"Jadi kau benar impotent, Jack? Kenapa kau baru bicara sekarang? Besok kita sudah mengadakan pesta pertunangan, tapi..." Fay mengeratkan kepalan tangannya di samping badan.
"Kalau kau tidak mau, kau tinggal membatalkan pertunangannya. Gampang kan?" Jack menyela dengan acuh tak acuh. Ia berdiri dengan punggung yang bersandar pada dinding.
"Tapi... Aku tidak mau membatalkannya." Fay bergeleng cepat. Ia lalu duduk di sofa yang ada di apartemennya. Ia sangat syok dengan perkataan Jack, di mana pria itu mendatanginya di pagi hari untuk mengatakan sesuatu yang tak ingin Fay dengar. Fay berusaha menyangkal kalau Jack menderita impotent.
"Cihhh... Kau tak perlu memaksakan diri untuk mengikuti keinginan orang tuamu. Aku bisa membantumu untuk membatalkan pertunangannya. Karena Edwin sudah menjeratku, aku jadi tak bisa bergerak leluasa, tapi aku tetap bisa membantumu kalau kau mau," ujar Jack setengah bergumam. Ia selipkan kedua tangan di saku celana, menatap ke arah Fay d
Zeta belum mengantuk. Ia duduk di atas ranjang sembari menggulir layar ponselnya. Ia melihat Fay sedang melakukan siaran langsung. Karena penasaran ia memencet dan melihat langsung sebuah acara mewah yang dihadiri tamu-tamu penting, kebanyakan tamunya adalah seorang pengusaha, model, aktris, dan juga ada pejabat kota.Ia terperangah dengan gaun indah yang melekat di tubuh ramping Fay. Sungguh menawan, sampai Zeta tanpa sadar bergumam, "Cantik sekali."Fay tersenyum. Ia berkedip menggoda ke arah kamera yang sedang di bawa oleh sahabatnya, Elle."Agak ke sini dong. Biar aku kelihatan lebih jelas lagi." Fay berucap dengan anggun.Zeta mengamati yang terlihat di layar ponselnya itu dengan seulas senyum. Ia menopang dagunya dengan sebelah tangan.Fay kini terlihat seperti seorang putri dari negeri dongeng bagi Zeta. Namun tak lama kemudian kamera bergetar sedikit, mengganggu siaran langsung yang dilakukan oleh Fay.Sontak Fay terlihat menol
Jack sengaja berangkat terlambat, dan memilih untuk tetap berada di kamar Zeta. Menanti perempuan itu keluar dari kamar mandi.Tak selang beberapa lama. Zeta muncul dari balik pintu kamar mandi yang terbuka. Ia berjalan seakan tak melihat kehadiran Jack di kamarnya. Ia memilih pakaian dari lemari, kemudian kembali ke kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya.Jack mengernyit. "Kau mau memakainya di kamar mandi? Kau kan bisa memakainya di sini, Zeta. Aku akan keluar."Jack paham. Sikap tak biasa yang ditunjukkan Zeta pasti dipicu karena perempuan itu sudah mengetahui tentang pertunangannya dengan Fay."Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, Zeta. Aku tunggu di ruang tamu." Jack berucap lembut sebelum ia pergi dari kamar Zeta."Hmmm..." Zeta mengangguk tanpa membalas tatapan Jack.Zeta lantas memakai pakaiannya dengan segera. Ia awalnya ingin menghindari Jack, tetapi ia terlalu lemah ketika menghadapinya. Sehingga ia kini menuruni ta
Aiden pergi dari hadapan Jack. Ia menuju ke rumah sakit untuk melaksanakan perintah Jack untuk menjemput Zeta.Selagi, Aiden bergerak ke rumah sakit dengan mobilnya, Jack tepekur di mejanya. Ia memutar ponselnya yang tergeletak di meja berulang kali. Kemudian melihat jam di lengannya dengan jengah.Setelah ini Jack akan pergi ke club milik sahabatnya, Marc. Menghabiskan waktu di sana untuk menenangkan diri sejenak, sebelum pulang menemui Zeta. Ia akan menjelaskan semuanya kepada Zeta. Ia berharap Zeta akan mengerti.*Jack pergi meninggalkan gedung Baron group ketika langit mulai gelap. Ia menyusuri jalanan yang lumayan lengang, jarang kendaraan yang lalu lalang.Jack membelokkan mobilnya ke arah area parkir club. Ia membuka pintu mobil, dan melangkah turun. Kedatangannya itu disambut oleh dua penjaga club, Mike dan Zyan."Selamat datang, Tuan Jack." Mike dan Zyan mengucapkan salam bersamaan kepada Jack.Jack t
Zeta mengernyit ketika tak mendapati haidnya datang, padahal harusnya ia sudah haid dua minggu yang lalu jika menurut kalender yang sudah ia setting untuk mengetahui siklus kapan ia akan haid.Zeta kemudian tersadar apa yang telah terjadi tiga minggu sebelumnya. Jack menyetubuhinya, dan Zeta dengan sengaja menyuruh Jack menyemburkan spermanya ke dalam rahim Zeta.Zeta menelan ludahnya dengan susah payah. Mungkinkah ini berhasil?Ketika Zeta mendapati Jack yang sedang mabuk berat, tiga minggu yang lalu. Sebuah pemikiran terbersit di dalam otaknya. Zeta tak akan bisa bersaing dengan Fay, tentu ia akan kalah telak. Tapi, jika ia mengandung anak Jack, ia pasti lebih unggul. Karena hatinya yang tak mau kehilangan Jack, dan ia juga sudah sangat mencintai pria itu, membuat Zeta tak bisa berpikir jernih.Jantung Zeta berdetak kencang, ia mengelus perut ratanya dan tersenyum." Mungkinkah akan ada Jack kecil di sini?"Pintu terbuka, memperlihatkan Jack
"Aku hamil anakmu, Jack," balas Zeta pedih. Sudah ia duga, Jack akan bersikap seperti ini. Ditambah lagi pria itu sedang mabuk berat ketika melakukannya. Pasti Jack tak akan ingat dengan kejadian malam itu."Anakku? Aku tak merasa membuatmu hamil, Zeta?" Jack menautkan alisnya."Memangnya aku melakukannya dengan siapa lagi jika bukan dengan kau, Jack?" Zeta membalas dengan memberikan penekanan ke setiap kata yang terlontar. Setelahnya, ia gigit bibir bawahnya kuat untuk menahan diri dari menangis. Ia mengerjap cepat, mengusir air mata yang membuat pandangannya kabur."Bukankah kita sudah lama tak melakukannya, Zeta? Lagi pula setiap kali kita melakukannya aku selalu menyemburkan spermaku di luar, tidak..." Jack berhenti ketika melihat Zeta menangis sesengukan. Ia jadi tak tega melihatnya."Zeta..." Jack duduk di samping Zeta, meraihnya ke dalam pelukan."Kau tak ingat, Jack? Ketika kau mabuk berat, saat itu kita melakukannya. Dan ketika kau h
Merry bergegas menuju rumah Jack ketika putranya itu sedang bekerja. Ia ingin melihat seperti apa wanita rendahan yang telah dibawa dan disembunyikan Jack di rumah.Merry membawa langkahnya cepat tak sabaran melewati pintu utama. Sementara pelayan menghentikan apa yang mereka sedang kerjakan untuk memberikan salam hormat kepada Merry, setelahnya mereka saling berpandangan, bingung dengan kedatangan Merry yang tiba-tiba.Lerry menundukkan kepala. "Nyonya, apa yang membawa Anda kemari? Tuan Jack sudah berangkat kerja sedari tadi," tuturnya penuh kehati-hatian."Aku tidak sedang ingin menemui Jack. Aku hanya ingin melihat-lihat rumah putraku. Kau kembalilah bekerja, aku bisa berkeliling sendiri." Merry mengibaskan sebelah tangannya, menyuruh Lerry pergi darinya.Namun, Lerry tak mau meninggalkan Merry sendiri dan bersikukuh tetap berada di sisinya. Ia takut jika Merry dibiarkan, maka keberadaan Zeta di rumah ini bisa diketahui. Itu akan menjadi sesuatu
Merry menginjakkan kaki kembali ke rumahnya. Ia mengulas senyum setelah memberikan pelajaran kepada perempuan murahan yang telah merusak hubungan Jack dan Fay. Tapi, ia belum puas. Kalau perlu ia akan mengenyahkan perempuan itu dari muka bumi ini.Bertepatan dengan itu, ponsel di tas Merry berdering, sebuah pesan masuk dan menyembul di layar. Merry menguak tasnya dan merogoh untuk mengambil ponselnya. Ia lalu tersenyum ketika membaca pesan dari putranya."Kerasukan apa dia, sampai mengirimiku pesan seperti ini?" gumam Merry mengulas senyum miring.***Jack menghantamkan ujung berkas di depannya ke meja, menyesuaikannya agar bisa menjadi satu tumpukan yang rapi.Jack mengalihkan pandangannya ke amplop coklat yang terletak tak jauh darinya. Ia lalu berucap kepada Aiden. "Nanti malam aku akan mengundang keluarga Fay, Edwin dan Merry untuk acara makan malam di restoran yang sudah aku pesan sebelumnya. Jadi, kau ikutlah. Akan ada hal m
Fay tak melakukan perintah dari Jack yang menyuruhnya membaca dengan keras, ia memilih membacanya di dalam hati.Selesai membaca, Fay bergeleng pelan, suaranya seakan tersekat di tenggorokan, tak bisa keluar semuanya hingga membuatnya hanya bisa berkata lirih. "Ini tidak benar. Ini tidak mungkin.""Apa-apaan ini, Jack?" Kini giliran Edwin yang membuka mulutnya. Ia membolak-balikkan kertas yang ia pegang, sedikit tak percaya namun ia menatap Jack sekali lagi untuk mencari kebenarannya.Jack mengedikkan bahu sambil menampakkan senyum acuh tak acuh. "Daddy kan bisa membacanya di sana. Kalau Fayline group, perusahaan yang terlihat baik dan agung di luarnya ternyata juga memiliki bisnis gelap, yaitu pengedaran narkoba antar negara. Bahkan, ada kasus penggelapan dana yang dilakukan oleh petinggi Fayline group, tapi kasusnya segera surut karena pelaku menyogok pihak yang berwenang." Jack menarik napas dan melanjutkan ucapannya. "Itu semua adalah bukti. Bukankah kasusny