Home / Romansa / Nama Putriku Nama Mantannya / 67. Masa Lalu Saskia

Share

67. Masa Lalu Saskia

Author: Meriatih Fadilah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

[Ya Allah, Pak, wajahnya mirip banget seperti anak kita Saskia?]

[Tolong jaga dia Bu Syifa jauhkan dia dari mereka!]

[Selain untuk mengambil menantu Ibu, mereka pasti ingin mengambil harta warisan kalian!]

@Ida

[Ibu, yang tenang ya, apa pun yang Ibu katakan saya akan lakukan, tidak akan terjadi apa-apa selama saya masih bersama keluarga yang menyayangi saya]

@Bu Lina

[Sayang, bolehkan Ibu bertemu langsung denganmu, saya mohon, tolong!]

[Saya janji tidak akan berbuat apa-apa, saya hanya ingin melihat wajah anak saya]

“Boleh ya Bu Syifa, saya mohon kami hanya ingin melihat jelas kemiripan yang ada pada diri menantu Ibu,” ucapnya memohon sembari menitikkan air mata.

Ummi Syifa menjadi tidak tega melihat Bu Lina yang masih belum bisa melupakan anak semata wayangnya, terlebih lagi karena kedatangannya dia juga mengingatkan kembali dengan putrinya itu.

“Jika Ibu memang ingin menemui menantu saya, baiklah ikut kami ke Surabya nanti, bagaimana Than, nggak apa-apa kan?” tanya Ummi Syifa di da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Nama Putriku Nama Mantannya    68. Kebahagiaan Bu Lina

    “Apakah Abbas ataupun Bu Romlah tidak menanyakan kabar Fatih sampai sekarang, Pak?” tanya Ummi Syifa kepada Juragan Aryo dengan penasaran.“Alhamdulillah tidak, Bu, lebih baik mereka lupa kalau si Abbas sudah memiliki anak! Saya nggak rela dunia akhirat kalau sampai Fatih diambil dari kami!”“Ibu dan anak itu pergi begitu saja dari sini setelah kematian Saskia, tanpa memberitahukan kami, mereka tinggalkan rumah ini saja mungkin saat kami masih terlelap tidur,” jelas Juragan Aryo sembari mengepalkan tangannya.“Iya, Pak, Ibu juga sependapat dengan kamu, Pak, kita akan memperjuangkan Fatih enak saja dia tinggalkan begitu saja anaknya dan sekarang ingin mengambil dari kami, jangan mimpi kamu Abbas!” Bu Lina sangat geram jika menyangkut tentang Abbas.“Berarti kita tinggal mencari rumah sakit jiwa yang Bu Romlah pernah di rawat di sana hanya untuk sebagai bukti,” jelas Ummi Syifa tegas.“Sebentar, Bu, ada yang ingin saya perlihatkan ke Ibu, saya ambil dulu!” Bu Lina bergegas pergi ke kam

  • Nama Putriku Nama Mantannya    69. Kecurigaan Ida

    “Berlari kecil menghampiri Juragan Aryo dan mencium tangannya.Seketika Ummi Syifa menatapnya dengan lembut dan mengurai senyuman. Dia tahu pasti ini Fatih anak Saskia.Tubuh yang gemuk berisi untuk seusianya membuatnya sangat menggemaskan. Berkulit putih dengan wajah oval dan alis yang tebal teratur membuat anak itu terlihat tampan walaupun terdapat banyak cemong di wajah imut nya.“Wa ’alaikumsalam, Fatih dari mana saja kok baru pulang, dan ini kenapa bajunya kotor, memang Fatih habis main apa, Sayang?” tanya Juragan Aryo sembari membersihkan banyak kotoran yang menempel di bajunya.“Maaf Juragan, tadi Den Fatih menolong anak kucing yang ke cebur di got, jadi ya begini!” ucap Bang Urip salah satu warga yang menemukan Fatih sedang menolong anak kucing itu.“Oh gitu, terima kasih Bang Urip, sudah mengantarkan cucu saya pulang ke rumah,” ucap Juragan Aryo tersenyum.“Sama-sama, Juragan , kalau begitu saya pamit pulang dulu, Assalamu’alaikum!”“Wa’alaikumsalam!”“Pah, maafin Fatih ya su

  • Nama Putriku Nama Mantannya    70. Kecurigaan Ida 2

    “Jika pemikiran kamu seperti itu, berarti dia ingin melenyapkan kembali barang bukti, begitu?” tanya Tante Mayang bingung.“Bisa jadi bisa nggak, Tan!”“Mungkin juga karena Bu Romlah merasa kalau Ida akan menuntut balas, sehingga secara perlahan-lahan ingin membalas dendam lagi sama Ida.”“Apalagi kalau kedua orang tua Saskia akan datang kemari, dan kedua orang itu menyusul kesini, sehingga mereka beranggapan kalau keluarga Saskia akan menuntut balas melalui Ida.”“Kita mengenal mereka baru seminggu dan kebetulan mereka membeli rumah dari Pak Bandi tetangga kita dulu.”“Oh ya sebentar, Tante!” Ida lalu mencari nomor ponsel yang ingin dia telepon.“Kamu mau menelepon siapa, Da? Jangan buat panik dong?” tanya Tante Mayang gusar.“Tunggu Tante, Ida mau menghubungi Dewi anaknya Pak Bandi siapa tahu ada petunjuk dari dia!”Tante Mayang terlihat bingung dengan apa yang dilakukan menantu keponakannya itu.Ida segera menghubungi Dewi tetangga yang dulu sekaligus teman pengajiannya sewaktu mas

  • Nama Putriku Nama Mantannya    71. Tante Mayang Pengkhianat

    @Ida[Bagaimana Say, apakah kamu kenal dengan orang yang ada di foto itu?]@Dewi[Sudah, Say, dan benar ini orangnya. Wanita muda ini namanya Fina ... ya nama lengkapnya Salsabila Dafina dan itu teman beserta ibunya yang datang bersama Fina saat menandatangani penyerahan dokumen rumah ku itu, Cuma aku lupa siapa namanya, tetapi yang jelas Fina yang sudah membeli rumah papah itu, kalau kamu mau masih ada kok bukti kuitansi bermeterai atas tanda tangan dia][Memang kenapa, Say ada masalah dengan tetangga baru itu?]@Ida[Oh nggak ada apa-apa, makasih banyak loh, nanti kita ngobrol lagi. Aku tutup dulu ya Say, anakku sudah bangun, nanti kita sambung lagi, Assalamu’alaikum!]@Dewi[Wa’alaikumsalam]Ida lalu menutupnya dengan cepat dan pergi ke kamar Baby Salsa dengan terburu-buru.Saat membuka pintu kamar, Ida hampir dibuatnya terkejut melihat Tante Mayang berdiri menatap Baby Salsa dengan tajam.Namun, saat dia sadar kalau Ida yang datang tiba-tiba wajahnya kembali berubah tersenyum kem

  • Nama Putriku Nama Mantannya    72. Siapa Anak Itu

    Ida masih mencoba menghubungi Ummi Syifa tetapi belum bisa tersambung, kini beralih menghubungi kepada suaminya lagi-lagi di luar jangkauan.Ida berpikir dengan keras untuk mencari solusinya sembari mondar-mandir di kamarnya dan tiba-tiba dia pun mengingat sesuatu.“Astagfirullahaladzim, kenapa aku sampai lupa tidak menghubungi Mbok Siti?” ucapnya kembali bersemangat.Ida lalu mencoba menghubungi mbok Siti, dan keberuntungan sekarang berpihak kepadanya, karena bisa berhasil menghubungi Mbok Siti dengan cepat dan langsung diangkat oleh Mbok Siti. @Mbok Siti[Assalamu’alaikum]@Ida[Wa’alaikumsalam, Mbok Siti, Ya Allah, akhirnya, Mbok]@Mbok Siti[Ada apa Neng, kami belum sampai mungkin sekitar dua jam lagi!]@Ida[Mbok, ponsel Ummi kok nggak bisa dari tadi?][Bisa bicara sama Ummi, Mbok ada hal yang penting yang mau Ida kasih tahu]@Mbok Siti[Oh iya Neng, ponselnya Ummi kehabisan baterai jadi mati, sebentar]“Bu, Neng Ida mau bicara penting katanya,” ucap Mbok Siti dan memberikan po

  • Nama Putriku Nama Mantannya    73. Godaan Sang Mantan

    “Sa-saya ... maaf Pak, saya tidak bisa mengatakannya maaf ...Pak!”“Apa yang kamu ingin katakan kepada saya, kenapa saya harus berhati-hati dengan Pak Abbas? Dia adalah teman saya kuliah dulu walaupun kami tidak terlalu akrab, paling tidak saya pernah mengenalnya,” jelas Sulthan sedikit penasaran.“Jika Bapak ingin mengetahui siapa Pak Abbas, saya ada memberikan flashdisk di saku celana Bapak, jangan memberi respon, bersikap seperti biasa saja!”“Pasti Bapak bingung kenapa saya memberikan flashdisk itu ke Bapak, padahal saya belum mengenal Anda sebelumnya.”“Percayalah sama saya, jika Bapak ingin keluarga Anda selamat jangan bermain api dengannya, jika salah melangkah malah Anda yang akan terbakar nantinya!”“Apa yang ingin dikatakan oleh Dirga? Dan mengapa dia mengatakan dari sudut pandang dia kalau Abbas adalah orang sangat berbahaya? Dan bagaimana dia sempat menaruh flashdisk itu di dalam saku celanaku?” gumam Sulthan masih tidak percaya.Dia pun mengingat-ingat kapan dia bertemu.

  • Nama Putriku Nama Mantannya    74. Kemarahan Sulthan

    Fina hanya mendengarkan ancaman Sulthan, dia pun tak bergeming untuk pindah dari posisinya.Tatapan liar yang dilemparkan untuk Sulthan membuatnya lebih tidak mengenal sosok Fina yang sudah berubah seperti singa betina yang kelaparan.“Hahaha ...kamu sangat lucu, Sayang!”“Oh ... maaf, aku keceplosan, dengar ya Sayang, kamu tidak bisa mengusirku seperti ini karena apa?”“Karena aku yang akan menjadi partner bisnismu, Sayang!”“Bukankah Pak Abbas Anggara sudah memberitahumu kalau ada asisten yang akan membantu kamu dalam menyelesaikan proyek ini!”“Kamu mau tahu kenapa, karena aku juga menanamkan modal di dalam proyek ini sehingga aku juga turut andil di dalamnya. Kamu pasti suka kan, Sayang, bisa bertemu aku lagi dan kita satu tempat kerja, romantis banget!”“Apa maksud kamu, jadi kamu mengenal Abbas juga, sedangkan saat kuliah kamu tidak pernah bertemu dengannya?” tanya Sulthan penasaran.“Tepat sekali, Sayang, Abbas Anggara walaupun nama kami tidak tersohor seperti namamu di kampus,

  • Nama Putriku Nama Mantannya    75. Jebakan Abbas dan Fina

    Namun, di perjalanan Sulthan mampir dulu ke sebuah toko untuk membeli kartu sim baru. Selesai membeli Sulthan lalu kembali melanjutkan perjalanannya.Tak lama kemudian tiba-tiba Abbas, menelepon Sulthan, dia pun kembali menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan langsung mengangkatnya.Rasa emosi yang tertahankan ingin sekali menghajarnya sampai babak belur dengan tingkah yang melampaui batas.@Sulthan[Halo, kamu di mana Bas?]@Abbas[Maaf Than, aku lagi di jalan jadi tidak mengangkat panggilan dari kamu, memang ada apa Than, ada masalah di sana? Apa semua baik-baik saja kan?]@Sulthan[Tidak usah basa-basi, Bas, aku sudah tahu semuanya, apa yang kamu inginkan dari aku, kenapa kamu ingin merusak rumah tangga kami][Kamu bekerja sama dengan Fina, padahal kamu sudah tahu kalau Fina itu mantan tunanganku. Dan dengan seenaknya kamu memasukkan namanya ke dalam proyek yang aku garap][Apa tujuan kamu sebenarnya, Bas?]@Abbas[Maaf, Than, sebenarnya aku juga tidak tahu kalau Fina adalah re

Latest chapter

  • Nama Putriku Nama Mantannya    104. Kisah Terakhir (TAMAT)

    Tak lama kemudian Ummi Syifa masuk ke kamar Ida, ingin melihat kondisinya dan dengan saja mengendong baby Salsa dengan tujuan agar bisa sadar jika merasakan sentuhan lembut tangan baby Salsa.“Bu, bagaimana?” tanya Ummi Syifa kepada Bu Lina yang masih menangis tersedu-sedu.“Belum ada kemajuan Bu, bagaimana ini, apakah Ida akan sembuh, Bu?” tanyanya dengan linangan air mata kembali.“Kita, berdo’a saja Bu, dan mungkin dengan kehadiran Salsa bisa memberikan respon walaupun sedikit.”“Tidak salahnya kalau kita mecoba dulu, kasihan juga dengan Sulthan mudah-mudahan mereka cepat sembuh dan bisa seperti semula lagi,” ucap Ummi Syifa menjelaskan.“Aamiin, semoga ya Bu!”Ummi Syifa lalu menaruh baby Salsa di tempat tidur, Salsa yang sudah berusia dua tahun itu seakan-akan mengerti kalau Mamahnya sedang sakit.Lalu dengan spontan baby Salsa mencium pipi Ida dengan lembutndan berkata. “Mah ... Mam ... Mah!”“Dielus-elus pipi Ida dengan tangan mungilnya terus menerus, sehingga lima menit kemudi

  • Nama Putriku Nama Mantannya    103. Pengorbanan Fina

    Ida lalu mengikat kedua tangan Bu Romlah dan kakinya, sehingga dia pun merasa kesakitan.“Bas... tolong Mamah, Bas!”“Mereka ingin membunuh Mamah, tolong!” teriak Bu Romlah histeris.Abbas mendengar teriakan Bu Romlah, dan menoleh ke arah Ida yang sedang sibuk mengikatkan tali ke tangan dan kakinya.Abbas lalu memukul kepala Sulthan dengan sebuah guci sehingga Sulthan terhuyung dan mengeluarkan cairan berwarna merah itu kembali.Saat Sulthan jatuh, Abbas lalu mengambil kembali pecahan kaca dan ingin menusuk Ida dari belakang.“Ida awas ada Abbas!” teriak Fina tetapi Ida tidak mendengar dia sibuk mengikat Bu Romlah yang terlihat kesakitan.“Ida!”“Sulthan yang mendengar suara teriakan Fina berusaha melihat walau tubuh dan kepalanya sudah dipenuhi darah segara sehingga agak sulit melihatnya.“Ya Allah, istriku dalam bahaya, selamatkan ya Allah!” Sulthan berusaha kembali bangkit dan berdiri tetapi luka yang dideritanya cukup parah, sehingga sulit untuk berlari sampai ke arah istrinya.Se

  • Nama Putriku Nama Mantannya    102. Perkelahian

    “Abbas, sebaiknya kita pergi dari sini sebelum polisi menemukan kita,” usul Bu Romlah yang merasa takut dan juga panik.j“Ayok Abbas!” Bu Romlah mengajak Abbas pergi dari rumah itu debelum polisi datang.“Mah, tetapi Sulthan belum menandatangi surat-surat itu, dan aku kehilangan wanita itu yang mirip dengan Saskia!”“Tidak, Mah, aku sudah mulai mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia!”“Aku nggak mau rencana yang kita susun selama ini hilang begitu saja, kita sudah menunggunya lama, Mah!”“Kita sudah banyak berkorban tetapi aku harus mendapatkan dulu yang aku mau!” Abbas belum merasa puas untuk melakukan tindak kejahatan kepada Sukthan fan dia.melihat sebuah pisau yang tertancap di buah, lalu dia mengambilnya dan mengacungkannya di depan wajah Sulthan.“Cepat tanda tangan surat itu, kalau tidak!”“Kalau tidak apa!”bentak Sulthan tidak takut dengan ancaman Abbas.“Baiklah.” Abbas lalu mendekati Fina lalu mengacungkan kembali pisau itu di wajahnya.“Apa yang kamu mau lakukan, Abb

  • Nama Putriku Nama Mantannya    101. Kenyataan Yang Pahit

    “Jaga omonganmu, Sulthan!”“Apa yang coba kamu katakan?”“Oh ya kamu pura-pura tidak tahu atau kamu tidak mau mengakui kesahanmu Fina?”“Baiklah akan aku ceritakan sampai mana kamu terlibat dalam masalah ini!”“Kamu tahu hanya karena kamu tidak jujur dengan Mamahmu siapa Saskia sebenarnya, Mamah kamu selalu membuatnya menderita, bahkan anakmu juga menjadi sasaran empuk umtuk melampiaskan kemarahannya.”“Sampai Saskia dinyatakan hamil lagi dan setelah mengetahui jenis kelamin cucu keduanya perempuan Mamahmu semakin membencinya, apakah aku benar Tante?”“Sampai usia kehamilan memasuki delapan bulan, Mamahmu pun merencanakan sebuah kejahatan, apakah itu benar, Tante?”“Tidak ... tidak, ja... jangan kamu dengarkan si Sulthan, Nak!”“Dan kamu Sulthan tahu dari mana masalah ini jangan kamu membuat aku dan Abbas salah paham atau ini bagian dari rencanamu, agar membuat kami bertengkar, iya kan?” tanyanya emosi.“Kenapa Tante, apakah Tante takut semuanya terbongkar di depan Abbas?”“Kurang aj

  • Nama Putriku Nama Mantannya    100. Pengakuan Abbas

    “Bos!” Bos!” teriak salah satu anak buahnya dari kejauhan dan berlari menghampiri Abbas.“Ada apa, kenapa kamu?” tanya Abbas terlihat marah.“Itu Bos ... anu Bos ... itu!”“Ada apa, kalau ngomong yang jelas!” bentaknya seketika.“Itu Bos ... anak kecil itu tidak ada di kamar!” pekiknya dengan napas ngos-ngosan.“Apa ... kenapa bisa dia hilang, bagaimana kerja kalian?” hardiknya emosi.“Tadi saya dengar ada suara yang jatuh, ya saya ke sana tetapi nggak ada, terus saya balik nggak ada yang mencurigakan, Bos,” jelasnya yang juga bingung kenapa bisa tidak ada gadis kecil itu.“Mengurus anak kecil saja tidak bisa, cepat cari sampai dapat, pasti belum jauh dari sini perginya!” perintahnya menyuruh semua anak buahnya ikut mencari.“Jika sampai terjadi sesuatu dengan anakku, akan kupastikan nyawamu juga menjadi taruhannya!” “Hahaha ... memang kamu bisa apa Sulthan, kamu tidak bisa apa-apa, bahkan tubuh mu saja susah untuk digerakkan,” ejek Abbas dan tersenyum sinis.“Dengar Sulthan, ini ada

  • Nama Putriku Nama Mantannya    99. Balas Dendam

    “Apa yang kalian mau dari aku?”“Mengapa semuanya menjadi rumit, dan mengapa kalian ingin menghancurkan keluarga kami dan sungguh terlalu kalian!”“Cepat katakan apa yang kalian inginkan dari aku?” tanya Sulthan yang masih bingung dengan semuanya ini.“Aku mau kekuasaan, kekayaan dan terlebih utama adalah nyawamu Sulthan, hahaha ... tawanya menggelegar.“Baiklah, akan aku ceritakan dari awal agar kamu mengerti apa yang kami mau dari kamu dan juga keluargamu, Sulthan!” Abbas menyeringai dan merasa puas karena satu persatu rencananya pun hampir berhasil bahkan Fina pun tidak tahu rencana sebenarnya.“Kamu mungkin tidak tahu kalau semua sudah direncanakan oleh seseorang yang mungkin kamu akan tidak percaya siapa dalang semuanya ini!”“Namun sayang, dia sudah ditangkap oleh polisi karena ulah ibumu sendiri!”“Ya, kamu pasti bertanya apa hubunganya dengan Bapak Bima Sastrowijaya Kusuma dengan masalah ini kan?” “Bapak Bima Sastrowijaya Kusuma adalah ayahku , suami dari ibuku Romlah Nirma

  • Nama Putriku Nama Mantannya    98. Siksaan

    Bu Romlah datang di akhir pertemuan mereka, dan membuat Fina bertambah bingung, siapa yang harus dipercaya toh pada kenyataannya adalah semua memang sudah direncanakan.“Apa maksud kalian semua?”“Aku tidak mengerti!” Fina hanya bisa melihat mereka yang tertawa puas atas semua tindakan yang dilakukannya berhasil membuat keluarga Sulthan berantakan.“Kamu ingin tahu bagimana dan kenapa semua ini harus dilakukan, bahkan kamu saja tidak mampu menganalisis siapa lawan dan kawanmu, Fina!”“Kamu hanya terobsesi oleh satu tujuan saja yaitu Sulthan!”“Sedangkan kami begitu banyak tujuan tetapi mengarah kepada Sulthan!”“Bahkan Oh ya adiknya juga yang bernama ... siapa namanya ...”“Papah Ridwan, Mah,” sahut Angga spontan.Seketika Fina semakin bingung saat Angga memanggil Bu Romlah dengan sebutan Mah.“Mah ... maksudmu Mamah?” tanyanya untuk meyakinkan.“Hahaha ... Fina ... Fina kamu ternyata lebih polos dari Ida.”“Ya ... kamu benar sekali, Angga Bramana Danendra adalah anak kandungku, pu

  • Nama Putriku Nama Mantannya    97. Kebenaran Yang Hampir Terkuak

    Agnes mencoba menghubungi di antara mereka tetapi tidak ada yang menjawab, membuat dirinya juga ikutan khawatir.“Berkali-kali menghubunginya sampai setengah jam kemudian tiba-tiba layar ponsel Agnes berdering.“Kringg ... Kringg ...“Siapa Nes, Ida, atau Sulthan yang telepon kamu?” tanya Ummi Syifa semringah.“Ida, Ummi!” teriaknya bahagia.“Cepat kamu angkat!”perintahnya yang tak sabar ingin mendengar suara mereka.“Baik, Ummi!”“Tunggu di speaker saja, biar Ummi bisa langsung mendengarkan suara mereka!”“Iya, Ummi!Agnes dengan segera melaksanakan perintah Ummi Syifa.[Halo, Assalamu’alaikum, Da?][Kamu di mana sih, susah sekali dihubungi, aku dan Ummi sangat khawatir dengan kalian?][Tetus ponsel Sulthan juga nggak bisa dihubungi, memang kalian itu ada di mana, kenapa nggak kabar ke kita?][Maaf, sebelumnya saya menemukan ponsel ini tidak jauh dari mobil si korban yang terbakar, Bu][Maaf, korban? Korban apa Pak, dan siapa Anda?][Kami tidak melihat seseorang di sini Bu, hanya mo

  • Nama Putriku Nama Mantannya    96. Kecelakaan

    Udara dingin menyelimuti malam itu, tidak ada rembulan atau bintang yang menerangi jalan yang mereka lalui.Di dalam mobil mereka terdiam sejenak, pandangan Ida lurus ke depan tetapi pikirannya melayang entah ke mana.Sesekali bening-bening air kristal itu keluar begitu saja dari pelupuk matanya yang indah. Tangannya mengepal memegang ujung hijabnya.Sulthan lalu memegang tangan Ida, berharap dengan sentuhan hangat dari suaminya bisa merendam amarah yang bergejolak di dalam hatinya.Dan benar saja, saat tangan Ida tersentuh oleh tangan suaminya, kepalannya merenggang dan dia menoleh ke arah Sulthan.“Terima kasih, Mas, masih ada di samping untuk menguatkanku!” “Aku nggak habis pikir jika Ibu bisa mengatakan seperti itu!”“Aku memang menyayangi Ibu, tetapi aku juga tidak mau kehilangan anakku, Mas. Aku bingung!”“Aku tidak mau ibu menganggapku sebagai anak durhaka, aku ingin Ibu tahu kalau aku memang menyayanginya tetapi aku tidak tega melihat anakku terpisah dariku, Mas ... hiks ...

DMCA.com Protection Status