"Alfu Laila, mengapa kau membuatku mabuk?" Tiba-tiba Arsen masuk ke dalam ruangan dan menghadang Laila yang hendak keluar.
Laila terkejut dibuatnya, sebab ia tak tahu jika Arsen akan kembali ke kantor dan masuk ke dalam ruangannya itu. Laila berpikir jika Arsen sudah pulang, maka ia kembali masuk untuk mencari mushaf sakunya yang tertinggal di ruangan Arsen.
Tangan Arsen berada dalam saku celana water flood-nya, kemejanya digulung hingga ke siku, tubuhnya yang atletis menjulang menutupi tubuh Laila yang ramping, kepala Laila hanya sebatas daun telinga Arsen.
Laila terkesiap, ia tak bisa berkelit saat tubuh itu menghadang dirinya. Saking dekatnya, Laila dapat membaui harum pria ini. Laila menahan napasnya. Jantungnya berdegup kencang, ia tak pernah sedekat ini dengan pria mana pun, apalagi pria sesempurna Arsen.
Tatapan mata Arsen yang setajam elang menghunus tajam hingga ke ulu hatinya. Tatapannya se
Arsen menemukan dirinya di dalam sebuah ruangan, kamar Heralin. Ia terkejut mendapati dirinya dalam keadaan berantakan. Ada wanita yang beberapa bulan ini selalu ingin ia hindari berada di sampingnya.Rasa sesak menyergap hati Arsen. Mengapa ia kembali melakukan dosa?Arsen mencoba kembali mengingat kejadian kemarin, saat ia melihat Laila bersama Abizar, ada perasaan cemburu yang membakar hatinya. Arsen sadar, Abizar lelaki salih dan bukan tandingannya. Tak sepadan dengannya, Laila pantas mendapat pria yang baik.Setan kembali merayunya agar menenggak minuman memabukkan itu, untuk menghilangkan rasa frustasinya.Padahal ia sudah berjanji akan berhenti dari perbuatan dosa. Ia takut, mati dalam keadaan bermaksiat. Suatu hari ia pernah bertanya pada Abizar, apakah orang seperti dia layak mendapat pengampunan?“Apakah mungkin, Allah mengampuni saya, Ustadz?”
Setahun terlewati, suka duka telah Laila simpan semuanya dalam memori, sejauh ini ia berhasil bertahan, ia bertepuk tangan untuk dirinya sendiri.'Terima kasih Allah, atas kemurahan-Mu, atas izin-Mu bagi manusia hina ini, yang masih diperbolehkan menghirup udara segar dan gratis, masih sudi menolong pendosa ini. Aku tahu Engkau tak pernah berjanji bahwa hidup ini akan selalu mudah, namun Engkau berjanji akan beserta orang-orang sabar.’ Laila mengucap syukur dalam hatinya.Malam nanti, kantor akan mengadakan event tahunan, gathering seluruh karyawan dari mulai direksi, CEO, manager, karyawan biasa hingga cleaning service dan OB, semuanya wajib hadir, karena akan diberikan anugrah kenaikan jabatan atau hadiah-hadiah menarik, bagi karyawan yang berprestasi."Mbak Yani, berangkat jam berapa ke acara gathering? Aku nebeng, ya?" tanya Laila sepulang dari tempat kerjanya."Aku bareng sama divisi aku L
Malam merambat menuju pagi, dinginnya angin dini hari menusuk kulit hingga pori-pori, Laila merapatkan jilbabnya. Kulit putihnya memucat, rasa dingin menjalar hingga ke relung hatinya.Terpaksa Arsen dan Laila harus menunggu di sebuah mini market 24 jam. Mobil yang mereka tumpangi mengalami bocor. Sepetinya paku yang disebar para begal itu, mengenai mobil yang mereka tumpangi.Arsen terlihat menghubungi seseorang. Wajahnya terlihat gusar dan menyiratkan kekhawatiran. Ia tak ingin membuat Laila merasa tak nyaman, karena di tengah malam begini masih berada di luar, dan hanya berduaan saja dengannya.“Pokoknya, kamu cepat datang. Sekarang juga, titik!” Arsen menutup panggilan. Lalu beranjak mendekati Laila."Kita tunggu Ubed di sini dulu, ya. Dia masih harus mengantar kedua orang tuaku ke rumah. Aku minta ma’af, membuatmu tak nyaman.”“Justru saya yang
Tiga puluh menit berlalu. Ubed masih belum juga menampakkan batang hidungnya. Laila memutar pandangannya, mengitari seluruh ruangan. Semua meja hampir terisi penuh. Tak jauh dari tempatnya duduk, tampak sebuah keluarga yang terdiri dari suami istri dan dua anaknya. Laila bernapas lega, karena ia dan Arsen, tidak berdua saja di tempat itu.“Bisakah kamu menceritakan kisah Syahrazard?” Arsen bergumam, memecah kesunyian, setelah lama saling diam.“Sopir pak Arsen, kenapa lama sekali?” Laila tak menjawab Arsen, malah balik bertanya.“Tidak lama lagi, dia masih dalam perjalanan. Ceritalah! Sambil menunggu Ubed.”Laila menghela napas, matanya sedikit menerawang. "Kisah seribu satu malam ini bercerita tentang seorang raja yang bernama Syahriar, ia seorang raja yang baik dan bijaksana. Suatu hari sang raja berpamitan pada permaisurinya untuk berburu, namun tak lama, ia kem
BHingga pukul delapan pagi Arsen masih berada di masjid. Ia benar-bernar melihat Laila, bukan halusinasi. Ia terpikirkan untuk memberinya sarapan, dan dititipkannya pada ustadz Hisyam.“Apa Laila, sering datang ke masjid ini?” gumam Arsen pada dirinya sendiri.Arsen berpamitan pada semua yang berada di masjid, ia segera meninggalkan tempat tersebut, karena ia harus masuk kerja. Sepertinya hari ini, ia akan membuat perhitungan dengan Heralin.Seperginya Arsen, ustadz Hisyam mendekati Laila dan ingin memberikan nasi uduk titipan Arsen."La, ini ada makanan buat kamu." Ustadz Hisyam menyerahkan bungkusan nasi uduk yang dibelikan Arsen."Dari siapa, Ustadz?" tanya Laila mengangkat sebelah alisnya."Dari seseorang yang tak ingin disebut namanya," jawab ustadz Hisyam, membuat Laila penasaran dan mengerutkan alisnya.Apakah nasi yang
Laila meringkuk di pojokan mushola rumah sakit. Tempat shalat khusus untuk wanita, ditandai dengan sebuah sekat dari kain berwarna hijau.Tak ada siapa pun, hanya ia seorang diri, mungkin banyak yang enggan shalat atau hanya tidur di mushola yang letaknya tak jauh dari ruang penyimpanan jenazah itu, apalagi malam-malam seperti sekarang ini, pukul dua dini hari.Bayangan kejadian tadi siang, seolah menari di dalam benak Laila, mengejeknya dan mengatainya sebagai pecundang.Bagaimana mungkin ia harus menikah dengan lelaki yang seharusnya pantas menjadi kakeknya itu! Hanya demi mendapat biaya untuk operasi Nisa."Dasar, tak tahu diri! Miskin aja belagu banget ... mau dapat dari mana coba, uang sebanyak itu? Adik kamu akan mati, jika kamu menolak menikah dengan juragan Sudibyo!" Dirman bertolak pinggang di hadapan Laila yang terduduk di sebuah kursi plastik di dalam ruangan dapur rumah mewah milik Dirman
Laila meringkuk di pojokan mushola rumah sakit. Tempat shalat khusus untuk wanita, ditandai dengan sebuah sekat dari kain berwarna hijau.Tak ada siapa pun, hanya ia seorang diri, mungkin banyak yang enggan shalat atau hanya tidur di mushola yang letaknya tak jauh dari ruang penyimpanan jenazah itu, apalagi malam-malam seperti sekarang ini, pukul dua dini hari.Bayangan kejadian tadi siang, seolah menari di dalam benak Laila, mengejeknya dan mengatainya sebagai pecundang.Bagaimana mungkin ia harus menikah dengan lelaki yang seharusnya pantas menjadi kakeknya itu! Hanya demi mendapat biaya untuk operasi Nisa."Dasar, tak tahu diri! Miskin aja belagu banget ... mau dapat dari mana coba, uang sebanyak itu? Adik kamu akan mati, jika kamu menolak menikah dengan juragan Sudibyo!" Dirman bertolak pinggang di hadapan Laila yang terduduk di sebuah kursi plastik di dalam ruangan dapur rumah mewah milik Dirman
"Bos, orangnya gak ada di kosan, ini nasinya kemanain?" Seorang driver ojek online tampak sedang berbicara dengan seseorang di telepon."Ok, baik Bos! Terimakasih." Dengan senyum lebar, pria tersebut segera mencari tempat yang nyaman untuk duduk. Ia baru saja dapat rezeki nomplok dua bungkus nasi, dengan lauk ayam goring dan rendang. Satu bungkusnya, akan ia bawa pulang untuk istrinya.Setiap hari ia bertugas membeli nasi beserta lauknya dan memberikannya pada seorang gadis di sebuah kosan, ia mengerjakan pekerjaan ini sudah hampir setahun lebih.Tapi hari ini, gadis yang biasanya selalu ada di kosannya tidak ada. Pintu dan jendelanya semua tertutup, ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Nasi yang sudah ia beli, diberikan begitu saja oleh yang menyuruhnya. Dia sangat bersyukur untuk rezeki yang Allah berikan hari ini.Gaji yang ia dapatkan pun sangat lumayan, cukup untuk membeli kebutuhan anaknya, sep
BAB 67"Mas, kenapa harus ada resepsi lagi, sih?" tanya Laila, karena malam nanti akan ada acara resepsi pernikahan mereka."Ini acara khusus untuk rekan bisnis kita sayang ... karyawan juga, kan harus tahu kalau aku udah nikah, udah punya istri, ntar kalau pada ngira aku masih singel gimana?” goda Arsen."Ih ... Mas, jangan buat aku takut napa?""Takut ya, kalau suamimu yang ganteng ini di godain cewek-cewek yang ...""Maaaass ..." Laila mengejar Arsen dan mencubit pinggangnya.Arsen manarik tubuh Laila ke dalam pelukannya."Hidup yang akan kita hadapi nanti tak akan mudah, sayang ... kamu harus kuat dan tangguh. Aku hanya minta satu hal sama kamu, apapun yang terjadi kamu harus percaya sama aku, tetaplah di sisiku, jangan hiraukan apa kata orang ..." ucap Arsen, ia memeluk Laila begitu erat, seperti tak ingin melepasnya.&n
Kaki milik gadis cantik itu melangkah menapaki setapak demi setapak lantai bandara internasional Soekarno Hatta, setahun yang lalu dirinya berada di sini. Kini ia kembali lagi, dengan membawa seseorang yang istimewa yang kelak akan menghiasi hari-hari indahnya.Udara pengap Jakarta kembali menguar menusuk penciuman, mengucurkan keringat yang membuat tubuhnya tak nyaman. Jakarta penuh sesak dengan para urban, mereka berbondong-bondong mencoba mancari peruntungan di kota Metropolitan ini, mulai dari penjual jalanan hingga buruh, musisi jalanan atau pengamen, tak sedikit yang menjadi pengemis. Beruntung bagi yang memiliki keahlian, ada yang menjadi montir, pekerja kantoran bahkan tak sedikit yang menjadi pesohor.Jalanan Jakarta seperti biasa, sangat macet. Apalagi di jam-jam pulang kantor seperti sore ini, klakson dari kendaraan angkot memekakkan telinga, kesabaran para pengendara dan pengemudi sangat diuji dalam situasi seperti ini.&n
Jum'at adalah 'Sayyidul Ayyam' atau penghulunya hari-hari, pada hari ini banyak terjadi peristiwa besar, diantaranya seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Jum'at adalah sebaik-baik hari kala mentari terbit. Nabi Adam diciptakan pada hari Jum'at. Demikian pula ketika dimasukkan dan dikeluarkan dari surga. Dan tidak akan terjadi hari kiamat, kecuali pada hari Jum'at.Waktu mustajab dikabulkannya do'a, apabila seorang muslim berdo'a pada hari Jum'at, maka atas kehendak Allah, akan dikabulkan.Amal ibadah akan dilipatgandakan pahalanya pada hari Jum'at. Betapa istimewanya hari ini, hingga Arsen dan Laila sepakat menikah pada hari Jum'at.Masjid Al-Hidayah, masjid yang menjadi saksi menyatunya dua hati dalam ikatan yang agung. Sebuah ikatan yang di sebut 'Mistaqon Ghalidza' perjanjian agung.Mengapa Allah menamakan pernikahan dengan sebutan perjanjian agung? Karena mengandung konsekuensi yang
Oktober. Balai pertemuan milik provinsi Jawa Barat di kawasan Distrik sepuluh, Laila masih ingat, pertama kalinya ia bertemu dengan Abizar, bahkan dirinya belum genap satu bulan, berada di Cairo.Kala itu ... Laila berkenalan dengan Zahra, seorang ibu beranak satu yang melanjutkan kuliah magister-nya di Cairo university. Sedangkan dirinya di Al-Azhar university. Mereka bertemu dalam forum kajian ilmiah yang pembicaranya membuat Laila terkejut setengah mati, rasanya seperti terkena ratusan sengatan lebah yang menyakitkan hatinya. Dia Abizar Al-Ghifari.Satu lagi kejutan, yang sukses membuatnya mematung kaku, ternyata Zahra adalah istrinya.Bukan. bukan karena ... ia masih menyimpan cinta di hatinya, ia lebih tak menyangka saja, takdir mempertemukan mereka berada di negeri yang sama. Laila pikir Abizar sudah kembali ke Indonesia, karena gelar dokter sudah disandangnya, tapi ternyata ... ia memilih lebih lama lagi tinggal d
Januari, bulan bersejarah bagi kedua insan yang bersabar, menahan cinta dalam diam, melangitkan do'a dalam munajat panjang di sepertiga malam, menggantungkan asa dan harap di langit penantian.Cinta itu berlabuh dalam muara penantian yang panjang, membawa kehangatan di musim dingin yang suhunya mencapai sepuluh derajat celsius.Angin laut Mediterania berhembus, meniup syal rajut yang melilit leher berlapis kerudung biru milik Alfu Laila Walaila, ia berjalan sepanjang corniche lalu berhenti di depan benteng Qaitbay. Seperti ada suara yang menariknya untuk melihat para pemancing di sepanjang benteng.Ia berjalan dengan Kamila, sahabatnya yang berasal dari negeri gajah, Pattani, Thailand. Kamila tinggal di Alexandria dan kuliah di kampus putri Al-Azhar cabang Alexandria.Perkenalan mereka berawal saat Kamila berkunjung ke Cairo, Kamila bersama temannya mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari penduduk
Alexandria, tempat dimana Arsen menetap. Ia menyewa sebuah apartemen yang cukup sederhana bagi orang kaya raya sepertinya. Ia tak sendirian, ada dua orang mahasiswa Al-Azhar yang sedang liburan musim panas bersamanya.Di sana, Arsen belajar di sebuah markaz littahfidz Al-Qur'an wa Al-qira’at, atau lembaga yang khusus mengajarkan Al-Qur'an dan ilmu qira’at, pemiliknya adalah seorang Syeikh Al Azhar yang pakar dalam bidang Al-Qur'an."Mas Tara, jadi ke Cairo, gak?" tanya Miftah, seorang mahasiswa tingkat tiga fakultas Ushuluddin di Al-Azhar cabang Zagazig. Sebuah provinsi di Mesir.Arsen Guntara, ia tak ingin ada orang yang mengenalinya, bahkan ia berdo'a agar selama di Mesir tidak dipertemukan dengan Abizar dan istrinya. Dirinya mengenalkan namanya pada orang lain dengan nama Tara, nama kecilnya. Penampilannya ia rubah seratus delapan puluh derajat, celana water flood di atas mata kaki, baju koko atau kemeja d
Keyakinan. Itu yang Laila miliki, mimpinya kini menjadi kenyataan. Kakinya akan menjejakkan langkah di bumi Nabi Musa alaihi salam. Hatinya membuncah menggelorakan haru, kristal bening berdesakan di pelupuk mata, lalu berjatuhan di pipinya. Sebuah tangisan kebahagiaan.Nasi bungkus yang ia jual, mampu menghantarkannya meraih impian, ia dapat menyelesaikan kuliahnya dengan keringat dan air mata, hanya dalam jangka tiga tahun, dengan nilai sangat sempurna, summa cumlaude.Ustadz Amir pernah mengatakan, "Tanamlah padi, rumput pun akan ikut tumbuh di sela-selanya. Tapi jika rumput yang kamu tanam, maka mustahil, padi akan ikut tumbuh di antara rerumputan itu." Pepatah ajaib yang sangat melekat dalam ingatan Laila. Terbukti apa yang dikatakan ustadz Amir benar adanya.Jika di dunia ini yang kita tanam, adalah kebaikan dan urusan akhirat, maka urusan duniawi akan mengikuti.Namun sebaliknya, jika selama hi
Jum'at adalah 'Sayyidul Ayyam' atau penghulunya hari-hari, pada hari ini banyak terjadi peristiwa besar, diantaranya seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Jum'at adalah sebaik-baik hari kala mentari terbit. Nabi Adam diciptakan pada hari Jum'at. Demikian pula ketika dimasukkan dan dikeluarkan dari surga. Dan tidak akan terjadi hari kiamat, kecuali pada hari Jum'at. Waktu mustajab dikabulkannya do'a, apabila seorang muslim berdo'a pada hari Jum'at, maka atas kehendak Allah, akan dikabulkan. Amal ibadah akan dilipatgandakan pahalanya pada hari Jum'at. Betapa istimewanya hari ini, hingga Arsen dan Laila sepakat menikah pada hari Jum'at. Masjid Al-Hidayah, masjid yang menjadi saksi menyatunya dua hati dalam ikatan yang agung. Sebuah ikatan yang di sebut 'Mistaqon Ghalidza' perjanjian agung. Mengapa Allah menamakan pernikahan dengan sebutan perjanjian agung? Karena mengandung konsekuensi yang berat di dalamnya, ada kewajiban dan hak yang harus ditunaikan. Kata 'mitsaqan gh
Dunia ini penuh keindahan, gemerlap kenikmatan dijanjikan tersaji dalam balutan nafsu dan syahwat. Sebagian manusia terlena dan jatuh melesak dalam tipu dayanya.Terkadang lupa, jika masa kejayaan tak pernah ada yang abadi, dunia ini pun fana. Kesombongan, kezaliman, kelicikan, harta yang berlimpah, jasad yang sehat dan prima, wajah yang rupawan, isi kepala yang cemerlang semuanya akan berganti dan sirna.Tubuh yang dulu sehat, bisa jadi kini terbaring lemah dan sakit, wajah yang rupawan, tubuh yang perkasa kini keriput dan layu dimakan usia. Dulu, kejayaan membuat anak Adam merasa pongah dan jumawa, kini harus runtuh dan porak poranda. Semuanya tak bersisa oleh bilangan waktu, tinggalah buku-buku jari membilang detik kepunahannya, saatnya Tuhan memanggil. Pulanglah, waktumu telah usai. Atau berhentilah, kezaliman sudah mencapai titik batasnya, rasakanlah balasan yang setimpal untuk setiap kezaliman yang pernah kamu lakukan.