Share

XXVII. Empty Coffin Funeral

last update Last Updated: 2024-03-20 22:56:13

Satu minggu telah berlalu semenjak survei pertama penelitian Northern Union Loot berubah menjadi tragedi mengenaskan. Selama satu minggu tim SAR dikerahkan untuk mencari keberadaan Johan dan Edgar. Namun tak membuahkan hasil sama sekali. Firth of Clyde terlalu luas, serta laut yang pasang turut menyulitkan pencarian. Laut yang pasang, gelombang laut yang mengamuk serta rendahnya suhu lautan di musim dingin. Kemungkinan selamat begitu kecil. Aku begitu berat menerima fakta ini. Namun apa daya, tak ada yang bisa kusangkal lagi.

Satu minggu berlalu semenjak Johan dan Edgar dinyatakan tewas dalam survei penelitian. Selama itu pula Natal berlangsung. Disaat semua orang tengah merayakan Natal dengan bahagianya, tak sama halnya dengan para jajaran CBA, yang telah kehilangan dua orang Arkeolog kebanggaannya.

Kepulan awan hitam menutupi pancaran mentari siang ini. Berlangsung lama, namun tak ada tanda-tanda hujan akan datang, hanya sekelibat gemuruh guntur dan kilat yang mengiringi. Langit s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • NOISES : Treasure of North Britain   XXVIII. The Exile

    Semua sudah terungkap, alasan mengapa Sir Edric memberi tugas kepada Elly untuk mengungkap keberadaan Northern Union Loot, serta tragedi kelam yang terjadi dibalik pencarian itu. Nafas Elly berubah sesak, begitu berat dia mendengarkan semua yang telah diungkapkan oleh Bernard. Bahkan tangannya tak berhenti gemetar, perlahan air mata mulai mengalir. "Jadi, yang kubaca selama ini adalah hasil penelitian ayahku. Sir Edric sudah tahu siapa aku hingga mencetak ulang hasil penelitian ini dengan huruf braile. Kenapa Sir Edric tidak memberitahukan ini dari awal? Kenapa ayah tidak merujuk catatan historis kerajaan? Kenapa? KENAPA!? KENAPA DIA BISA SECEROBOH ITU," maki Elly.Elly tak bisa lagi berpikir jernih. Pilu berkecamuk dalam hati dan pikirannya. Hanya bisa memaki. Seakan niatnya sedari awal mulai diguncang hebat. Dia mulai menunduk, mencengkram kuat kepalanya, berteriak karena tak mampu mengatasi kebingungan yang begitu pekat menutupi jalan pikirannya. Reaksi Elly membuat Albert dan Wi

    Last Updated : 2024-03-22
  • NOISES : Treasure of North Britain   XXIX. The Growing Anger

    Langit malam kota Blackpool terkesan sendu, bulan dan bintang terpandang samar tertutup awan mendung. Sunyi terpancar di jalan utama kota Blackpool, mobil-mobil yang melintas bisa dihitung jari. Sebuah mobil Limousin menyusuri jalan kota yang sepi itu, didampingi dua mobil Mercedes Benz yang melintas sejajar di depannya. Di dalam mobil Limousin, Sir Edric terus memandang keluar jendela dengan raut lara dan mata sembab menghiasi wajahnya."Kau belum tidur dua hari ini, Sir. Istirahatlah sejenak, perjalanan kita ke Scarborough masih panjang," imbau pengawal Sir Edric yang duduk berhadapan dengannya.Sir Edric dapat mendengar jelas imbauan pengawalnya, namun pandangannya tak kuasa beralih dari jendela. "Sudah tiga hari semenjak pertemuanku dengan Eleanor. Selama itu pula aku tidak bisa semenitpun tenang. Pergerakan mereka semakin lama semakin mengkhawatirkan. CBA dan SAMS sudah menerima imbasnya. Entah siapa lagi yang akan meregang nyawa," ucap Sir Edric yang masih memandang keluar jende

    Last Updated : 2024-03-23
  • NOISES : Treasure of North Britain   XXX. Reckless Gamble

    Satu tahun setelah Tragedi Firth of Clyde. Sebuah pesta megah nan mewah terselenggara di Grantley Hall, Yorkshire Utara, pesta yang diadakan dalam rangka merayakan 35 tahun berdirinya Thorn Enterprises. Ratusan tamu pesta yang didominasi orang - orang kalangan atas turut memeriahkan balai riung dengan terbalut busana anggun dan berkelas. Prasmanan dipenuhi hidangan buatan juru masak restoran bintang lima serta menara sampanye berdiri rapi diatas prasmanan, menambah ciri khas kemewahan pesta itu. Alunan musik klasik yang dimainkan orkestra menjadi melodi pendamping para tamu yang asik berbincang sembari menyantap hidangan - hidangan berkelas. Namun ditengah hiruk-pikuk pesta megah itu, meski sudah memilih setelan jas serba putih dengan dasi hitam sebagai pakaian untuk menghadiri pesta, sang pemilik perusahaan lebih memilih untuk menyendiri di balkon hotel, menyantap sepiring daging kalkun dan segelas sampanye diatas meja yang dikhususkan hanya untuknya yang asik menikmati pemandangan m

    Last Updated : 2024-03-23
  • NOISES : Treasure of North Britain   XXXI. The Intersection

    Setelah berhasil kabur dari kejadian mengancam nyawa di rumah Bernard, Elly yang baru saja menerima tembakan di perut kanannya kini terlelap diatas kasur rumah sakit, dilengkapi selang infus yang tersambung dilengan kanannya. Cassie yang tidak berhenti khawatir terus menemani Elly disamping kasurnya, duduk menunggu Elly kembali sadar hingga ia terlelap sembari menggenggam tangannya.Will yang sama khawatirnya juga hanya bisa menunggu Elly sadar di bangku koridor rumah sakit. Ia hanya bisa duduk bertumpu tangan termenung dengan pikiran yang dipenuhi kekhawatiran akan nasib Elly, Albert dan ayahnya yang hingga saat ini belum diperingati akan penyusupan di kediaman Arathorn.Ingin rasanya Will memejamkan mata sejenak untuk melepas penat akan kejadian tak terbayangkan yang dialaminya bersama Elly. Namun kenyataanya, hampir dua jam ia tidak kuasa bahkan hanya sekedar duduk bersandar di bangkunya."DIMANA ELLY! APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA!"Seakan tidak diberikan ruang untuk bernafas, lamu

    Last Updated : 2024-03-24
  • NOISES : Treasure of North Britain   XXXII. Spark Of Vengeance

    Pukul 00.00. Awal pergantian hari. Waktu dimana semua hiruk-pikuk sirna sementara. Jalanan lintas kota begitu lengang di malam gulita tengah berselimut hening. Deru mesin mobil yang melintas seakan buram oleh gulita tengah malam. Namun, disaat semua kendaraan menjaga batas kecepatan, sebuah mobil dengan jendela retak penuh bekas tembakan melaju dengan cepatnya. Menerabas hening, memenuhi seisi jalanan dengan deru mesin yang nyaring. Mobil yang tengah dikendarai oleh Will. Tatapan Will yang terarah ke jalan meraut amarah begitu mendalam. Kedua tanganya dengan erat mencengkram roda kemudi. Suasana tengah malam membuatnya tak perlu memikirkan peraturan keselamatan berkendara. Kemelut pikiran yang membuncah membuat Will terus menaikkan kecepatan mobilnya. Mobil Will melaju begitu cepat, sesekali menyentak mobil-mobil lain yang melintas. Sedikit saja Will salah berbelok, mungkin akan terjadi kecelakaan parah. Tetap saja, itu tak membuat Will sadar akan betapa bahaya cara berkendaranya. Y

    Last Updated : 2024-03-26
  • NOISES : Treasure of North Britain   XXXIII. The Incoming Clash

    Silvie kesal karena gagal menghentikan kaburnya Will dan Elly, namun tujuan utamanya ke rumah Bernard adalah mengambil semua temuan dibawah rubanah. Saat ini Silvie tengah mengelus-elus nyeri rahang lebamnya, tengah menduduki tanah dan bersandar di samping mobil Van-nya, sembari menghisap sebatang rokok, menunggu anak buahnya yang lain datang dan menjemput semua temuan di rubanah setelah sempat menghubungi mereka.Setelah menghabiskan setengah bungkus rokok selama tiga jam menunggu anak buahnya datang, dua mobil Van hitam lain datang dan berhenti dibelakang mobil tempat Silvie bersandar. Sebanyak empat orang turun dari mobil dan dengan cepat mendatangi Silvie."Madame Silvie! Kau tidak apa?" tanyanya khawatir."Menunggu kalian sembari mengotori bokongku dengan tanah, di depan rumah yang berisi lima mayat. Apa menurutmu itu hal bagus?" sindir Silvie."Ti-tidak, Madame," balasnya gugup."Berarti aku tidak baik - baik saja, Otak Udang!" hina Silvie yang kemudian bangkit dari duduknya.Se

    Last Updated : 2024-03-27
  • NOISES : Treasure of North Britain   XXXIV. Escort The Ace

    Pencarian Northern Union Loot sudah mendekati puncaknya, harta jarahan yang menjadi incaran serta akar dari setiap peristiwa tragis yang menerpa. Albert, Hana dan Elly tengah berdiri di bibir dermaga, mengarahkan pandang kelautan lepas yang menyingsing fajar, menunggu kedatangan bala bantuan MI6 yang akan mengantarkan mereka ke Pulau Man. "Fwuuhh! Sudah lama sekali sejak misi terakhirku. Meski begitu tetap saja ini membuatku berdebar-debar," ujar Albert sembari melepas penyangga tangannya. "Kita memang bertujuan mengakhiri pencarian Northern Union Loot. Tapi bukan perang yang kita cari. Demi Tuan Bernard, Sir Edric dan ayahku, jangan kotori kematian mereka dengan kematian lainnya," balas Elly sembari mengernyit memegang perutnya. Hana yang melihat Elly terus mengusap perut kanannya langsung ikut memegang lembut perut Elly, khawatir akan keselamatannya mengingat luka Elly belum sembuh sepenuhnya. "Elly, kau yakin? Kau tahu begitu kita berangkat tidak ada jalan kembali 'kan?" tanya Ha

    Last Updated : 2024-03-28
  • NOISES : Treasure of North Britain   XXXV. The War Begins

    Rombongan Kapal Perang sudah mendekati tujuannya, sebuah pulau pasang surut kecil di pantai barat Pulau Man, dimana terlihat reruntuhan Kastil dan Katedral tua sudah mulai terlihat di pinggir pantai. "Tujuan kita memasuki jarak delapan kilometer! Waktu sampai diperkirakan tiga puluh menit sebelum mendekati pulau!" papar salah seorang Nahkoda kapal dalam ruang navigasi, menginformasikan status terkini kepada seluruh Nahkoda dan awak kapal lainnya lewat mikrofon Headphone yang dikenakannya. Albert yang tengah berdiri bersama Elly dan Hana di geladak luar turut mendengarkan informasi yang disampaikan oleh Nahkoda lewat Headphone serupa yang dikenakannya. "Aku kira kita akan masuk ke tengah pulau, bisa kau jelaskan kenapa kau meyakini Northern Union Loot tersembunyi di pulau kecil di pantai barat Pulau Man, Elly?" tanya Albert. Elly menelan ludah, menyadari bahwa segala asumsi segera barubah jadi nyata. "Jika Ayah menetapkan Firth of Clyde sebagai pemberhentian awal bangsa Gaelik, maka

    Last Updated : 2024-03-29

Latest chapter

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXXI. Buried Unity [END]

    Sejatinya, perjalanan dari Roma menuju Sirakusa terbilang sangat jauh jika mengambil jalur darat. Ada empat kota yang harus dilewati sebelum mencapai Sirakusa, yakni Napoli, Benevento dan Catania. Membuat waktu perjalanan dapat diperkirakan menjadi 10 jam lamanya. Namun, berkat helikopter MI5, rombongan Pascal hanya perlu menempuh waktu 1 jam perjalanan, hanya butuh terbang dengan memotong jalur melewati garis Laut Tirenia. Katakomba San Giovanni. Sebuah kapel bersejarah yang terbangun diantara susunan batu alam. Kesan kuno serta dilengkapi ukiran-ukiran fresko yang semakin memudar, merupakan pelengkap setiap dinding-dinding dan pilar-pilar fondasi area pemakaman. Tampak luarnya tak beda dengan arsitektur kapel dan gereja pada umumnya, hanya kesan kuno serta sarat sejarah yang membedakannya. Setidaknya, itulah tampak sekilas dari atas tanah. Terkesan tak begitu mencolok sebagai salah satu situs bersejarah, bahkan disekitaran area kapel masih dapat dijumpai bengunan-bangunan pemukiman

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXX. The Chronicles of Magna Graecia

    Vilfredo membawa rombongan Pascal ke ruang kerja pribadinya, yang terletak di lantai dua Museum Capitolini. Tak seperti ruang kerja pribadi pada umumnya, terdapat bentang tiga rak melengkun setinggi dua meter di belakang meja kerja Vilfredo. Tak hanya itu beberapa sisi ruangan juga dipenuhi beragam pajangan artefak-artefak bersejarah. Seperti lukisan langka milik Caravaggio, Titian serta pahatan patung dari Praksiteles dan Skopas. Seluruh rombongan Pascal menyusuri ruang kerja seluas 30 meter persegi itu. Dona mengambil salah satu buku dari rak lengkung dan memperhatikan sampul beserta isinya, membaca buku berjudul 'The Romans: From Village to Empire' karya Mary T. Boatwright. Pascal tengah memperhatikan salah satu lukisan yang terpanjang di dinding, lamat-lamat memandangi karya berjudul Assumption of the Virgin oleh Carvaggio, lukisan yang menggambarkan Kenaikan Perawan Maria ke Surga, dengan komposisi yang dramatis dan penggunaan warna yang luar biasa. Sementara Hana bergedik jiji

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXIX. The Eternal City

    Karena memutuskan untuk menuruti permintaan Elly, penerbangan yang seharusnya hanya memakan waktu 1 jam saja menuju london kini berlangsung lebih lama. Deru mesin helikopter yang begitu bising berangsur memudar seiring berjalannya waktu penerbangan, terkesan lebih menenangkan. Elly bahkan sampai tertidur, duduk di bangku panjang helikopter namun kepalanya bersandar di atas brankar, tepatnya menyandari perut Will yang juga sudah terlelap di atas tempat tidurnya. Will tertidur nyenyak, dengan posisi tangan kanan yang menapak di atas kepala Elly. Begitu juga dengan Hana, hanyut terbawa kantuk setelah penerbangan hampir berlangsung selama dua jam. Terlelap begitu nyenyak dengan berbaring di atas bangku panjang helikopter. Berbeda halnya dengan Pascal dan Dona yang masih terjaga, di bangku panjang seberang Hana, keduanya tengah fokus memperhatikan tampilan satelit peta digital di layar tablet pintar. Seraya berdiskusi untuk mempersiapkan lokasi pendaratan. "Hmmm.. Susunan komplek museum

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXVIII. To Get One Step Ahead

    Sayang, momen-momen meramu asmara dalam cumbuan terpaksa berhenti, tatkala ko-pilot helikopter menjulurkan radio genggam ke belakang. "Sir Wilfred, Dame Eleanor. Letnan Pascal ingin bicara dengan kalian," potongnya. Sontak, Will dan Elly yang tadinya hanyut dalam pagutan secara bersamaan menjauhkan badan, melepas dekapan setelah mendengar panggilan ko-pilot. Elly begitu tersipu setelah menghabiskan menit-menit singkat untuk mencumbu Will, kepalanya tertunduk, hendak menyembunyikan wajah memerah dari Will. Sementara Will merangkak di atas brankar, meraih radio genggam dari tangan ko-pilot lalu mendekatkannya ke mulut. "Ya, Pascal? Ada apa?" tanya Will. "Ah! Wilfred. Kau sudah bangun ternyata. Baru saja aku ingin menanyakan keadanmu pada Dame Eleanor. Kau sudah merasa lebih baik sekarang?""Begitulah. Dada dan perutku masih terasa berdenyut, sesekali aku juga kesulitan bernafas. Tapi selebihnya, tubuhku sudah mulai bisa digerakkan seperti sedia kala," ujar Will, seraya meregangkan ba

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXVII. For The Greater Good

    "Nyonya R. Nyonya R. Bangunlah. Aku butuh bantuanmu."Greta yang tadinya terlelap kini berubah tak tenang, ia yang mendudukkan badan di atas matras putih, kini sedang mengguncang pelan tubuh Revna, yang terlelap bersama Greta di matras yang sama, tidur dengan posisi membelakangi gadis kecil itu. Setelah beberapa kali tubuhnya diguncang oleh tangan mungil Greta, Revna yang semula tertidur nyenyak kini memicing mata, guncangan pelan Greta seketika menarik kembali kesadarannya. Revna meregangkan badan seraya mengusap mata sayup setelah terbangun, sebelum kemudian ia mendudukkan badan perlahan, lalu berbalik menghadap Greta, yang terlihat memasang wajah murung. Sadar Greta telah terbangun, Revna lekas menangkup pipi kiri Greta seraya mengusap lembut dengan jemari. "Ada apa, Greta? Mengapa kau terlihat gelisah sekali?" tanya Revna lemas. "Anu. Apa perbanku sudah boleh dibuka, Nyonya R? Ini terasa sangat gatal. Aku tidak tahan," pinta Greta lirih, seraya memangku kepal kedua tangan, yang

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXVI. Who Deserve The Most

    Malam semakin larut, para pengungsi lanjut beristirahat setelah menikmati kari daging sederhana, kemah pengungsian sudah tak se-riuh sebelumnya, para pengungsi termasuk Greta telah kembali ke tenda masing-masing, menyudahi hari untuk menyambut hari berikutnya, sambil terus berharap agar situasi berat ini segera usai.Di saat semua pengungsi beristirahat, lain halnya di tenda utama. Diaz dan Andrew berjongkok di samping kiri dan kanan Clansman PRC-320, memperhatikan seorang lansia yang tengah fokus memutar tuas bundar frekuensi, pria tua berpakaian kemeja putih lengan panjang terbalut mantel wol abu, serta memiliki rambut pendek serba putih, yang tak lain adalah Pak Tua Sam. "Padahal sudah dari tadi sore kau kusuruh memanggil Pak Tua Sam, kenapa kau baru membawanya setelah makan malam, Diaz!?" sungun Andrew kesal. "Si Tua ini tidur di tendanya! Kau tahu sendiri jika dia sudah tidur akan sesulit apa dibangunkan! Dia hanya akan bangun jika mendengar suara baku tembak!" timpal Diaz. "L

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXV. Similar, But Different

    Lembayung senja berganti menjadi rembang petang, langit berangsur temaram, menandakan hari hampir menyambut malam. Rembang petang menjadi pertanda datangnya waktu makan malam bagi para pengungsi Armargh, dimana kini puluhan pengungsi berbondong-bondong mendatangi pelataran tenda hijau. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, bahkan juga lansia, membawa masing-masing piring, berkerumun mengelilingi kuali besar yang dipanaskan oleh kayu bakar, menunggu Kari matang. Petinggi Maze seperti Lloyd, Andrew dan Peter bertugas mengatur kerumunan pengungsi, agar tak berada terlalu dekat dengan kuali selama Revna, Elly serta beberapa pengungsi wanita yang tengah menyiapkan makan malam.Sebuah meja panjang kayu berdiri di samping kuali, tempat Revna, Elly serta dua orang pengungsi wanita tengah sibuk meracik bahan-bahan Kari. Revna dan satu pengungsi wanita terlihat tengah memarinasi daging di dalam sebuah loyang besar, mengaduk dan memijat lembut potongan-potongan daging agar bumbu seperti gara

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXIV. The Involvement of Another Nation

    "Kalian boleh buka lagi catatanku dan jurnal Ayah. Aku ingat sekali sempat beberapa kali menulis kata Magna Graecia saat tengah menyalin," pinta Elly. Mendengar Elly, Revna kembali membuka dua jurnal milik Johan, meletaknya secara bersamping-sampingan seraya membalikkan halaman dengan seksama, mencari kata Magna Graecia di dalam jurnal untuk memastikan prakiraan putrinya. Sama halnya dengan Andrew, ia kembali membuka catatan Elly, juga mencari kata Magna Graecia. Setelah beberapa saat membalik susun halaman serta memindai catatan, baik Revna dan Andrew berhasil menemukan kata Magna Graecia di jurnal Johan dan catatan Elly, tersemat diantara beberapa baris paragraf. "Tahun Tujuh Ratus Lima Puluh Delapan. Kapal besar yang membawa rombongan Misionaris Magna Graecia tiba di Pulau Iona. Kedatangan mereka tak disambut baik karena ajaran yang dibawa berlawanan dengan paham Gereja Iona," Andrew membacakan salah satu paragraf di catatan Elly, seraya mengernyit heran karena penjelasan paragr

  • NOISES : Treasure of North Britain   LXXIII. New Hint From The Begining

    Diaz bergegas keluar dari tenda, berniat memanggil Pak Tua Sam untuk membantu pencarian sinya komunikasi tepat terhadap militer Britania. Namun sesaat setelah ia melewati pintu tirai, Diaz mendapati Lloyd di pelataran tenda, yang tengah duduk merebah diatas sebuah kursi malas, memandang murung semburat kemerahan mentari sembari meneguk sebotol bir.Menyadari kedatangan Diaz, Lloyd mengambil satu botor bir yang terletak di samping kursi malas, lalu menyodorkannya pada Diaz, namun tatapannya masih terarah pada angkasa. "Kalau aku jadi kau, takkan kupenuhi permintaan gadis muda itu untuk menghubungi MI5 dan MI6. We've through a lot in here. Mayoritas pengungsi adalah warga Irlandia. Kau tak ingin mengubah kemah pengungsian yang tenang ini menjadi ricuh saat para cecunguk Kerajaan itu datang, bukan?" himbau Lloyd. Tidaknya menerima tawaran bir dari Lloyd, Diaz malah melipat tangan, mengabaikan sodoran bir. Ia sadar bahwa Lloyd sedari tadi mendengar perbincangan di dalam tenda. "What's wr

DMCA.com Protection Status