Saat tiba di kantor, Reyhan merasa ragu menerima undangan yang di titipkan Sarah kepada Vivi. Namun baru saja hal itu terlintas di pikirannya, tiba-tiba Vivi sudah muncul di pintu ruangan Reyhan yang saat ini tidak tertutup.
"Permisi pak" ucap Vivi yang berdiri di bibir pintu, dengan membawa sesuatu di kedua tangannya.
"Iya Vivi, masuklah" sahut Reyhan yang duduk di bangku kerajaannya. Sedangkan Zeira duduk di sofa yang ada di ruangan Reyhan.
"Ini ada titipan undangan dari artis Sarah Bellareah, pak, beliau datang tadi dan baru saja pergi" ucap Vivi dengan hormat sambil meletakkan kartu undangan yang ada di genggamannya di atas meja Reyhan. Walaupun pria tampan yang ada di hadapannya saat ini adalah suami dari Sahabatnya. Tetapi ia harus tetap sopan dan hormat karena pria itu juga adalah Bosnya.
"Baiklah. Terima kasih" sahut Reyhan dengan santai. Namun ia hanya melihat kertas itu sekilas tanpa menyentuhnya.
"Permisi pak, ibu" pamit Vivi yang membua
Zeira mondar mandir di dalam kamar, hatinya tidak tenang karena Reyhan belum kembali sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 4 subuh, rasa penyesalan muncul di dalam hatinya karena sudah memaksa Reyhan pergi menghadiri pesta ulang tahun Sarah. Yang berujung membuat dirinya tidak bisa tenang.Ia berulang kali menghubungi nomor ponsel Reyhan namun yang menjawab suara wanita cantik *nomor yang anda tujuh sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi" ia bingung harus menghubungi siapa lagi. Akhirnya ia mencoba menenangkan pikirannya yang sudah kacau balau seperti benang yang kusut. Di saat itu juga ia teringat dengan Bara sang sopir pribadi Reyhan. Dengan sigap ia mengusap layar ponselnya dan mencari nama bara di dalam kontaknya."Iya Nyonya" suara serak Bara. Sepertinya pria itu terbangun saat mendengar panggilan dari Zeira."Apa paman sedang bersama mas Reyhan" tanya Zeira pada intinya."Tidak Nyonya. Tadi malam aku han
Mengikuti perintah Zeira untuk pergi menghadiri acara ulang tahun Sarah, sungguh kesalahan terbesar yang ia lakukan, kini hidupnya menjadi berantakan. Wanita yang sudah membuat hatinya tergila-gila, saat ini sudah meninggalkan kediaman Nicolas. Ia hanya bisa menghancurkan pas bunga yang ada di dalam mansion itu, untuk melampiaskan kekesalannya. Seluruh pelayan dan pengawal, hanya bisa diam dan tertunduk, tidak ada satupun di antara mereka yang berani membuka mulut.Mereka bisa sedikit bernapas di saat Reyhan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh ini kejadian yang mengerikan, selama ini Reyhan tidak pernah menghancurkan barang-barang yang ada di dalam rumah itu, pria tampan itu selalu bisa menahan dan menutupi masalah yang menimpah dirinya.Reyhan menghubungi Bara. Ia meminta agar bara dan semua para pengawal yang ada di mansion itu, segera mencari Zeira dan membawanya kembali ke kediaman Nicolas.Namun ia juga tidak tinggal diam. Ia segera meraih kunci mobil dan perg
Ini hari kedua di mana Zeira meninggalkan kediaman Nicolas. Reyhan sama sekali tidak memiliki semangat untuk melakukan aktivitas seperti biasanya. Tetapi hari ini ia harus masuk kantor, karena ada meeting penting dengan perusahaan CW GROUP. Mau tidak mau, ia harus tetap mau, karena pemilik perusahaan itu adalah Sahabatnya sendiri yaitu Carles. Ia tidak ingin mengecewakan Sahabat dekatnya itu, yang saat ini berada di Prancis.Namun baru saja ia masuk kedalam ruangan dan duduk di atas kursi kerajaannya. Tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar dan satu pukulan langsung mendarat di pipinya yang mulus."Aku tidak akan pernah memaafkan orang yang berani menyakiti Zeira" ucap Roy dengan lantang, yang mengundang semua mata karyawan mengarah ke ruangan Reyhan. Begitu banyak karyawan yang ada di bangunan yang berlantai 50 itu, hanya satu wanita yang berani masuk ke dalam ruangan itu, siapa lagi kalau bukan Vivi.Saat mendengar suara keributan, Vivi langsung berlari menuju ru
Pagi ini Zeira dan Vivi sedang bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit Aulia Hospital, untuk memeriksa kandungan Zeira, karena dari tadi malam, ia merasa keram di bagian bawah perutnya.Saat pintu lift terbuka, pandangan kedua wanita cantik itu, beradu dengan mata kecoklatan seorang pria."Roy" kedua wanita yang ada di dalam lift, kompak memanggil nama pria itu."Selamat pagi kakak ipar, sudah lama kita tidak bertemu" sapa Roy dengan senyum.Zeira memalingkan wajahnya sambil melangkah keluar dari lift, dan di ikuti Vivi dari belakang. Zeira merasa benci karena Roy sudah membuat Reyhan babak belur seperti yang di ceritakan Vivi. Ia juga merasa malu karena, pria yang ia pilih telah berkhianat darinya."Zeira aku ingin bicara denganmu" ucap Roy sambil mencengkram pergelangan tangan wanita hamil itu."Maaf Roy, kita bicara lain kali saja, aku dan Vivi masih ada urusan penting" jawab Zeira tanpa melihat Roy. Ia benar-benar tidak sanggup untuk
Satu malam ini Reyhan tidak bisa tidur. Kata-kata Zeira berputar-putar seperti baling-baling pesawat di dalam kepalanya. Sungguh ia tidak menyangka, ada wanita yang menolak cintanya, selama ini dia yang menolak cinta para wanita cantik dari golongan menengah hingga atas. Inikah yang di namakan karma, karena ia selalu mengabaikan perasaan wanita kepadanya ?Untuk menghilangkan kejenuhan, ia meraih remote dan menghidupkan televisi 42 inci yang ada di dalam kamarnya. Namun matanya membulat saat salah satu stasiun televisi swasta mewawancarai Sarah Bellareah. Model cantik itu memberikan klarifikasi tentang kejadian sewaktu di hotel itu. Ia mengatakan kalau mereka melakukannya karena dasar suka sama suka.Reyhan mengertakkan gigi, dan melempar remote ke layar monitor televisi. ingin rasanya ia mencekik leher Sarah saat ini juga. Wanita itu benar-benar menghancurkan hidupnya.Bara yang saat itu berdiri di pintu kamar Reyhan, merasa tidak tega melihat tuan mudanya itu.
Wajah cantik Zeira menyambut ke indahan di pagi hari, di saat Reyhan membuka mata dari tidur panjangnya. Pria tampan itu memandangi wajah Zeira yang masih terlelap di sampingnya, berulang kali ia tersenyum sambil membelai pipi mulus Zeira dengan indung jari. Rasa kasihan, bersalah, bahagia itu yang ia rasakan saat ini. Ia kasih karena di saat Zeira mengandung, ia tidak bisa memberikan kebahagiaan. Ia merasa bersalah, karena telah membuat Zeira menderita. Ia juga merah bahagia karena memiliki istri cantik, penyayang, sederhana dan dewasa seperti Zeira.Suara dering ponsel yang terletak di atas meja kecil yang ada di samping tempat tidur, memaksa Zeira untuk bangun dan membuka mata birunya. Perlahan ia membuka kedua kelopak matanya, refleks matanya terbuka sempurna karena kaget saat mata birunya berdua dengan mata kecoklatan Reyhan."Selamat pagi istriku" sapa Reyhan dengan senyum manis dan mengecup kening Zeira dengan lembut. Dari raut wajahnya, ia tahu kalau wanita ham
Pagi ini terasa berbeda saat sarapan di meja makan. Reyhan yang duduk di kursi samping Zeira, tidak hentinya memandang wajah cantik ibu hamil yang ada di sampingnya. Sehingga membuat Zeira salah tingkah."Mas enggak sarapan?" Tanya Zeira, yang sudah mulai salah tingkah karena di perhatikan Reyhan sedari tadi."Melihat kamu saja, mas sudah terasa kenyang" goda Reyhan dengan senyum seribu pesona, yang membuat siapapun yang melihatnya pasti akan hanyut seperti tanaman Eceng gondok yang mengapung di atas permukaan air."Mas, dari tadi gombal terus" Zeira memanyunkan bibirnya kepada Reyhan."Bukan gombal sayang, memang itu kenyataannya, mas bukan hanya kenyang saja saat melihat kamu, tapi mas bahagia, adem, nyaman, dan lain sebagainya" bantah Reyhan, yang membuat Zeira bergaya seperti ingin mual."Kenapa sayang" Reyhan terlihat cemas."Rasanya aku mau mual dengan gombalan mas" jawab Zeira sambil membuat mata juling. Yang membuat Reyha
Reyhan mengikuti Zeira yang terlebih dulu melangkah menuju kamar, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia pusing memikirkan masalah baru yang akan menerpa rumah tangganya.Ingin rasanya ia berbicara kepada Zeira. Tetapi ia mengurungkan niatnya, karena wanita hamil itu sudah berbaring di atas tempat tidur dan memejamkan kedua mata birunya.Reyhan duduk di sofa dengan memijat pelipisnya, bukan karena sakit, tetapi karena pusing memikirkan apa yang akan terjadi."Mas, kenapa disitu?" Suara Zeira mengagetkan Reyhan."Oh...tidak sayang, aku hanya takut kamu terganggu, jika mas berbaring di sana" dalih Reyhan, agar Zeira tidak curiga."Tidak usah di pikirkan. Kalau memang mas tidak memaksanya, kenapa harus takut""Aku tidak takut kepada Sarah, aku hanya takut, jika Sarah membuat bukti palsu dan kamu percaya, terus kamu meminta berpisah. Jujur aku tidak sanggup sayang" bantah Reyhan."Aku tidak wanita bodoh mas, aku memang tidak sepintar