Beranda / Fantasi / NEWBORN / -7- Reasons

Share

-7- Reasons

Penulis: Ally Jane
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-09 22:09:00

Kenapa kita bertemu?

Apakah itu sebuah pertanyaan?

Karena … adakah alasan untuk takdir bekerja?

“Kenapa …” newborn itu kembali bertanya, “kau memburuku?”

Dean mendengus pelan. “Kenapa kau membunuh makhluk sejenismu sendiri?” balas Dean.

“Karena mereka akan membuat masalah jika aku tidak membunuh mereka,” sahut newborn itu.

“Kau juga membuat masalah, tidakkah kau sadar?” dengus Dean. Dan itulah alasan Dean memburunya.

“Bukan tanpa alasan,” newborn itu membela diri. “Tapi, kau juga tidak bereaksi seperti vampir lainnya ketika kuserang,” lanjutnya.

“Dan bukan tanpa alasan,” Dean memakai kalimat pembelaan newborn itu. Dean tersenyum tipis mendengar dengusan mengejek newborn itu.

“Sebelumnya kau tampak selemah vampir lainnya. Tapi, tadi kau … bisa memulihkan tenagamu lebih cepat …” Newborn itu terdengar bingung.

Dean tak tahu kenapa ia terus menjawab rasa penasaran newborn itu, tapi entah kenapa, ia suka mendengar suara newborn itu. Ia hanya … menikmati percakapan mereka.

“Sudah kubilang, bukan tanpa alasan.” Dean berusaha menahan senyum ketika mengucapkannya.

“Kau sempat tak berdaya ketika aku menyerangmu dalam jarak dekat tadi,” kata newborn itu.

“Tapi, tidak lumpuh sepenuhnya,” tandas Dean.

“Tapi, tidak bisa bergerak, bukan? Itulah kenapa tadi kau tidak menangkapku!” seru newborn itu.

Sial, umpat Dean dalam hati. Newborn itu menyadari lebih cepat dari dugaan Dean. Dia tidak bodoh. Dean sudah hendak menyeberang, tapi ketika ia berlari ke arah sungai, hendak melompat, tiba-tiba tubuhnya membeku seperti beberapa saat lalu. Dean mengerang dalam hati ketika mendapati newborn itu sudah berdiri di depannya, dengan mata merah terfokus padanya. Lagi, napas Dean tertahan.

“Sekarang kau tidak bisa bergerak,” ucap newborn itu seraya menarik lepas tudungnya.

Dean tak menjawab dan hanya mengawasi rambut cokelat kemerahan newborn itu ketika angin memainkannya.

“Saat ini kau pasti sangat ingin mematahkan leherku.” Newborn itu tersenyum.

Pandangan Dean yang tadi tersita oleh helaian rambut newborn itu kembali terfokus dan Dean baru menyadari bahwa dia menatap ke arah leher newborn itu. Yah, newborn itu tidak tahu apa yang ada dalam kepala Dean.

“Kau pasti membayangkan dirimu mencabik leherku dengan taringmu,” kata newborn itu.

Salah. Dean berkata dalam hati. Aku ingin menyentuh rambutmu.

“Apakah aku harus membunuhmu?” tanya newborn itu.

Kau sudah membunuhku dengan banyak cara yang tak kau sadari, keluh Dean dalam hati.

“Tapi, aku senang bermain-main denganmu,” ucap newborn itu riang. “Beberapa hari ini terasa sangat membosankan, kau tahu?”

“Dan kau akan menghabiskan waktumu selamanya dengan itu,” akhirnya Dean berbicara.

“Benar,” sahut newborn itu. “Karena itu, aku tidak akan membunuhmu sekarang. Punya teman berbicara sepertimu cukup menyenangkan.”

Dean menyetujui dalam hati.

“Jadi kurasa, aku akan membiarkanmu mengejarku,” putus newborn itu santai.

Dean tak tahu apakah ia harus senang atau sedih dengan keputusan newborn itu. Ia senang karena newborn itu tidak akan membunuhnya, tapi menyedihkan juga memikirkan bahwa newborn itu membuat Dean tampak begitu lemah di hadapannya.

“Sampai jumpa lagi, Hunter,” newborn itu mengucapkan selamat tinggal. Dean bersiap, menunggu newborn itu mengambil jarak sedikit saja. Tapi kemudian, Dean dikejutkan dengan tangan newborn itu yang terangkat ke rambut Dean.

“Apakah rambutmu selalu seberantakan ini?” tanyanya santai, sebelum kemudian, ia melompat ke seberang sungai, tersenyum jail pada Dean dan berlari ke arah selatan.

Dean mendengus menertawakan dirinya sendiri. Ia terlalu terkejut untuk bergerak saat itu juga. Ia sama sekali tak menyangka, newborn itu akan melakukan hal seperti tadi. Dean tak dapat menahan senyum ketika ia menyeberang ke sisi barat dan berlari ke arah berlawanan, kembali ke kabinnya.

“Apakah rambutmu selalu tampak seindah itu?” Dean berbicara pada dingin yang ditembusnya.

Newborn itu … benar-benar menghipnotis Dean.

***

“Kau sudah bangun?” Dean tampak terkejut ketika dilihatnya Gabe sudah duduk di sofa ruang tengah sebelum fajar, menonton televisi.

Gabe melongok ke belakang Dean. “Kau membawa newborn itu kemari?” cemasnya.

Dean menggeleng. Gabe mendesah lega.

“Baguslah jika kau sudah membunuhnya. Aku tidak bisa tidur semalaman karena mengkhawatirkanmu. Aku agak khawatir juga jika kau membawanya kemari. Dia bisa saja lolos dari rantai itu dan memangsaku, kan?” Gabe mengungkapkan ketakutannya.

Dean mendengus seraya duduk di samping Gabe.

“Aku belum membunuhnya,” akunya.

“Sudah kuduga, kau pasti … apa?” Gabe terbelalak ke arah Dean. “Kau … belum membunuhnya?”

Dean mengangguk.

“Kau belum bertemu dengannya?” Gabe penasaran.

Dean mengangguk. “Sudah,” jawabnya seraya menyandarkan tubuh ke sofa yang nyaman itu, lalu mengangkat kaki ke meja di depannya.

“Dan … kau tidak membunuhnya?” Gabe menatap Dean seolah Dean sudah gila.

“Dia nyaris membunuhku,” sahut Dean santai.

Gabe terkesiap panik. “Benarkah? Lalu … lalu apa yang terjadi? Kau … berhasil melarikan diri? Kau … tidak terluka, kan?” Gabe meraih tangan Dean untuk memeriksanya. “Apa dia sempat menggigitmu atau …”

“Aku baik-baik saja, Gabe.” Dean menarik tangannya dari Gabe. “Dia tidak perlu melakukan itu untuk melukaiku, atau membunuhku.”

Gabe menatap Dean dengan bingung. “Dan apa maksudnya itu?”

“Aku dibuat tak bisa bergerak karena kekuatannya,” keluh Dean.

“Benarkah? Tapi … tapi … kau sudah meminum darah dan …”

“Bukan seperti itu,” sela Dean. “Ini tidak seperti serangan sinar mataharinya waktu itu. Ini … entahlah.” Dean mengedikkan bahu. “Aku hanya tidak bisa bergerak ketika dia menyerangku dalam jarak dekat. Tapi, begitu dia mengambil jarak, aku bisa bergerak kembali. Jadi, aku tidak benar-benar lumpuh seperti sebelumnya. Yah, setidaknya efek kekuatan newborn itu padaku sudah tidak separah sebelumnya.”

“Tidak separah sebelumnya?” cibir Gabe. “Katamu dia nyaris membunuhmu dan kau bilang itu tidak separah sebelumnya?” sinisnya.

Dean meringis. “Dia tidak akan membunuhku,” Dean berusaha menenangkan Gabe. “Dia masih ingin bermain-main denganku.”

“Bermain-main … astaga, Dean!” Gabe meledak. “Dia itu monster pembunuh yang kejam dan kau akan bermain-main dengannya? Baiklah, permainan macam apa yang kalian lakukan? Seperti permainan potong leher duluan?”

Membayangkan permainan yang diucapkan Gabe itu membuat Dean harus menahan senyumnya. Gabe sedang kesal dan dia bisa sangat mengesalkan jika sedang kesal. Terkadang Gabe memang suka berlebihan jika menyangkut keselamatan Dean.

“Aku harus mundur dan memikirkan strategi untuk menangkapnya, Gabe. Dan aku akan menangkapnya malam ini, begitu aku menemukannya,” janji Dean.

“Dan tidak ada main-main lagi,” Gabe mengingatkan.

“Hm,” Dean menggumam sebagai balasan.

“Aku serius, Dean.” Gabe menatap Dean tajam.

“Aku mengerti,” sahut Dean santai seraya bangkit dari duduknya dan pergi ke kamar untuk melemparkan diri di atas tempat tidur.

Dean menoleh ke jendela, menatap semburat fajar yang mulai muncul. Sebentar lagi musim dingin akan benar-benar berakhir. Tapi, hal yang paling seru baru akan dimulai.

Dean memejamkan mata, berharap ia bisa tidur. Tapi kemudian, wajah newborn itu muncul. Rambutnya tersibak dengan cara yang menakjubkan, tatapan matanya menghipnotis, suaranya … senyumnya …

Dean membuka mata dengan ngeri. Apakah dia baru saja memikirkan newborn mengerikan itu? Dean mengerang seraya memaki dirinya sendiri.

“Dia adalah musuh, Dean. Kau harus membunuhnya. Bukannya memikirkannya seperti ini, atau yang lebih parah, terhipnotis olehnya,” Dean mengomeli dirinya sendiri.

Yah, bukan berarti Dean ingin. Hanya saja … itu terjadi di luar kendalinya.

***

Bab terkait

  • NEWBORN   -8- The Waiting

    Never knew it would be this longTo see you in front of meDean mendapati tubuhnya terhipnotis ketika mata merah itu menatapnya. Ia tak bisa bergerak, tak bisa bernapas. Newborn itu berjalan ke arahnya, semakin dekat. Lalu, Dean merasakan tangan newborn itu di rambutnya.“Apa rambutmu selalu seberantakan ini?” tanya newborn itu.Dean tak bisa menjawab. Lidahnya kelu, seolah membeku di bawah pengaruh hipnotis newborn itu. Apa yang dilakukannya pada tubuh Dean?Lalu, tangan newborn itu bergerak turun ke leher Dean.“Hentikan,” Dean mendesis.Newborn itu tersenyum miring. “Aku tahu kau menginginkan ini, Hunter. Aku tahu … kau menginginkanku.”Dean mengernyit. Ia masih tak bisa bergerak ketika tangan newborn itu menyusuri lengannya turun, lalu naik lagi dan mendarat di dadanya.“Apa

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-09
  • NEWBORN   -9- The Capture

    Never knew it would be this longTo take you by my side“Aku hanya akan menonton, kalau begitu,” ucap Dean seraya berjalan ke tembok dan bersandar di sana.“Jika kau menyerangku saat aku sibuk dengan mereka, aku tidak akan …”“Aku bukan jenis orang yang menyerang dari belakang,” Dean menyela. “Silakan menikmati makan malammu,” lanjutnya seraya mengedikkan kepala ke arah lima orang pria yang berdiri tak lebih dari dua meter di depan newborn itu.Newborn itu mendecih kesal, sebelum kemudian, dengan kecepatan yang menakjubkan, menancapkan taringnya di leher korban pertamanya. Empat pria lainnya tampak terkejut, tapi kemudian, newborn itu kembali menyerang pria lainnya sebelum mereka tersadar dari keterkejutan mereka. Tiga pria lainnya yang tampak ketakutan, berlari ke arah Dean. Tapi, salah seorang dari mereka berhasil ditahan newborn

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-09
  • NEWBORN   -10- Prisoner

    I know I have to kill youI just can’tYou got me hypnotizedTeriakan histeris Gabe menyambut kedatangan Dean dengan seorang newborn cantik dalam gendongannya.“Sialan, Dean! Kau membawa monster itu kemari?!” amuk Gabe.“Tutup mulutmu, Gabe. Suaramu membuat telingaku sakit,” balas Dean kesal.“Kau masih mengkhawatirkan telingamu padahal kau sedang menggendong monster yang sudah membunuh begitu banyak nyawa dengan kejam?!” raung Gabe.Dean mendengus seraya berjalan melewati Gabe, –yang tanpa diperintah sudah memberi jalan selebar mungkin, menuju kamarnya. Gabe mengikuti di belakang Dean dengan hati-hati. Gabe bersembunyi di balik dinding dan hanya berani memunculkan kepalanya untuk melihat newborn itu.“Dia akan membunuh kita,” gumam Gabe ngeri.“Tidak akan,” sahut Dean enteng.Namun, k

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-09
  • NEWBORN   -11- Umpan

    The sweetest appleCould be a poisoned one“Siapa namamu?” Dean mengajukan pertanyaan pertamanya seraya berdiri di sisi jendela. Tatapannya tertuju pada newborn itu.Newborn itu memalingkan wajah dengan kasar, tak berniat memberikan informasi apa pun pada Dean. Gabe yang duduk di luar kamar Dean mengedikkan bahu.“Baiklah jika kau tak mau mengatakannya dengan cara baik-baik,” desah Dean. “Sambutlah matahari pertamamu di kabinku yang hangat ini, Newborn.” Tangan Dean bergerak untuk menyibak tirai jendela kamarnya.Newborn itu mengernyit kesakitan ketika sinar matahari menerobos masuk ke kamar itu. Newborn itu beringsut ke ujung tempat tidur hingga menabrak dinding di belakangnya. Sinar matahari ini tidak hanya melumpuhkan newborn itu, tapi juga menyakitinya. Mungkin itu juga karena pengaruh rantai yang sudah melemahkannya sejak d

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-09
  • NEWBORN   -12- Reason and Secret

    Apa yang akan kau lakukanKetika musuh mendapatkan kelemahanmu?“Dean …” Panggilan Gabe itu membuat Dean membenci dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia membiarkan Gabe berada dalam bahaya karena dirinya seperti ini?“Newborn itu tidak bersalah, omong-omong,” ucap Gabe. “Dia tidak membunuhku, kan? Lagipula, aku tahu dia hanya bercanda,” lanjutnya.Dean memejamkan mata. Ia tahu Gabe mengatakan itu karena tidak ingin membuat Dean merasa bersalah. Mereka sudah bersama selama hampir dua puluh tahun. Sejak Gabe masih sekolah, saat ia masih berumur enam belas tahun, hingga saat ini. Mereka pernah membicarakan masalah ini, Dean bahkan sudah tak menghitung berapa kali ia mengusir Gabe karena tidak ingin Gabe terluka karena dirinya. Namun, berapa kali pun Dean mengusirnya, Gabe tetap bertahan dan berkeras bahwa Dean tidak berhak mengatur hidupnya. Mereka baru berhenti mendebatkan t

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-09
  • NEWBORN   -13- His Person

    I know you’re a dangerI just can’t help myselfTo not killing you“Aku berusaha mencari beberapa laporan tentang gadis yang hilang dengan nama Annabeth selama tiga bulan terakhir,” lapor Gabe ketika ia keluar dari kamarnya malam itu, membawa serta laptopnya, dan bergabung dengan Dean di ruang tengah. “Ada beberapa korban bernama Annabeth di seluruh dunia, omong-omong, tapi aku tidak bisa memastikan apakah mereka semua menghilang karena ulah Warren,” sambung Gabe.“Coba telusuri nama Annabeth dari San Jose hingga Kanada, di daerah-daerah sepanjang pantainya,” perintah Dean. “Jika mendengar cerita Annabeth, seharusnya dia diserang Warren ketika Warren lolos dariku di San Jose.”Gabe mem-filter lagi data yang ia peroleh. “Ada empat Annabeth yang dilaporkan hilang. Salah seorangnya anak kecil berumur sepuluh tahun, seorangnya lagi wanita

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-09
  • NEWBORN   -14- Reason to Let Go

    I can’t find a reasonTo let you go“Kenapa kau tidak langsung membunuhku saja, Hunter?” Suara Annabeth begitu penuh kebencian ketika Dean masuk ke kamarnya di hari keenam keberadaan Annabeth di sana.Dean mengabaikan kata-kata Annabeth dan menghampiri lemarinya untuk mengganti kausnya.“Aku butuh darah, Hunter,” kata Annabeth lagi.“Kau masih bisa bertahan sampai besok atau lusa, Annabeth,” sahut Dean santai seraya menarik kemeja merah dari lemarinya, lalu memakainya dengan cepat di atas kausnya.“Tubuhku mulai terasa terbakar, Hunter,” keluh Annabeth. “Aku tidak akan bisa bertahan bahkan sampai besok.”Dean mendengus seraya menghampiri Annabeth yang sudah tampak semakin pucat. “Aku tahu lebih banyak darimu, Annabeth. Dan aku, tidak pernah menuruti kata-kata newborn.”Annabeth menggeram marah, sementa

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-25
  • NEWBORN   -15- Just Stay

    I can’t find a reasonTo kill youSo, just stay Dean memainkan rantai di tangannya seraya menunggu Annabeth keluar dari kamar mandi. Dean mendengar suara shower dimatikan, lalu beberapa saat kemudian, Annabeth keluar dengan hanya menggunakan handuk putih yang melilit tubuhnya.“Apa aku harus memakai rantai itu lagi?” keluh Annabeth seraya menatap rantai di tangan Dean.Dean yang tadinya terpaku terpesona pada Annabeth, berdehem untuk mengusir keterpesonaannya. Ada apa dengan kepalanya, sungguh?“Aku tidak mau mengambil resiko,” sahut Dean seraya melingkarkan rantai itu di tangan kiri Annabeth. “Kau harus mengenakan rantai itu setiap kali meninggalkan kamar itu. Itu salah satu alasanku untuk tidak membunuhmu saat ini.” Dan satu alasan bodoh lainnya, tambah Dean dalam hati.Annabeth memberengut, tapi ia tak lagi protes ketika b

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-25

Bab terbaru

  • NEWBORN   -100- New Life (End)

    Jika dunia tidak bisa Menjadi tempat yang aman bagimu Maka aku akan menciptakan Dunia yang aman bagimu “Aunt Jane, hari ini kau makan apa?” tanya Owen lewat telepon sembari berlatih melompat di halaman kastil. “Teman dari temanmu,” jawab Jane dari seberang. Owen seketika berhenti melompat. “Apa dia menjahatimu, Aunt Jane?” tanya Owen. “Tidak, akulah yang jahat,” Jane membalas. “Ah, dia titip salam untuk temanmu yang bernama Teddy. Duh, beruang yang malang.” Owen mencebik, tampak akan menangis. “Aunt Jane hanya bercanda, Sayang,” Annabeth segera menghibur Owen. “Kau tahu, Aunt Jane tidak minum darah binatang.” “Kemarikan ponselnya, Owen.” Dean yang baru mendarat di depan Owen mengulurkan tangan pada anak itu. “Dad harus bicara dengan Aunt Jane.” Owen mengangguk dan menyerahkan ponsel di tangannya pada Dean. Dean lantas

  • NEWBORN   -99- Decision

    Why would you want to leaveWhen you’re already at home?Sementara Owen sibuk dengan Robert, Jane, Annabeth, dan Dean pergi ke salah satu ruangan di kastil itu untuk bicara dengan Gabe. Keanu juga sudah ada di sana.“Untuk saat ini, kita diskusikan dulu semuanya, sebelum memberitahu yang lain,” Keanu berkata.“Semuanya … tentang apa?” tanya Annabeth bingung.Keanu menghela napas. “Serangan yang tertuju pada kalian,” sebutnya. “Lalu … kemampuan Owen.”“Aku yang menghubungi Gabe dan memintanya untuk memberitahukan hanya pada Keanu dulu,” Dean menjelaskan. “Kau hanya menghubungi Robert dan memberitahunya tentang serangan itu, tapi aku menjelaskan semuanya pada Gabe.”Jane hanya menghela napas dan mengangguk.“Apakah kau punya dugaan tentang dalang di balik serangan itu?” tanya Annabeth.&ld

  • NEWBORN   -98- Pulang

    Jika ada awalMaka ada akhir “Aku tidak bisa melihat dia menjalani hidup yang berbahaya sepertimu,” Dean berkata pada Jane.Jane menghela napas. “Aku tahu kalian khawatir pada Owen, tapi biar kukatakan pada kalian.” Jane melipat lengan di dada, tampak frustrasi. “Kekuatan Owen berbeda dengan kekuatanku. Dia cukup cepat untuk menghindari serangan. Dia cukup kuat untuk melawan. Dia lebih dari cukup untuk menyelamatkan dirinya sendiri jika dia berada dalam bahaya.“Dan jika memang dia punya kekebalan dari kemampuan khusus seperti milikku, itu justru lebih bagus lagi. Semua lawannya adalah vampir biasa, sementara dia punya kemampuan vampir berumur ratusan tahun. Itulah situasinya.“Dan, lebih dari keberadaanku di kastil, jika memang Owen memiliki kekebalan sehebat itu, dari matahari, dari senjata, dari kemampuan khusus, dia akan menjadi pelindung yang sempurna di kastil. D

  • NEWBORN   -97- Jalan Pulang

    As long as we’re togetherNothing can break us down“Jane, aku tahu kau ingin melatih Owen, tapi … bahkan meski Owen berusaha melawan, dia tak akan bisa melawan kekuatanmu,” ucap Dean setelah lagi-lagi latihan Owen gagal.Owen belum bisa melawan kekuatan Jane yang mengendalikan pikirannya. Dean sebenarnya tak yakin jika Owen bisa melakukannya. Namun, Jane masih berkeras tentang itu dan Annabeth mendukung Jane.“Dad, aku baik-baik saja,” Owen berkata, tapi punggung tangannya mengusap air mata yang jatuh ke pipinya.Tentu saja, mencekik ibunya sendiri pastilah sangat menyiksa Owen. Setiap kali mereka berlatih seperti ini, Owen akan menghabiskan beberapa jam untuk meminta maaf pada Annabeth.Jane mengabaikan protes Dean dan berbicara pada Owen, “Jika kau sudah lebih tenang, kita mulai lagi latihannya.” Jane menatap Owen tajam. “Jika kekuatanmu hanya seperti i

  • NEWBORN   -96- Stay Together

    Some people only needA family Ketika Jane sudah akan pergi, Dean berkata,“Bahkan meski serangan seperti itu terjadi lagi, aku akan melindungimu, Jane.”Jane urung pergi dan mendengus meledek menanggapi Dean. “Aku bisa melindungi diriku sendiri.”“Aku tetap akan melindungimu,” Dean berkeras. “Karena kau adalah keluargaku.”Ah … keluarga.“Kau tahu, Dean, kau lebih baik hidup jauh dariku,” sebut Jane. “Kau sudah memiliki keluarga sekarang, jadi …”“Ya, aku sudah memiliki keluarga, dan mereka juga keluargamu, Jane. Mereka menginginkanmu. Mereka juga khawatir padamu. Karena itu, kau tak harus berusaha pergi dari keluargamu. Apa pun yang terjadi, dalam situasi apa pun, kami adalah keluargamu,” urai Dean panjang-lebar.Jane tak sempat mendebat Dean karena adiknya itu sudah kembali ke tempat Annab

  • NEWBORN   -95- Rencana Busuk

    If you have a death wishCome to meJane tak menemukan apa pun setelah berkeliling di kawasan hutan. Ia memastikan situasi di sekitar tempat istirahat Dean dan Annabeth aman sebelum kembali ke tempat Dean dan Annabeth.Namun, pikiran Jane masih tertuju pada orang misterius itu. Bagaimana jika dia benar-benar melakukan sesuatu pada Owen?Ketika Jane kembali ke tempat Dean dan Annabeth, keduanya sudah duduk di bawah pohon dengan Owen duduk di pangkuan Dean. Jane menghampiri mereka.“Bagaimana?” tanya Jane.Annabeth menggeleng. “Tidak terjadi apa-apa,” jawabnya. “Aku tak tahu apakah dia mengalami hal yang sama sepertimu tentang kekuatannya, tapi dia tidak menunjukkan apa pun ketika kulatih dengan caraku berlatih dulu.”Jane menghela napas lega. “Semoga saja aku salah.” Jane menatap Owen. Jane tak ingin anak ini mengalami hal-hal mengerikan seperti yang dialam

  • NEWBORN   -94- Kembali

    No matter how mad I at youI can’t leave you Jane biasa mengendalikan pikiran banyak orang sekaligus. Namun, ketika serangan dibuat berlapis seperti ini … merepotkan juga. Belum lagi hujan tembakan dari jarak jauh seperti ini. Hingga tiba-tiba, sesuatu melesat cepat, mengempaskan barisan lingkaran vampir yang menerjang ke arah Jane.Jane terkejut mendapati keberadaan Dean di sana. Tak hanya Dean, tapi Annabeth juga tampak melumpuhkan belasan vampir sekaligus, membuat mereka jatuh berlutut, lemas, seolah kehabisan kekuatan. Tak hanya itu, gadis itu lantas melompat tinggi dan membakar satu lingkaran vampir yang mengepungnya.Namun, serangan terus berlanjut. Meski, tak ada harapan bagi lawan mereka untuk menang. Jane melompat meninggalkan medan pertempuran untuk menangkap para penembak dalam jangkauan kekuatannya. Saat itulah, Jane sekilas melihat Owen di dahan salah satu pohon, dan ada sosok yang mendek

  • NEWBORN   -93- Serangan Besar

    The risk of powerThe risk of being the strongest Dean menunduk menatap Owen yang sejak mereka pergi tadi terus menyurukkan kepala di dada Dean. Dean akhirnya berhenti ketika mereka sudah memasuki kota sebelah. Annabeth menghampirinya.“Ada apa, Dean?” tanya Annabeth.Dean tak menjawab, tapi ia menunduk menatap Owen di gendongannya.“Owen,” panggil Annabeth.Owen mendongak menatap Annabeth dengan wajah muram.“Kau kenapa? Apa kau takut karena Dad bergerak terlalu cepat?” tanya Annabeth lembut.Owen menggeleng.“Lalu, kenapa?” tanya Annabeth lagi.“Aunt Jane,” sebut Owen.Dean menegang mendengar Owen menyebutkan nama itu.“Ada apa dengan Aunt Jane?” Annabeth mengambil alih Owen ke gendongannya.“Aunt Jane pergi ke mana, Mom?” tanya Owen.“Dia harus melakukan sesuatu,

  • NEWBORN   -92- Terpecah

    Sometimes we broke each otherCause we’re too much care each otherSetelah Jane pergi seperti tadi, Owen tampak murung. Maka, seharian itu Annabeth mengajak Owen mengobrol dan bermain untuk menghiburnya. Meski tetap saja, malam itu Owen masih tampak murung dan memutuskan untuk pergi ke tenda sendirian.Setelah Owen masuk ke tenda, Annabeth menghela napas dengan tatapan sedih ke arah tenda tempat Owen berada. Dean yang sedari tadi hanya mengamati, melompat ke hadapan Annabeth.“Apa yang membuatmu murung, Annabeth?” tanya Dean.Annabeth menatap Dean. “Dean, aku merasa … ini tidak benar.”“Apa yang kau bicarakan?” Dean kembali bertanya.“Jane… kita …” Annabeth menggeleng. “Seharusnya tidak seperti ini, kan?”Dean menatap tepat ke mata Annabeth. “Lalu, seharusnya seperti apa?” Dean b

DMCA.com Protection Status