Hyun Jae mengangguk, namun tiba-tiba ia menelan saliva nya sambil menatap lurus ke depan. Tampan 4 sosok berpakaian hitam berdiri di belakang dua orang yang sedang menjaga pintu. Dan, kemudian datang beberapa orang lagi, juga berpakaian hitam. "Malaikat maut," gumam Hyun Jae."Kau bilang apa tadi, Hyun?""Ah, tidak aku hanya bicara sendiri. Mungkin aku sedikit gugup, karena ini adalah tugas pertamaku. Jadi, aku bicara pada diriku sendiri," jawab Hyun Jae. Padahal, dia tidak merasa gugup sama sekali. Ia hanya merasa kaget. Karena sudah lama sekali ia tidak melihat malaikat maut berkeliaran di dekatnya. Selama hampir 10 tahun ini, dia hanya melihat roh - roh yang masih gentayangan dan berlari dari kejaran malaikat maut Setelah beberapa lama menunggu, terdengar sirine mobil polisi datang mendekat, dan dalam waktu 10 menit tempat itu telah di kepung. Penyergapan yang mendadak itu tentu membuat orang - orang
Sesampainya di kantor, Hyun Jae langsung membawa mereka ke ruangan. Dan menyuruh mereka duduk manis. Hyun Jae menghampiri Myeong Na Ri yang langsung mengerutkan dahi melihat anak- anak yang datang bersama Hyun Jae."Mereka...?""Na Ri, kau periksa satu persatu anak- anak itu. Cocokkan dengan laporan yang masuk. Lalu, segera hubungi orang tua mereka."Baik, Hyun Jae. Aku akan membawa berkas- berkas laporannya.""Bawa sebagian kepadaku, biar aku bantu." Myeong Na Ri segera beranjak dan mengambil berkas laporan kehilangan kemudian memberikan sebagian kepada Hyun Jae. Dengan cepat Hyun Jae pun mendata anak- anak itu. Melihat dan menyamakan foto yang ada pada berkas- berkas itu dan kemudian membuat ceklis. Setelah semua selesai, Myeong Na Ri segera menelepon para orang tua dari anak-anak itu.. Tak lama kemudian nampak Kapten Jo
Kang Sin Jae tertawa terbahak-bahak di atas mobilnya."Gadis ingusan sok tau. Haah, Lee Kiaw Sik benar-benar apes bertemu dengannya semalam. Dengan mudahnya pula ia membocorkan lokasi sebelum sempat aku memperingatkan. Gagal semua rencana, jika begini Park Mun yeol harus menemui Dewa kematian," gumam Kang Sin Jae.Ia tiba di rumah sakit dan dengan wajah tak berdosa ia pun langsung memasuki kamar tempat Park Mun Yeol di rawat. Saat ia masuk seorang perawat tengah mengganti cairan infus Park Mun Yeol yang telah kosong."Apa kondisinya sekarang stabil?" tanya Kang Sin Jae."Ah, ya beruntung kondisi pasien baik, sehingga operasi bisa berjalan dengan lancar. Anda dari kepolisian?""Ya, saya akan menjaganya suster.""Jika infusnya habis, langsung beritahu kami, atau silahkan memencet bel yang ada di atas ranjang pasien. Tolong di perhatikan juga layar monitor it
Kim Young Jo membawa Hyun Jae ke bukit penantian. Mereka duduk bersama di puncak bukit tak jauh dari Jeongwol."Masih marah?" tanya Kim Young Jo. Hyun Jae menggeleng, ia menyandarkan kepalanya di bahu Kim Young Jo. Tiba-tiba Kim Young Jo melihat kalung yang di pakai Hyun Jae."Kalungmu...?""Eh, kalungku yang mana? Yang ini atau yang berbentuk bulan sabit ini?""Bulan sabit itu. Darimana kau mendapatkan kalung ini?" tanya Kim Young Jo. Hyun Jae menyentuh kalung itu. "Waktu itu aku hendak ke asrama. Aku melewati jembatan, dan ada ibu tua yang berjualan. Aku tertarik dengan kalung ini. Tapi, dia bilang kalung ini sudah kembali pada pemiliknya. Lalu, saat aku berjalan dan menengok ke belakang ibu itu sudah tidak ada."Kim Young Jo tersenyum. Ia lah dulu yang memberikan kalung indah itu untuk Yue Liang. Dan, kini kalung itu menghias leher Hyun Jae."Jadi
Sudah seminggu semenjak Kim Young Jo kembali ke apartemen nya bersama Ye Jin dan Daek Wo. Pagi ini ia kembali mendapatkan amplop hitam. Sambil menyeruput kopinya, Kim Young Jo membuka amplop itu."Siapa?" tanya Ye Jin."Namanya Luna usianya baru 17 tahun,bunuh diri dengan cara melompat dari gedung perkantoran.""Masih muda sekali. Kapan?""Lusa, tapi kita sudah harus mengikuti gadis itu mulai hari ini. Bersiaplah kalian," ujar Kim Young Jo. Ye Jin dan Daek Wo langsung bersiap- siap untuk berangkat. Seperti biasa, setiap kali mereka bertugas mereka akan mengenakan pakaian resmi. Lengkap dengan dasi berwarna hitam. Seperti kebiasan Kim Young Jo. Mereka berjalan terlebih dahulu ke lobby apartemen, dan menghilang dari pintu.Kim Young Jo mengerutkan dahinya. Mereka sampai di kantor polisi tempat Hyun Jae bekerja."Ada apa Young Jo?" tanya Dae
Kyung Hae dan Hyun Jae pun meningggalkan kantor Choi Eun Jeon. Wajah Hyun Jae nampak sedikit kesal. Namun, ia berusaha untuk meredam emosinya."Apakah mereka akan baik- baik saja?" tanya Kyung He."Untuk hari ini, ya. Mereka akan baik- baik saja. Tapi, entahlah besok.""Maksudmu besok mereka akan kembali ke kantor lagi?"Hyun Jae hanya mengendikkan bahunya. "Sudahlah, ayo kembali ke kantor saja." Kyung He mengikuti langkah Hyun Jae. Mereka pun langsung kembali ke kantor. Sementara itu, Luna dan Ibunya masih nampak berbincang-bincang dengan Choi Eun Jeon. Mereka nampak bicara serius sekali."Ingat Choi. Jika kau melakukan hal itu lagi, aku tidak akan mencabut laporanku," kata nyonya Song dengan kesal."Iya nyonya, tenang saja. Aku akan bertanggung jawab atas putrimu ini, iya kan Luna sayang?" Kata Choi dengan licik.Luna hanya diam. S
Luna betul-betul tidak menyangka akan mengalami hal ini. Dengan perasaan hancur dia pun segera berlari keluar dari ruangan Choi. Cukup sudah, lebih baik ia akhiri saha hidupnya sekarang juga. Meskipun uang itu di kembalikan, Luna yakin Choi tetap akan menyebarkan video itu. Orang seperti Choi tidak bisa di percaya. Dengan hati yang hancur, Luna menaiki Lift langsung menuju lantai paling atas gedung perkantoran itu. Sampai di atas, Luna menaiki tangga menuju ke atap. Niatnya sudah mantap. Ia memilih untuk mengakhiri hidupnya. Ia sudah meninggalkan surat untuk ibunya. Tepat pada saat Luna naik, Nyonya Song dan Hyun Jae bertemu diluar. Mereka langsung menuju ke kantor Choi. Melihat ada polisi, Choi merasa sedikit kecut"Aku tidak tau dia di mana. Tadi, dia memang kemari. Tapi, dia pergi lagi," ujar Choi. Hyun Jae yang sudah melihat bayangan kematian Luna dengan cepat menarik tangan nyonya Song."Dia ad
Hyun Jae melangkah keluar dari kantornya. Ia merasa lelahhoongli. Namun, rasa lelahnya hilang seketika saat melihat ada sepasang suami istri yang duduk di belakang. Jelas bukan manusia, karena tidak ada manusia yang bisa menembus masuk ke dalam mobilnya."Hyun Jae, apa kau sudah melupakan kami?"Hyun Jae menatap kedua arwah di hadapannya."Bibi Ye Soo, paman Ja hoong?" ujar Hyun Jae. Keduanya tersenyum senang, "Akhirnya, kau bisa mengingat kami, Hyun."**** Hyun Jae menatap Yee Soo sedikit tak percaya. "Memangnya apa sih kelebihan 888 dibandingkan Malaikat maut lain?" tanya Hyun Jae penasaran. "Haduh, dia itu malaikat yang paling sadis, dan paling tidak kompromi. Katanya, dia itu di hukum raja langit, tapi sekaligus di beri berkah. Satu-satunya malaikat maut yang pernah menang melawan raja neraka." Hyun Ja
_ 200 tahun laluYue Ying, akan berbahaya jika kau menyamar sendiri di sana. Di daerah musuh, bahkan kau masuk ke istana dan menjadi dayang utama jenderal perang mereka. Apa kau sudah tidak waras lagi?!" Hardik Kaisar Guan. Putri Yue Liang hanya tersenyum kecil, "Tidak akan ada yang curiga. Lagipula, siapa yang berani mengganggu datang utama seorang jenderal besar? Kau terlalu khawatir, yang mulia," Yue Ling sambil mengibaskan tangannya. Kaisar Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Adik bungsunya ini memang keras kepala."Biarkan saja, adikmu itu memang sangat keras kepala. Kau larang maka dia akan semakin nekad. Yang penting dia selamat tidak kurang suatu apapun."Kaisar Guan menatap sang Ibu. Ibundanya benar. Yue Liang sangat keras kepala. Tapi, Kaisar Guan curiga jika ada rencana lain yang sedang di lakukan Yue Liang tanpa sepengetahuannya."Tapi, firasatku mengatakan, bukan untuk menjadi mata- mata saja Yue di sana. Apa dia jatuh cinta kepada Kaisa
Lee Kuan Si melepaskan pelukan dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Ia menatap Diao Chan penuh kelembutan."Mungkin selama ini aku terlalu takut untuk menyatakan perasaanku sendiri dan aku selalu saja mengganggu dirimu. Bahkan sejak kecil mungkin kau menganggap aku sangat menyebalkan. Aku minta maaf Diao Chan. Tapi, malam ini, aku ingin menyudahi semuanya."Sebenarnya, saat aku berkata kau jelek, kau itu sangat cantik, hanya saja aku terlalu gengsi mengakui. Saat aku mengatakan kau menyebalkan, aku sesungguhnya sedang merindukan dirimu. Dan, saat aku bersikap tak acuh padamu, sebenarnya saat itu aku sedang cemburu, karena perhatian dirimu terbagi tidak hanya tertuju padaku. Aku cemburu jika kau dekat dengan Lee Jian Si kakakku sekalipun. Aku juga kesal jika kau tersenyum manis pada pemuda lain yang terang- terangan menyukaimu. Aku hanya mau kau menjadi milikku."Jadi, malam ini aku memberanikan diri untuk mengutarakan isi hati
Tamu yang di undang sudah hadir malam itu. Selain kawan sekolah Diao Chan, nampak juga beberapa rekan kerja ayahnya. Diao Chan nampak cantik dengan dress yang bertemakan Snow White lengkap dengan mahkotanya. Gadis itu memang menyukai tokoh-tokoh kartun sehingga kali ini ia merengek meminta pakaian yang persis dengan tokoh kartun putri salju. Sedikit kekanakan memang untuk gadis remaja sepertinya. Namun, Diao Chan tak peduli. Lee Kuan Si datang bersama kakak dan kedua orangtuanya. Wajahnya penuh senyuman, dan saat melihat Diao Chan untuk sesaat ia merasa sedikit gugup. Namun, ia teringat ketika ia tak sengaja mendengarkan isi hati gadis itu."Cantiknya calon menantuku ini," ujar Cha Yujin sambil memeluk Diao Chan."Bibi ini, bisa saja. Terimakasih, bibi Cha. Mana kak Kuan dan kak Jian juga paman Lee?" tanya Diao Chan. Cha yujin langsung menunjuk suami dan anaknya yang nampak sedang menikmati hidangan makan malam yang telah di sediakan dan bergabung
_10 TAHUN KEMUDIAN_ Tak banyak yang terjadi selama 10 tahun terakhir semenjak Yukio berbicara dengan Miok So. Gadis itu tetap sendiri dan memutuskan untuk tidak menikah, nyonya Han Cae Young meninggal 5 tahun yang lalu. Dan tuan Choi menyusul setaun kemudian. Dan saat ini Jan Mi Aeri tinggal bersama Choi Tae Eul putrinya dan juga menantunya. Ya, nona Choi tumbuh menjadi gadis yang cantik. Jaksa yang sangat loyal dan memiliki kinerja yang luar biasa baik. Ia terkenal sebagai Jaksa yang jujur dan juga baik hati. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya saat menjadi selir kaisar. Lee Jeon Si tetap dalam dunia politik. Setelah terpilih menjadi gubernur Seon selama dua periode, tahun ini dia di angkat menjadi wakil Perdana menteri. Dan, Yukio tetap bekerja dengannya. Sementara Lee Jian Si yang memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah. Lee Kuan Si memutuskan menjadi seorang polisi. Dan Yukio merasa heran dengan pilihan Kuan Si.
Kim Young Jo dan Guan Si memeluk Hyun Jae dengan erat. Hari ini mereka akan berpisah. Kim Young Jo dan Guan Si akan reinkarnasi lebih dahulu. Sementara Hyun Jae menyusul. Selesai sudah tugas Kim Young Jo dan Guan Si sebagai malaikat maut."Aku duluan, kau baik- baiklah di Jeongwol," ujar Kim Young Jo. Hyun Jae mengangguk."Kalian harus rukun di kehidupan yang akan datang kelak, " sahut Hyun Jae. Guan Si hanya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Hyun Jae. Mereka memang sering kali bertengkar."Aku pamit Yue Liang," ujar Guan Si sambil memeluk Hyun Jae penuh kasih sayang."Hati-hati kak. Aku sangat menyayangimu. Saat dalam kehidupan kita yang sebelumnya, aku sangat menyayangi dan mencintaimu kak. Kau adalah panutan. Aku sangat mengagumimu. Maafkan aku ya, jika aku seringkali membantah perkataanmu. Tapi, kau adalah kakak yang terbaik untukku.""Maafkan aku juga Hyun. Aku sangat sering menyakiti sebagai seorang kakak aku ter
Yukio tersenyum pada Luna."Terimakasih kak, kakak mau datang dan mendoakan kakakku. Aku senang, kalau dulu kak Hyun ternyata pernah membantu kakak. Dan aku senang apa yang kakakku lakukan ternyata sangat membantu kehidupan kakak.""Kau tidak boleh bersedih ya, kakakmu adalah orang yang sangat baik.""Iya kak. Aku bahkan merasa bahagia dan bangga pada almarhum kak Hyun karena beliau sudah membantu orang lain dengan sangat baik.""Iya, aku percaya kakakmu akan segera reinkarnasi dengan baik. Dan pasti dengan kehidupan yang jauh lebih baik lagi, dan kau harus kuat dan tetap tersenyum. Apalagi yang aku dengar kakakmu meninggal saat menjalankan tugasnya menyelamatkan orang lain. Itu adalah karma baik yang sangat luar biasa. Satu nyawa berkorban untuk menyelamatkan beberapa nyawa. Itu adalah perbuatan yang sangat mulia," Ujar Luna. Yukio tersenyum dan membungkuk memberi hormat."Sekali lagi, terimakasih kak."Luna menganggukkan kepalanya dan berl
Hampir semua rekan- rekan Hyun Jae dari kepolisian hadir di rumah duka, bahkan beberapa orang yang pernah Hyun Jae tolong pun datang. Dia adalah Luna. Dengan menggandeng seorang bocah yang cantik."Yukio, aku turut berdukacita ya. Kakakmu dulu pernah menolongku. Jika tidak ada kakakmu aku mungkin sudah tidak ada di sini. Dan juga tidak akan ada Jia Li. Aku juga tidak akan mendapatkan pekerjaan yang baik. Semua ini berkat pertolongan kakakmu. Aku dan keluargaku berhutang nyawa pada letnan Hyun Jae. Semoga saja, letnan Hyun bisa reinkarnasi dengan baik dan kelak hidup dengan bahagia." Luka berkata dengan lirih sambil menepuk baju Yukio perlahan."Terimakasih sudah datang kemari, kak...""Luna. Namaku Luna.""Kalau boleh tau, apa yang kakakku lakukan dulu kepadamu?" tanya Yukio. Luna tersenyum...***_12 tahun yang lalu_Sementara itu, Luna nampak begitu putus asa. Ia menatap Choi yang sedang tertawa licik di
Mlok So menatap dewi Xiang tak percaya."Maksudnya paduka? Hyun Jae meninggal dunia? Dan untuk beberapa bulan ia akan tinggal di Jeongwol?" tanyanya memastikan. Dewi Xiang mengangguk"Ya, Miok So. Dia akan segera reinkarnasi juga. Kau bisa menyuruh para pegawai untuk membersihkan kamar no 1888 untuk Hyun Jae."Miok So menatap punggung Dewi Xiang yang berjalan menjauh. Rasanya tak percaya mendengar kabar itu. Hyun Jae ingat bagaimana dulu pertama kalinya ia bertemu dengan Hyun Jae.***Setelah mengurus dan menangkap para penjahat dan juga memberikan instruksi pada anak buahnya yang lain, kapten Jo Young segera menuju rumah sakit Seon. Di sana nampak Myeong Na Ri, Yukio dan juga seorang gadis. Kapten Jo langsung menghampiri mereka."Bagaimana Hyun Jae?" tanyanya."Masih di ruang operasi, kapten," jawab Myeong Na Ri dengan lirih. Sementara itu Yukio nampak duduk dengan tatapan mata yang kosong dan hampa. Sement
Hyun Jae menghela napas panjang. Kemarin, Yukio juga sangat mengkhawatirkan dirinya."Kau ini seperti Yukio saja.""Jelas saja, Hyun. Jika aku yang berada di posisi Yukio aku sudah pasti akan sangat mengkhawatirkan dirimu." Tiba-tiba saja Hyun Jae mendengar Kim Young Jo memanggilnya"Aku.ada di luar villa. Apa kau sudah coba membuka kamar pribadi itu?""Belum, tapi aku bertemu dengan Liu Jin. Dan, dia benar-benar sudah tua. Hanya saja, ada iblis yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Dan, iblis itu mengerikan sekali. Dia bertubuh tinggi berbulu, besar dengan empat kepala dan juga membawa tombak bermata 5. Matanya merah menyala. Jujur seumur hidup baru kali ini aku merasakan takut melihat makhluk gaib," kata Hyun Jae. . Kim Young Jo menghela napas. Ia menatap pada Guan Si dan para dewa. Lalu mengatakan apa yang Hyun Jae katakan padanya."Kita akan masuk, Young Jo. Iblis itu terlebih dahulu harus kita tangkap dan mu