Share

Bab 143 Penangkapan

Penulis: Lisandi Noera
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-04 01:50:11

Air mata Fiolina mengalir deras tanpa bisa dia tahan.

Kalau mereka benar - benar menembak Julio hingga mati, maka dia berharap giliran selanjutnya adalah dia agar dia tidak perlu melihat jasad Julio berbaring di sampingnya untuk waktu yang terlalu lama.

Lelaki yang menodongkan pistol kepada Julio itu pun menarik pelatuknya.

Julio menutup matanya, mungkin inilah caranya bagaimana dia akan mati. Julio sudah pasrah.

Detik berikutnya, tanpa diduga oleh siapapun, lelaki yang menodongkan pisau itu justru berbalik ke arah Billy dan menembakkan pistolnya ke kaki Billy.

"Arrrgh!" Billy mengerang kesakitan.

Veronica terbelalak.

Setelah menembak kaki Billy, lelaki itu diserbu oleh serangan dari puluhan anak buah Billy yang lain.

Namun dengan sangat cekatan bak aktor film aksi, lelaki itu berkelahi dengan sangat ahli melumpuhkan satu persatu anak buah Billy.

Dia memberondongkan tembakan demi tembakan yang melukai para anak buah itu. Dia menghadapi mereka seorang diri sampai akhirnya semu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 144 Permintaan Maaf

    Hernando mengerjapkan matanya. Beberapa hari terakhir ini, dia merasa kondisi tubuhnya menjadi jauh lebih baik setelah menjalani beragam terapi. Dia bahkan sudah mulai berbicara dengan jelas walaupun terbata. "Papa gak pernah lihat Veronica. Di mana dia?" tanya Hernando kepada Herlia. Herlia menghela nafas. Sudah beberapa hari ini dia merahasiakan kasus Veronica dan Keluarga Young dari ayahnya. Dokter bilang, sebaiknya ayahnya tidak dikejutkan berita buruk yang akan membuatnya sedih. Tapi, Herlia rasa sekarang saatnya dia menceritakan yang sebenarnya karena kondisi ayahnya sudah jauh lebih baik. "Veronica ditahan Pa. Dia terlibat kasus percobaan pembunuhan." Jantung Hernando mencelos. Untungnya dia masih bisa menguasai dirinya. Tenggorokannya tercekat, tak bisa berkata - kata. "Beberapa hari yang lalu Veronica melakukan penyekapan kepada anggota keluarga Young saat mereka sedang makan malam. Veronica bekerjasama dengan teman lamanya yang sudah jadi buronan polisi selama bebera

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 145 Pertemuan Terakhir

    "Harus bagaimana Papa menebus kesalahan Papa pada kamu dan Herlia? Bagaimana agar Tuhan mau mengampuni Papa?" Hernando masih tertunduk sambil mencium punggung tangan Veronica. "Papa," ucap Veronica terbata. "Baiklah Pa, Veronica akan maafkan Papa." Hernando mengangkat kepalanya. "Benarkah?" Veronica mengangguk, dia juga masih menangis. "Aku hanya... selama ini aku hanya ingin disayangi sebagai seorang anak." Herlia juga mulai menangis melihat adik dan ayahnya. Veronica benar. Dirinya pun sama. Selama ini, dia hanya ingin disayangi oleh ayahnya. "Papa tahu. Papa salah. Papa minta maaf," Hernando masih terus menggenggam tangan Veronica sambil menangis. "Mari kita berdamai dan melupakan masa lalu," ucap Herlia. "Lalu mulai hidup lebih baik. Orang seusia kita lebih baik hidup tenang bersama keluarga. Sudah saatnya kita lupakan ambisi kita dan mulai berdamai dengan kehidupan." Veronica memejamkan matanya. Dalam hati dia merasa Herlia benar. Itu adalah hal yang selama beberapa hari

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 146 Fakta Baru

    Veronica menggelengkan kepalanya. "Gak mungkin, jangan berbohong Glins!" "Ma, mana mungkin Glins berbohong untuk hal seperti ini?" "Papa!" Veronica kembali menangis dan meraung. "Tuhan terlalu kejam! Dia sangat kejam!" teriak Veronica. "Bahkan satu hari pun Dia gak mau kasih untuk mama merasakan menjadi seorang anak yang disayang oleh ayahnya! Bahkan satu hari pun tidak!" Glins mulai menangis. Dia merasa sangat iba kepada ibunya itu. "Sabar ya Ma. Mama pasti kuat. Besok pemakaman Opa. Harusnya Mama diberi ijin untuk hadir. Besok adalah kesempatan terakhir kita untuk melihat Opa." Veronica mengangguk. Dia menyeka air mata dan ingusnya. "Oke. Mama akan minta ijin." *****Rumah duka keluarga Wilsoni amat ramai. Banyak sekali keluarga, teman dan kolega yang menghadiri pemakaman Hernando Wilsoni termasuk keluarga Young. Beberapa orang mengarahkan pandangannya kepada Veronica ketika dia datang dengan dikawal polisi. "Sebentar sekali perjumpaan kita sebagai ayah dan anak Pa," ucap V

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 147 Pencarian Album

    "Julio," panggil Fiolina. Julio yang sedang mengendarai mobilnya sontak menoleh kepada Fiolina. "Ya?" "Tumben kamu diem sepanjang perjalanan? Ada sesuatu yang lagi kamu pikirkan?" "Oh. Iya. Aku lagi kepikiran sesuatu." "Sesuatu yang serius?" "Buat aku iya. Aku baru tahu dari Veronica kalau ternyata bukan dia yang dulu jadi selingkuhan Papa. Ternyata mereka dijodohkan dan gak kenal sama sekali sebelum perjodohan mereka."Fiolina cukup terkejut walaupun dia dulunya sempat menduga seperti itu. Duduknya menjadi lebih tegak daripada sebelumnya. "Jadi siapa yang ternyata pacar papa dulu?" Julio menggeleng. "Aku gak tahu. Veronica juga gak tahu. Tapi aku akan cari tahu." "Untuk apa? Itu kan cuma masa lalu." "Entahlah. Bagiku ini penting. Aku hanya ingin kali ini aku gak membenci orang yang salah. Wanita itu musuhku. Selamanya. Karena dia telah membuat mama menderita." Fiolina terdiam. Julio terlihat sangat bertekad, jadi dia pikir, dia tidak akan bisa mencegah suaminya itu. "Trus,

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 148 Abang Lolo

    Julio menuruni tangga dan hendak keluar dari pintu utama saat dia ingat pembicaraan antara Oma dan Ferdinan yang mengatakan bahwa Glins ada di perpustakaan. Julio mendadak ingin menemui Glins. Dia pun melangkahkan kakinya ke ruang perpustakaan. Di sana, Glins tidak sedang membaca buku melainkan sedang berdiri di sisi jendela tinggi yang mengarah ke taman. "Glins," panggil Julio. Glins menoleh. "Ya?" "Sedang apa?" tanya Julio. Glins mengerutkan keningnya. Sedang apa? Julio bertanya dia sedang apa? Glins merasa sangat heran. Itu sangat tidak biasa. "Berdiri dan menatap ke luar jendela," jawabnya kaku. Julio menghampiri Glins dan berdiri di sampingnya, ikut menatap ke luar jendela. "Benar juga. Sepertinya pertanyaanku gak penting." "Apa kamu lagi gak ada kerjaan?" tanya Glins sambil tetap menatap jendela. "Ada. Tapi aku mau menemui kamu di sini." Glins kembali menoleh dan menatap Julio. "Ada keperluan apa?" Julio tidak menatapnya. Dia masih menatap taman hijau penuh tanaman,

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 149 Setelah 108 Hari

    Julio dan Glins bercakap - cakap di perpustakaan untuk beberapa lama sampai akhirnya Julio merasa sudah tiba waktunya dia untuk pulang. Jadi dia berpamitan dan beranjak meninggalkan perpustakaan. "Julio," panggil Ferdinan saat Julio baru saja menutup pintu perpustakaan. DEG! Julio yang merasa telah berbuat dosa tiba - tiba merasa grogi. Ferdinan menghampiri Julio. "Papa lihat kamu berbincang akrab dengan Glins barusan." "Oh eh, iya Pa," Julio berkata gelagapan. "Tidak perlu terlalu malu sampai gelagapan begitu. Dia memang adikmu. Tidak salah akrab dengan adikmu. Apa kalian sudah baikan?" Julio hanya bisa tersenyum. Tentu saja dia gelagapan karena takut ketahuan menyimpan albun kenangan Ferdinan bukan karena malu telah bicara akrab dengan Glins. "Iya Pa. Kami sudah saling memaafkan," jawabnya. "Baguslah. Papa lega dan senang. Glins akan ke kuliah di Singapura." "Iya Pa. Julio sudah tahu." "Oh. Dia sudah memberitahu kamu rupanya." "Iya Pa." "Jadi, kamu pasti sudah paham. G

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 150 Perceraian

    "Kamu boleh tinggal di sini kalau mau, rumah ini milik kamu. Aku akan mengurus administrasi perceraian kita. Dan aku juga udah mengirim baju - bajuku ke apartemen. Aku pergi malam ini," Julio bangkit dari sofanya dan hendak pergi. "Tunggu! Ini bercanda kan? Kamh lagi ngerjain aku Julio? Gak lucu tau!" "Aku gak bercanda Fiolina. Tolong lepaskan tanganku, aku mau pergi," Julio melenggang pergi tanpa memandang Fiolina sedikitpun. "Julio! Berhenti! Kamu gak bisa pergi tanpa memberi penjelasan apa pun! Julio!" Julio tidak peduli, dia tetap masuk ke mobilnya langsung pergi meninggalkan Fiolina. "Julio! Bukannya kamu udah janji buat gak jadi brengs*k seperti ini!? Julio!" Fiolina berteriak semakin keras, namun mobil Julio semakin melaju hingga benar - benar hilang dari pandangan. Fiolina tidak mengerti apa yang terjadi. Dia hanya menangis dan terus menangis sepanjang malam. Dia mencoba menghubungi Julio untuk meminta penjelasan. Tapi nomornya di blok di semua kanal, termasuk sosial m

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 151 Dua Surat

    Julio langsung pergi tanpa memberi Fiolina kesempatan bicara sedikit pun. Fiolina sangat penasaran. Tanpa menunggu sampai rumah, dia langsung membuka buku itu di taman gedung pengadilan. Halaman pertama sudah membuat Fiolina terkejut. Ada foto Ferdinan bersama Terry. "Mama? Ini foto Mama dan Papa Ferdinan?" gumam Fiolina. Ada tulisan di kanan kiri foto itu. Dan Fiolina mengenalinya sebagai tulisan tangan ibunya. 'Apa kamu tahu ada sebuah samudera yang airnya tidak bisa menyatu? Sulit dipahami oleh logiku bukan? Tapi aku baru sadar, tidak hanya air laut, cinta kita pun tidak bisa menyatu. Haruskah aku mengikhlaskannya ataukah memperjuangkannya?' Itulah yang tertulis di halaman pertama. Jantung Fiolina terasa nyaris melompat dari tempatnya. Apa ini? Mamanya dan papa mertuanya saling mencintai? Tangan Fiolina berkeringat dingin. Dia membalik halamannya. Dia membaca semua tulisan mamanya saat masih muda di buku itu. Dari semua yang dia lihat dan baca, kesimpulannua amat jelas. M

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09

Bab terbaru

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 165 Surga 100 Tahun Pernikahan

    2 hari kemudian. "Argh! Kenapa gaunnya begini? Ini... ini sobek!" teriak seorang penata rias yang akan turut mendandani Fiolina untuk upacara pemberkatan hari ini. Fiolina dengan panik menghampiri penata rias itu. Fiolina terperangah melihat gaun pernikahannya yang sudah sobek. "Astaga! Kenapa bisa begini?" keluh Fiolina. Terry berlari menghampiri setelah mendengar kehebohan di kamar Fiolina. "Ada apa?" tanyanya. "Ma, lihat ini gaunku sobek!" "Ya Tuhan! Siapa yang melakukan ini sih?" Nicole menampakkan ekspresi sebal. "Ma, apa yang harus aku lakukan?" rengek Fiolina.Nicole terlihat berpikir sejenak. Dia lalu membongkar lemari Fiolina dan mengeluarkan sebuah kotak. "Ini, pakai ini aja," ucap Terry sambil menyerahkan gaun pernikahan lawas Fiolina dari dalam kotak. Fiolina meragu."Udah gak papa. Ini masih bagus." "Iya aku tahu ini masih bagus. Tapi ini gaun pernikahanku dan Julio dulu. Bagaimana perasaan Ferdian kalau tahu?""Ferdian akan tahu keadaannya. Gaun kamu robek dan

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 164 Permohonan Terry

    TING TONG! Bel pintu rumah Nicole berbunyi. Ibu kandung dari Julio itu jarang menerima tamu. Dia tidaj punya banyak teman terlebih setelah dia menjalani beberapa tahun hidupnya untuk perawatan di rumah sakit jiwa. Keadaannya sekarang tentu jauh lebih baik. Dia sudah ikhlas dan hari - harinya jauh lebih bahagia. Sekarang, dia banyak menghabiskan waktunya untuk menulis puisi sebanyak yang dia mampu. Pagi ini dia juga sedang menulis puisi saat seseorang membunyikan bel pintu rumahnya. Dengan segera dia bangkit dari kursi santainya lalu membuka pintu. "Nicole, apa kabar?" tamu itu menyapa Nicole. "Terry? Ada apa?" Terry melah menangis dan berlutut di hadapan Nicole. "Maaf, maafkan aku... tolong maafkan aku." Nicole bingung dengan sikap Terry yang tiba - tiba. Terry memeluk kakinya seperti anak kecil yang tidak mau ditinggal ibunya. "Terry, cukup, kenapa kamu begini? Ayo masuk, jangan di luar rumah," Nicole membantu Terry berdiri dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Terry duduk

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 163 Pembatalan Pernikahan

    "Fiolina, Fio! Bangun Nak!" Terry membangunkan Fiolina yang saat tengah malam dia dapati tertidur di lantai kamarnya, tersungkur dengan mengenakan gaun pengantin. Fiolina mengerjapkan matanya. Dia terbangun dengan tubuh yang lemas. "Kamu kenapa tidur di sini? Dan kenapa kamu pakai gaun ini? Mama tadinya mau kasih tahu kamu kalau Jovan udah tidur sama Papa kamu di kamar kami. Tapi... kamu..." "Aku gak papa Ma. Aku ketiduran karena kecapekan," Fiolina hendak bangkit berdiri, namun Terry menahannya. "Fio, mata kamu sangat bengkak. Kamu habis menangis?" Fiolina menggeleng. "Jangan bohong. Mama ini ibu kamu. Mama tahu kalau kamu lagi sedih. Kamu habis menangis kan? Kenapa Nak?" Fiolina menggeleng lagi. Tapi kali ini dia tidak mampu menahan air matanya lagi. Sekuat apapun Fiolina, setegar apapun dia, dia tidak pernah bisa menutupi kesedihannya di depan ibunya. Karena baginya ibunya adalah tempat ternyaman untuknya berkeluh kesah. Terry tak banyak bertanya, dia seketika merangkul Fio

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 162 Cinta yang Belum Berpaling

    "Jovan.. hati - hati! Pelan - pelan yang naik tangganya," teriak Fiolina. Jovan hanya mengangkat satu tangannya membentuk tanda 'OK' lalu lanjut menaiki tangga perosotan yang mungkin sudah dua puluh kali dia naiki. Tidak jauh ada area bermain, ada Ferdian yang sedang duduk sambil memegang bola kaki. Dia beristirahat setelah setengah jam penuh bermain bola bersama Jovan.Julio mengawasi dari dalam mobilnya yang berjarak kurang lebih 50 meter dari mereka. Dia merasa hatinya sakit, Jovan adalah anak kandungnya dan sekarang Ferdian bermain dengan bebas bersama anak itu sedangkan dirinya harus sembunyi - sembunyi hanya untuk memandangnya bermain. Dia ingin anaknya. Dia juga ingin istrinya kembali. Tapi egonya terlalu besar untuk menjadi menantu Terry. Julio pulang dengan beban berat di dalam hatinya. Sepulang dari bermain di taman bersama Fiolina dan Ferdian, Jovan dikagetkan dengan rumah Keluarga Chow yang penuh dengan bingkisan. "Wow, apa ini Oma?" tanyanya. "Seseorang mengirim

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 161 Rahasia yang Terungkap

    Fiolina melihat sekeliling playground dan tidak menemukan Sarah dan Jovan. Dia tidak mendengar teriakan Jovan yang memanggilnya sebelum ini. Jadi, dia menelepon Sarah. Sarah menjawab panggilannya. "Halo, Fiolina, hm... ini Jovan lagi sama aku. Kali lagi...." Julio menarik ponsel Sarah dan mengambil alihnya. "Halo Fiolina. Jovan dan Sarah sedang bersama aku. Lihatlah ke arah jam 10." "Julio?" "Ya aku Julio."Fiolina panik. Dia menoleh ke arah jam 10 dan mendapati ada Jovan, Sarah, Julio dan Glins! Dia segera mendatangi mereka sambil memikirkan kebohongan apa yang akan dia ucapkan kepada Julio. "Kalian sedang apa di sini?" ucap Fiolina basa - basi. Tidak tahu harus berkata apa. Jantungnya berdebar. "Jovan, apa dia mama kamu?" tanya Julio kepada Jovan. "Iya. Dia mama," jawab Jovan. Julio menatap tajam ke arah Fiolina. Fiolina berusaha menghindari tatapannya. "Jovan, berapa usia kamu?" "Hm... sebentar. Usiaku empat tahun," jawabnya sambil memperagakan angka lima dengan jari -

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 160 Ayah dan Anak

    "Yang benar?" ucap Julio. Julio pun berlutut agar dia sejajar dengan anak laki - laki yang menabraknya barusan. "Benar juga, kita sangat mirip," ucap Julio. "Oke, aku akui Om memang ganteng. Tapi Om tua dan aku masih kecil," celatuk Jovan. Julio dan Glins tertawa renyah. Julio sengaja mengajak Glins ke mall hari ini untuk membelikannya barang - barang yang Glins mau sebagai ganti kalung yang dia berikan pada Javeline. Tidak disangka seorang anak kecil berlarian dan menabrak Julio dengan keras. "Itu sudah pasti," ucap Julio. "Maksudku, kamu mirip Om waktu Om masih kecil dulu." "Oh begitu rupanya," ujar Jovan. "Tapi, kalau dilihat - lihat pun, sekarang kalian tetap mirip," komentar Glins. "Kalian cocok sebagai ayah dan anak." "Benar juga. Ngomong - ngomong di mana orang tuamu? Kenapa kamu sendirian?" tanya Julio. "Itu dia masalahnya. Aku tersesat. Mama sedang belanja dan menitipkan aku pada tante. Tante ke toilet dan aku pergi dari playground diam - diam karena mengejar kereta

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 159 Tersesat

    Javeline menutup mulutnya, tak percaya dengan apa yang Julio barusan lakukan. Bertahun - tahun dia mencintai Julio. Selama ini cintanya selalu bertepuk sebelah tangan, tapi sekarang Julio menyiapkan hadiah mahal untuknya dan melamarnya di depan semua orang. "Iya, aku mau," jawab Javeline dengan raut penuh kebahagiaan Julio lalu memasangkan kalung itu ke lehernya. Saat Julio berada di balik punggung Javeline, dia menatap Glins yang memberinya tatajam tajam. Julio membentuk ekspresi wajah meminta maaf yang membuat Glins memutar matanya. Javeline melirik ke meja sebelah dan melihat wajah datar Fiolina di sana, dia merasa puas. "Permisi aku mau ke toilet dulu," Fiolina meninggalkan mejanya untuk menuju ke toilet. Dia berdiri di depan kaca besar toilet wanita, tidak tahu harus melakukan apa. Akhirnya dia hanya mencuci tangannya untuk membuang waktu. Dia sangat membenci Julio. Laki - laki itu menceraikannya tanpa memberinya kesempatan untuk memahami situasinya. Setelahnya, Julio ba

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 158 Pertunangan

    DEG! Jantung Fiolina berasa hampir copot. Dia bersyukur Jovan tidak ikut. "Stt! bukankah itu keluarga Young di meja sebelah?" bisik Terry. Sontak Bernard dan juga Ferdian melirik ke meja sebelah. Namun mereka tahu untuk tidak menatap terlalu lama. "Iya benar itu mereka. Berikan sapaan sewajarnya kalau mereka menoleh. Selebihnya kita nikmati saja makan malam kita," ucap Bernard lirih. Julio juga sedikit terkejut saat dia tanpa sengaja melirik ke meja sebelahnya dan melihat ada keluarga chow di sana. Pandangannya tertuju pada Fiolina yang menurutnya semakin cantik. Namun dia mendadak sebal saat melihat siapa yang duduk di samping Fiolina. Julio berusaha untuk mengabaikan. "Itu Fiolina dan keluarganya," bisik Glins kepada Julio. "Ya aku tahu," ucap Julio. Oma mendengar apa yang Glins bisikkan kepada Julio. Dia pun menoleh dan bertemu tatap dengan Bernard. Untuk sopan santun, Oma mengangukkan kepalanya dan tersenyum untuk menyapa mereka. Bernard pun menganggukkan kepalanya da

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 157 Pertemuan Tak Terduga

    Hari Jumat yang dinantikan Jovan pun tiba. Mulai pagi, dia bangun dengan penuh semangat membayangkan keseruan di camp memasak yang akan dia ikuti. "Ingat semua pesan Mama ya, selalu bilang ke pengawas kalau merasa sakit, lapar atau apapun yang butuh bantuan. Jangan sungkan, anggap mereka pengganti Mama oke? Dan jangan menganggu anak lain. Sebaliknya, adukan ke pangawas kalau ada yang mengganggumu," Fiolina mengulang- ulang wejangannya kepada Jovan. "Iya Ma. Aku sudah hafal itu. Jangan khawatir." "Nah, ini dia kita sampai," Fiolina menghentikan mobilnya. "Aku turun sekarang." "Hati - hati sayang ya, kiss me," Fiolina menyodorkan pipinya ke wajah Jovan. "Muach," Jovan mengecupnya lalu turun dan melambaikan tangan. Fiolina meninggalkannya dengan perasaan campur aduk. Dia senang Jovan berani, tapi dia juga sedikit patah hati karena harus menahan rindu selama 7 hari. Dia belum pernah berpisah dengan Jovan selama itu. "Jovan gak nangis?" tanya Terry begitu Fiolina tiba lagi di apart

DMCA.com Protection Status