Share

105

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-31 08:35:33

Aku tengah menyiapkan pakaian sekolah anak-anak untuk hari Senin saat Mas Kevin mengetuk pintu dan terlihat ragu untuk melangkah masuk ke dalam rumah kami.

"Assalamualaikum."

"Walaikum salam."

Mengingat insiden yang terjadi di Surabaya, lelaki itu tidak berani memandang mataku dia terus menunduk dan gelisah sekali.

"Maaf jika kedatanganku tidak tepat waktu tapi Mas Fadli memanggilku."

"Iya, aku tahu. Duduklah aku akan membangunkan dia di kamar."

"Baik," balasnya sambil mengambil posisi.

Aku beranjak menuju ke kamar berusaha membangunkan suamiku yang tengah pulas di tempat tidur.

"Mas." Aku menyentuh wajahnya perlahan dan membisikinya.

"Ya." Lelaki itu menggeliat perlahan lalu mengerjapkan matanya.

"Ada Mas Kevin."

"Baiklah suruh dia menunggu aku akan cuci muka."

"Iya, Mas."

Ketika keluar dari kamar dan kembali menutup pintu meskipun menatap padaku dengan wajah harap-harap cemas yang penuh dengan ketakutan.

"Apa Mas Fadli terlihat marah?"

"Enggak."

"Aku cemas sekali," desahnya sambil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    106

    Seperti permintaan Mas Fadli aku pergi ke pabrik, dengan diantar sopir pagi pagi sekali, aku meluncur ke sana.Di tempat itu aku sudah ditunggu oleh Mas Kevin, diambang pintu dia menunggu dan membungkuk menyambut saat aku keluar dari mobil."Selamat pagi, Nyonya.""Pagi, apa kau datang pagi sekali dan membereskan kekacauan sebelum aku tiba?"Dia tersenyum tipis dan mengangguk perlahan,"Sejujurnya iya, tapi tidak semuanya," jawabnya, ada raut malu di wajahnya tapi dia berusaha menetralisir hal itu.Aku berkeliling dan menyuruh staf gudang untuk membongkar beberapa tumpukan stok barang memastikan bahwa setiap packingan tidak ada yang terbuka, karena robek sedikit saja bisa jadi masalah. Aku juga menyuruh para staf lain untuk mengatur ulang barang-barang lama agar memudahkan untuk dimuat ke atas truk, juga memeriksa semua lemari pendingin dan temperaturnya."Apa kemarin teknisi tidak memperbaiki pendingin ini?""Sudah nyonya.""Apa sudah dipastikan bekerja dengan baik?""Sudah Nyonya."

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    107

    Setelah ditegur lelaki itu merasa sangat malu dia hanya menundukkan kepala sambil mengusap wajahnya."Baiklah aku akan pulang.""Iya, Nyonya.""Sebentar lagi pabrik akan dibuka, alat-alatnya akan diantar dan kami akan merekrut banyak karyawan. Aku rasa, itu adalah peluang demi meningkatkan nilai dan gajimu, kau harus terlihat kompeten agar mas Fadli memilihmu sebagai kepala pabrik.""Iya, Nyonya Terima kasih atas saran dan perhatiannya, Anda begitu baik dan sangat memperdulikan kami.""Aku memperdulikanmu karena kebaikan hatiku, tapi jangan memanfaatkanku dan menganggapku bodoh."Aku langsung mengambil tasku dan meninggalkan dirinya yang masih termangu sendirian, mungkin malu atau mungkin mencerna kata-kataku.**"Apa lancar?" Aku tiba di rumah dan langsung menemui suamiku di ruang keluarga Dia sedang bersantai dan menonton tayangan netflix."Iya Mas sudah kuperiksa semuanya." "Bagaimana dengan pabrik apa semuanya sudah selesai?"Tukang sedang melakukan finishing dan pemasangan pintu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    108

    "jadi Sudah berapa lama kau hamil?""Aku baru mengetahuinya. Mungkin sebulan," ujar wanita itu."Alhamdulillah, anak akan jadi pengikat hubungan antara orang tua serta memperkuat tali silaturahmi keluarga. Kupikir hubungan kalian berkembang dengan baik sehingga kau dengan segera mengandung anaknya Kevin," ujar suamiku sambil tersenyum tulus pada wanita itu, sementara Mila hanya tertawa miris.Dia sepertinya tidak terlalu bahagia dengan itu, mas Kevin juga hanya diam sambil menelpon keningnya dengan tangan, Mila nampak tak bersemangat, roman wajahnya terlihat pucat dan cekungan di matanya tak mampu menutupi bahwa Ia memang kurang istirahat dan banyak pikiran. "Jadi kau yang datang ke sini untuk memberitahuku, kalau aku akan punya cucu baru?" tanya ibu Jihan sambil mengejarkan pandangannya pada dua sejoli itu."Iya, kuharap bunda senang," jawab Mila."Baguslah, aku senang," jawab ibu Jihan mengangguk tapi tak segaris senyum pun tergambar di wajahnya. Entah dia masih benci ataukah wani

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    109

    "Jadi, tante Mila itu hamil beneran atau pura-pura?" Tiba-tiba cinta datang ke dapur dan bertanya saat aku kebetulan sedang memasak. "Masa hamil pura-pura sayang, 'kan nanti di perutnya juga kelihatan.""Berarti nenek akan menerima tante Mila?""Ga tahu Sayang.""Berarti nenek akan punya cucu lain selain kami jadi pasti nenek akan menyayanginya."Aku langsung menghentikan kegiatanku di dapur dan mengajak anak untuk duduk sejajar denganku."Dengar, siapapun yang datang dan pergi dalam kehidupan kita, itu tidak boleh menjadi pengaruh yang besar yang akan merusak fokus dan mengganggu pikiran. Mungkin Ayahmu akan punya anak baru dan dia akan lebih menyayanginya tapi dia tetap akan menyayangimu dan kakakmu.""Tidak punya anak saja Ayah sudah lalai, apalagi kalau punya.""Nanti bunda akan bicara padanya.""Ga usah, percuma.""Apa kau takut ayahmu tidak lagi peduli denganmu?" Aku bertanya dengan lembut sambil membelai kepalanya."Tidak, toh, kami juga punya ayah sambung di rumah.""Jadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    110

    Lama aku dan dia saling berpandangan, wanita itu kemudian tersenyum aneh dan menggeleng pelan. Aku yang selalu memiliki niat baik di hatiku berusaha untuk mencoba mencairkan suasana dan memperbaiki hubungan.Aku dorong kereta belanja ke arah dirinya dan menyapanya."Hai.""Hai." Dia seperti ingin kabur dari tempat itu tapi terlalu canggung untuk melakukannya. Bagaimana pula dia tidak akan menjawabku kalau aku adalah istri atasan suaminya."Masya Allah, perutmu sudah membesar, apa bayinya sehat?""Iya, sangat sehat," jawabnya sambil memilih susu, dia melihatku dari atas ke bawah, melihat penampilanku yang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Jauh lebih berkelas dibanding saat aku masih terikat dengan mas Kevin dan jadi istrinya. "Kau sendirian.""Ya, apa boleh buat, Mas Kevin terjebak di gudang dan jarang bertemu denganku. Sudah 7 bulan kehamilan dan kami belum melakukan acara syukuran apapun semua itu karena ia terlalu sibuk pada perusahaan.""Oh benarkah?""Ahhh, tak masalah." Wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    111

    Kabar yang kuterima seperti mentari yang terbit setelah mendung panjang. Aku tak menyangka jika tuhan menjawab doa-doaku secepat ini. Alhamdulillah dengan sedikit effort dan kecanggihan teknologi, serta biaya yang tidak sedikit, aku berhasil hamil.Setelah diperiksa dan diketahui bahwa aku mengalami sedikit kendala untuk punya anak lagi secara alami, aku dan Mas Fadli segera memutuskan untuk melakukan prosedur bayi tabung. Alhamdulillah, proses tersebut berhasil di percobaan pertama. Tespek berhasil garis dua dan membuatku sangat bahagia. "Mataharinya cerah ya, Mas," ucapku membuka percakapan, di meja makan, suamiku sedang makan roti dioles keju dan saus strawberry. Kuperhatikan siluet wajahnya dari samping, dia tetap tampan, kacamata dengan tangkai coklat itu selalu bertengger di sana, dia mengesap kopi dan mengunyah roti sementara aku terus memandangnya."Ada apa?" Dia seperti menyadari bahwa aku sejak tadi memperhatikannya, aku tersenyum sementara ia membalas sambil menggeleng g

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    112

    Seminggu setelah bertemu di rumah sakit dengannya, kudengar kabar kalau Mila masuk rumah sakit, wanita itu dilarikan ke rumah sakit karena dia akan melahirkan putranya. Mas Kevin menelponku dan minta izin agar dia bisa absen kerja demi menemani istrinya itu."Mas Fadli ada.""Dia di Surabaya, baru berangkat tadi pagi.""Kalau begitu aku ingin minta izin.""Kenapa?""Sepertinya Mila mau melahirkan jadi aku akan menemaninya.""Oh, segera pergi.""Segala tugas perhitungan dan pengiriman sudah saya setorkan kepada admin dan staf jadi mereka akan kirim laporannya sore nanti.""Ok.""Terima kasih Bu.""Sama sama." Berikan izin dan kubiarkan dia pergi karena aku tahu betapa seseorang sangat khawatir akan keselamatan istri dan anaknya. Dulu saat aku mau melahirkan Daffa dan sinta, dia pun meninggalkan pekerjaannya di bandara untuk menemaniku, baginya momen kelahiran anak adalah hal yang tidak bisa dilewatkan, karena itu adalah pertarungan jiwa dan nyawa. Penting baginya untuk mendamping

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    113

    Seusai menjenguk anak mas Kevin, aku dan kedua anakku meluncur pulang. Masih dengan motor yang sama, aku membonceng anak-anak dan selalu nyaman mengantarkan mereka dengan itu. Aku belum tergerak sekalipun untuk belajar mengemudi dan bergaya seperti wanita kaya pada umumnya, jadi sosialita dan beli mobil mewah lalu mengendarainya sendiri. Aku sadar, bahwa segala yang kumiliki adalah uang suamiku jadi tidak pantas bagi diri ini untuk bermegah-megahan dengan cara berlebihan. "Bunda, kasihan juga ya, Ayah dan anak bayinya.""Iya, kasihan.""Apa kita bisa menolong?""Aku malu minta tolong pada ayah tiri kalian. Mas Fadli terlalu banyak menolong Mas Kevin, dulu dia membayar 200 juta untuk operasi Mila, rasanya canggung saja jika harus minta pertolongan untuk kedua kalinya.""Iya juga ya, Bunda.""Kalaupun Mas Fadli mau menolong biarlah itu datang dari inisiatifnya sendiri.""Lalu, bagaimana bunda akan menolong bayi itu apa kita tidak akan menolongnya sama sekali?""Bunda akan mengusaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07

Bab terbaru

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    mulai hari ini

    setelah rangkaian kesulitan hidup yang susah sekali dikembalikan untuk jadi lebih baik, perlahan aku mulai berjuang untuk Mila, mulai membuka hati dan serius mencintainya. mulai menerima kenyataan bahwa Fathia bukan jodohku dan istriku sekarang adalah Mila. Aku berhenti mengejar Fatia dan berharap dia akan bersimpati padaku, aku memutuskan untuk menerima kenyataan, berdamai dengan apa yang kumiliki dan menjalani apa yang bisa kujalani. Aku tahu aku punya banyak hutang pada Mas Fadli yang itu merupakan suami Fatia, meski ingin sekali keluar dari tempat ini tapi aku terikat kontrak dengan mereka sehingga aku harus bertahan untuk melunasi semua itu sembari bertahan hidup untuk istriku. Hutang pengobatan Mila juga masih ada padaku, berikut juga dengan PR untuk memperbaiki apartemen kami serta mengembalikan sisa uang pembeli yang tempo hari membatalkan pembeliannya. hidupku seakan di lantai oleh hutang-hutang yang tidak terhitung banyaknya. jika aku menanggapi itu dengan pikiran ke rumah

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    besok hari

    Besok hari, sebelum berangkat kerja aku mampir ke rumah ibuku, Aku ingin bicara sedikit dengan beliau dan mendiskusikan tentang istriku. ucapkan salam dan kebetulan Ibu sedang ada di meja makan, beliau sedang sarapan dan menikmati secangkir kopi bersama ayah. "selamat pagi bunda?" "pagi sayang." Ibu menerima kecupan dariku, dan ayah juga kucium tangannya. "tumben mampir kemari, biasanya kau akan langsung ke gudang dan pabrik kakakmu?""Aku rindu dengan ibu karena sudah lama tidak mampir, Aku benar-benar merindukan kalian.""ah kau ini...." Ibu menepuk bahuku sambil tertawa. "Bu aku ingin bicara sedikit denganmu.""ada apa?" Ibu mengalihkan perhatian dan menatapku. "meski sulit dan menyebalkan ... tapi aku benar-benar berharap Ibu mau memaafkan kami... Tolong maafkan aku dan berilah mila kesempatan untuk jadi menantu yang baik," pintaku dengan nada yang berhati-hati. "tumben bilang begitu?" Ayah yang heran menatap diri ini dengan lekat. "kemarin itu ucapan Bunda membuat istrik

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    istriku sedih

    karena diusir sedemikian rupa kami tidak punya pilihan lain selain pergi. ku bawa istriku kembali lalu bersama dengannya kami menaiki mobil perusahaan untuk kembali ke rumah. "kupikir ibumu ada benarnya Mas," desah wanita itu memecah keheningan di mobil kami. "apa maksudmu?""baginya menantunya hanya Mbak Fathia, dia menyayanginya dan wanita itu memang pantas mendapatkan kasih sayang yang besar.""tapi dia bukan lagi istriku, jadi Ibuku harus menerima kenyataan bahwa kamulah satu-satunya menantu." aku menggenggam tangannya, berusaha membuat dia tenang. terasa sekali kasarnya kulit karena bekas luka bakar, membuat hati ini terenyuh. aku tahu istriku salah terlalu banyak bersikap sombong dan arogan, tapi kekesalan jadi kecemburuannya setiap hari bertemu dengan Fathia terpatik gara-gara diriku. andai aku lebih bisa menjaga hati dan perasaannya mungkin semua musibah itu tidak akan terjadi. mungkin jika istriku akan lebih tenang tidak perlu terjadi musibah yang betul-betul membuat di

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    mungkin aku terkesan

    "sepertinya kau terkesan dengan kebaikan fatia barusan?"tanya istriku saat aku dan dia mencuci piring dan Fathia sudah pulang. "aku terkesan karena dia mau memaafkan kita dan mau turun tangan membersihkan tempat ini untuk membantumu," jawabku. "aku sendiri terpukau dengan kebaikan mantan istrimu itu. kupikir dia akan terus memusuhi kita tapi ternyata dia punya ketulusan yang tidak kubayangkan." istriku mencuci tangannya dan mengeringkannya disobek, aku tidak mengerti maksud tetapannya tapi sepertinya dia sedikit resah. "mungkin wajar saja jika kau masih mencintai dan berharap bisa berhubungan baik dengannya."aku segera meraih tanganmu lah begitu mendengar dia mengatakan hal tersebut. tersenyum diri ini sambil mengetuk keningnya dan kupeluk dia dengan erat. "dia memang sebaik itu tapi sekarang hanya kau satu-satunya cinta di hatiku.""tidak usah menghiburku dengan kalimat itu,"jawab Mila sambil mendorong dada ini dengan ujung jemarinya, wanita yang kulit wajahnya belum begitu rata

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    Apartemen kumuh

    hampir 20 menit berkendara dengan segala kegalauan hati memikirkan apakah apartemen itu masih layak dihuni atau tidak mengingat hampir 1 tahun tidak di sana kupikir sudah ada beberapa bagian yang merembes, kamar mandi juga merembes dengan cat dinding yang sudah mengelupas, beberapa bagian dinding juga retak dan tidak layak, mereka juga lembab dan jamuran tapi aku bisa apa hanya itu satu-satunya tempat yang bisa dituju untuk sementara ini. mungkin aku bisa membayar kontrakan, tapi bagaimana aku akan mencukupi pengobatan Mila, sementara uang itu juga untuk makan dan transportasi sehari-hari. aku harus berusaha mencukupi gajiku ditambah dengan potongan perusahaan yang sempat ku pinjam untuk operasi istriku. kupandangi wajah Mila dan raut kesedihan yang terlihat di matanya, dia berkaca-kaca tapi wanita itu berusaha menyembunyikan kesedihannya. rumah ibunya terlalu nyaman selama ini kami tidak pernah berpisah dengan mereka jadi mungkin istriku harus membiasakan diri dan merasakan kerin

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    bukankah ...

    "mau kemana?" Tanya istriku cemas."aku mau pergi, sudah terlalu lama kita diinjak-injak, aku sudah tak sanggup lagi.""tapi...." Mila nampak ragu melihatku yang terus berkemas, dia sepertinya bimbang hendak tetap berada di sini ataukah ikut dengan suaminya yang tidak berdaya ini."aku tahu aku harus menghargai mertua, Aku tahu aku harus menjunjung mereka tapi ini benar-benar keterlaluan, Mil. aku masih punya harga diri.""sebagai orang tua mami pasti terlalu mengkhawatirkanku sehingga dia berkata seperti itu.""aku juga memposisikan diriku sebagai dia. Aku membayangkan putriku harus hidup dalam kesulitan bersama suami yang dicintainya. tapi, aku akan menahan diri dari ucapan menghina orang lain," balasku Dengan hati Yang benar-benar Sakit. ingin rasanya menangis tapi aku malu pada genderku sendiri. aku laki-laki yang harus terlihat tegar tapi ada kalanya perasaan ini rapuh dan sedih. "aku sudah berusaha sekuat tenaga Tapi saat tuhan hanya memberi terbatas, aku bisa apa!! Aku juga ma

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    berbaikan

    orang ke sini isinya Mertuaku begitu dia tahu kalau aku dan istriku pergi makan malam ke rumah Fatia, wanita itu mencemooh dan terus berceloteh kalau kami adalah orang-orang yang tidak punya harga diri dan rela menghamba pada keluarga Fatia. "sudah tahu kalau wanita itu yang membuatmu menderita, kini kau pergi dan menjalin hubungan baik dengannya? ada apa denganmu?!""mi, dia kan Bos kami, Jadi kami harus tunjukkan itikad baik Kalau Kami berkomitmen untuk bekerja dengan benar dan berdamai.""apa untungnya, lihat wajah, tangan dan tubuhmu yang sudah cacat itu! dengan segala keburukanmu itu kau datang padanya dan minta maaf? ke mana harga dirimu. bukankah selalu kubilang kalau kau harus menghargai dirimu sendiri sebelum menghambakan diri ke orang lain!""kami tidak menghambakan diri mami, aku dan mereka memang harus menjalin hubungan baik karena suamiku dan suaminya Fathia adalah sepupu. mereka adalah keluarga dekat dan mau tidak mau kami akan berbaur.""Tapi kau bisa menghindarinya...

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    sehabis makan malam

    sehabis makan malam Fathia dan asisten rumah tangganya membereskan Piring dan membawanya ke dapur, Mila sendiri sedang berusaha mendekatkan dirinya pada anak-anak kami, dia mengobrol dengan mereka dan mulai berusaha membangun kepercayaan kedua anakku. Mas Fadli izin sebentar karena dia ada tamu yang sedang menunggunya di depan, jadi kakak sepupuku itu membiarkan aku dan Mila duduk di ruang keluarga bersama anak anak."bentar ya aku mau minum," ucapku pada Mila."iya Mas."kulangkahkan kakiku menuju ke dapur, di sana terlihat Fathia sedang membereskan sisa makanan dan membantu asisten rumah tangganya untuk merapikan piring-piring di wastafel. "mba, Ini sisa makanan masih banyak mungkin boleh dibagikan ke orang-orang yang nongkrong di depan atau yang membutuhkan saja.""iya Bu." jawab pembantunya yang terlihat masih muda itu. "fat."panggilanku membuat dia menghentikan kegiatannya membungkus sisa makanan. "ada apa?""aku benar-benar terkejut dengan kebaikan hatimu. kupikir kau akan

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    membujuk istri

    "maaf, karena aku terpaksa mengikuti aturan dan permintaan bosku," ujarku saat berhasil menyusul Mila, dia pulang lebih cepat dari yang kuduga. "kurasa kita harus cari tempat lain untukmu bekerja." "iya. tapi, tunggu hutangku lunas yaa," balasku membujuk. "mau kapan lunas hutangmu, sementara uang yang kita pinjam itu ratusan juta Mas?" "jika kau tahu itu, tolong berdamailah dengan kenyataan. kita harus berjuang dan bertahan." "jadi, tidak ada pilihan lain dalam hidup kita?" "tidak ada." wanita yang masih terlihat bekas luka bakar di tangan dan tubuhnya itu hanya bisa mendesah lemah dan meneteskan air mata. dia menangis lalu memelukku. "apa yang harus kulakukan Mas?" "kita harus bertahan dan realistis, Ayo kita minta maaf dan jalin hubungan baik karena mau bagaimanapun kita tetap bergantung pada keluarganya Fathia." "pada pilihan lain?" "tetap tidak ada. berbaikanlah dengannya, toh, Aku dan Dia tidak punya hubungan lagi. wanita itu, juga kabarnya sedang hamil. ja

DMCA.com Protection Status