Ini hari ke 7 Reyhan di rawat di rumah sakit. Pagi ini ia akan kembali ke kediaman Nicolas. Selama ia sadar dari koma, Zeira tidak pernah lagi mengunjunginya ke rumah sakit, wanita hamil itu lebih memilih menunggu di rumah, ia takut hatinya semakin sakit dan terluka jika Reyhan akan mengusirnya lagi.
Sebenarnya ia sangat bahagia saat Bara mengabarinya, kalau Reyhan akan pulang pagi ini. Tetapi ia juga sedih, karena Reyhan tidak mengenalinya. Yang ia lakukan saat ini hanya duduk di balkon kamarnya dan memandang ke arah gerbang. Ia sudah berjanji di dalam hati, kalau dia tidak akan menyambut kepulangan Reyhan.
Butiran bening menetes dari kedua bola mata birunya, saat ia melihat mobil Reyhan memasuki gerbang. Ingin rasanya ia berlari mengejar dan memeluk Reyhan dengan erat. Tetapi ia mengubur dalam-dalam keinginannya, karena hal itu akan membuat hatinya semakin terluka. Ia bangkit dari kursi dan melangkah masuk ke dalam kamar. Zeira menjatuhkan bokongnya di atas sofa, jar
Dua bulan telah berlalu, kini Reyhan sudah kembali pulih dan beraktivitas seperti biasa. Namun akhir-akhir ini ia lebih sibuk di bandingkan hari-hari sebelumnya. Saat ini usia kandungan Zeira sudah memasuki 9 bulan, wanita hamil itu bertingkat lebih aneh di Bandingkan sewaktu hamil muda, terkadang ia meminta Reyhan memasak makanan untuknya di saat tengah malam, kadang ia tidak mengizinkan Reyhan untuk berangkat ke kantor dan mengurungnya satu harian di dalam kamar. Hal itu membuat pekerjaan Reyhan menumpuk, di tambah lagi, ia harus mengurus gedung, karena beberapa hari lagi Roy dan Vivi akan bertunangan."Mas....besok jadi kan, kita beli perlengkapan baby?" Tanya Zeira. Saat ini mereka sedang makan malam."Bahasanya nanti saja, habiskan dulu makanan kamu" sahut Reyhan. Pria tampan ini memang sejak kecil tidak suka makan sambil berbicara, ia persis seperti ayahnya, lebih suka suasana hening di saat makan."Iya deh..." Zeira sedikit kesal dengan jawaban Reyhan. Ia
Sepanjang jalan Zeira selalu mengoceh, ia selalu merengek karena kecewa kepada Reyhan. Bukannya kasihan wanita hamil itu malah memaksa Reyhan untuk mengambil jambu air yang ada di depan rumah tetangganya.Dengan berat hati, Reyhan memaksa kakinya yang sakit melangkah mendekati pos security, untuk meminta izin."Permisi pak" ucap Reyhan dari balik pintu gerbang."Iya pak Reyhan. Ada yang bisa saya bantu?" Sahut security dengan kening yang mengkerut. Ia bingung kenapa Reyhan tengah malam datang kesana."Pak, boleh aku minta sedikit jambu airnya?""Boleh boleh boleh pak, silahkan" security itu langsung mendorong pagar untuk memberikan jalan kepada Reyhan. Ia tidak perlu bertanya untuk apa, sebab security itu sudah tahu kalau Zeira sedang mengandung."Pasti untuk ibu Zeira?" Ucap security sambil melangkah menyeimbangi langkah Reyhan menuju pohon jambu yang terletak di dekat garasi mobil."Hehehe. Iya pak. Kok tahu ?" Tanya Reyhan.
Wajah Zeira berubah menjadi murung semenjak bertemu dengan Mita, wanita hamil itu tiba-tiba saja tidak memiliki semangat, bahkan ia sempat menolak untuk pergi berbelanja perlengkapan baby.Hal itu mengundang rasa penasaran Reyhan, ada apa sebenarnya antara Zeira dan Mita?. Tetapi Reyhan berusaha untuk bersikap biasa saja dan tidak bertanya kepada Zeira, namun ia sudah meminta Bara untuk mencari tahu tentang Mita.Sepanjang perjalanan dari kediaman Nicolas hingga tiba di Mall, Zeira hanya diam. Reyhan bisa melihat jelas, ada rasa benci, marah dan kecewa di wajah wanita hamil itu. "Sayang, kenapa diam terus dari tadi ? Apa mas ada salah ?" akhirnya Reyhan membuka mulut untuk memecah keheningan di antara mereka. Saat ini mereka sudah tiba di parkiran salah satu mall di pusat ibu kota."UM...iya mas" sahut Zeira dengan gugup."Sayang, kamu kenapa sih ?" Reyhan kembali bertanya."Enggak apa-apa sayang. Ayo kita turun, aku sudah enggak sabar lagi, mau mi
Roy tidak bisa tidur karena penasaran, dengan apa yang di beli Vivi dari apotek. Tadi wanita cantik itu tidak mengijinkannya untuk masuk, ia hanya di minta menunggu di depan apotek. Saat pulang dari apotek, Vivi langsung masuk ke dalam kamarnya. Karena semakin penasaran, Roy keluar dari kamar, dan melangkah menuju kamar Vivi yang tepat di samping kamarnya.Tok....tok...tok... Pada ketukan yang ketiga, pintu terbuka. Roy langsung gagal fokus melihat wajah Vivi yang semakin pucat, mata wanita itu terlihat merah dan sedikit bengkak, seperti habis menangis. "Apa saya boleh masuk ?" tanya Roy, karena dari tadi Vivi hanya diam di balik pintu dan tidak mempersilahkan Roy untuk masuk."UM...tentu saja" sahut Vivi sambil membuka pintu semakin lebar"Vi, kamu lagi sakit ya?" Tanya Roy, setelah mereka duduk di atas sofa yang ada di kamar Vivi."Enggak. Kenapa kamu bertanya seperti itu ?" Vivi kembali bertanya. Sebenarnya di dalam hatinya saat ini, seperti getaran sp
Tuan bisa memasukkan jarinya tapi tunggu nona Zeira melahirkan dulu" goda sang dokter."Ini sudah bukaan 2. Sebaiknya kita ke rumah sakit saja tuan" lanjut dokter setelah menarik tangannya."Baik dokter" Reyhan lansung masuk ke dalam kamar untuk membersihkan tubuhnya. Sementara dokter membantu pelayan untuk menyusun barang-barang Zeira yang akan di bawa ke rumah sakit kedalam bagasi mobil."Mas buka pintunya" panggil Zeira dari balik pintu kamar mandi. Ia juga ingin membersihkan tubuhnya sebelum berangkat ke rumah sakit. Reyhan langsung membuka pinta setelah mendengar suara Zeira. Pria tampan itu membuat pintu dengan tubuh yang telanjang tanpa sehelai benang."Ada apa sayang ?" Tanya Reyhan."Aku mau mandi" Zeira langsung menerobos masuk, jantungnya dak dik Duk saat melihat dada bidang Reyhan yang seksi. Walaupun ia sudah sering melihatnya, tetapi jantungnya selalu berdebar."Loh.. kok mandinya di situ ?" Protes Reyhan, karena Zeira mandi di
selamat siang" sapa MitaVivi langsung melangkah ke arah pintu dan mencengkeram tangan Mita, lalu membawanya keluar. "Jangan coba-coba untuk menghancurkan rumah tangga Zeira" ucap Vivi dengan tegas, setelah mereka tiba di depan pintu toilet."Hahahaha" Mita tertawa mencibir. "Apa kamu tidak sanggup jika aku membongkar semuanya ?" Cibir Mita dengan menyeringai licik."Tutup mulutmu, itu bukan urusanmu. Kamu hanya wanita yang tidak tahu malu. Kau ingin memanfaatkan semuanya agar mendapatkan uang dan kemewahan" sentak Vivi dengan lantang."Aku akan tutup mulut, jika kamu dan Zeira memberikan sesuai yang aku inginkan" Mita memberikan satu lembar kertas kepada Vivi."Dasar tidak tahu malu. Kamu hanya bisa memeras orang demi hidup mewah" Vivi meraih kertas yang di berikan Mita dan memasukkan ke dalam saku celananya, lalu pergi meninggalkan Mita dan kembali ke ruangan Zeira."Apa dia temanmu ?" Tanya Roy setelah Vivi kembali ke kamar Zeira.
Pagi ini Zeira sudah kembali dari rumah sakit. Rasa bahagia dan terharu menyelimuti hati dan perasaannya, di mana saat ia tiba di kediaman Nicolas sang ibu mertua dan seluruh pelayan serta tukang kebun dan penjaga sudah menyambut kepulangannya dan keluarga baru Nicolas yaitu baby Andrian Almer Nicolas. Nama yang unik dan memiliki arti yang baik yaitu jantan, berani, gagah dan pria yang mulia. Nama itu sudah sejak lama terlintas di pikiran Reyhan, sebelum mereka kembali ke kediaman Nicolas Reyhan sudah memberikan nama itu kepada dokter untuk keperluan surat kelahiran."Selamat datang sayang" Fina sang ibu mertua menyambut kedatangan Zeira yang melangkah di depan sedangkan Reyhan mengikutinya dari belakang sambil menggendong baby Andrian."Maaf, mama tidak datang menjenguk kamu ke rumah sakit, mama ingin memberikan kamu kejutan ini" lanjut Fina sambil mengelus punggung Zeira. Saat ini mereka sedang berpelukan."Enggak apa-apa mah, aku tidak menyangka kalau mama ak
Satu Minggu telah berlalu di mana hari ini keluarga Nicolas sedang sibuk mempersiapkan pernikahan Roy dan Vivi yang akan di langsungkan 3 hari lagi. Selama satu minggu ini juga Vivi dan Roy sudah tinggal di kediaman Nicolas bersama keluarga besar.Selama satu minggu ini juga Vivi dan Zeira di landa rasa cemas dan takut, jika bisa memilih kedua wanita yang bersahabat sejak kecil itu, akan memilih lebih baik mati daripada hidup.Zeira yang baru melahirkan tidak di izinkan untuk keluar rumah oleh Reyhan dan ibu mertuanya, sementara orang yang mengirimkan video ke ponsel Vivi selalu mengirim pesan dan meminta bertemu."Mas hari ini aku bisa enggak keluar rumah sebentar saja ?" Ucap Zeira sambil merapikan dasi sang suami."Tidak" jawab singkat Reyhan."Mas, semenjak hamil sampai melahirkan berat badan aku naik terus, jadi bajuku gak ada yang bisa di pakai lagi rencananya kalau mas izinkan aku mau keluar cari baju sama Vivi ke toko langganan keluar