus napas berkali-kali. Otaknya terus berputar sebuah kaset kenangan saat ia remaja dulu. Saat-saat ia bersama keluarganya. Ayah, Ibu. Semuanya serasa begitu hangat. Senyuman mereka masih sangat jelas terlintas.

Mlathi menghela napas panjang sembari memindai tatapannya menembus cakrawala di depannya, angin malam yang menerpa tubuhnya tidak lagi ia rasakan, bahkan itu terasa lebih nikmat dari pada berada di dalam.

Tiba-tiba sebuah jaket tebal terbalut di kedua pundaknya membuat ia menoleh dan melihat senyum tegas dari bibir seorang lelaki. Ia membalas senyum itu dengan kecut.

Eric berjalan ke samping Mlathi sembari mengantongkan kedua tangannya di saku celana.

"Kenapa berdiri di sini? Angin malam t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Lanjutkanlah Hidupmu

    Eric mengeram marah, ia langsung menoleh ke arah wanita paruh baya itu yang bahkan tidak merasa bersalah sama sekali. Ia tetap duduk tenang tanpa merasa khawatir terhadap anaknya. Apakah ia patut disebut ibu? "Hey, kau masih berani duduk di sini dengan tenang setelah apa yang kau lakukan! Cepat pergi dan jangan pernah lagi menampakkan wajah licikmu itu di kehidupan Mlathi!" teriak Mlathi dengan wajah yang merah padam, seperti kepiting yang baru saja direbus. Konah tidak bergeming atau sedikit pun merasa takut. "Salah sendiri, coba tadi kau langsung berikan saja uang itu padaku. Ini semua pasti tidak akan terjadi." Emosi Eric semakin menaik, ia sudah tidak memiliki kesabaran lagi terhadap wanita itu. Tidak peduli ia siapa, sekarang ia akan menunjukkan kepada wanita tua itu siapa dirinya. "Tony, cepat panggil semua bodyguardku ke sini!" Satu perintah tegas itu, dalam lima menit semua pria berjas hitam berbondong-bondong masuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Sangat Tidak Rela

    Eric menyelimuti Mlathi setelah memberikannya makan dan obat penenang dengan efek tidur. Kini, wanita itu telah tertidur pulas dengan tenang. Wajah yang sempat menyirat kemarahan dan kebencian, kini terlihat kembali polos.Eric duduk di sampingnya dengan terus menggenggam tangan wanita itu. Bayangan Mlathi yang hampir jatuh dari gedung itu membuat Eric meringis beberapa kali, jika saja ia tidak menarik tubuh Mlathi dengan cepat. Mungkin sekarang ....Eric mendesis, berusaha menghempaskan jauh-jauh akan bayangan itu. Cukup dengan melihat Mlathi baik-baik saja sudah lebih melegakan perasaannya. Ia bangkit dan mencium pelipis Mlathi agak lama, ia bersyukur karena wanita itu kembali kepadanya dalam keadaan tanpa luka."Tidurlah, hari ini kau begitu lelah. Maaf karena telah membuatmu terus menangis," lirih Eric sembari mengusap punggung tangan Mlathi lembut. Matanya menatap satu ke arah wajah itu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Apakah itu Anakku?

    "Kau tidak pergi kerja?" tanya Mlathi ketika melihat Eric tidak memakai seragam kantornya malah memakai baju kasual. Eric berbalik, senyum tersungging langsung tertangkap oleh netra hitam Mlathi. Tampak sedikit berbinar katika melihat Eric tampak lebih tampan dan keren dari biasanya. Rambut yang biasa tersisir rapi ke kanan, kini dibiarkan tergurai hingga menutupi dahi. Baju kaos putih polos dengan luaran jaket berwarna kuning, dan jeans putih lengkap dengan sepatu senada. Ia terlihat tampak seperti anak remaja atau seorang mahasiswa yang baru masuk. Mlathi tidak berkedip melihat pemandangan di depannya itu. "Ada apa? Apa aku begitu tampan hingga kau tidak bisa berkedip?" Suara bass yang menggema membuat Mlathi langsung berkedip-kedip dan mengalihkan tatapannya. "Eum, tidak. Hanya saja ... kau tampak tidak biasa," ucap Mlathi sembari menyembunyikan wajah merahnya. Eric menarik sudut bibirnya dan melangkah maju mendekati Mlathi dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Mlathi Hilang

    Eric berdiri di balkon kamar ditemani dengan kopi kesukaannya. Saat menyeruputnya, Eric mengamati cangkir yang berisi kopi kecoklatan itu dengan lekat. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas menyunggingkan sebuah senyuman. Bukan karena bentuk ataupun warnanya, namun kopi itu mengingatkannya saat pertama kali ia bertemu dengan Mlathi.Bagaimana emosi dan jengkelnya ia saat pertama kali melihat wanita itu. Wanita dekil dan kurus, tetapi tak disangka wanita itulah malah membuatnya menjadi seseorang yang berbeda. Ia terkekeh saat ingatannya tepat pada wajah Mlathi yang merengut kesal. Sungguh, pertemuan yang dulu ia sesalkan kini menjadi kenangan yang indah untuk dikenang.Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, namun Eric enggan berbalik, ia lebih memilih menikmati angin malam dan kopinya termasuk kenangan itu.Tiba-tiba tidak lama setelah itu, terdengar ringisan yang menusuk tajam ke indra pendengaranny

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Tebusan Untuk Nyawa

    "Ke mana kau membawa istriku, hah? Katakan!" berang Eric yang langsung menyerbu wajah Alian dengan tinjuannya. Tanpa tahu apapun dan bahkan Alian begitu terkejut ketika mendapatkan serangan yang tiba-tiba. Ia bahkan belum siap hingga tidak bisa membalas pukulan. Alian hanya bisa menghindar dari setiap pukulan yang terkadang berhasil mengenai rahangnya. "Cepat katakan di mana istriku!" Eric terus memukul tanpa peduli dengan jeritan para pengunjung yang mulai ketakutan. Setelah ia menemukan gelang bermanik tengkorak tadi di taman, ia langsung mencari Alian, tidak peduli ia sedang bekerja atau tidak. Emosinya sudah sampai begitu puncak, persetan dengan keributan yang kini dibuatnya. Manager restoran bahkan tidak berani ikut campur atau sekedar memanggil kepala keamanan untuk memisahkan keduanya saat ia tahu bahwa itu adalah Eric, sang pemilik Diamond Group. Alasan utamanya ialah karena restoran itu sebagian sahamnya adalah milik Eric.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Masuk Jebakan

    Seringaian licik terbit di bibir merahnya setelah menutup telpon, ia sangat puas dengan apa yang ia lakukan hari ini. Ia menoleh, melihat seorang wanita yang pingsan dalam keadaan diikat. Kondisinya begitu miris, memang itu yang diinginkannya.Tidak lama setelah itu, kepala yang terkulai menunduk itu perlahan bergerak seiring dengan suara ringisan yang mulai terdengar. Kelopaknya mulai membuka, berusaha beradaptasi dengan cahaya yang langsung menyerbu netranya. Saat ia merasa ada yang janggal pada tubuhnya yang tidak bisa bergerak. Ia mulai menjelajahi seluruh tubuhnya yang terlilit oleh tali. Sorot terkejut langsung mengukir di wajah wanita itu."Sudah bangun? Bagaimana apa tidurmu nyenyak?" Suara berat yang menyapu gendang telinganya membuat ia sontak mengangkat kepala.Kedua matanya membulat penuh ketika melihat siapa pemilik dari suara itu."Ibu?" ucapnya dengan nada bingu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Gagal Menjaganya

    Mlathi merasakan firasat buruk saat mendengar kalimat datar dari Alian. Sorot mata itu tidak lagi menyirat kelembutan melainkan kebencian yang teramat. Mlathi semakin panik saat melihat Alian langsung berdiri dan berbalik berjalan ke arah Eric yang kini kedua tangannya telah dikunci ke belakang oleh dua pria lain."Alian, apa yang ingin kau lakukan? Jangan sakiti dia," Mlathi sudah tidak bisa berteriak lagi hingga suara itu terdengar begitu pelan.Konah yang melihat kejadian di depannya itu langsung menyeringai senang. Satu tembakan mengenai dua sasaran. Itu sangat menyenangkan. Hanya berdiri mematung saja bisa membuat hatinya sangat puas."Bagaimana? Apa kau tidak tenang di sana? Itulah yang aku inginkan, Raisa," gumam Konah dengan diri sendiri.Rasa dendam dan bencinya kepada Raisa--ibu Mlathi tertanam di dalam hatinya hingga kini berakar. Tidak akan puas sebelum semua orang

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Perasaan Bersalah

    Memasuki sebuah ruangan gelap di mana ada dua pria berseragam polisi, kedua mata merahnya langsung teralih pada satu pria lagi yang duduk lemah tak berdaya. Kepalannya semakin kuat di bawah sana saat ingatannya kembali pada saat pria itu menodongkan pisau kecil ke arah dadanya. Tanpa bisa lagi membendung amarah, rasanya ia ingin membunuh pria itu dengan kedua tangannya agar ia bisa puas. Tetapi, apa itu bisa menyembuhkan rasa bersalahnya? Dengan rahang yang mengeras, ia berjalan cepat lalu menarik kerah pria itu kemudian meninjunya berkali-kali hingga semakin memperparah wajah yang sudah banyak dihiasi luka. "Puas sekarang, hah! Kau puas. Inikah yang kau sebut bahagia? Membuatnya terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit?" Eric menatap nyalang ke arah dua netra yang basah. "Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?" Cih! Eric langsung meludah tepat di depan mulutnya, ia benar-benar sangat jijik dengan pria

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11

Bab terbaru

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Akhir dari Cerita

    Mereka bertiga telah terpasang sabuk pengaman di tubuh. Semua kursi telah diisi oleh semua pengunjung. Elvina berada diantara lelaki kecil, dengan ekpresi takut, ia memegang erat sabuk pengaman di sampingnya. Alvin menoleh dan terlihat khawatir. "El, jika kau merasa takut, kita berhenti sekarang. Ok," ujar Alvin. Dengan menarik napas dalam, Elvina menggeleng. "Kita sudah naik, daripada turun lebih baik kita mencobanya." Dua orang pengawas lelaki berkeliling memastikan jika semua peserta wahana itu telah terpasang sabuk dengan aman. "Kalian semua sudah siap. Kita mulai sekarang," teriak lelaki berseragam itu dengan lantang. Semua para peserta wahana serempak berkata siap. Setelah itu, benda panjang itu mulai bergerak ke atas. Perlahan namun pasti dan akhirnya mulai bergerak dengan cepat. Suara teriakan langsung memenuhi sekitaran ketika wahana itu terbang dengan menjungkir-balikkan, seolah merasa tubuh

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Wahana Menguji Adrenalin

    Mobil BMW seri 2 berwarna hitam itu melintas dengan kecepatan normal di tengah kendaraan lainnya. Tampak dua anak kembar duduk di jok belakang.Bocah laki-laki bersikap santai dengan tangan menyedekap di depan dada, sedang bocah perempuan itu mengedarkan pandangannya ke luar jendela. Melihat ramainya kota Jakarta."Lihat, orang itu hebat sekali dalam memainkannya," ujar Elvina takjub ketika melihat antraksi seorang badut sedang memutarkan beberapa bola tanpa henti.Alvano yang mendengar langsung melihat dengan ekor matanya, ia berdecak dengan senyum miringnya."Ck, apanya yang hebat? Mereka bisa melakukan itu karena telah berlatih keras selama bertahun-tahun. Aku juga bisa jika begitu," sahut Alvano memandang remeh.Elvina yang mendengar menatap jengkel ke arah saudaranya itu. "Kau memang selalu begitu. Hanya bisa mengatakan omong kosong tanpa pembuk

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Dua Pengganggu

    Lima tahun kemudian ....Seorang anak perempuan merangkak dengan hati-hati ke atas kasur. Ia terkekeh pelan melihat saudara kembarnya masih tertidur lelap, ada ide muncul untuk mengusil saudaranya.Gadis kecil itu mengulur tangannya yang memegang sebuah bulu merak lalu menggosoknya ke telinga sang kakak. Hingga membuat bocah lelaki itu mengeliat tidak nyaman. Gadis kecil itu tertawa pelan dan kembali menggosoknya ke lubang hidung sang kakak.Respon sama kembali terulang, bocah lelaki itu mengipas tangannya ke depan hidung untuk menyingkirkan benda yang mengusik tidurnya. Tentu saja hal itu mengundang tawa sang gadis."Aisshh, pergilah. Mengganggu saja," geram bocah lelaki itu yang masih belum membuka mata.Masih belum puas, sang gadis kecil kembali menggosok bulu merak itu ke telinga sang kakak lebih liar. Membuat bocah lelaki itu tidak

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Dua Pangeran dan Satu Putri

    Tampak di ruang tamu, Mlathi sedang fokus membenahi dasi di kemeja Eric. Lelaki di depannya terus menatap wajah sang istri dengan tangan melingkar di pinggangnya."Kau sungguh tidak apa-apa jika aku tinggalkan? Apalagi sekarang kelahiranmu sebentar lagi," ucap Eric khawatir seraya tangannya mengelus lembut perut sang istri yang telah membesar."Tidak apa-apa, jangan khawatir. Bukankah ada Grace? Pergilah dan bekerjalah dengan tenang, ok. Apalagi hari ini kau ada rapat penting, kan?" Mlathi berucap dengan nada penuh keyakinan. Ia terus tersenyum untuk menghilangkan kecemasan sang suami.Eric menghela napas pelan, lalu menuntun Mlathi duduk di atas sofa. Ia menekukkan kedua lututnya ke lantai lalu mendekatkan wajahnya ke perut buncit sang istri."Juniorku, jangan nakal yah selagi Papa tidak ada. Jangan membuat Mama kalian merasa kesakitan, ok," ujar Eric menasehati hingga membua

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Kesempatan Menjadi Ayah

    Setelah dua minggu keberangkatan Ara dan Kevin ke Islandia, negara di mana keluarga besarnya berasal. Karena perusahaan yang dipimpin Kevin mengalami kendala saat itu dan membutuhkannya. Jadi, ia terpaksa untuk pulang lebih awal setelah tiga hari pernikahan mereka. Cahaya matahari menyerbu masuk melewati tirai putih transparan itu, hingga membuat sang wanita yang sedang terlelap tidur di pelukan suaminya mengerjap. Ia langsung mengangkat tangannya untuk melindungi wajahnya dari paparan cahaya. Wanita itu menoleh, menatap lebih lekat wajah sang suami yang masih terlelap. Wajah tegas itu begitu teduh saat tidur. Membuat si wanita melekukkan bibirnya. "Good morning, Suamiku," bisik Mlathi tepat di dekat telinga sang suami lalu mengecup pipinya. Spontan membuat lelaki yang masih memejamkan mata itu tersenyum, lalu mengeratkan pelukannya. "Kenapa kau sangat suka memandangi wajahku saat baru bangun, hm?" tanya Eric yang belum mem

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Kebahagiaan yang Mulai Menghampiri

    "Wah, Kak, kau benar-benar cantik," puji Mlathi dengan tatapannya tak berkedip lurus ke pantulan cermin.Tubuh Ara yang ramping telah dibaluti dengan gaun putih menjuntai hingga menyapu lantai. Gaun yang dirancang oleh desainer ternama tampak begitu elegan, kecantikan Ara semakin bersinar dengan bantuan sedikit make up. Senyum yang sudah lama hilang itu tidak menyurut saat tatapannya menelusuri penampilannya hari ini."Aku yakin, setelah Kakak ipar melihatmu. Ia pasti sudah tidak bisa menahan diri lagi," lanjut Mlathi seraya geleng-geleng kepala. Membuat Ara semakin bersemu merah karena malu.Ara berbalik menghadap Mlathi sepenuhnya, ia memegang tangan wanita itu. "Mlathi, setelah orang tua kami bercerai, akulah sumber kekuatan Eric saat ia begitu rapuh. Saat ia menyerah akan kehidupannya. Tapi, setelah aku sakit, ia pasti begitu menderita dan frustasi. Aku bahkan tidak sanggup membayangkannya saat tida

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Satu Bulan Berlalu

    Waktu terus berputar tanpa lelah, musim terus berganti hingga kini musim semi telah tiba. Kota Jakarta yang terkenal akan kemacetan lalu lintas akibat banyaknya manusia yang beraktivitas setiap harinya. Terus bergerak mengikuti roda waktu. Hingga ... satu bulan telah berlalu. Hari Minggu, tepat pada tanggal 3 Oktober 2021. Tanggal merah yang dimanfaatkan kebanyakan orang untuk bersantai atau sekedar jalan-jalan santai untuk menghilangkan penat setelah bekerja begitu keras beberapa hari. Sesosok lelaki tegap menatap lurus ke cakrawala yang terbentang di depannya, dengan sesekali menyeruput kopi latte kesukaannya. Ia terus menarik napas sedalam-dalamnya lalu mengembuskannya perlahan. Menikmati udara sejuk pagi hari itu. Kepalanya menoleh ketika seseorang memelukmya dari belakang. Kemudian ia memegang tangan yang ada di pinggangnya. "Kau sudah bangun?" tanyanya. Terasa anggukan kepala dari belakang sebagai jawaban.

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Lima Ronde Sekaligus

    "Apa kau ingin mengatakan jika lelaki itu tidak bersalah? Maksudmu, ia bukanlah penyebab Kakakku kehilangan semangatnya, hah. Itu yang ingin kau katakan?" Eric mulai melepaskan tangannya dari tubuh Mlathi, ia menatap tidak percaya jika Mlathi lebih membela lelaki brengsek itu. "Bukan, bukan itu maksudku Eric. Ku mohon, dengarkan dulu penjelasanku," ucap Mlathi yang berusaha menghilangkan kesalahpahaman Eric. "Penjelasan apa lagi yang ingin kau katakan. Hah?" Eric bangkit lalu berjalan menuju jendela di ruangan itu, hatinya masih diselimuti rasa dendam sehingga lelaki itu sama sekali tidak ingin mendengarkan hal baik tentang lelaki brengsek yang telah menghancurkan hidup kakaknya. Tatapan Mlathi teralih ke arah kedua tangan Eric yang masih mengepal di sisi tubuhnya. Ia mengembus napas berat, agaknya ia sedikit sulit untuk membuka sisi gelap Eric. Tidak peduli apapun itu alasannya, Mlathi harus mengembalikan kebahagiaan kepad

  • Nikah Kontrak Ketika Hamil   Beri Satu Kesempatan Lagi

    Karena ponsel Mlathi tidak bisa dihubungi, Eric langsung pergi ke rumah sakit untuk memastikan alasan istrinya itu menemui Kakaknya. Langkah tegapnya terus berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan sedikit cepat. Entah kenapa ia merasa jiwanya terpanggil dan ingin segera sampai ke sana. Saat tangannya terangkat hendak menyentuh knop pintu, suara lelaki dari dalam membuat Eric memaku di tempat. Ia mengintip dari sela pintu yang terbuka sedikit. Eric tidak bisa mengenali siapa lelaki itu karena posisinya yang membelakanginya. Terlihat juga Mlathi yang berdiri tidak jauh dari mereka. Kedua alis Eric menyatu. "Kenapa Mlathi membiarkan pria itu mendekati Kakak? Apa ia mengenalinya?" gumam Eric. "Ara, Sayang. Ini bukanlah bayangan. Ini aku, Kevin kekasihmu." Kedua mata Eric seketika membulat ketika mendengar kalimat itu. Tanpa dicegah amarahnya langsung memuncak dengan kedua rahangnya telah mengeras. Jadi, lelaki di dalam adalah kekasih

DMCA.com Protection Status