Satu Minggu telah berlalu di mana hari ini keluarga Nicolas sedang sibuk mempersiapkan pernikahan Roy dan Vivi yang akan di langsungkan 3 hari lagi. Selama satu minggu ini juga Vivi dan Roy sudah tinggal di kediaman Nicolas bersama keluarga besar.
Selama satu minggu ini juga Vivi dan Zeira di landa rasa cemas dan takut, jika bisa memilih kedua wanita yang bersahabat sejak kecil itu, akan memilih lebih baik mati daripada hidup.
Zeira yang baru melahirkan tidak di izinkan untuk keluar rumah oleh Reyhan dan ibu mertuanya, sementara orang yang mengirimkan video ke ponsel Vivi selalu mengirim pesan dan meminta bertemu.
"Mas hari ini aku bisa enggak keluar rumah sebentar saja ?" Ucap Zeira sambil merapikan dasi sang suami.
"Tidak" jawab singkat Reyhan.
"Mas, semenjak hamil sampai melahirkan berat badan aku naik terus, jadi bajuku gak ada yang bisa di pakai lagi rencananya kalau mas izinkan aku mau keluar cari baju sama Vivi ke toko langganan keluar
Satu malam ini Zeira tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang di ceritakan Vivi sore tadi, ia tidak tahu harus mencari uang sebanyak itu dari mana, jika tidak di berikan ! Mungkin saja Mita akan datang di saat acara pernikahan Vivi, hal itu akan membuat ia dan Vivi akan malu bukan hanya mereka berdua tetapi semua keluarga Nicolas akan ikut malu dan reputasinya akan tercoreng."Mas...." Panggil Zeira dengan lembut."Hm" sahut Reyhan yang terbaring di samping Zeira."Aku bisa enggak Hm......anu" Zeira ragu untuk mengatakan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya saat ini.Reyhan membuka kedua bola matanya dan memiringkan tubuhnya menghadap Zeira "anu apa sayang ? Jangan katakan kalau kamu lagi menginginkan sentuhan dari aku" protes Reyhan. Ia berpikir kalau Zeira menginginkan sentuhan."Apa sih mas ? Pikirannya mesum terus" cibir Zeira dengan memayungkan bibirnya."Terus kamu mau anu apa ?" Reyhan tersenyum licik "mau ini ?" Reyhan langsu
Setelah selesai fitting baju, Vivi meminta izin kepada Roy ingin menemui ibunya, hanya ini cara satu-satunya agar ia bisa bertemu dengan Mita. Roy yang tidak merasa curi langsung memberikan izin kepada calon istrinya itu sementara ia langsung berangkat ke kantor. Pria tampan itu harus menyelesaikan semua tugasnya hari karena mulai besok sampai satu Minggu ke depan ia tidak akan masuk kantor.Vivi menaiki taksi online yang ia pesan dari ponselnya menuju tempat di mana ia akan bertemu dengan Mita. Setelah tiba di kafe, ia sudah melihat Mita duduk manis di sebuah meja yang terletak di sudut ruangan sambil meminum satu gelas Lemon Tea."Apa kamu sudah membawa uangnya?" Tanya Mita saat Vivi baru tiba bahkan belum sempat duduk."Aku akan memberikannya, setelah kamu menghapus video itu dari ponselmu" ancam Vivi dengan wajah sangar yang siap untuk menerkam."Tenang saja Nyonya, santai......tarik napas yang dalam lalu hempaskan" cibir Mita sambil menyodorkan
Zeira memejamkan mata berpura-pura tidur di atas ranjang, ia merasa takut karena Reyhan dari tadi hanya mondar-mandir di dalam kamar. Satu hal yang terlintas di dalam pikiran Zeira yaitu, Reyhan pasti akan menceraikannya setelah ia sembuh dan membiarkannya membusuk di dalam jeruji besi. Keluarga Nicolas bukan lah keluarga sembarangan, jadi tidak mungkin mereka menerima seorang pembunuh menjadi bagian dari keluarganya. Hati Zeira semakin sedih dan pedih bagaikan teriris sembilu saat mendengar suara tangisan putra kesayangannya. Zeira mengurungkan niat untuk menyentuh putranya karena Reyhan sudah terlebih dulu mengangkat tubuh mungil Andrian dan membawa ke dalam pelukannya."Cup,cup,cup, kamu haus ya sayang ? Papa minta bibi buat susu formula dulu ya ? Papa tinggal sebentar ya sayang ? Jangan nagis ya jagoan papa yang ganteng" bujuk Reyhan sambil meletakkan Andrian di samping Zeira yang berbaring.Zeira membuka mata dan memiringkan tubuhnya agar bisa memeluk dan mencium
Reyhan yang fokus berbincang dengan klien di salah satu kafe yang tidak jauh dari kantor DUBER GRUP, tidak menyadari kalau sepasang mata sedang memandangnya dengan sayu dan penuh kagum.Mita tidak berhenti memandang Reyhan, ia sangat mengagumi ketampanan CEO muda itu, rasa yang ingin memeras Zeira kini berubah menjadi ingin memiliki suaminya. Cinta di hatinya tumbuh secara tiba-tiba, ia terlena, terpesona dengan wajah tirus Reyhan yang terlihat sempurna."Woi...kamu lihat apa sih dari tadi ?" Suara bariton seorang pria, siapa lagi kalau bukan Fadil. Fadil adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di ibu kota dia anak dari sopir pribadi almarhum ayah Zeira."Apa sih ? Kamu ganggu aja" protes MitaFadil yang penasaran, langsung memutar matanya ke arah yang di pandang Mita "jangan bilang kamu jatuh cinta" todong Fadil."Jika aku jatuh cinta kepadanya, apa masalahnya sama kamu ?" Gerutu Mita dengan wajah yang cemberut "kita kan t
Satu minggu telah berlalu, di mana siang ini Reyhan akan bertemu dengan Mita di kafe Two love milik sahabatnya Carles. Sudah 30 menit ia menunggu tetapi batang hidung Mita belum juga muncul, Reyhan meraih ponsel dari saku celananya dan menghubungi Mita untuk menanyakan keberadaannya.Dua hari yang lalu Reyhan sudah menghubungi Mita dan membuat janji akan bertemu hari ini sambil makan siang, setelah menunggu hingga 45 menit akhirnya Sasmita atau yang akrab disebut Mita itu muncul dengan gaya anggun seperti seorang wanita karir."Hay pak ? Maaf aku terlambat" ucap Mita saat ia duduk di kursi yang ada dihadapan Reyhan."Tidak apa-apa, santai saja" sahut Reyhan dengan tersenyum manis semanis madu."Oh iya, ada apa tiba-tiba ingin bertemu denganku ? Apa ada hal penting ?" Tanya Mita dengan penasaran."Tidak, aku hanya ingin makan siang bersama kamu" goda ReyhanUcapan Reyhan membuat Mita salah tingkah, ia langsung memanggil waiters untuk meminta
Seminggu telah berlalu, di mana hari ini Zeira dan Vivi sudah terbebas dari jerat hukum karena Mita tiba-tiba saja mencabut laporannya. Hal itu tidak membuat ibu satu anak itu bisa tersenyum dan bahagia, justru ia semakin khawatir.Seorang Mita yang gila akan uang tiba-tiba saja mencabut laporannya tanpa meminta uang dan meminta imbalan, sungguh hal yang tidak masuk akal. Itu lah yang ada di dalam pikiran Zeira saat ini. Ia semakin curiga karena Reyhan akhir-akhir ini sering pulang malam dan tidak pernah meletakkan ponselnya lagi di atas meja yang biasa ia letakkan.Kedua mata biru Zeira memandangi wajah suaminya yang masih tertidur lelap di atas ranjang, ingin rasanya bertanya namun lidahnya keluh, ia takut Reyhan akan marah atau tersinggung justru membuat suasana menjadi rumit.Zeira menurunkan kakinya dari atas ranjang lalu melangkah masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya setelah itu ia langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan."Bibi,
Zeira berpura-pura menggeliat lalu mengangkat sebelah kakinya ke atas paha Reyhan. Ia berharap suaminya itu akan bersikap manis atau romantis, namun yang di harapkan jauh dari kenyataan. Saat Zeira membuka sedikit matanya ternyata Reyhan sudah tertidur pulas "malang nasib, malang nasib..." Batin Zeira.Zeira menghela nafas lalu turun dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi, saat keluar dari kamar mandi matanya tidak sengaja melihat ponsel Reyhan terletak dia atas meja riasnya, ia melangkah dengan pelan seperti maling dan meraih ponsel Reyhan dari atas meja rias, namun sayang saat Zeira mengusap layarnya, di sana tertulis masukkan kata sandi, Zeira langsung menciut dan kesal di tambah lagi foto profil ponsel Reyhan sudah di ganti menjadi fotonya sendi, dulu di sana terpampang foto wajah mereka berdua. Zeira kembali meletakkannya lalu naik ke atas ranjang."Maaf cantik aku harus pulang, jangan sampai rahasia ini terbongkar kepada orang lain" ucap Reyhan dalam ti
Reyhan mengerutkan keningnya saat tiba di kamar, ia melihat Zeira sudah berpakaian rapi dengan dandanan tipis menghiasi wajah cantiknya.Zeira yang melihat Reyhan dari pantulan kaca meja riasnya, hanya bersikap santai dan berpura-pura tidak peduli, ia melanjutkan mengikat rambut panjangnya menjulang ke atas seperti ekor kuda. Gaya rambut seperti ini sudah ciri khas Zeira setiap keluar rumah."Kamu mau ke mana pagi-pagi sudah rapi ?" Akhirnya Reyhan membuka mulut karena dari tadi Zeira hanya diam dan sibuk mengurus dirinya sendiri."Ke supermarket mas" sahut Zeira."Mau ngapain ? Kan itu tugas bibi Siti" protes Reyhan. Karena bagian belanja perlengkapan dapur, itu sudah tugas Siti sejak dulu."Ada yang ingin aku cari. Bibi Siti tidak akan paham apa yang aku butuhkan. Oh iya, hari ini aku butuh bantuan paman Bara jadi mas bisa nyetir sendiri atau pakai sopir lain" Zeira keluar dari kamar tanpa pamit kepada Reyhan, ia langsung menuju meja makan dan sa