Wajah cantik Zeira menyambut ke indahan di pagi hari, di saat Reyhan membuka mata dari tidur panjangnya. Pria tampan itu memandangi wajah Zeira yang masih terlelap di sampingnya, berulang kali ia tersenyum sambil membelai pipi mulus Zeira dengan indung jari. Rasa kasihan, bersalah, bahagia itu yang ia rasakan saat ini. Ia kasih karena di saat Zeira mengandung, ia tidak bisa memberikan kebahagiaan. Ia merasa bersalah, karena telah membuat Zeira menderita. Ia juga merah bahagia karena memiliki istri cantik, penyayang, sederhana dan dewasa seperti Zeira.
Suara dering ponsel yang terletak di atas meja kecil yang ada di samping tempat tidur, memaksa Zeira untuk bangun dan membuka mata birunya. Perlahan ia membuka kedua kelopak matanya, refleks matanya terbuka sempurna karena kaget saat mata birunya berdua dengan mata kecoklatan Reyhan.
"Selamat pagi istriku" sapa Reyhan dengan senyum manis dan mengecup kening Zeira dengan lembut. Dari raut wajahnya, ia tahu kalau wanita ham
Pagi ini terasa berbeda saat sarapan di meja makan. Reyhan yang duduk di kursi samping Zeira, tidak hentinya memandang wajah cantik ibu hamil yang ada di sampingnya. Sehingga membuat Zeira salah tingkah."Mas enggak sarapan?" Tanya Zeira, yang sudah mulai salah tingkah karena di perhatikan Reyhan sedari tadi."Melihat kamu saja, mas sudah terasa kenyang" goda Reyhan dengan senyum seribu pesona, yang membuat siapapun yang melihatnya pasti akan hanyut seperti tanaman Eceng gondok yang mengapung di atas permukaan air."Mas, dari tadi gombal terus" Zeira memanyunkan bibirnya kepada Reyhan."Bukan gombal sayang, memang itu kenyataannya, mas bukan hanya kenyang saja saat melihat kamu, tapi mas bahagia, adem, nyaman, dan lain sebagainya" bantah Reyhan, yang membuat Zeira bergaya seperti ingin mual."Kenapa sayang" Reyhan terlihat cemas."Rasanya aku mau mual dengan gombalan mas" jawab Zeira sambil membuat mata juling. Yang membuat Reyha
Reyhan mengikuti Zeira yang terlebih dulu melangkah menuju kamar, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia pusing memikirkan masalah baru yang akan menerpa rumah tangganya.Ingin rasanya ia berbicara kepada Zeira. Tetapi ia mengurungkan niatnya, karena wanita hamil itu sudah berbaring di atas tempat tidur dan memejamkan kedua mata birunya.Reyhan duduk di sofa dengan memijat pelipisnya, bukan karena sakit, tetapi karena pusing memikirkan apa yang akan terjadi."Mas, kenapa disitu?" Suara Zeira mengagetkan Reyhan."Oh...tidak sayang, aku hanya takut kamu terganggu, jika mas berbaring di sana" dalih Reyhan, agar Zeira tidak curiga."Tidak usah di pikirkan. Kalau memang mas tidak memaksanya, kenapa harus takut""Aku tidak takut kepada Sarah, aku hanya takut, jika Sarah membuat bukti palsu dan kamu percaya, terus kamu meminta berpisah. Jujur aku tidak sanggup sayang" bantah Reyhan."Aku tidak wanita bodoh mas, aku memang tidak sepintar
Hati Zeira yang tadinya bahagia dan berbunga-bunga, seketika berubah menjadi tegang, karena mendapat kiriman video dari nomor yang tidak di kenal. Di video itu, terlihat jelas Reyhan merangkul Sarah masuk ke dalam kamar hotel. *Aku harus berpikir positif, bisa saja video ini hasil rekayasa Sarah* ucap batin Zeira.Matanya menatap Reyhan yang baru keluar dari kamar mandi, ada rasa benci, kesal, ada juga rasa sayang dan cinta. Kini perasaannya seperti permen nano-nano, asam, asin, manis."Hay...." Reyhan menjentikkan jarinya di depan mata Zeira, yang sedari tadi menatap kosong ke arahnya. "Kamu kenapa sayang?" Tanya Reyhan sambil duduk di sisi ranjang di samping Zeira."Hm.... enggak kenapa-kenapa mas""Jangan bohong. Mas tahu ada yang kamu pikirkan saat ini" todong Reyhan sambil menungkupkan kedua tangannya di wajah Zeira yang sudah mulai membulat karena banyak makan setelah kehamilannya."Mas, jika memang benar, kamu yang memaksa Sarah masuk
"ow.. bagus jika kamu mengingatnya. Oh iya...apa kamu sudah menerima sesuatu tadi malam ?" Tanya Sarah sambil mengangkat satu kakinya ke atas kakinya yang satu lagi. Karena mereka saat ini sedang duduk di atas sofa di ruang tamu."Iya....aku menerima sebuah video dari nomor yang tidak di kenal" jawab Zeira dengan santai, yang membuat Sarah jadi geram dan kesal.*Dia sudah melihat videonya, tetapi kenapa dia masih bisa santai dan Tersenyum* batin Sarah"Bagaimana menurut kamu video itu?" Tanya Sarah."Biasa sajah" jawab singkat Zeira."Maksud kamu ? Apa video itu tidak cukup untuk membuktikan kalau Reyhan yang memaksa aku?" Sarah sudah mulai kesal, wajahnya yang manis kini berubah menjadi asam."Betul sekali" sahut Zeira dengan semangat."Tapi ......" Sarah menghentikan ucapannya, karena Reyhan tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping Zeira."Selamat pagi sayang" ucap Reyhan sambil mengecup kening Zeira. Pria itu sudah ber
Hari ini Reyhan sangat sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja kantornya. Bukan hanya berusaha untuk menyelesaikan tugasnya, tetapi ia juga harus ekstra sabar untuk menghadapi Zeira yang bawel, meminta ini dan itu.Setiap sebentar wanita hamil itu, meminta Reyhan memijat kaki dan tangannya yang terasa pegal. Kadang ia duduk di pangkuan Reyhan, yang membuat si CEO tampan itu sulit untuk melihat berkas yang ingin di tandatangani."Mas. Tangan kamu kan, uda enggak sakit lagi ! Jadi besok mas harus ambil mangga muda yang di taman waktu itu" ucap Zeira tiba-tiba dari atas sofa, ia saat ini sedang berbaring, bagaikan di pantai.Seketika tangan Reyhan berhenti menggoreskan pena di atas berkas yang ada di hadapannya. Otaknya mulai kacau, ia tidak bisa fokus lagi. "Sayang, apa tidak bisa, minta bantu sama Bara" sahut Reyhan."Aku pengen mas, yang ambil sendiri" bantah Zeira. Ia benar-benar ingin Reyhan yang mengambil sendiri. Yang namanya wanita hami
Pagi yang cerah menyambut Zeira dan Reyhan terbangun dari tidur panjangnya. Zeira kaget saat menatap benda bulat yang yang menempel di tembok menunjukkan pukul 9 pagi. Ia biasa bangun pukul 6 pagi setiap hari, kecuali saat ia sakit. Ia bisa terlambat bangun hari ini, mungkin karena pertandingan bola tadi malam, yang memaksa harus mencetak 3 kali gol ke gawang lawan, sehingga membuat tubuh keduanya lelah."Mas...bangun" Zeira membangunkan Reyhan dengan menjepit hidung mancung pria tampan itu."Sayang. Aku masih ngantuk" gerutu Reyhan, sambil memutar tubuhnya dan memunggungi Zeira."Mas... Hari ini kita harus mempersiapkan acara 7 bulanan jagoan kamu loh" bisik Zeira dengan lembut di telinga Reyhan. Yang membuat mata pria tampan itu terbuka sempurna.Ia kembali memutar tubuhnya menghadap Zeira. Seketika ular kobra miliknya, berdiri sempurna, karena melihat Zeira masih polos tanpa mengenakan pakaian. Ia menelan salivanya melihat gundukan besar Zeira ya
Pagi ini adalah momen yang di tunggu-tunggu, di mana hari ini mereka akan melakukan acara 7 bulanan kandungan Zeira. Fina sang mertua dengan senang hati membantu Zeira mempersiapkan diri di kamar, sesekali Fina memeluk Zeira dan mengusap perut buncitnya. Ia sangat bahagia dan bersyukur memiliki menantu seperti Zeira, karena berkat wanita cantik itulah, membuat Reyhan menganggapnya sebagai ibu.Zeira yang sedari tadi menatap wajah bahagia sang mertua dari pantulan kaca ! Jadi ikut tersenyum dan bahagia."Sayang kamu cantik banget" puji Fina setelah Zeira selesai di rias sesuai adat Jawa."Terima kasih mama" sahut Zeira.Kedua pelayan, Fina dan Vivi menuntun Zeira keluar dari kamar. Semua mata tertuju kepada wanita hamil yang saat ini sedang menuruni anak tangga.Mata Reyhan tidak sanggup berkedip karena sangat terpesona dengan kecantikan Zeira, baru kali ini, ia melihat Zeira di rias sesuai adat dan tradisi Jawa. Selama ini, ia hanya melihat Zeira m
Tepat pukul 5 sore, Reyhan sudah keluar dari kantor. Saat tiba di parkiran, ia melihat Sarah turun dari taksi dengan membawa satu koper kecil di tangannya."Sore Han ?" Sapa Sarah, yang sudah berada di dekat Reyhan."Loh...kok datang kemari ? Kitakan sudah janji bertemu di kafe ?" Sahut Reyhan."Iya sih ! Cuma aku pikir lebih baik langsung kemari""Ow...terus ini mau kemana ?" Tanya Reyhan"Han, aku bisa minta tolong enggak ?" Bukannya menjawab, Sarah malah balik bertanya."Minta tolong apa Sarah" Reyhan membuka pintu mobil, lalu menjatuhkan bokongnya duduk menghadap ke luar."Han. Tolong antar aku ke tempat paman Jakob, aku ingin bertemu mereka sebelum berangkat ke luar negeri. Please Han " Sarah memohon dengan wajah penuh kesedihan yang mendalam, seperti dalamnya lautan."Rumah paman Jakob ? Gimana ya ? Sebenarnya aku sudah janji akan pulang lebih cepat kepada Zeira" Reyhan menolak Sarah dengan lembut, ia begitu malas u
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h