Saat tiba di rumah sakit, Zeira meminta Roy untuk kembali ke kediaman Nicolas. Pria tampan itu sudah terlihat acak-acakan karena satu hari satu malam tidak istirahat. Karena Zeira memaksa, akhirnya Roy menurut, ia kembali ke kediaman Nicolas dengan mengendarai mobil sendiri. Ia meminta Bara dan pengawal itu untuk tetap di rumah sakit menemani Zeira dan Vivi
Air matanya menetes saat melihat keponakannya Andrian sedang di gendong Siti di teras mansion megah itu "selamat siang keponakan om yang ganteng" sapa Roy sambil mencubit gemas hidung mancung Andrian
"Selamat siang om" sahut Siti dengan menirukan suara anak kecil.
"Apa tuan butuh bantuan untuk menyiapkan air hangat ?" Lanjut Siti bertanya
"Tidak usah bi, biar aku saja. Bibi jaga Andrian saja" Roy melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah.
Sementara di rumah sakit, Zeira merasa resah, perasaannya tiba-tiba tidak enak "mungkin ini efek karena aku tidak tidur satu malam ini" ucapnya kepada diriny
"ada apa mas ?" Zeira kembali bertanya"Sayang" Reyhan membawa Zeira duduk ke sofa"Iya mas, kamu kenapa aneh seperti ini mas, tangan kamu dingin, wajah kamu pucat. Mas lagi sakit" Zeira meletakkan punggung tangannya di kening Reyhan, untuk memastikan suaminya itu sedang sakit atau tidak"Sayang, aku tidak sakit" Reyhan meraih tangan Zeira dari keningnya"Sayang bagaimana pun, aku harus mengatakanny kepadamu" lanjutnya sambil menggenggam tangan Zeira dengan erat"Apa sih mas ? Jangan buat aku penasaran seperti dong mas" protes Zeira yang sudah mulai kesal karena dari tadi Reyhan belum juga mengatakannya"Anak kita Andrian hilang sayang" ucap Reyhan"Mas, kamu jangan bercanda, ini enggak lucu" protes Zeira. Ia mendorong tangan Reyhan"Aku tidak bercanda sayang, ini memang kenyataan, tadi bibi Siti menghubungiku saat di kantor polisi. Tapi kamu tidak perlu terlalu cemas, pihak yang berwajib sudah men
Ucapan Carles membuat Reyhan jadi curiga terhadap Asep. Ia meminta Bara untuk memperhatikan setiap gerak-geriknya.Sementara di rumah sakit Aulia Hospital, Roy sedang merasa bahagia, karena Vivi sudah sadarkan diri. Wanita yang baru saja keguguran itu, berkali-kali menanyakan di mana Zeira."Sayang, Zeira baik-baik saja, dia tidak terluka sama sekali. Tadi siang dia ada di sini menjaga kamu""Terus dia di mana sayang ?""Aku rasa dia sangat lelah, jadi aku meminta kak Reyhan untuk mengantarnya pulang" jawab Roy. Pria tampan itu tidak ingin menceritakan apa yang terjadi saat ini kepada Vivi.Vivi tiba-tiba berteriak sekuat mungkin, saat tangannya mengusap perutnya yang sudah rata, dari tadi ia belum menyadari tentang kandungan. Dengan sigap Roy memeluknya."Sayang, sayang, kamu harus kuat" Roy mengecup ujung kepala Vivi berkali-kali"Roy, ada apa dengan kandunganku ?" Tanya Vivi sambil menagis histeris"Sayang, kamu mengal
Dua hari telah berlalu, tetapi belum ada tanda-tanda keberadaan Andrian, polisi sudah mencari di seluruh ibu kota, begitu juga dengan Reyhan yang saat ini berada di Singapura, ia juga sudah meminta bantuan pada pihak polisi Singapura untuk mencari Fadil, tetapi belum membuahkan hasil.Hari ini Vivi sudah di izinkan untuk kembali ke kediaman Nicolas, kondisinya sudah jauh lebih baik, tetapi ia masih tetap harus di tangani pihak medis, karena kondisi rahimnya yang belum stabil.Dalam perjalanan menuju kediaman Nicolas, Vivi selalu bertanya-tanya dalam hatinya, kenapa Zeira tidak pernah datang menemuinya ke rumah sakit semenjak ia sadar dari koma. Apa mungkin Zeira benci kepadaku atau Roy menyalahkan Zeira atas keguguran yang aku alami, sehingga Roy tidak mengizinkannya untuk datang menemui aku ? Pertanyaan itu yang selalu berputar-putar di dalam pikiran Vivi seperti baling-baling pesawat yang siap untuk terbang."Sayang, kamu kenapa termenung seperti itu ?"
Malam semakin larut, Fina masih fokus memandang wajah menantunya yang sedang tertidur lelap, ia juga meneteskan air mata setiap kali mengigat momen kebersamaannya bersama Andrian, baby mungil itu dulunya sering ia gendong dan tidur bersamanya, kini cucu kesayangannya itu entah di mana dan dengan siapa.Ting-nong ting-nong ponsel Zeira yang terletak di atas meja berbunyi. Dengan sigap Fina meraihnya dari atas meja, ia melangkah ke arah balkon lalu menjawab panggilan yang masuk ke ponsel Zeira."Hallo" sapa Fina setelah mengusap layar ponselnyaNamun tidak ada balasan dari seberang sana."Hallo....hallo...." Fina kembali menyapa karena dari tadi hanya hening dan tidak ada jawaban*Mungkin salah sambung* ucap Fina sambil memutuskan sambungan teleponnyaSaat ia kembali masuk ke dalam kamar, ia melihat Zeira sudah duduk di atas sofa "kamu sudah bangun sayang ?" ucap Fina sambil melangkah menghampiri Zeira"Mama...." Panggil Zei
Tepat pukul 10 pagi, Reyhan sudah tiba di bandara, saat ia keluar dari bandara, Bara sudah menunggunya.Dengan sigap Bara menghampiri Reyhan saat ia melihat tuan besarnya itu turun dari tangga eskalator."Selamat pagi tuan" sapa Bara"Selamat pagi" sahut Reyhan"Kita langsung ke rumah sakit" perintah Reyhan setelah masuk ke dalam mobil."Baik tuan" jawab Bara dengan hormatSepanjang perjalanan Reyhan hanya diam, ia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobilnya sambil memejamkan mata."Tuan" panggil Bara dari bangku pengemudi"Hm..." Sahut Reyhan dengan singkat tanpa membuka mata"Aku ingin mengatakan sesuatu kepada tuan""Katan saja" jawab Reyhan, lagi-lagi ia menjawab dengan singkatSebelum membuka mulut, Bara terlebih dulu menelan salivanya dengan kasar, ia sebenarnya takut ingin mengatakannya kepada Reyhan "tuan...." Bara kembali menutup mulutnya"Ada apa ? Katakan saja, aku
Saat ini keluarga Nicolas sedang berkumpul di meja makan untuk menikmati makan malam bersama, semua hening tidak ada yang bicara, hanya suara dentingan sendok yang memenuhi ruangan yang luas itu. Setelah selesai makan, Zeira merengek meminta Reyhan untuk menemaninya jalan-jalan di taman depan."Kalau mas enggak mau menemani aku ! Ya sudah, aku pergi sama Andrian saja" ancam Zeira."Iya sayang, iya" jawab Reyhan dengan terpaksa"Permisi tuan" ucap Bara tiba-tiba dari arah ruang tamu"Iya, ada apa paman ?" Sahut Roy"Itu, Dokter nyonya sudah datang""Ow... baiklah, minta untuk menunggu sebentar" jawab Reyhan"Baik tuan" Bara memutar tubuhnya, melangkah menghampiri Dokter dan mempersilahkannya menunggu di ruang tamu.Reyhan meminta Roy, Vivi dan Fina terlebih dulu menemui dokternya, soalnya Zeira sedang merajuk, jadi ia harus membujuknya dulu. Setelah 15 menit membujuk Zeira dengan berbagai macam cara ! Akhirnya hati wanita
"sungguh, aku tidak melakukannya tuan, apa yang dia katakan adalah bohong" bantah AsepReyhan melemparkan satu pukulan di wajah Asep, ia melupakan janjinya kepada polisi, kalau ia tidak akan menyentuhnya. Kesabaran Reyhan sudah habis melihat Asep yang berusaha membela diri dan melimpahkan semua kesalahannya kepada Siti. Reyhan meraih ponsel miliknya dari atas meja, lalu menghadapkan layarnya ke hadapan Asep. "Ini apa ?" Sentak Reyhan"Bukankah di situ sudah jelas, kamu yang memberikan sesuatu kepada dia ?" Lanjut Reyhan sambil menunjuk SitiWajah Asep berubah menjadi pucat, tangannya gemetar, bibirnya tiba-tiba sulit untuk dibuka setelah melihat video yang ada di ponsel Reyhan. Di sana sudah jelas terlihat, kalau dirinyalah yang memberikan obat kepada Siti. Hal itu membuat ia tidak bisa lagi untuk membela diri."Maafkan aku tuan" Asep melakukan seperti apa yang dilakukan Siti. Ia bersujud memohon di kaki Reyhan.Reyhan menarik kakinya d
Sebelum matahari terbit, Reyhan sudah meninggal kediaman Nicolas, ia sengaja pergi lebih awal agar Zeira tidak mengetahuinya. Tepat pukul 7 pagi, ia sudah terbang ke Singapura dengan menaiki pesawat pribadi. Dalam perjalanan, Reyhan tidak hentinya melihat alamat yang ada di layar ponsel miliknya, ingin rasanya ia segera tiba di sana. Tanpa terasa, ia sudah menghabiskan waktu selama 1 jam 47 menit dalam pesawat, kini ia sudah tiba di bandara Singapura."Selamat pagi tuan" sapa seorang pria kepada Reyhan"Iya, selamat pagi pak" jawab Reyhan dengan ramah dan sedikit bingung, sebab ia tidak mengenal siapa pria yang sedang menyapanya saat ini"Maaf pak, perkenalkan nama saya Fazri. Saya sopir pribadi tuan Carles" pria itu memperkenalkan dirinya kepada Reyhan.Setelah masuk ke dalam mobil, Reyhan meraih ponsel miliknya dari saku celananya, ia menghubungi Carles untuk mengatakan terima kasih kepada sahabatnya itu, karena sudah berbaik hati menyuruh s