Zeira membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Ia merasa lelah karena satu hari ini menemani Reyhan di kantor. Perutnya yang semakin membesar membuat ia merasa lebih muda untuk lelah. Perbincangannya dengan Vivi saat makan siang di kantin, membuat banyak tanda tanya di dalam hatinya. Ia kembali bangkit dari ranjang dan melangkah keluar dari kamar menuju ruang kerja Reyhan di lantai tiga.
"Tok....tok...tok...apa aku bisa masuk mas?" Tanya Zeira dari pintu. Zeira sangat jarang menemui Reyhan ke ruang kerjanya, bisa di katakan dalam satu tahun ini, Zeira hanya 2 kali menginjakkan kaki di ruang kerja Reyhan.
"Hm...masuk saja sayang" sahut Reyhan tanpa melihat Zeira.
"Mas sibuk?" Ucap Zeira setelah masuk dan duduk di atas sofa di dekat jendela ruang kerja Reyhan.
"Sedikit" sahut Reyhan dengan singkat.
"Hm..." Jawab Zeira dengan singkat. Sebenarnya ia ingin mengatakan apa yang ada di dalam hati dan otaknya, namun karena Reyhan terlihat sibuk dengan berkas-
Reyhan berlari masuk ke dalam rumah tanpa mematikan mesin mobilnya. "Sayang" jerit Reyhan sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya dan Zeira.Para pelayan menoleh ke arah suara Reyhan, tidak biasanya Reyhan mengeluarkan nada tinggi, pria itu paling tidak suka dengan keributan. "Ada apa dengan tuan" tanya satu pelayan ke pada pelayan Siti"Aku tidak tahu, coba saya tanya pak bara" Siti keluar dan menemui bara yang sedang bercerita dengan security di pos yang di dekat gerbang."Pak bara apa kita bicara sebentar" ajak Siti."Iya ada apa buk" sahut bara setelah mereka menjauh dari pos security."Pak, kenapa tuan tiba-tiba pulang dan berteriak-teriak memanggil nyonya" tanya Siti dengan setengah berbisik."Aku juga tidak tahu buk. Tadi nyonya pas baru sampai di kantor tuan, tiba-tiba sudah turun lagi dan meminta pulang, di perjalanan juga beliau menangis" jawab bara yang juga ikut bingung."Pasti tuan melakukan kesalahan. Maklum lah
Di saat makan malam, tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponsel Reyhan. Tetapi Reyhan hanya mengabaikannya saja dan fokus dengan makan malamnya sambil bercanda dengan Zeira.Makan malam kali ini sangat berbeda dari yang biasanya, Reyhan benar-benar memanjakan Zeira, Ia menyuapi Zeira layaknya seorang anak kecil. Yang membuat hati wanita hamil itu menjadi berbunga-bunga."Mas Kenapa jadi berlebihan seperti ini ya?" Ucap Zeira kepada Reyhan."Ini bukan berlebihan sayang, aku lagi belajar aja, nanti di saat Anak kita sudah lahir aku sudah terbiasa untuk memberinya makan" sahut Reyhan sambil tersenyum."Hm..." Jawab singkat Zeira sambil tersenyum. Hatinya semakin luluh karena Reyhan adalah calon Ayah yang siaga. Pria tampan itu sudah memikirkan calon baby-nya. Sedangkan Zeira belum berpikir sejauh itu."Mas, Aku boleh bertanya sesuatu enggak?" Tanya Zeira setelah ia menyelesaikan makanya."Mau tanya apa sayang?""Mas kemarin kan aku sempat ce
Saat tiba di kantor, Reyhan merasa ragu menerima undangan yang di titipkan Sarah kepada Vivi. Namun baru saja hal itu terlintas di pikirannya, tiba-tiba Vivi sudah muncul di pintu ruangan Reyhan yang saat ini tidak tertutup."Permisi pak" ucap Vivi yang berdiri di bibir pintu, dengan membawa sesuatu di kedua tangannya."Iya Vivi, masuklah" sahut Reyhan yang duduk di bangku kerajaannya. Sedangkan Zeira duduk di sofa yang ada di ruangan Reyhan."Ini ada titipan undangan dari artis Sarah Bellareah, pak, beliau datang tadi dan baru saja pergi" ucap Vivi dengan hormat sambil meletakkan kartu undangan yang ada di genggamannya di atas meja Reyhan. Walaupun pria tampan yang ada di hadapannya saat ini adalah suami dari Sahabatnya. Tetapi ia harus tetap sopan dan hormat karena pria itu juga adalah Bosnya."Baiklah. Terima kasih" sahut Reyhan dengan santai. Namun ia hanya melihat kertas itu sekilas tanpa menyentuhnya."Permisi pak, ibu" pamit Vivi yang membua
Zeira mondar mandir di dalam kamar, hatinya tidak tenang karena Reyhan belum kembali sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 4 subuh, rasa penyesalan muncul di dalam hatinya karena sudah memaksa Reyhan pergi menghadiri pesta ulang tahun Sarah. Yang berujung membuat dirinya tidak bisa tenang.Ia berulang kali menghubungi nomor ponsel Reyhan namun yang menjawab suara wanita cantik *nomor yang anda tujuh sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi" ia bingung harus menghubungi siapa lagi. Akhirnya ia mencoba menenangkan pikirannya yang sudah kacau balau seperti benang yang kusut. Di saat itu juga ia teringat dengan Bara sang sopir pribadi Reyhan. Dengan sigap ia mengusap layar ponselnya dan mencari nama bara di dalam kontaknya."Iya Nyonya" suara serak Bara. Sepertinya pria itu terbangun saat mendengar panggilan dari Zeira."Apa paman sedang bersama mas Reyhan" tanya Zeira pada intinya."Tidak Nyonya. Tadi malam aku han
Mengikuti perintah Zeira untuk pergi menghadiri acara ulang tahun Sarah, sungguh kesalahan terbesar yang ia lakukan, kini hidupnya menjadi berantakan. Wanita yang sudah membuat hatinya tergila-gila, saat ini sudah meninggalkan kediaman Nicolas. Ia hanya bisa menghancurkan pas bunga yang ada di dalam mansion itu, untuk melampiaskan kekesalannya. Seluruh pelayan dan pengawal, hanya bisa diam dan tertunduk, tidak ada satupun di antara mereka yang berani membuka mulut.Mereka bisa sedikit bernapas di saat Reyhan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh ini kejadian yang mengerikan, selama ini Reyhan tidak pernah menghancurkan barang-barang yang ada di dalam rumah itu, pria tampan itu selalu bisa menahan dan menutupi masalah yang menimpah dirinya.Reyhan menghubungi Bara. Ia meminta agar bara dan semua para pengawal yang ada di mansion itu, segera mencari Zeira dan membawanya kembali ke kediaman Nicolas.Namun ia juga tidak tinggal diam. Ia segera meraih kunci mobil dan perg
Ini hari kedua di mana Zeira meninggalkan kediaman Nicolas. Reyhan sama sekali tidak memiliki semangat untuk melakukan aktivitas seperti biasanya. Tetapi hari ini ia harus masuk kantor, karena ada meeting penting dengan perusahaan CW GROUP. Mau tidak mau, ia harus tetap mau, karena pemilik perusahaan itu adalah Sahabatnya sendiri yaitu Carles. Ia tidak ingin mengecewakan Sahabat dekatnya itu, yang saat ini berada di Prancis.Namun baru saja ia masuk kedalam ruangan dan duduk di atas kursi kerajaannya. Tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar dan satu pukulan langsung mendarat di pipinya yang mulus."Aku tidak akan pernah memaafkan orang yang berani menyakiti Zeira" ucap Roy dengan lantang, yang mengundang semua mata karyawan mengarah ke ruangan Reyhan. Begitu banyak karyawan yang ada di bangunan yang berlantai 50 itu, hanya satu wanita yang berani masuk ke dalam ruangan itu, siapa lagi kalau bukan Vivi.Saat mendengar suara keributan, Vivi langsung berlari menuju ru
Pagi ini Zeira dan Vivi sedang bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit Aulia Hospital, untuk memeriksa kandungan Zeira, karena dari tadi malam, ia merasa keram di bagian bawah perutnya.Saat pintu lift terbuka, pandangan kedua wanita cantik itu, beradu dengan mata kecoklatan seorang pria."Roy" kedua wanita yang ada di dalam lift, kompak memanggil nama pria itu."Selamat pagi kakak ipar, sudah lama kita tidak bertemu" sapa Roy dengan senyum.Zeira memalingkan wajahnya sambil melangkah keluar dari lift, dan di ikuti Vivi dari belakang. Zeira merasa benci karena Roy sudah membuat Reyhan babak belur seperti yang di ceritakan Vivi. Ia juga merasa malu karena, pria yang ia pilih telah berkhianat darinya."Zeira aku ingin bicara denganmu" ucap Roy sambil mencengkram pergelangan tangan wanita hamil itu."Maaf Roy, kita bicara lain kali saja, aku dan Vivi masih ada urusan penting" jawab Zeira tanpa melihat Roy. Ia benar-benar tidak sanggup untuk
Satu malam ini Reyhan tidak bisa tidur. Kata-kata Zeira berputar-putar seperti baling-baling pesawat di dalam kepalanya. Sungguh ia tidak menyangka, ada wanita yang menolak cintanya, selama ini dia yang menolak cinta para wanita cantik dari golongan menengah hingga atas. Inikah yang di namakan karma, karena ia selalu mengabaikan perasaan wanita kepadanya ?Untuk menghilangkan kejenuhan, ia meraih remote dan menghidupkan televisi 42 inci yang ada di dalam kamarnya. Namun matanya membulat saat salah satu stasiun televisi swasta mewawancarai Sarah Bellareah. Model cantik itu memberikan klarifikasi tentang kejadian sewaktu di hotel itu. Ia mengatakan kalau mereka melakukannya karena dasar suka sama suka.Reyhan mengertakkan gigi, dan melempar remote ke layar monitor televisi. ingin rasanya ia mencekik leher Sarah saat ini juga. Wanita itu benar-benar menghancurkan hidupnya.Bara yang saat itu berdiri di pintu kamar Reyhan, merasa tidak tega melihat tuan mudanya itu.
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h