Share

212. KANGEN

Penulis: Rosemala
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-14 07:41:31

Puspita berbaring menghadap dinding. Raganya di sini, tapi pikirannya entah di mana. Barusan Prabu menghubungi Pram, tapi sama sekali tidak ingin bicara dengannya. Hanya menitip salam dan memintanya menjaga kesehatan. Sama sekali bukan Prabu yang ia kenal sebelum berangkat ke sini.

Ataukah memang ia sama sekali tidak berarti dalam keluarga itu?

Ia bahkan tidak berani lagi menghubungi Opa Rangga atau kediaman Bimantara. Mungkin untuk saat ini ia melupakan saja jika bagian keluarga itu. Ya, sepertinya lebih baik seperti itu. Mungkin dengan begitu ia bisa fokus dengan kesehatannya sendiri. Ia ingin cepat sembuh dan kembali ke tanah air. Bukan untuk keluarga itu, tetapi untuk dirinya sendiri. Puspita tak ingin terus-terusan menyusahkan Pram yang harus bolak-balik dua negara.

Lagi-lagi ia bersyukur memiliki Pram dalam hidupnya, karena orang lain belum tentu bisa selalu ada untuknya. Namun, seorang suami akan tetap membersamainya selamanya.

Puspita mengerjap saat merasakan sebuah tangan mel
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Atri
senengnya hatiku...ma kasih thor......
goodnovel comment avatar
Dhivia Rifki
trims mba author jd ilang kantukku
goodnovel comment avatar
Maysaroh Anisah
Makasih Thor udh up 2bab ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   1. PENOLAKAN MENYAKITKAN

    1 “Jangan berharap terlalu banyak dengan pernikahan ini, Puspita. Aku tidak akan pernah seutuhnya menjadi suamimu.” Kalimat itu meluncur dari mulut pria tiga puluh lima tahun yang masih mengenakan jas putih khas pengantin pria. “Pernikahan ini terjadi hanya untuk membahagiakan Soraya. Kau dan aku tidak akan pernah lebih dari kesepakatan ini,” lanjut pria itu dengan tegas dan tanpa perasaan. Matanya yang dingin menatap ke depan, sementara kedua tangannya dilipat di dada. “Itulah yang berhak kau dapatkan ketika memanfaatkan kebaikan istriku.” Puspita, wanita 20 tahun yang duduk di tepi ranjang pengantin, hanya terdiam dengan salah satu tangan memilin ujung kebayanya. Ia sangat mengerti apa yang terjadi dengan pernikahan ini, tanpa harus Pramudya, majikan laki-laki yang baru saja menghalalkannya dalam kalimat ijabkabul pernikahan itu, menegaskan dengan kalimat setajam ini. “Saya tahu, Pak … saya sangat mengerti,” bisik Puspita dengan suara gemetar. “Saya tidak akan meminta lebih,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   2. MENJADI WANITA MATERIALISTIS

    2“Kenapa datang sepagi ini, Paman?”Puspita pura-pura tidak tahu, di saat dia sepenuhnya memahami apa maksud kedatangan pamannya ke sini. Gadis itu bahkan sempat ragu untuk membuka pintu tadi. Namun, ia tidak punya pilihan lain. Sekalipun ia perlu Soraya dan janjinya, nyatanya Puspita harus menghadapi ini sendirian karena Pram tidak mengizinkan ia menemui kakak madunya itu.“Pita ….” Pria yang tengah menghisap rokok itu langsung membuangnya saat melihat Puspita datang. Senyum menjijikan langsung terukir di bibir hitamnya sementara ia duduk di kursi yang tersedia di teras. Satu kakinya ditumpangkan di atas kaki lainnya.. “Sudahlah, jangan pura-pura, kamu pasti tahu kenapa Paman datang.”Puspita menelan ludah. Sementara itu, sepeninggal Puspita, Pramuda lanjut bersiap-siap. Pria itu mengenakan pakaiannya, lalu setelah rapi, Pram melangkahkan kaki ke kamar Soraya, satu-satunya wanita yang ia akui sebagai istrinya, untuk melihat wajah Soraya sebelum Pram berangkat kerja.Namun, tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   3.ORANG KETIGA

    3Beberapa minggu berlalu setelah kepergian sang paman untuk menjemput paksa Puspita. Sekalipun pria paruh baya itu pergi dengan marah-marah, setengah diusir, paman Puspita tidak kembali lagi.Mungkin itu karena ucapan Pram juga, yang mengatakan bahwa sekalipun Puspita diseret pulang, ia tidak akan bisa dinikahi karena sudah menjadi istri Pramudya.Harusnya Puspita merasa senang dan lega. Masalahnya selesai.Namun, kalimat yang dikatakan Pram padanya setelah itu membuatnya tidak mudah.“Sekarang kau bisa tenang di sini sebagai nyonya muda, hm? Menikmati kemewahan karena sudah menikahi laki-laki kaya, demi menaikkan derajatmu.” Pram mendengus. “Selamat. Wanita picik.”Puspita berusaha meluruskan kesalahpahaman itu, karena bukan seperti itu pernikahan impiannya. Namun, Pram tidak mau dengar.Hingga akhirnya, Puspita menyerah. Ia di sini bukan untuk mengambil hati Pram, melainkan untuk merawat Soraya dan putrinya, sesuai pekerjaan dan janjinya pada wanita baik hati itu.“Sebentar ya, Bu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   4. KEPERGIANNYA

    4"Kamu menikah lagi tanpa restu Ibu? Ibu doakan istri barumu juga kena kanker seperti Soraya!""Ibu, cukup!" Pram berseru, wajahnya menegang. Ia menatap ibunya dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosinya, tetapi tetap tak bisa menutupi kegeraman. "Apa Ibu tahu betapa sulitnya situasi kami sekarang?""Sulit?" Bu Hasna mendengus. "Kamu bilang sulit? Kamu tahu apa yang Ibu rasakan saat tahu kamu menikah dengan seorang pembantu tanpa restu?"Puspita yang berdiri di sudut ruangan hanya bisa meremas ujung kerudungnya. Ia menahan diri, tetapi hatinya perih mendengar cemoohan Bu Hasna. Akhirnya, dengan suara bergetar, ia berkata, "Maaf…."Hasna menatap tajam wanita yang menunduk itu. "Seharusnya kau sadar diri sejak awal. Kau hanya seorang pembantu. Apa itu memang tujuanmu bekerja di sini?" Kata-kata Hasna semakin menusuk."Ibu, jangan berkata seperti itu pada Puspita!" Soraya tidak tahan lagi. Meski sangat lemah, ia tidak bisa membiarkan ibu mertuanya berkata buruk pada Puspita. "Saya yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   5. SELALU TERSISIH

    5Pramudya dan Puspita masih terpaku di tempatnya, sementara wanita cantik yang baru saja bicara itu mendekat. Senyum manis terus mengembang dari bibir merahnya. Tepat saat wanita dengan dress selutut itu tiba di meja makan, Hasna muncul dari pintu yang sama."Pram, ini Imelda, anak Tante Dini. Jangan bilang kamu lupa." Hasna langsung menjelaskan saat menyadari keheranan di wajah anaknya."Imelda?" gumam Pram. Keheranan masih menghiasi wajahnya."Iya, Pram. Imel yang waktu kecil suka kamu gendong-gendong, suka main pengantin-pengantinan sama kamu. Cantik, kan, dia sekarang?" Hasna tersenyum bangga sambil melirik wanita bernama Imel itu. Setelahnya, wanita lebih setengah abad itu duduk di kursi, mendekat ke arah Puspita yang kini menundukkan kepala."Lebih cantik dari kedua istrimu, bahkan jika kecantikan keduanya digabungkan," lanjut Hasna dengan sengaja. Matanya mengerling tajam ke arah Puspita.Puspita menelan ludahnya, sementara Pramudya memejamkan matanya sebentar, lalu mengembusk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   6. TIDAK BECUS!

    “Apa? Prily sesak napas?” Pram berteriak bicara di telepon. “Ya sudah, langsung bawa ke rumah sakit, aku menyusul ke sana.” Laki-laki itu menutup panggilan dengan gusar.“Pak, putar arah ke rumah sakit!” perintahnya pada sopir sambil memasukkan ponsel ke dalam saku bajunya. Wajahnya diliputi kecemasan.“Ada apa, Mas?” tanya Imel yang duduk di samping Pram. Wajahnya tampak simpatik, padahal beberapa saat sebelumnya seulas senyum terukir di wajahnya.“Prily sesak napas.” Pram menjawab tanpa menoleh. Sejujurnya, saat ini ia merasa dirinya yang tidak bisa bernapas. Apalagi Puspita meneleponnya sambil menangis. Sudah dapat dipastikan jika kondisi Prily sangat serius.Pram takut. Ia baru saja ditinggalkan orang tercintanya. Dan jika Prily pun sampai kenapa-napa, ia bisa gila.“Sesak napas?” Imel mengulang. “Perasaan, saat kita tinggal tadi, Prily baik-baik saja, kan? Kok, bisa sih, sesak napas?” tanya Imel dengan irama kalimat yang sangat diatur. Pram tidak ingin menjawab. Ia memutuskan memejamk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   7. KEPERGIAN PUSPITA

    Butuh beberapa saat bagi Puspita untuk mencerna semuanya setelah Pram mengucapkan kalimat itu dan berbalik pergi, kembali ke kamar Prily didampingi Imel yang tersenyum puas.Kemudian, gadis itu menghapus air matanya dengan kasar setelah dapat menguasai dirinya.Ia sempat terjebak dalam keterkejutan dan ketidakpercayaan yang mendalam akibat tuduhan Pram yang keji dan kata talak yang menyusul kemudian. Tidak percaya kalau pandangan Pram padanya masih sama seperti dulu, memandang Puspita sebagai orang miskin yang dangkal, dan tidak bisa dipercaya.Tidak peduli Puspita sudah berusaha keras menjalankan amanat Soraya sekuat tenaga. Menelan sakit hatinya setiap hari.Puspita tidak menyangka justru Pramlah yang akan mengingkari janjinya pada Soraya secepat ini. Membuangnya.Ini terlalu menyakitkan. Jika pun Pram ingin menceraikannya, kenapa harus dengan cara seperti ini? Kenapa harus menuduhnya dulu?Puspita menarik napas dalam-dalam. Mencoba melonggarkan rongga dada yang sesak. Lalu setelahn

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   8. HARI BARU

    “Menikahlah dengan Imel.”Ekspresi Pram langsung mengeras. “Bu–”“Kamu ini perlu seseorang untuk mengurusmu. Dan Ibu yakin Imel orang yang tepat. Daripada kamu terus-terusan tampil mengenaskan ini,” tukas Hasna. “Dua kali kamu salah memilih istri hingga hidupmu berantakan, Pram. Itu akibat tidak mendengarkan ucapan orang tua.”“Aku tidak ingin menikah lagi,” tegas Pram. “Kamu masih mau mencoba mengurus ini semua sendirian?” tanya Hasna. Suaranya mulai meninggi. “Kamu berantakan, Pram. Dan bahkan kamu tidak becus mencari pengasuh untuk anakmu!” Hasna menunjuk wanita berusia 40 tahun yang sedang menggendong Prily. “Lihat, setiap saat Prily menangis, dan wanita itu tidak bisa menenangkannya.”Pram memejamkan mata. Kepalanya terasa ingin meledak. Ia tahu Prily selalu rewel, dan itu bukan sepenuhnya salah pengasuh barunya. Ini juga termasuk ke dalam sesuatu yang tidak Pram prediksi. Bahwa Prily akan sekeras itu mencari Puspita sejak sadar di rumah sakit.Padahal … bukankah kata Imel, w

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03

Bab terbaru

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   212. KANGEN

    Puspita berbaring menghadap dinding. Raganya di sini, tapi pikirannya entah di mana. Barusan Prabu menghubungi Pram, tapi sama sekali tidak ingin bicara dengannya. Hanya menitip salam dan memintanya menjaga kesehatan. Sama sekali bukan Prabu yang ia kenal sebelum berangkat ke sini.Ataukah memang ia sama sekali tidak berarti dalam keluarga itu?Ia bahkan tidak berani lagi menghubungi Opa Rangga atau kediaman Bimantara. Mungkin untuk saat ini ia melupakan saja jika bagian keluarga itu. Ya, sepertinya lebih baik seperti itu. Mungkin dengan begitu ia bisa fokus dengan kesehatannya sendiri. Ia ingin cepat sembuh dan kembali ke tanah air. Bukan untuk keluarga itu, tetapi untuk dirinya sendiri. Puspita tak ingin terus-terusan menyusahkan Pram yang harus bolak-balik dua negara.Lagi-lagi ia bersyukur memiliki Pram dalam hidupnya, karena orang lain belum tentu bisa selalu ada untuknya. Namun, seorang suami akan tetap membersamainya selamanya.Puspita mengerjap saat merasakan sebuah tangan mel

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   211. FOKUS

    “Mas … ber-canda, kan?” Suara Puspita bergetar. Ia mencoba tidak mempercayai apa yang barusan Pram katakan.Pram menatapnya lekat, ada kesedihan dalam sorot matanya. Sungguh, ia tidak tega mengatakan ini pada Puspita dalam kondisinya yang masih belum sepenuhnya pulih. Puspita baru saja bernapas lega karena salah satu cacat di tubuhnya telah berhasil dipulihkan. Kini, siap tidak siap, istrinya harus mendengar berita yang pastinya membuat hatinya hancur.“Mas ….” panggil Puspita lagi dengan bibir bergetar. “Tolong katakan jika barusan aku salah mendengar. Semua baik-baik saja, kan? Opa, Oma, dan Bang Prabu baik-baik saja, kan? Semuanya berjalan lancar dan mereka sedang menungguku sembuh?”Terlihat pergerakan di leher Pram, tanda pria itu menelan ludahnya. Matanya menatap iba, sungguh baru saja mulai bicara, ia sudah tidak tega melihat Puspita seperti ini. Kalau boleh memilih, Puspita lebih baik tidak tahu saja masalah ini agar tidak menjadi beban pikirannya.Namun, ia berhak tahu, bukan

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   210. INTROSPEKSI DIRI

    Puspita duduk bersandar di kepala ranjang dengan tubuh yang masih terasa lelah. Mereka sudah kembali ke apartemen setelah dokter menyatakan operasi wajahnya berhasil. Terapi kakinya dilakukan secara berkala dan tidak mengharuskan tetap tinggal di rumah sakit.Pram mengambil selimut dan menutup bagian kakinya, perhatian kecil yang membuat hatinya kembali bergetar. Rasanya ia jatuh cinta lagi dengan pria itu. Pria yang kini duduk di tepi ranjang dan tersenyum padanya."Akhirnya, kita kembali ke sini, ya," ujar Pram seraya mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar. Semua masih tampak sama dengan sebelum kepulangannya ke tanah air."Aku pikir akan tidur sendiri selamanya di sini," sindir Puspita.Pram tersenyum tipis. "Apa kamu merindukan, Mas?" godanya sembari memiringkan kepala."Lebih dari itu, Mas. Aku hampir gila."Pram menarik napas panjang dan membuangnya perlahan."Kamu pikir Mas tidak?"Puspita tertegun. Matanya menatap nanar sang suami."Kalau bicara gila, Mas yang paling gila d

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   209. FAKTA TAK TERDUGA

    Puspita menoleh ke arah Farah dengan tatapan penuh tanya. Jantungnya berdetak kencang, tubuhnya tegang.“Apa maksudmu?” tanyanya lirih, hampir tak terdengar.Farah menarik napas panjang, seolah tengah menyiapkan dirinya untuk menceritakan sesuatu yang berat. “Pak Pram tidak pernah benar-benar meninggalkan Ibu. Sejak awal, beliau meminta saya untuk selalu mengawasi keadaan Ibu. Beliau ingin tahu setiap detail perkembangan Ibu selama di sini. Setiap saat.”Puspita mengerjap, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia menoleh ke arah Pram, mencari jawaban di wajah pria itu. Namun, Pram tetap diam. Hanya matanya yang berbicara, menyiratkan sesuatu yang sulit Puspita pahami.“Pak Pram memintaku untuk selalu mengirim kabar tentang kondisi Ibu,” lanjut Farah. “Mulai dari kondisi kesehatan Ibu, emosi Ibu, bahkan seberapa besar Ibu merasa kesepian. Setiap hari, aku mengabarkan semuanya.”Puspita merasakan dadanya mulai sesak. Tangannya mengepal di atas selimutnya, berusaha keras memah

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   208. BUKAN ILUSI

    Puspita masih membeku di tempatnya, menatap sosok yang kini berdiri hanya beberapa langkah darinya. Jantungnya berdetak kencang, dan dalam kepalanya, berbagai pertanyaan berdesakan tanpa bisa diungkapkan.Pram ada di sini.Pram benar-benar ada di sini.Ini bukan ilusi. Ia tidak sedang bermimpi.Dunia terasa mendadak hening di telinga Puspita. Tidak ada suara apa pun selain isi kepalanya yang sangat berisik.Pram berjalan mendekat. Tatapannya masih untuknya. Tidak berpaling sedikit pun. Sang pria berhenti tepat satu langkah di depannya.Entah apa ada instruksi sebelumnya, dokter dan paramedis lainnya berpamitan, meninggalkan dirinya, Pram, dan juga Farah di sana.Entah apa lagi yang dokter katakan sebelum pergi, Puspita sama sekali tidak tahu. Ia tidak mendengar apa pun saat ini.Pram masih menatapnya dengan tatapan yang semakin jelas dalam jarak dekat. Jelas penuh arti. Hati Puspita yang mendadak nyeri memerintahkan matanya menjadi panas menampung air mata. Saat tangan Pram terulur in

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   207. BUKA MATAMU

    Puspita membuka matanya perlahan. Cahaya putih dari lampu rumah sakit membuatnya menyipit. Tubuhnya terasa lemas, tapi ada kelegaan yang menghangatkan dadanya. Ia masih hidup. Ia telah berhasil melewati ini meski tanpa pendampingan seseorang yang diharapkannya. Meski juga belum tahu hasilnya. Suara alat medis berbunyi pelan di sampingnya, memberikan ritme tenang yang mengingatkannya bahwa ia masih di dunia ini. Sesuatu yang lembut menyentuh tangannya, hangat dan penuh perhatian."Bu …?"Suara Farah.Puspita menoleh sedikit, meski pergerakannya masih terbatas. Perawat itu tersenyum lega, matanya berkaca-kaca. “Ibu hebat. Ibu melewati ini semua dengan sangat tenang. Saya bangga sama Ibu."Puspita mencoba tersenyum, tapi wajahnya masih terasa kaku. Ada perban yang membungkus sebagian besar wajahnya, menghalangi ekspresi yang biasa ia tunjukkan."Sudah berapa lama aku tertidur?" suaranya serak, nyaris seperti bisikan.Farah mengusap tangannya lembut. "Hampir dua hari. Operasinya berjalan

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   206. HARI-HARI TEGAR

    Sejak saat itu, Puspita berusaha menyingkirkan semua pikiran yang bisa menghambat proses penyembuhannya. Ia ingin fokus pada kesehatannya, ingin benar-benar sembuh sebelum kembali ke Indonesia.Termasuk urusan pernikahannya dengan Pram. Bukan tak ada niatan memperbaiki apa yang sudah retak, toh rasa bersalah dan cintanya masih sangat besar. Sebesar harapannya untuk bisa kembali bersama.Hanya saja, untuk saat ini, ia benar-benar ingin fokus menjalani pengobatan agar segera sembuh dan bisa kembali ke tanah air dalam kondisi benar-benar pulih. Toh, kalau memang masih berjodoh, Tuhan akan membuka jalan untuk mereka. Namun, jika Pram sudah lelah dengan dirinya dan ingin melepasnya, ia juga tidak akan memaksa.Pram berhak bahagia dengan pilihannya. Mungkin kelak ia akan menemukan wanita yang benar-benar mencintainya dan ia butuhkan, bukan hanya sebagai pendamping, tapi juga sebagai ibu sambung yang baik untuk Prily.Puspita sudah berada di titik pasrah. Hanya bisa mendoakan kebaikan mereka

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   205. TAKDIR

    Puspita terdiam cukup lama. Terlalu lama bahkan, hingga membuat Sari mulai takut jika Puspita akan menyetujui permintaan Haidar. Permintaan yang tidak masuk akal dan tidak tahu malu menurut pengasuh itu. Bagaimana bisa seorang laki-laki berkata demikian kepada wanita bersuami? Apa pun yang terjadi pada mereka di masa lalu, bukankah itu sudah berlalu?Kenapa Puspita begitu mudah goyah dan membiarkan dirinya terjebak dalam lingkaran rasa yang tidak seharusnya? Bukankah yang ia lihat selama ini pernikahannya dengan Pram sangat bahagia? Pram bahkan memperlakukannya bak ratu, terlepas dari berkali-kali cobaan menerpa biduk mereka.Sari nyaris tak mengedipkan mata menunggu Puspita menjawab. Ia takut melewatkan apa pun yang akan keluar dari mulut majikannya. Ditatapnya Puspita yang masih membisu dan Haidar yang menunggu penuh harap bergantian, hingga ….“Maaf, Kang … aku tidak bisa,” ucap Puspita akhirnya, dengan suara yang pelan tetapi penuh keteguhan.Haidar mengerjapkan mata, seakan tidak

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   204. PERTEMUAN ITU

    “Ibu yakin?” tanya Sari menatap ragu saat Puspita mengatakan ingin bertemu Haidar. Karena ia sangat tahu apa yang menyebabkan hubungan majikannya berantakan seperti ini.Dan kini, saat laki-laki itu datang lagi, Puspita masih mengatakan ingin menemuinya.“Iya, tapi antar aku, ya. Temani aku bicara dengannya.”Sari tertegun sebelum akhirnya mengangguk, lalu mendorong kursi roda menuju pintu. Farah yang tidak tahu-menahu tentang apa yang terjadi dengan Puspita, memutuskan mendampinginya juga untuk turun.Sepanjang perjalanan menuju lantai dasar di mana Haidar menunggu, tidak ada yang bicara sepatah kata pun. Baik Sari maupun Farah, apalagi Puspita, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Sari ingin melarang dan memperingatkan, tetapi ia tidak kuasa. Sementara Farah yang melihat wajah Puspita dan Sari sangat serius, tidak berani bertanya karena ia orang baru. Baru beberapa menit lalu mengenal Puspita.Lalu Puspita, kepalanya penuh dengan rangkaian kalimat yang sudah ia susun.Tiba di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status