Zeira membuka mata saat merasakan sesuatu menyentuh keningnya. Ia melonjak dari tempatnya karena melihat seseorang di sampingnya.
Reyhan langsung meraba tembok untuk menghidupkan lampu, agar Zeira bisa melihatnya dengan jelas. "Ini aku Ira" ucap Reyhan sambil mendekati Zeira yang ketakutan di samping lemari.
"Kenapa kamu ada di sini?" Tanya Zeira dengan bingung.
"Jangankan disini di ujung langit pun aku akan tetap menemukan kamu"
"Maaf mas aku tidak akan kembali kesana lagi" ucap Zeira dengan kesal.
"Siapa yang mau ajak kamu kembali?" Tanya Reyhan sambil duduk di sisi ranjang.
"Aku pikir mas datang kemari untuk memintaku kembali ke kediaman Nicolas" ucap Zeira yang sedikit merasa malu.
"Aku tidak meminta kamu pulang. Justru aku yang akan tinggal disini bersama kamu"
"Mas.." ucap Zeira sambil menatap Reyhan dengan tajam.
"Iya, aku akan tinggal di sini bersama kamu" Reyhan mengulang ucapannya.
"Tempat in
Ini hari ketiga Zeira dan Reyhan tinggal di kosan. Malam ini cuaca terasa panas berbeda dengan dua malam sebelumnya. Reyhan yang tidak tahan lantas membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya dan hanya menyisakan boxer untuk menutupi daerah keperkasaannya.Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, namun Reyhan belum bisa tertidur. Berbeda dengan Zeira yang tidur dengan pulas di atas kasur yang sederhana dan kecil sambil memeluk bantal guling.*Panas seperti ini di bisa tertidur pulas* ucap batin Reyhan sambil menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba otak Reyhan mendapatkan ide, ia kembali menutup jendela lalu naik ke atas tempat tidur yang sangat sempit itu dan mengarahkan kipas hanya kepadanya.Tiga puluh menit Zeira membuka mata karena merasa tubuhnya basah. Ia kembali mengarahkan kipas ke arahnya, namun hatinya tidak tega saat melihat kening Reyhan mengeluarkan keringat. Ia memandangi wajah Reyhan yang sedang tertidur pulas. Pria itu memang sangat tampan, h
Reyhan mengepalkan tangannya saat Carles menceritakan apa yang ia ketahui tentang Sahabatnya itu."Aku tidak percaya kalau wanita itu akan melakukan kesalahan lagi" ucap Reyhan"Kamu ingin buktinya?" Carles menyodorkan ponsel miliknya kepada Reyhan. Ia menunjukkan video rekaman cctv kafenya."Sial, apa dia tidak trauma""Wanita tidak akan takut dan tidak akan trauma demi mendapatkan cinta atau keinginannya. Wanita itu lebih dari pria, jika sudah dia inginkan pasti dia melakukan apapun demi mendapatkannya. Aku harap kamu bisa menjaga Zeira dengan baik. Dia wanita yang polos dan tidak mengerti apa-apa""Baiklah aku akan membawa Zeira kembali, dia akan aman jika di rumah""Itu sudah pasti Bro, di sana sama sekali tidak aman. Wanita itu akan mudah untuk mencelakainya" sahut Carles.Tiba-tiba ponsel Reyhan bergetar di atas meja, dan nama yang muncul Vivi."Hallo" sahut Reyhan setelah mengusap layar ponselnya.
"Nyonya" jerit seorang pelayan saat membuka pintu dan melihat Zeira terbaring di atas lantai. Ia meminta bantu kepada temannya sesama pelayan untuk mengangkat tubuh Zeira ke atas tempat tidur."Bangun nyonya....Bagun" ucap pelayan sambil menepuk pipi Zeira dengan lembut.Perlahan Zeira membuka kedua kelopak matanya "katakan kepada Tuan Raymon, aku tidak akan pernah meninggalkan mas Reyhan" ucap Zeira dengan lemah tak berdaya."Nyonya makan dulu" balas pelayan sambil menyodorkan satu mangkuk bubur.Zeira menolak "aku tidak ingin makan, aku ingin bertemu dengan tuan Raymon""Tuan sedang keluar Nyonya. Mungkin sore akan kembali" jawab pelayan dengan hormat."Hem...."seorang bodyguard berdehem dari pintu, yang membuat pelayang muda itu keluar dari kamar Zeira...........Sementara di perusahaan DUBER GRUP. Reyhan sedang duduk di kursi kerajaannya sambil memandangi satu lembar kertas, surat pengunduran diri Chintia.Tadi pa
Air mata Zeira semakin mengalir deras saat bola mata birunya menatap Chintia yang tersenyum bahagia keluar dari kamarnya yang berada di lantai 2 mansion itu. "Ya Tuhan kuatkan hatiku" ucap dalam hati Zeira sambil mengelus perut buncitnya."Ra...kamu harus tenang, aku percaya pak Reyhan melakukan ini semua, hanya demi menyelamatkan kamu dan janin yang ada di dalam kandungan kamu" bujuk Vivi."Hm.." jawab singkat Zeira sambil mengusap air mata dengan kedua jarinya.Chintia tersenyum bahagia saat keluar dari kamarnya. Namun sayang senyum itu hanya bertahan sebentar.""AW...." Jerit Chintia saat satu kakinya salah melangkah. Ia ingin melangkah di tangga kedua, namun kakinya terlanjur ke tangga yang ke tiga sehingga membuat ia hilang keseimbangan dan terguling hingga ke lantai satu.Semua orang menjerit begitu juga dengan Zeira dan Vivi sontak bangkit dari tempatnya dan berlari ke arah Chintia. Zeira memejamkan kedua matanya karena tidak sanggup melihat
Setelah memberikan surat pengunduran diri kepada Rian, Vivi langsung menuju perusahaan DUBER GRUP. Ia sangat gugup saat tiba di gedung tinggi yang berlantai 45 itu. Di mana hari ini ia akan interview sebagai calon sekretaris di perusahaan milik suami sahabatnya itu dan mantan Bosnya di RN GRUP.Vivi menghirup udara dari hidungnya dan melepaskannya dari mulut, setelah itu itu memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruangan Reyhan.Tok....tok....tok...."Masuk" suara bariton dari dalam ruangan."Permisi pak" Vivi mendorong pintu dan menjulurkan kepalanya."Silahkan duduk" ucap Reyhan dengan santai sambil menutup map biru yang dari tadi ia bolak-balik."Ini berkas-berkas saya pak" ucap Vivi dengan gugup sambil meletakkan map coklat yang ia bawa dari rumahnya di atas meja.Reyhan meraih map coklat yang di berikan Vivi, lalu membuka dan melihat berkasnya sambil tersenyum tipis. "Ternyata kamu lulusan S1" ucap Reyhan sambil membolak-balik le
Mata Carles tidak bisa berkedip melihat wanita hamil yang sedang bergandeng tangan dengan sahabatnya itu. Perut buncit Zeira membuat wanita bermata biru itu semakin cantik dan mempesona, bahkan semua tamu yang ada di kafe itu, ikut kagum melihat Zeira. begitu juga dengan Vivi yang ikut bengong melihat pesona sahabatnya itu."Selama datang Bro" sapa Carles sambil memeluk punggung Reyhan dengan akrab."Wts...jangan" Reyhan melentangkan tangannya untuk menghalangi Carles yang ingin memeluk istrinya "cukup berjabat tangan saja, enggak usah pakai peluk-peluk" lanjut Reyhan setelah Carles memundurkan dadanya."Ini kan pelukan tanda sahabat Bro" bantah Carles."Kamu peluk aku saja, sini kamu peluk aku" Reyhan membentangkan kedua tangannya."Enggak usah. Tadi kan kita uda pelukan" tolak Carles.Zeira dan Vivi kompak tertawa, melihat tingkah kekanak-kanakan kedua pria tampan yang ada di hadapan mereka."Ini acara apa sih Bro?" Tanya Reyh
Pagi ini Reyhan dan Zeira sengaja bangun lebih awal di bandingkan hari sebelumnya.mereka sudah berencana untuk mengantar Carles ke bandara.Tepat pukul 6 pagi Reyhan dan Zeira sudah tiba di apartemen Carles. Mata Reyhan sempat melirik ke arah pintu apartemen milik almarhum Chintia yang berada di samping apartemen Carles. Seketika wajahnya berubah menjadi sedih. Walaupun ia tidak cinta kepada Chintia tetapi hatinya sedih mengingat kenangan sewaktu mereka masih kecil saat masih tinggal di Prancis. Chintia juga memiliki peran berharga selama ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan milik Reyhan. Hal itu tidak akan pernah Reyhan lupakan.Zeira yang melihat perubahan wajah Reyhan, akhirnya membuka mulut "mas sedih ya?" Tanya Zeira sambil mengelus pundak Reyhan."Enggak sayang, cuma teringat aja sewaktu kami masih anak-anak, dia itu wanita yang ceriah, aku tidak menyangka kalau ia akan pergi secepat ini""Sabar ya mas" sahut Zeira, dan hanya di balas senyum
Zeira membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Ia merasa lelah karena satu hari ini menemani Reyhan di kantor. Perutnya yang semakin membesar membuat ia merasa lebih muda untuk lelah. Perbincangannya dengan Vivi saat makan siang di kantin, membuat banyak tanda tanya di dalam hatinya. Ia kembali bangkit dari ranjang dan melangkah keluar dari kamar menuju ruang kerja Reyhan di lantai tiga."Tok....tok...tok...apa aku bisa masuk mas?" Tanya Zeira dari pintu. Zeira sangat jarang menemui Reyhan ke ruang kerjanya, bisa di katakan dalam satu tahun ini, Zeira hanya 2 kali menginjakkan kaki di ruang kerja Reyhan."Hm...masuk saja sayang" sahut Reyhan tanpa melihat Zeira."Mas sibuk?" Ucap Zeira setelah masuk dan duduk di atas sofa di dekat jendela ruang kerja Reyhan."Sedikit" sahut Reyhan dengan singkat."Hm..." Jawab Zeira dengan singkat. Sebenarnya ia ingin mengatakan apa yang ada di dalam hati dan otaknya, namun karena Reyhan terlihat sibuk dengan berkas-
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h