“Jika pemikiran kamu seperti itu, berarti dia ingin melenyapkan kembali barang bukti, begitu?” tanya Tante Mayang bingung.“Bisa jadi bisa nggak, Tan!”“Mungkin juga karena Bu Romlah merasa kalau Ida akan menuntut balas, sehingga secara perlahan-lahan ingin membalas dendam lagi sama Ida.”“Apalagi kalau kedua orang tua Saskia akan datang kemari, dan kedua orang itu menyusul kesini, sehingga mereka beranggapan kalau keluarga Saskia akan menuntut balas melalui Ida.”“Kita mengenal mereka baru seminggu dan kebetulan mereka membeli rumah dari Pak Bandi tetangga kita dulu.”“Oh ya sebentar, Tante!” Ida lalu mencari nomor ponsel yang ingin dia telepon.“Kamu mau menelepon siapa, Da? Jangan buat panik dong?” tanya Tante Mayang gusar.“Tunggu Tante, Ida mau menghubungi Dewi anaknya Pak Bandi siapa tahu ada petunjuk dari dia!”Tante Mayang terlihat bingung dengan apa yang dilakukan menantu keponakannya itu.Ida segera menghubungi Dewi tetangga yang dulu sekaligus teman pengajiannya sewaktu mas
@Ida[Bagaimana Say, apakah kamu kenal dengan orang yang ada di foto itu?]@Dewi[Sudah, Say, dan benar ini orangnya. Wanita muda ini namanya Fina ... ya nama lengkapnya Salsabila Dafina dan itu teman beserta ibunya yang datang bersama Fina saat menandatangani penyerahan dokumen rumah ku itu, Cuma aku lupa siapa namanya, tetapi yang jelas Fina yang sudah membeli rumah papah itu, kalau kamu mau masih ada kok bukti kuitansi bermeterai atas tanda tangan dia][Memang kenapa, Say ada masalah dengan tetangga baru itu?]@Ida[Oh nggak ada apa-apa, makasih banyak loh, nanti kita ngobrol lagi. Aku tutup dulu ya Say, anakku sudah bangun, nanti kita sambung lagi, Assalamu’alaikum!]@Dewi[Wa’alaikumsalam]Ida lalu menutupnya dengan cepat dan pergi ke kamar Baby Salsa dengan terburu-buru.Saat membuka pintu kamar, Ida hampir dibuatnya terkejut melihat Tante Mayang berdiri menatap Baby Salsa dengan tajam.Namun, saat dia sadar kalau Ida yang datang tiba-tiba wajahnya kembali berubah tersenyum kem
Ida masih mencoba menghubungi Ummi Syifa tetapi belum bisa tersambung, kini beralih menghubungi kepada suaminya lagi-lagi di luar jangkauan.Ida berpikir dengan keras untuk mencari solusinya sembari mondar-mandir di kamarnya dan tiba-tiba dia pun mengingat sesuatu.“Astagfirullahaladzim, kenapa aku sampai lupa tidak menghubungi Mbok Siti?” ucapnya kembali bersemangat.Ida lalu mencoba menghubungi mbok Siti, dan keberuntungan sekarang berpihak kepadanya, karena bisa berhasil menghubungi Mbok Siti dengan cepat dan langsung diangkat oleh Mbok Siti. @Mbok Siti[Assalamu’alaikum]@Ida[Wa’alaikumsalam, Mbok Siti, Ya Allah, akhirnya, Mbok]@Mbok Siti[Ada apa Neng, kami belum sampai mungkin sekitar dua jam lagi!]@Ida[Mbok, ponsel Ummi kok nggak bisa dari tadi?][Bisa bicara sama Ummi, Mbok ada hal yang penting yang mau Ida kasih tahu]@Mbok Siti[Oh iya Neng, ponselnya Ummi kehabisan baterai jadi mati, sebentar]“Bu, Neng Ida mau bicara penting katanya,” ucap Mbok Siti dan memberikan po
“Sa-saya ... maaf Pak, saya tidak bisa mengatakannya maaf ...Pak!”“Apa yang kamu ingin katakan kepada saya, kenapa saya harus berhati-hati dengan Pak Abbas? Dia adalah teman saya kuliah dulu walaupun kami tidak terlalu akrab, paling tidak saya pernah mengenalnya,” jelas Sulthan sedikit penasaran.“Jika Bapak ingin mengetahui siapa Pak Abbas, saya ada memberikan flashdisk di saku celana Bapak, jangan memberi respon, bersikap seperti biasa saja!”“Pasti Bapak bingung kenapa saya memberikan flashdisk itu ke Bapak, padahal saya belum mengenal Anda sebelumnya.”“Percayalah sama saya, jika Bapak ingin keluarga Anda selamat jangan bermain api dengannya, jika salah melangkah malah Anda yang akan terbakar nantinya!”“Apa yang ingin dikatakan oleh Dirga? Dan mengapa dia mengatakan dari sudut pandang dia kalau Abbas adalah orang sangat berbahaya? Dan bagaimana dia sempat menaruh flashdisk itu di dalam saku celanaku?” gumam Sulthan masih tidak percaya.Dia pun mengingat-ingat kapan dia bertemu.
Fina hanya mendengarkan ancaman Sulthan, dia pun tak bergeming untuk pindah dari posisinya.Tatapan liar yang dilemparkan untuk Sulthan membuatnya lebih tidak mengenal sosok Fina yang sudah berubah seperti singa betina yang kelaparan.“Hahaha ...kamu sangat lucu, Sayang!”“Oh ... maaf, aku keceplosan, dengar ya Sayang, kamu tidak bisa mengusirku seperti ini karena apa?”“Karena aku yang akan menjadi partner bisnismu, Sayang!”“Bukankah Pak Abbas Anggara sudah memberitahumu kalau ada asisten yang akan membantu kamu dalam menyelesaikan proyek ini!”“Kamu mau tahu kenapa, karena aku juga menanamkan modal di dalam proyek ini sehingga aku juga turut andil di dalamnya. Kamu pasti suka kan, Sayang, bisa bertemu aku lagi dan kita satu tempat kerja, romantis banget!”“Apa maksud kamu, jadi kamu mengenal Abbas juga, sedangkan saat kuliah kamu tidak pernah bertemu dengannya?” tanya Sulthan penasaran.“Tepat sekali, Sayang, Abbas Anggara walaupun nama kami tidak tersohor seperti namamu di kampus,
Namun, di perjalanan Sulthan mampir dulu ke sebuah toko untuk membeli kartu sim baru. Selesai membeli Sulthan lalu kembali melanjutkan perjalanannya.Tak lama kemudian tiba-tiba Abbas, menelepon Sulthan, dia pun kembali menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan langsung mengangkatnya.Rasa emosi yang tertahankan ingin sekali menghajarnya sampai babak belur dengan tingkah yang melampaui batas.@Sulthan[Halo, kamu di mana Bas?]@Abbas[Maaf Than, aku lagi di jalan jadi tidak mengangkat panggilan dari kamu, memang ada apa Than, ada masalah di sana? Apa semua baik-baik saja kan?]@Sulthan[Tidak usah basa-basi, Bas, aku sudah tahu semuanya, apa yang kamu inginkan dari aku, kenapa kamu ingin merusak rumah tangga kami][Kamu bekerja sama dengan Fina, padahal kamu sudah tahu kalau Fina itu mantan tunanganku. Dan dengan seenaknya kamu memasukkan namanya ke dalam proyek yang aku garap][Apa tujuan kamu sebenarnya, Bas?]@Abbas[Maaf, Than, sebenarnya aku juga tidak tahu kalau Fina adalah re
“Jadi maksudmu Fina mengatakan kalau dia mempunyai anak dari aku, tetapi saat kamu lihat foto anak dari Saskia ternyata Fina berbohong lagi?” tanyanya penasaran.“Iya, Mas!” jawabnya singkat.“Kurang ajar, Fina dia mulai menunjukkan taringnya!” “Aku tidak tahu kalau Fina bisa berbuat nekat seperti ini, entah apa yang ada dipikirannya, apa lagi dia bekerja sama dengan Abbas.”Jadi intinya mbak Fina akan membuatmu bertanggung jawab dan menyuruhmu dengan menikahinya!”“Sangat licik mereka, ternyata ini semua konspirasi yang nyata dan kita tidak melihatnya.”“Entah balas dendam apa yang dimaksud dalam ceritanya itu, apakah ada masalah antara Ummi dan Tante Mayang dulu? “tanya Ida yang masih menjadi teka-teki.“Setahuku Ummi tidak pernah ada masalah dengan keluarga, Tante Mayang itu kalau nggak salah pernah sih Ummi cerita kalau dia itu adik angkatnya Ummi, makanya dia menikah dengan Om Ridwan.”Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan, sehingga keluarga Ummi yang mengambil Tante Ma
@Agnes[Aku sudah mengatur semua rencana di sini bersama Manda dan Siska, tetapi kamu harus berjanji sama kamu kalau setelah masalah ini selesai kamu harus menaikkan gaji kami sebanyak dua puluh lima persen, bagaimana?]@Ida[Di sini ada Abbas dan Fina di sana ada sekretarisku yang memerasku!]@Agnes[Ayolah, Than beramal dengan kami tidak akan membuat rezekimu surut, apalagi dengan kita]@Ida[Oke, baiklah apa rencanamu?]@Agnes[Kamu memang Bos yang pengertian][Dengar, Abbas pasti akan menyelidiki semua kekayaanmu dan ingin membuatmu bangkrut][Rencananya aku akan memindahkan sebagian harta warisan kamu atas nama Dafina Salsabila...]@Ida[Kamu nggak waras, Nes, masa kamu mau memberikan hartaku sama Fina, sedangkan aku menghindar darinya]@Agnes[Makanya dengar dulu Than, siapa juga yang suruh hartamu ke Fina?][Kamu lupa kalau nama anakmu juga sama dengan mantamu itu]@Ida[Oh ya aku tidak berpikir sampai sana, tetapi apakah rencana ini berhasil]@Agnes[Nama mantanmu dan anakmu h