Share

BAB 14

Author: Aina D
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Lilis! Bayi itu anakku, darah dagingku! Bukan Fadli! Kenapa semua yang ada di kehidupanmu harus tentang Fadli hah??? Aku suamimu, Wildan Ramadhani, bukan Fadli!!” bentakku sebelum Lilis menyelesaikan kalimatnya.

Kulihat Lilis terkejut mendengarku membentaknya, air matanya menetes, dadanya kembang kempis menahan perasaannya. Aku sudah tak peduli, kepergian Alana sudah membuatku pusing sekarang wanita di hadapanku ini malah menambahnya dengan kalimat-kalimat konyolnya.

Hahh ... Fadli lagi ... Lilis benar-benar hidup dalam bayang-bayang Fadli. Mungkin benar apa yang dikatakannya, dia hidup namun terasa mati. Kurasa perasaan Lilis sudah mati terkubur bersama jasad Fadli, kekasihnya.

“Ada apa ini? Kenapa teriak-teriak Wildan?” Ibu tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarnya.

“Nggak apa-apa, Bu. Wildan hanya sedang pusing,” jawabku.

“Wil, Lilis baru saja melahirkan putramu, Nak. Dia bahkan masih dalam masa nifasnya. Jangan membentaknya seperti itu. Harusnya kamu menjadi orang nomor satu yan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
seharusnya ya ijin sama istri ke-1.., lah klo mao kawin lg. sdh salah dr awal ini mah. hempaskan ke jurang terdalam suami serakah dan ga adil sep ini. cerai aja, Al..!
goodnovel comment avatar
Erni Ruhiyani
kasihan juga sma.si lilis yg slh mah emak y .
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
gapai saja bintang di langit jangan cari atau harapkan Alana pasti lebih mudah atau Lilis nikahi resmi kan gampang di dapat perempuan MURAHAN begitu banyak tuh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • NODA PERNIKAHAN   BAB 15

    Wildan.Kuciumi wajah putraku sesaat sebelum orang suruhanku mengantar ibu dan Lilis kembali ke kampung ibu. Hmmm, wangi bayi menguar memenuhi penciumanku, membuat hatiku merasakan kedamaian."Udah, Mas. Dari tadi kok ngendus-endus Bagas terus sih. Kalau Mas Wildan kangen nanti boleh video call ke nomor Lilis," ucap Lilis padaku."Jaga anakku baik-baik ya, Lis. Sebenarnya aku ingin sekali dia tinggal di sini bersamaku, tapi keadaan belum memungkinkan," sahutku."Tapi kan Lilis enggak mau tinggal di Jakarta, Mas. Lilis lebih senang tinggal di rumah ibu." Lilis balas menyahutku."Kalau kamu nggak mau, kan Bagas bisa tinggal dengan Mama Alana di sini, iya kan, Nak?" Aku masih menciumi tangan bayiku.Lilis menatapku lekat. "Bagas anak Lilis, Mas. Bukan Alana. Nggak mungkin Lilis melepasnya dan tinggal terpisah dengannya," sahut Lilis ketus."Sudah siap belum, Lis? Yakinkan tak ada barang yang ketinggalan, ya," seru Ibu yang sudah duduk di dalam mobil."Iya, Bu. Bentar lagi, Bagas masih di

    Last Updated : 2024-10-29
  • NODA PERNIKAHAN   BAB 16

    "Alana ...," panggilnya lembut.Lelaki itu menggeser duduknya, mendekatiku. Aku masih terdiam. Ya Allah, beri aku kekuatan untuk menghadapi ini, doaku dalam hati. Namun bibirku masih serasa terkunci, tak mampu berbicara. Aku sadar, saat membuka mulutku, maka masa depan rumah tanggaku akan kupertaruhkan. Aku mungkin akan kehilangan masa-masa indah selama lima tahun bersama suamiku.“Mas tau, kamu sudah melihat semua berkas-berkas yang ada di tas laptoku,” ucapnya lirih. Tak sanggup lagi kutahan deraian air mataku. “Tega sekali kamu membohongiku, Mas. Sudah berapa lama kau menyembunyikan ini dariku? sudah berapa lama Mas Wildan mengkhianati pernikahan kita?” Tiba-tiba saja aku memperoleh kekuatan untuk berbicara setelah mengingat selembar surat keterangan lahir yang mencantumkan nama suamiku sebagai ayah dari bayi Lilis.Sakit sekali rasanya.Mas Wildan berusaha meraih pundakku, namum aku segera menampik tangannya. “Jangan sentuh aku! Aku jijik padamu, Mas!”“Alana ... jangan seperti

    Last Updated : 2024-10-29
  • NODA PERNIKAHAN   BAB 17

    Alana.Mas Wildan sudah duduk di sofa ruang keluarga di rumah kami saat aku masuk ke dalam rumah.Entah kenapa, posisi duduk Mas Wildan mengingatkanku akan Lilis saat wanita itu duduk di sana menyusui bayinya. Aku pun teringat dengan foto bayi Lilis yang dipasang Mas Wildan di story whatsapp nya.“Duduk di sini, Al,” ucap lelaki itu sambil menepuk-nepuk sofa di sampingnya.Aku memilih duduk di sofa di depannya. Kulihat Mas Wildan menggeleng-gelengkan kepalanya menatapku.“Hanya beberapa hari tak bertemu, kamu sudah berubah begini. Mas kangen manjamu, Al.”“Kamu sendiri yang membuatku berubah, Mas. Sudah berapa lama kamu memblokir nomorku dari wa strory mu? Apa sejak kamu punya wanita lain? Oh, mungkin sejak Mas memasang foto nikah kalian, ya! Aku memang bodoh, kupikir selama ini aku adalah satu-satunya wanita yang berada di sisimu,” ucapku, mengingat bagaimana Mas Wildan memasang foto bayi Lilis di story wa nya, namun menyembunyikannya dariku agar aku tak dapat melihat pembaharuan sta

    Last Updated : 2024-10-29
  • NODA PERNIKAHAN   BAB 18

    ‘Ya Allah, mungkin jika Engkau sudi menghadirkannya di dalam rahimku, ini semua tak akan terjadi,’ bathinku pilu. Padahal, beberapa kali pemeriksaan yang kulakukan, semua hasilnya menyatakan aku wanita subur dan tidak punya hambatan untuk hamil. “Al, jangan mengira aku bahagia dengan menikahi Lilis. Tidak! Aku tak pernah merasa bahagia selain bersamamu. Bagi Lilis, hidupnya sudah berhenti saat Fadli meninggalkannya. Semua hal tentang Fadli terus diabadikannya. Di rumah ibu, di kamar Fadli, kamar yang kini menjadi kamar Lilis, semua masih seperti dulu, foto-fotonya bersama Fadli masih terpajang dengan rapi di sana. Lilis memang hidup, tapi perasaannya sudah mati, terkubur bersama jasad Fadli. Lilis setuju untuk kunikahi hanya karena agar dia bisa terus berada di sisi ibu. Baginya, berada dekat dengan ibu akan selalu mengingatkannya pada kekasihnya. Semua kehidupan Lilis hanya berisi Fadli dan semua kenangannya. Lilis bahkan rela memakai ponsel retak milik Fadli sampai sekarang, tanpa

    Last Updated : 2024-10-29
  • NODA PERNIKAHAN   BAB 19

    Wildan.Susah payah aku berusaha mengajak Alana bicara dan meyakinkannya bahwa hubungan kami akan baik-baik saja, bahwa kehadiran Bagas tidak akan merubah hubunganku dengannya. Namun Alana sungguh keras kepala, bahkan istri kesayanganku itu menolak saat aku hendak menyentuhnya.Ah, harga diriku sedikit terluka. Selama lima tahun bersamanya, tak pernah sekalipun Alana menolakku, apalagi mengucapkan kata “jijik” padaku. Ingin sekali aku marah padanya, namun masih berusaha kutahan, semata agar Alana tak semakin berontak dan menolakku.Padahal saat ini, aku sungguh menginginkan keintiman dengannya, aku sudah sangat rindu padanya setelah beberapa hari bertugas di Balikpapan. Biasanya saat aku pulang setelah beberapa hari meninggalkannya sendirian di rumah, Alana akan menyambutku dengan manja, dengan pakaian-pakaian seksi yang sehari-hari dikenakannya ketika berada di rumah. Sayangnya kali ini meski aku sudah mati-matian meyakinkannya, Alana tetap berontak ketika aku mencumbunya. "Aku mau

    Last Updated : 2024-10-29
  • NODA PERNIKAHAN   BAB 20

    Krucukkk! Krucukkk! Ah,sial! sekarang perutku pun meronta minta diisi. Aku memang belum makan apa pun pagi ini. Tadi hanya sempat menyeruput kopi kental di Kafe Jingga. Huhhh! Dengan malas kuraih ponselku dan memesan beberapa jenis makanan lewat layanan go food.Kupejamkan mata sambil bersandar di sofa. Baru saja hendak terlelap, aku kembali dikejutkan oleh bunyi ponselku."Pak Wildan, Anda sekarang di mana?" Itu suara atasanku, pemilik perusahaan pertambangan tempatku bekerja sebagai manager keuangan.“Saya sedang di rumah, Pak.”“Pak Wildan, Anda meninggalkan pekerjaan penting di Kantor Cabang Balikpapan tanpa izin? Apa Pak Wildan tau apa akibat dari ketidakprofesionalan Anda ini? Saat ini, kantor pusat sedang menghadapi perlawanan dari oknum yang menyusup di kantor Balikpapan. Mereka punya backing orang dalam pemerintahan, dan dua orang bawahan Anda yang Anda percayakan untuk menangani kasus di sana sudah berada dalam genggaman mereka. Kini mereka sudah tau strategi dan hasil temua

    Last Updated : 2024-10-29
  • NODA PERNIKAHAN   BAB 21

    Alana.Sudah tiga hari ini aku berada di Bandung, sejak Mas Sofyan menyuruhku untuk ikut dengannya setelah menyaksikan pertengkaranku dengan Mas Wildan waktu itu. Sebenarnya aku belum siap jika permasalahan rumah tanggaku diketahui oleh keluargaku, terutama ayah dan ibuku. Mereka berdua sudah sepuh, aku tak ingin membuat mereka bersedih. Namun kehadiran Mas Sofyan tepat di saat aku keluar dari rumah membuatku tak bisa menyembunyikannya lagi.“Jangan melamun aja, Nak. Apa Ibu boleh masuk?” Tiba-tiba saja ibuku sudah muncul di depan pintu kamarku saat aku tengah duduk melamun di tepi tempat tidurku memikirkan nasib rumah tanggaku.“Eh ... Ibu, silahkan masuk, Bu,” jawabku. Ibu menatap mataku sendu, aku tau begitu banyak kata yang ingin terucap dari wanita yang telah melahirkanku itu.“Ibu tadi udah ngetuk pintu berkali-kali loh. Alana nggak dengar?” Ibu seperti mengetahui jika aku terkejut melihat beliau sudah berdiri di depan pintu kamarku.“Hehe ... maaf, Bu,” jawabku.Sejak aku dan M

    Last Updated : 2024-10-29
  • NODA PERNIKAHAN   BAB 22

    “Jika itu terjadi pada Ibu, mungkin Ibu akan lebih memilih melepasnya. Terus terang saja, Ibu adalah wanita yang mengagungkan kesetiaan. Bagi Ibu, bagaimana bisa kehidupan rumah tangga bisa harmonis jika tak ada kesetiaan pada pasangan. Tapi sekali lagi itu menurut Ibu, untuk masalah rumah tangga Alana sendiri, Ibu ingin Alana mengikuti kata hati Alana. Jika memang cinta Alana masih begitu besar pada suamimu, maka tak ada salahnya memaafkan dan memulai semuanya dari awal. Sebab berpisah tak selamanya menyelesaikan masalah, bisa saja memilih berpisah justru membuat kita lebih tersiksa, ketika cinta sudah tak lagi dalam genggaman. Maka, hanya Alana yang tau bagaimana hati Alana. Ibu sarankan Alana sholat istikarah ya, Nak. Minta petunjuk pada Allah agar Alana bisa memutuskan yang terbaik, tanpa ada penyesalan di kemudian hari.”“Apa mungkin karena Alana bukan muslimah yang taat maka Allah memberi cobaan ini? Maafkan Alana belum bisa menjadi wanita soleha seperti Ibu.”“Jangan berburuk s

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • NODA PERNIKAHAN   BAB 114

    Dengan senyum sumringah aku dan Darwin, juga Jessy dan Baby Gandhi bergantian menyalami semua tamu. Tak lupa sambil berfoto mengabadikan semua kebahagiaan yang tercipta hari ini. Darwin memang sengaja menyewa potografer profesional khusus untuk acara ini. Salah satu sudut ruang tamu bahkan sengaja didekorasi dengan indah.“Anggap aja pelaminan kita, Al. Kita kan nggak pernah menggelar resepsi pernikahan,” ucapnya saat aku menanyakan mengapa harus ada hiasan seperti itu.Ternyata sudut yang dihiasi dengan indah itu memanglah menjadi pelaminan kami, pelaminanku bersama suami dan kedua anakku. Tamu-tamu yang datang bergantian menghampiri sudut cantik itu dan mengajak kami berfoto bersama.Lalu tamu yang tak kusangka-sangka itu muncul di depan pintu. Mas Wildan datang dengan menggandeng Lilis sambil menggendong putra mereka. Aku melirik Darwin yang langsung melempar senyuman pada mereka.“Aku sengaja mengundangnya, Al. berdamailah dengan masa lalu, maka masa depan kita akan semakin indah,

  • NODA PERNIKAHAN   BAB 113

    Alana.“Kita mau ke mana sih? Perasaan sejak pulang dari Surabaya Abang sering banget deh nyulik Al?” tanyaku ketika masih pagi Darwin sudah menyuruhku bersiap-siap tanpa mengatakan hendak mengajakku ke mana.“Udah nurut aja, Al. Masih banyak rencana masa depan kita yang ada di otakku.”“Tapi aku jadi sering ninggalin anak-anak.”“Justru semua ini demi kenyamanan kita semua nantinya, Al. Termasuk anak-anak kita.”Lalu akupun hanya menurut dan mengikutinya.“Ngapain kita ke rumah sakit? Abang sakit?” tanyaku heran bercampur panik ketika ia menghentikan mobilnya di parkiran rumah sakit.“Nggak ada yang sakit, Al. Aku mengajakmu ke sini untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan.”“Dokter kandungan?” Aku semakin heran dan kali ini menatapnya penuh curiga.“Jangan curiga gitu dong. Kita akan berkonsultasi mengenai alat kontrasepsi apa yang cocok untukmu dan tidak membahayakan dirimu dan juga Baby Gandhi. Aku sudah membuat janji dengan dokter terbaik di rumah sakit ini.”“Kenapa harus kon

  • NODA PERNIKAHAN   BAB 112

    “Tentu saja boleh, Sayang. Tapi untuk saat ini Opa belum bisa ikut dengan kita. Kondisi Opa belum memungkinkan. Opa juga masih punya banyak urusan di sini,” ucapku memberinya pengertian.Lalu kami bergantian berpamitan dan mencium punggung tangan Pak Leon. Pria tua itu kembali membungkuk ketika aku meraih punggung tangannya.“Terima kasih sudah hadir dalam hidup Jessy, Nak. Papa percayakan dia padamu dan Papa berharap bisa segera mendapat kabar baik kepindahan kalian ke rumah Jessy. Sejak kecil Jessy sangat menyukai rumah itu. Terima kasih juga sudah mau menandatangani semua berkas pelimpahan perusahaan.”“Tak perlu berterima kasih, Pa. Bukankah itulah gunanya keluarga? Bagi Alana Papa sekarang adalah orangtua Alana. Terima kasih juga sudah mempercayakan semua pada Alana,” jawabku lirih.***Darwin langsung berangkat ke kantormya setibanya kami semua di Jakarta. Sedangkan aku dengan dibantu Rita dan baby sitter Jessy yang ikut ke Jakarta bersama kami membereskan beberapa hal. Terutama

  • NODA PERNIKAHAN   BAB 111

    Alana.Aku terbangun dan menggeliat. Kenapa tubuh terasa pegal-pegal? Perlahan kusibakkan bed cover berwarna putih yang menutupi tubuhku. Hahhh!! Aku polos!! Tak mengenakan sehelai pakaian pun. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan dan berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Lalu semua segera terjawab saat pintu kamar mandi di dalam kamar mewah ini terbuka, dan sesosok tubuh berbalut handuk putih mucul dari sana.“Good morning, Sweetie,” sapa lelaki itu sambil tersenyum padaku.Ingatanku pun melayang pada apa yang terjadi semalam di kamar ini. Aku menoleh pada box bayi yang terletak di dalam kamar. Mengapa aku sampai melupakan bayiku? Aku tidur terlelap sepanjang malam, itu artinya aku tak menyusui Baby Gandhi, padahal biasanya ia bisa terbangun sampai 2 atau 3 kali menyusu padaku sebelum akhirnya kembali tertidur.Karena panik memikirkan bayiku, tanpa sadar aku kembali menyibak kain yang menyelimuti tubuhku untuk melihat Baby Gandhi. Tubuh polosku kembali terekspos, la

  • NODA PERNIKAHAN   BAB 110

    “Aku bahagia melihat hubunganmu sekarang, Al. Dari Inge pula aku tau jika Darwin pria yang baik, kurasa ia memang lebih pantas berjodoh dengan wanita yang tulus sepertimu. Maafkan aku, sekali lagi maafkan semua luka yang pernah kutorehkan dalam hidupmu. Mungkin ke depannya kita akan sering bersinggungan dalam urusan perusahaan Pak Leon yang jatuh ke dalam tanggungjwabmu. Kumohon jangan takut padaku dan jangan meragukanku. Mari kita bekerja sama dengan baik dan profesional, ini juga adalah salah satu permintaan terakhir Inge.”“Lalu apa yang akan Mas Wildan lakukan selanjutnya?”“Aku akan kembali pada Lilis, Al. Bagas memerlukan kasih sayangku. Aku yang sudah memulai semuanya, aku yang sudah menyetujui menikahi Lilis waktu itu meskipun masih terikat pernikahan denganmu. Maka aku harus bertanggungjawab pada mereka. Aku ikhlas meskipun Lilis tak pernah menganggapku ada. Inge mengajarkan padaku bahwa anak adalah mahluk suci yang lahir tanpa dosa, maka tak semestinya kita sebagai orang tua

  • NODA PERNIKAHAN   BAB 109

    Alana.“Boleh bicara sebentar, Al?” Suara bariton Mas Wildan mengagetkanku. Rupanya lelaki itu belum pulang dan masih melakukan rapat di ruang kerja Pak Leon dengan beberapa orang kepercayaan Pak Leon lainnya saat aku, Darwin dan Pak Leon tengah berbincang di ruang tengah.“Boleh, bicara di sini aja,” jawabku sedikit gugup sambil melirik suamiku, sedangkan Pak Leon sudah masuk ke dalam ruang kerjanya dengan dibantu oleh asistennya yang setia mendorong kursi roda pria tua itu.“Aku mau bicara empat mata denganmu, Al,” ucapnya lagi.Aku kembali melirik Darwin. Lelaki yang sudah memberiku seorang putra itu tersenyum tipis kemudian mengangguk tanda memperbolehkan.“Mas mau ngomong apa? Aku hanya punya waktu sebentar,” ucapku saat sudah duduk di hadapan Mas Wildan.Lelaki itu tersenyum menatapku.“Pertama aku ingin mengucapkan terima kasih padamu, Al. Karena modal yang waktu itu kamu berikan padaku, perusahaanku bisa kembali berkembang hingga akhirnya menemukan kembali kepercayaan para pel

  • NODA PERNIKAHAN   BAB 108

    Aku tergugu di samping batu nisan bertuliskan nama Inge Paramita di area pemakaman elit yang tersusun dengan sangat rapi. Bayangan wajah serta senyum tulus Inge membuatku menitikkan air mata kehilangan. Meski hanya sebentar mengenalnya, namun wanita itu serasa sangat dekat denganku. Bahkan Inge lah yang mendampingiku melalui proses persalianku dikala Darwin tak bisa mendampingiku.Kuusap batu nisan Inge sambil memanjatkan doa-doa untuk kebahagiaannya di sana. “Terima kasih telah menjadi sahabatku. Terima kasih telah mempercayakan Jessy padaku. Aku berjanji akan menyayanginya setulus kamu menyayanginya. Tenang dan bahagia lah di sana,” bisikku lirih sambil mengusap batu nisannya. Lalu tangan kekar itu merengkuh bahuku.“Jangan menangisinya, Al. Inge sudah bahagia di sana.” Darwin melerai tangisku. Meski aku tau, dibalik kaca mata hitam yang dipakainya, lelaki itu pun meneteskan air matanya.Ternyata niatku dan Darwin untuk hanya mampir sebentar di Suarabaya tak berjalan dengan mulus.

  • NODA PERNIKAHAN   BAB 107

    Darwin.Berkali-kali Harry dan bawahanku di kantor menelponku karena aku sudah seminggu lebih meninggalkan pekerjaanku. Memang sepulang dari Jepang kemudian mengurus pemakaman Inge hingga mencari keberadaan Alana di Bali kemudian menikahinya kembali aku melupakan semua urusan pekerjaanku. Padahal masih banyak sekali perkerjaan tertunda terutama laporan hasil pekerjaan kami sewaktu di Jepang. Sepertinya pihak kementrian juga sudah mendesak untuk perusahaanku segera melaporkan hasil dan meneruskan kontrak kerja.Maka rencanaku untuk memboyong Alana menginap di hotel malam ini sepertinya tak akan bisa terlaksana.“Al, kita harus segera kembali ke Jakarta. Banyak pekerjaan yang harus segera kuselesaikan. Aku sudah meninggalkan kantor selama seminggu lebih,” ucapku pada Alana setelah sarapan pagi bersama keluarga Alana.“Jadi kapan rencananya kita pulang ke Jakarta?”“Secepatnya, Al. Kalau bisa hari ini juga.”“Lalu bagaimana dengan niatku untuk mengunjungi makam Inge?”Aku mengusap wajah

  • NODA PERNIKAHAN   BAB 106

    Alana.Ada keharuan yang menyeruak dalam hatiku ketika Darwin kembali menyebut namaku dalan ikrar ijab kabul. Ini yang kedua kalinya lelaki itu menyebut namaku dalam prosesi sakral ijab kabul. Dengan sepenuh hati aku mengamini semua doa-doa baik yang terus menerus dipanjatkan sepanjang acara. Aku sangat berharap hubungan pernikahanku kali ini langgeng hingga maut memisahkan. Saat ini, lelaki itu benar-benar telah mengisi penuh seluruh ruang hatiku. Ia hadir perlahan-lahan di sana kemudian dengan pasti memenuhi hatiku dengan perhatian dan cintanya, sehingga sakit yang dulu pernah kurasakan atas kegagalan rumah tanggaku yang dulu sudah tak lagi tersisa. Darwin telah berhasil menutupi semua rasa sakitku dengan kasih sayangnya.Kudengar para tokoh agama yang diundang Mas Sofyan memberi beberapa wejangan padanya ketika ia dengan gagahnya mengakui tentang kehadiran Baby Gandhi dalam hubunganku dengannya. Tanpa segan ia mengakui bahwa bayi yang sedang digendongnya itu hadir akibat dosa-dosan

DMCA.com Protection Status