Beranda / Romansa / Nafkah Batin Basi / Bab 22. Si Kribo Berubah Jelita

Share

Bab 22. Si Kribo Berubah Jelita

last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-14 14:42:49

Bab 22. Si Kribo  Berubah Jelita

“Selesai, kita lihat hasilnya, ya, Mbak!”  Pegawai salon  menyisir  lembut rambut  Amelia.  “Lho, kok malah pejam mata?  Buka, dong, Mbak  matanya, Mbaknya aneh, deh!”   protesnya dengan gaya kemayu.

“Saya  dag dig dug, Mas! Takut, gelisah,  gimana … gitu,”  sahut Amelia tetap memejamkan mata.

“Mas?  Berapa kali lagi saya, bilang, panggil saya  Nindy!”  Pria gemulai itu mengerecutkan bibir.

“Oh, iya, maaf, saya lupa.  Maaf, ya!”  Amel merasa  bersalah, spontan   membuka mata.  Dia   ingin menoleh pada  Nando yang sejak pagi  hingga sore ini   telah bekerja  keras melayani dirinya  di salon terkenal itu.  Tetapi,  gerakan kepala gadis itu 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nafkah Batin Basi   Bab 23. Gadis Jelita dan Elegan itu adalah Amelia

    Bab 23. Gadis Jelita dan Elegan itu adalah Amelia Semua pakaian yang dilekatkan ke tubuh Amelia, terlihat begitu indah di matan gadis itu. Berbagai model silih berganti. Jika di suruh memilih, dia tak akan mampu untuk memilih yang paling dia suka. Sebab semua cantik di matanya. “Gimana, Mbak? Pilih yang mana, dong?” tanya Lusi, itu yang Amel baca di bed nama yang terpasang di atas dada pegawai butik yang berambut lurus sebahu itu. “Yang mana juga boleh,” jawab Amelia kebingungan. “Gini, aja, Mbak ambil beberapa pasang gaunnya! Jadi bisa dipakai bergantian setiap hari. Sekarang yang ini, besok yang itu, lusa yang sana itu, begitu, Mbak! Mbak mau?” “Terserah, deh.”

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Nafkah Batin Basi   Bab 24. Darfan Membawa Istri Pertama Ke Rumah Istri Muda

    Bab 24. Darfan Membawa Istri Pertama Ke Rumah Istri Muda “Yat, tunggu, dong, Sayang!” panggil Darfan seraya meraih pergelangan tangan Yati. “Aku enggak mau pulang ke rumah itu lagi, Mas! Aku enggak mau kumpul baereng keluarga Mas Dar! Mereka bisanya menjadikan aku babu. Selalu menghina dan merendahkan aku,” tolak Yati mengibaskan pegangan tangan Darfan dengan kasar. “Ya, sudah kalau kamu gak mau lagi tinggal serumah dengan keluargaku, aku udah telpon Amel, kok. Mulai sekarang, aku penuhin keinginan kamu untuk tinggal serumah denganku. Kita ke rumah Papa Amelia, ya?” bujuk Darfan. Yati tidak menyahut, namun tak juga menggeleng. Darfan menarik napas lega. Bukan karena takut kehilangan Yati. Dia tak merasa sangsi sedikitpun akan hal itu. Yang dia khawatir

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Nafkah Batin Basi   Bab 25. Pembalasan Dimulai

    Bab 25. Pembalasan Dimulai “Oh, begitu? Sudahlah! Gak usah dipikirkan. Sekarang Wawak pulang aja, kasihan anak istri Wawak nunggu di rumah, iya, kan?” Amelia berkata lembut. Dadang mendongak, wajahnya berangsur terang. “Non Amel gak marah sama saya?” lirihnya berkaca-kaca. Amelia menggeleng seraya tersenyum penuh pengertian. “Makasih, Non! Kalau begitu saya pulang, ya!” “Baik, Wak! Hati-hati!” Dadang pulang dengan sepeda motor bututnya. “Tolong kunci gerbangnya ya, Bik! Bibik langsung temui saya di kamar! Saya duluan masuk!” titah Amel lalu masuk dengan meneteng semua barang belajaannya di butik tad

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Nafkah Batin Basi   Bab26. Babu Baru Itu Adalah Maduku

    Bab26. Babu Baru Itu Adalah Maduku ===== “Boleh, saya nurut apa kata suami saya saja, iya, kan, Mas?” kata Amelia bergelayut manja di bahu Darfan. Menarik sebelah tangan pria itu dan melingkarkan di pinggangnya. Darfan tak berani menolak, bahkan dia merasa dadanya berdebar hebat. Hanya Yati yang tampak menelan ludah yang tiba-tiba terasa pahit. “Tapi, dengan satu syarat!” sambung Amelia. “Syarat apa?” Suara Yati berubah serak. Jelas cemburu mulai membakar dadanya. “Mbak harus mengikuti semua aturan yang saya buat. Bersikaplah layaknya seorang pembantu, bisa?” Yati tak menjawab. Wanita itu menunduk. “Aturan pertama adalah, seorang pembantu tidurla

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Nafkah Batin Basi   Bab 27. Darfan Menawarkan Nafkah Batin

    Bab 27. Darfan Menawarkan Nafkah Batin Sempat Amelia terhanyut. Tubuhnya menghangat. Angan liar melambung jauh ke awang. ‘Beginikah rasanya?’ bisiknya membatin. Kenapa baru sekarang? Setelah sekian lama pernikahan, kenapa kau lakukan seperti ini baru sekarang? Kenapa tubuh ini sempat di telantarkan, bahkan dihina dan dicaci tiada henti. Kenapa baru malam ini, Mas? Kenapa kau abaikan diriku selama ini? Kenapa kau tak penuhi kewajibamu sebagai seorang suami? Kenapa tak kau penuhi hakku sebagai seorang pengantin? Aku pengantinmu, Mas! Nafkah batin yang harusnya kau berikan untukku, berkali-kali kau abaikan. “Sayang? Aku minta maaf?” Seolah paham apa yang sedang mengganjal hati istrinya, Darfan mengucap kata maaf.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Nafkah Batin Basi   Bab 28. Bisik-bisik Di Dalam Gudang

    Bab 28. Bisik-bisik Di Dalam Gudang ‘Aku tahu, kau sangat menyayangi aku. Kau pasti takut dengan ancamanku hendak meminta talak padamu, jika kau berani menyentuh si kribo, iya, kan, Mas?’ Yati semakin yakin bahwa yang datang adalah suaminya. Langkah itu kian dekat, lalu masuk ke dalam gudang. Dugaan Yati benar adanya. Darfan mendapati sang istri terduduk di lantai dingin. “Mas!” panggil Yati langsung berdiri dan menghambur memeluk sang suami. “Hem, tolong kamu buatkan segelas susu hangat buat Amel, lalu antar ke kamar kami sekarang juga! Cepat, ya!” Darfan mengurai pelukan wanita itu dengan halus. “Apa?” Yati mundur selangkah, kedua tangan yang sempat memeluk luruh lemah di

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Nafkah Batin Basi   Bab 29. Menolak Nafkah Batin "Basi"

    Bab 29. Menolak Nafkah Batin “Basi” Pertahanan di mata Anwar jebol, air bening meleleh deras di sana. Pipi keriput itu basah seketika. Pria paruh baya yang tiba-tiba terlihat begitu ringkih itu merasa kian sesak. Apa yang dia risaukan sama sekali Amelia tak paham. Pria itu ingin menceritakan apa sebenarnya yang telah terjadi tanpa disadari oleh putrinya. Dia ingin meminta sang putri untuk meminta pisah dari laki-laki durjana, Darfan. Jangan sampai penipu itu menguras habis harta keluarga ini. Tetapi, dia tak mampu. Untunglah Anwar tak tahu kalau kartu ATM miliknya telah dikuasai oleh sang menantu durhaka. Kalau dia tahu, bisa saja hal yang lebih buruk terhadap kesehatannya akan terjadi. “Papa tidur lagi, ya!” bujuk Amel mengecup k

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Nafkah Batin Basi   Bab 30. Suara Erangan Dari Gudang

    Bab 30. Suara Erangan Dari Gudang ======= Darfan kehilangan kontrol. Pria itu memeluk erat tubuh Amelia. Menghujani wajah gadis itu dengan ciuman membabi buta. Tenaganya yang jauh lebih kuat, membuat Amelia tak mampu menghindar. Tubuh perawan itu kini berada dibawah kungkungan sang durjana. Berpikir keras, Amelia tak mau menyerah. Perjuangannya untuk memberi pelajaran pada pria tak punya hati ini sudah hampir berhasil. Hasurkah semua berakhir sia-sia, bahkan dia pun harus pula kehilangan kesuciannya? Ya, tugas dia sebagai seorang istri benar adalah memenuhi keinginan ranjang suami. Tetapi, sejak awal pernikahan ini sudah salah. Pernikahan ini adalah pernikahan hasil tipu daya. Itu yang membuat Amelia merasa kewajiban itu telah gugur dengan sendirinya. Tak akan pernah terjadi hubungan ini. 

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14

Bab terbaru

  • Nafkah Batin Basi   Bab 200. Tamat (Malam Pertama Amelia)

    Bab 200. Tamat (Malam Pertama Amelia)Amelia bersimpuh di pangkuan sang Papa. Memohon doa restu dengan derai air mata haru. Daffin mengikuti berbuat yang sama.Amelia bergeser ke bangku Rahayu. Andy ada di sampingnya. Wanita itu memeluk gadis bergaun pengantin itu. Membisikkan kalimat restu dan menguntai doa sakral. Semoga pernikahan putra semata wayangnya dengan gadis ini penuh keberkahan, abadi, tanpa pernah ada lagi perpisahan.“Terima kasih Tante,” ucap Amelia surut masih dengan berjongkok. Lalu berbisik pada Daffin, pria yang baru saja menghalalkannya. “Mas, minta restu pada Tante Rahayu, ya! Juga kepada Pak Andy, papa kandung Mas Daffin. Lakukan itu, seperti Mas meminta restu pada papaku! Agar pernikahan kita ini berkah, Mas!”Daffin menatap mata wanitanya, lembut. Lalu mengangguk. Pria itu melakukan seperti yang Amelia ucapkan. Untuk pertama kalinya, Rahayu memeluk tubuh putranya. Air mata haru tak henti mengalir deras membasahi kedua pipi kurusnya. Sama harunya sepert

  • Nafkah Batin Basi   Bab 199. Sentuhan Karena Cemburu Daffin Di Dalam Lif

    Bab 199. Sentuhan Karena Cemburu Daffin Di Dalam Lif“Ada apa dengan Mas Andre? Aku tahu, kok, dia dirawat di sini,” tanya Amelia penasaran.“Dia ingin bertemu kamu, tanpa Pak Daffin. Mungkin kamu bisa luangkan waktu kamu menjenguknya sebentar.” Dr. Vito mengusulkan.“Waw, Andre ingin bertemu Amelia tanpa aku? Hebat! Apa yang kalian rahasiakan dariku?” Daffin mendelik pada Amelia, pria itu kembali terbakar.“Amelia juga belum tahu, Pak Daffin. Tak ada rahasia. Tapi, Andre memang takut kalau Pak Daffin ikut,” sela Dr. Vito.“Takut apa? Dia mau mengambil Amelia lagi dariku, begitu?” sergah Daffin dengan wajah mengetat.“Bukan tentang Amelia, Pak, tapi … wah, saya tak enak mengatakannya. Tapi, alangkah lebih baiknya kalau Amelia menemuinya!”“Baik, terima kasih, Vito! Aku dan Mas Daffin akan menemuinya! Antara aku dan Mas Daffin tak pernah ada rahasia. Terserah, Mas Andre setuju, takut, dan sebagainya! Ayo, Mas kita ke rungannya! Ayo, Mela! Kami duluan, ya! Dadaah, Bilqis!”Amelia me

  • Nafkah Batin Basi   Bab 198. Daffin Cemburu Buta

    Bab 198. Daffin Cemburu Buta“Jangan seperti anak kecil, dong, Mas! Enggak ada angin, enggak ada badai, tiba-tiba aja, Mas Daffin sewot, aku gak paham, ada apa, sih?” Amelia menahan lengan Daffin.“Gak ada! Maaf aku buru-buru!” Pria itu menepis dengan sedikit kasar. Hampir saja gadis itu tersungkur. Sebuah tangan menahan tubuhnya.“Ati-ati, dong, Om! Kacian Antenya!” Seorang anak kecil berteriak dengan lantang. “Untung dipegangi mama Iqis, kalau enggak Antenya udah jatuh! Oom dahat!” sungut bocah perempuan itu lagi. Daffin dan Amelia tersentak kaget. Keduanya menoleh ke sumber suara. Suara itu sepertinya tak asing di telinga Amelia.“Ante Amel?” sang bocah malah lebih dulu mengenalinya. “Ini Ante Amel, kan? Mama, ini Ante Amel!” teriak bocah lincah itu kepada wanita yang bersamanya.“Bilqis?” gumam Amelia seraya merunduk lalu memeluk gadis kecil itu. Daffin terpana. “Ini Mama Iqis, Ante! Mama, ini Ante Amel, temannya Papa! Iqis mau Ante Amel jadi mama Iqis, tapi kata Papa, A

  • Nafkah Batin Basi   Bab 197. Telepon Dari Dr. Vito

    Bab 197. Telepon Dari Dr. Vito“Kalau memang Om Andy dengan Tante Ayu udah ada niat menikah, gak boleh ditunda lagi! Kalau saya dan Mas Daffin, bisa kok, nunggu dulu. Pokoknya Om dan Tante aja duluan! Mas Daffin enggak suka kalau Om Andy menunda lagi, ya, Om, Tante!” kata Amelia menekankan.Kedua calon mertuanya itu saling tatap. Lalu menghela napas kasar.“Mama cepat sembuh, pokoknya! Pak Andy jangan banyak pikiran lagi! Ini, pakai untuk keperluan Bapak! Tentang biaya sekolah Klara dan Indah, jangan pikirkan lagi, sudah diurus oleh anggota saya!” tukas Daffin sembari menyerahkan sebuah kartu kredit kepada Andy.“I-ini apa, Nak?” Andy tergagap. “Ti-tidak usah, Nak Daffin, tidak usah! Bapak akan burusaha bekerja semaksimal mungkin untuk mengumpulkan biaya pernikahan. Bapak tidak mau membebani Nak Daffin!” tolaknya mendorong dengan halus di tangan Daffin.“Pakailah, mulai sekarang Bapak akan saya anggap papa saya. Setelah menikahi Mama, Bapak akan saya bawa ke kantor, bantu saya m

  • Nafkah Batin Basi   Bab 196. Suasana Tegang Di Rumah Sakit

    Bab 196. Suasana Tegang Di Rumah Sakit“Tidak perlu sungkan, Ma! Pak Andy, saya terima lamaran Anda terhadap Mama saya, kapan rencana pernikahan kalian, kalau bisa secepatnya, ya!”Tiba-tiba Daffin muncul di ambang pintu.“Daff-daffin …!” Rahayu dan Andy serentak menoleh. Wajah keduanya memucat sesaat. Tetapi langsung terang benderang begitu Daffin menyelesaikan kalimatnya.“Terima kasih, Bapak sudah menjaga mama saya sepanjang malam ini?” ucap Daffin melangkah masuk.Andy langsung bangkit, memberi ruang kepada Daffin untuk mendekati Rahayu. Daffin segera menyalam ibunya, lalu duduk di kursi itu. Senyum semringah mekar di wajah tampannya.Rahayu sadar, hari ini putranya terlihat berbunga-bunga. Ada binar di wajahnya. Bukan karena lamaran Andy pada dirinya. Ada sesuatu, entah itu apa. Apakah ada hubungannya dengan Amelia? Rahayu menerka-nerka.“Jadi bagaimana Pak Andy, kapan rencana Bapak menikahi mama? Saya mau secepatnya. Kalau bisa begitu Mama boleh pulang kata dokter, esoknya

  • Nafkah Batin Basi   Bab 195. Daffin Menerima Lamaran Andy Untuk Ibunya

    Bab 195. Daffin Menerima Lamaran Andy Untuk Ibunya Pagi ini Andy terjaga karena gerakan di atas ranjang pasien. Rahayu menggeliat di sana. Pria itu perlahan mengangkat kepala yang dia letakkan di tepi ranjang. Persis di sisi sang pasien. “Hey, kamu sudah bangun, Sayang?” sapanya sembari mengucek mata. “Maaf, gerakanku membuat Mas terganggu. Pindah saja tidurnya ke sofa sana, Mas! Kasihan, sepertinya Mas kurang tidur beberapa malam ini,” usul Rahayu menatap iba pria yang sangat dia cintai itu. “Tidak, aku juga sudah bangun. Gimana, kamu mau ke kamar mandi, ayo, aku bantu!” “Tidak usah, Mas. Itu terlalu merepotkan kamu. Aku tunggu perawat saja.” “Tidak Rahayu, kenapa kau masih sungkan. Tolonglah, jangan perlakukan aku seperti orang asing!” “Tapi, kamu memang orang lain, kan, Mas? Kita bukan muhrim, kamu juga bukan suamiku. Aku sungkan kamu membantuku ke kamar mandi. Aku akan minta tolong perawat saja nanti.” “Aku sangat sayang padamu, Yu. Aku sangat sedih kau bicara seperti

  • Nafkah Batin Basi   Bab 194. Papa Amelia Batal Melamar Regina

    Bab 194. Papa Amelia Batal Melamar Regina “Hem.” “Terima kasih, Mel!” Tanpa ragu, Daffin meraih tubuh kekasihnya, membenamkan di dalam pelukan erat. “Aku akan minta pada Papa kamu, agar mau mengalah. Dia boleh melamar Bu Regina, tapi pernikahannya ditunda dulu. Aku mau, kita duluan, Sayang.” “Ya, Papa setuju!” Sontak Daffin melepas pelukan. Anwar telah berdiri tak jauh dari meja makan itu. Suster Ayu dan Bik Jum mengiring di belakangnya. Entah sejak kapan mereka ada di sana. Sedikitpun kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu menyadarinya. “Maaf, Non. Bibik udah berusaha menghalangi agar Bapak jangan masuk ke ruang makan ini, tapi makin dihalangi, Bapak makin maksa masuk,” lirih Bik Jum merasa bersalah. “Papa khawatir, papa minta maaf. Papa kira putri papa sedang ada masalah lagi. Ternyata, papa salah duga. Anak gadis papa rupanya sedang dilamar oleh seorang pria hebat. Papa sangat bahagia. Jangankan menunda pernikahan papa, membatalkan lamaran esok pun, papa bersedia, Nak.”

  • Nafkah Batin Basi   Bab 193. Lamaran Daffin Di Meja Makan

    Bab 193. Lamaran Daffin Di Meja Makan “Apa?” Amelia tersentak kaget. Salah dengarkah dia? Daffin memintanya menyuapi. “Ya, sudah, enggak jadi. Maaf!” ucap daffin dengan wajah sedikit memerah. Telunjuk pria itu langsung mengusap symbol hijau di layar ponselnya. “Ada apa lagi Pak Sastro?” sergahnya meninggikan suara melalui benda pipih itu. “Bu Lidya sudah kami tahan di pos depan, Pak. Tapi, dia tidak berhenti menjerit-jerit. Itu memancing perhatian semua orang yang kebetulan melintas juga warga sekitar. Mohon petunjuk, apa yang harus kami lakukan?” lapor Sastro dari ujung sana. “Hem, perempuan sial! Tidak usah menungguku, bawa ke kantor polisi! Lalu telepon pengacaraku, minta dia mengurus semuanya! Bukti-bukti kejahatan perempuan itu sudah ada di tangan pengacara itu! Sekaligus Bik Rum jadikan sebagai saksi!” kata Daffin menjelaskan. “Siaap, baik, Pak!” Daffin mematikan ponsel, lalu menghela napas panjang seraya menyenderkan tubuh lelahnya ke sandaran kursi. Matanya terpeja

  • Nafkah Batin Basi   Bab 192. Lidya mengamuk

    Bab 192. Lidya mengamuk“Tolong jangan seperti anak kecil, Mas! Mas Daffin itu udah dewasa! Tolong bijaklah dalam berpikir, bijaklah dalam berbicara dan juga dalam memutuskan segala sesuatunya!”“Aku masih kurang bijak, ya?”“Ya!”“Baik, aku minta maaf!”“Aku mencintaimu, Mas! Tolong jangan pernah kamu ragukan! Jangan pula kamu kaitkan dengan hal lain!”“Boleh aku bertanya?”“Ya.”“Kenapa istri Papa yang bernama Tina itu mau bermesraan dengan pria selingkuhannya itu, bahkan mereka tak peduli itu di tempat umum? Karena cinta, bukan? Lalu kamu?”“Bukan. Yang mereka lakukan bukan karena cinta. Tapi karena napsu!”“Begitukah? Lalu kamu mengira aku …?”“Tolong jangan tersinggung! Aku hanya merasa ini terlalu cepat! Satu hal yang perlu Mas Daffin ketahui. Meskipun aku sudah pernah menikah, sudah juga pernah menjalin hubungan dengan Mas Andre. Tetapi hingga detik ini aku masih perawan.”“Mel?” sergah Daffin tersentak kaget. Perempuan yang sangat dia cintai ini ternyata begitu sempurna.“Ya

DMCA.com Protection Status