Satu malam ini Reyhan tidak bisa tidur. Kata-kata Zeira berputar-putar seperti baling-baling pesawat di dalam kepalanya. Sungguh ia tidak menyangka, ada wanita yang menolak cintanya, selama ini dia yang menolak cinta para wanita cantik dari golongan menengah hingga atas. Inikah yang di namakan karma, karena ia selalu mengabaikan perasaan wanita kepadanya ?
Untuk menghilangkan kejenuhan, ia meraih remote dan menghidupkan televisi 42 inci yang ada di dalam kamarnya. Namun matanya membulat saat salah satu stasiun televisi swasta mewawancarai Sarah Bellareah. Model cantik itu memberikan klarifikasi tentang kejadian sewaktu di hotel itu. Ia mengatakan kalau mereka melakukannya karena dasar suka sama suka.
Reyhan mengertakkan gigi, dan melempar remote ke layar monitor televisi. ingin rasanya ia mencekik leher Sarah saat ini juga. Wanita itu benar-benar menghancurkan hidupnya.
Bara yang saat itu berdiri di pintu kamar Reyhan, merasa tidak tega melihat tuan mudanya itu.
Wajah cantik Zeira menyambut ke indahan di pagi hari, di saat Reyhan membuka mata dari tidur panjangnya. Pria tampan itu memandangi wajah Zeira yang masih terlelap di sampingnya, berulang kali ia tersenyum sambil membelai pipi mulus Zeira dengan indung jari. Rasa kasihan, bersalah, bahagia itu yang ia rasakan saat ini. Ia kasih karena di saat Zeira mengandung, ia tidak bisa memberikan kebahagiaan. Ia merasa bersalah, karena telah membuat Zeira menderita. Ia juga merah bahagia karena memiliki istri cantik, penyayang, sederhana dan dewasa seperti Zeira.Suara dering ponsel yang terletak di atas meja kecil yang ada di samping tempat tidur, memaksa Zeira untuk bangun dan membuka mata birunya. Perlahan ia membuka kedua kelopak matanya, refleks matanya terbuka sempurna karena kaget saat mata birunya berdua dengan mata kecoklatan Reyhan."Selamat pagi istriku" sapa Reyhan dengan senyum manis dan mengecup kening Zeira dengan lembut. Dari raut wajahnya, ia tahu kalau wanita ham
Pagi ini terasa berbeda saat sarapan di meja makan. Reyhan yang duduk di kursi samping Zeira, tidak hentinya memandang wajah cantik ibu hamil yang ada di sampingnya. Sehingga membuat Zeira salah tingkah."Mas enggak sarapan?" Tanya Zeira, yang sudah mulai salah tingkah karena di perhatikan Reyhan sedari tadi."Melihat kamu saja, mas sudah terasa kenyang" goda Reyhan dengan senyum seribu pesona, yang membuat siapapun yang melihatnya pasti akan hanyut seperti tanaman Eceng gondok yang mengapung di atas permukaan air."Mas, dari tadi gombal terus" Zeira memanyunkan bibirnya kepada Reyhan."Bukan gombal sayang, memang itu kenyataannya, mas bukan hanya kenyang saja saat melihat kamu, tapi mas bahagia, adem, nyaman, dan lain sebagainya" bantah Reyhan, yang membuat Zeira bergaya seperti ingin mual."Kenapa sayang" Reyhan terlihat cemas."Rasanya aku mau mual dengan gombalan mas" jawab Zeira sambil membuat mata juling. Yang membuat Reyha
Reyhan mengikuti Zeira yang terlebih dulu melangkah menuju kamar, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia pusing memikirkan masalah baru yang akan menerpa rumah tangganya.Ingin rasanya ia berbicara kepada Zeira. Tetapi ia mengurungkan niatnya, karena wanita hamil itu sudah berbaring di atas tempat tidur dan memejamkan kedua mata birunya.Reyhan duduk di sofa dengan memijat pelipisnya, bukan karena sakit, tetapi karena pusing memikirkan apa yang akan terjadi."Mas, kenapa disitu?" Suara Zeira mengagetkan Reyhan."Oh...tidak sayang, aku hanya takut kamu terganggu, jika mas berbaring di sana" dalih Reyhan, agar Zeira tidak curiga."Tidak usah di pikirkan. Kalau memang mas tidak memaksanya, kenapa harus takut""Aku tidak takut kepada Sarah, aku hanya takut, jika Sarah membuat bukti palsu dan kamu percaya, terus kamu meminta berpisah. Jujur aku tidak sanggup sayang" bantah Reyhan."Aku tidak wanita bodoh mas, aku memang tidak sepintar
Hati Zeira yang tadinya bahagia dan berbunga-bunga, seketika berubah menjadi tegang, karena mendapat kiriman video dari nomor yang tidak di kenal. Di video itu, terlihat jelas Reyhan merangkul Sarah masuk ke dalam kamar hotel. *Aku harus berpikir positif, bisa saja video ini hasil rekayasa Sarah* ucap batin Zeira.Matanya menatap Reyhan yang baru keluar dari kamar mandi, ada rasa benci, kesal, ada juga rasa sayang dan cinta. Kini perasaannya seperti permen nano-nano, asam, asin, manis."Hay...." Reyhan menjentikkan jarinya di depan mata Zeira, yang sedari tadi menatap kosong ke arahnya. "Kamu kenapa sayang?" Tanya Reyhan sambil duduk di sisi ranjang di samping Zeira."Hm.... enggak kenapa-kenapa mas""Jangan bohong. Mas tahu ada yang kamu pikirkan saat ini" todong Reyhan sambil menungkupkan kedua tangannya di wajah Zeira yang sudah mulai membulat karena banyak makan setelah kehamilannya."Mas, jika memang benar, kamu yang memaksa Sarah masuk
"ow.. bagus jika kamu mengingatnya. Oh iya...apa kamu sudah menerima sesuatu tadi malam ?" Tanya Sarah sambil mengangkat satu kakinya ke atas kakinya yang satu lagi. Karena mereka saat ini sedang duduk di atas sofa di ruang tamu."Iya....aku menerima sebuah video dari nomor yang tidak di kenal" jawab Zeira dengan santai, yang membuat Sarah jadi geram dan kesal.*Dia sudah melihat videonya, tetapi kenapa dia masih bisa santai dan Tersenyum* batin Sarah"Bagaimana menurut kamu video itu?" Tanya Sarah."Biasa sajah" jawab singkat Zeira."Maksud kamu ? Apa video itu tidak cukup untuk membuktikan kalau Reyhan yang memaksa aku?" Sarah sudah mulai kesal, wajahnya yang manis kini berubah menjadi asam."Betul sekali" sahut Zeira dengan semangat."Tapi ......" Sarah menghentikan ucapannya, karena Reyhan tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping Zeira."Selamat pagi sayang" ucap Reyhan sambil mengecup kening Zeira. Pria itu sudah ber
Hari ini Reyhan sangat sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja kantornya. Bukan hanya berusaha untuk menyelesaikan tugasnya, tetapi ia juga harus ekstra sabar untuk menghadapi Zeira yang bawel, meminta ini dan itu.Setiap sebentar wanita hamil itu, meminta Reyhan memijat kaki dan tangannya yang terasa pegal. Kadang ia duduk di pangkuan Reyhan, yang membuat si CEO tampan itu sulit untuk melihat berkas yang ingin di tandatangani."Mas. Tangan kamu kan, uda enggak sakit lagi ! Jadi besok mas harus ambil mangga muda yang di taman waktu itu" ucap Zeira tiba-tiba dari atas sofa, ia saat ini sedang berbaring, bagaikan di pantai.Seketika tangan Reyhan berhenti menggoreskan pena di atas berkas yang ada di hadapannya. Otaknya mulai kacau, ia tidak bisa fokus lagi. "Sayang, apa tidak bisa, minta bantu sama Bara" sahut Reyhan."Aku pengen mas, yang ambil sendiri" bantah Zeira. Ia benar-benar ingin Reyhan yang mengambil sendiri. Yang namanya wanita hami
Pagi yang cerah menyambut Zeira dan Reyhan terbangun dari tidur panjangnya. Zeira kaget saat menatap benda bulat yang yang menempel di tembok menunjukkan pukul 9 pagi. Ia biasa bangun pukul 6 pagi setiap hari, kecuali saat ia sakit. Ia bisa terlambat bangun hari ini, mungkin karena pertandingan bola tadi malam, yang memaksa harus mencetak 3 kali gol ke gawang lawan, sehingga membuat tubuh keduanya lelah."Mas...bangun" Zeira membangunkan Reyhan dengan menjepit hidung mancung pria tampan itu."Sayang. Aku masih ngantuk" gerutu Reyhan, sambil memutar tubuhnya dan memunggungi Zeira."Mas... Hari ini kita harus mempersiapkan acara 7 bulanan jagoan kamu loh" bisik Zeira dengan lembut di telinga Reyhan. Yang membuat mata pria tampan itu terbuka sempurna.Ia kembali memutar tubuhnya menghadap Zeira. Seketika ular kobra miliknya, berdiri sempurna, karena melihat Zeira masih polos tanpa mengenakan pakaian. Ia menelan salivanya melihat gundukan besar Zeira ya
Pagi ini adalah momen yang di tunggu-tunggu, di mana hari ini mereka akan melakukan acara 7 bulanan kandungan Zeira. Fina sang mertua dengan senang hati membantu Zeira mempersiapkan diri di kamar, sesekali Fina memeluk Zeira dan mengusap perut buncitnya. Ia sangat bahagia dan bersyukur memiliki menantu seperti Zeira, karena berkat wanita cantik itulah, membuat Reyhan menganggapnya sebagai ibu.Zeira yang sedari tadi menatap wajah bahagia sang mertua dari pantulan kaca ! Jadi ikut tersenyum dan bahagia."Sayang kamu cantik banget" puji Fina setelah Zeira selesai di rias sesuai adat Jawa."Terima kasih mama" sahut Zeira.Kedua pelayan, Fina dan Vivi menuntun Zeira keluar dari kamar. Semua mata tertuju kepada wanita hamil yang saat ini sedang menuruni anak tangga.Mata Reyhan tidak sanggup berkedip karena sangat terpesona dengan kecantikan Zeira, baru kali ini, ia melihat Zeira di rias sesuai adat dan tradisi Jawa. Selama ini, ia hanya melihat Zeira m