I can’t find a reason
To kill you
So, just stay
Dean memainkan rantai di tangannya seraya menunggu Annabeth keluar dari kamar mandi. Dean mendengar suara shower dimatikan, lalu beberapa saat kemudian, Annabeth keluar dengan hanya menggunakan handuk putih yang melilit tubuhnya.
“Apa aku harus memakai rantai itu lagi?” keluh Annabeth seraya menatap rantai di tangan Dean.
Dean yang tadinya terpaku terpesona pada Annabeth, berdehem untuk mengusir keterpesonaannya. Ada apa dengan kepalanya, sungguh?
“Aku tidak mau mengambil resiko,” sahut Dean seraya melingkarkan rantai itu di tangan kiri Annabeth. “Kau harus mengenakan rantai itu setiap kali meninggalkan kamar itu. Itu salah satu alasanku untuk tidak membunuhmu saat ini.” Dan satu alasan bodoh lainnya, tambah Dean dalam hati.
Annabeth memberengut, tapi ia tak lagi protes ketika b
Stay by my sideSo I can make you safe“Kenapa aku tidak boleh memburu manusia?” keluh Annabeth ketika mereka kembali dari acara berburu beruang mereka.“Kau akan minum darah manusia tanpa membunuh mereka,” sahut Dean.“Benarkah?” sinis Annabeth.Dean mengangguk. “Aku biasanya begitu. Meski terkadang aku juga memburu para penjahat, tapi aku tidak membunuh sesering dirimu,” balasnya.“Tapi, bagaimana bisa kita meminum darah manusia jika tidak membunuh manusia? Merampok bank darah?” dengus Annabeth. Meski jika dipikir-pikir, itu boleh juga.“Tidak. Aku tidak harus merampok bank darah untuk mendapatkan darah manusia,” balas Dean diikuti dengusan gusar.“Lalu, dari mana kau mendapatkan darah itu?” Annabeth penasaran.“Dari seseorang, seorang pemimpin di House of Hunter.
I know it’s crazyThe fact that you and I Together “Kalian berdua tidak berniat berpegang pada selembar kertas seperti ini, kan?” Gabe mengangkat selembar kertas yang berisi kesepakatan Dean dan Annabeth, dengan tanda tangan keduanya: tanda tangan yang berupa nama mereka masing-masing, dan itu cukup aneh bagi Gabe.“Kami akan mencari seorang penyihir untuk mengesahkan perjanjian ini, di mana siapa pun yang melanggar, akan dikutuk hingga ke dasar neraka,” terang Dean.Gabe melongo sesaat, sebelum kembali membaca isi kesepakatan kedua vampir itu.Aku, Annabeth Anderson (Dean bilang itu namaku), berjanji, aku akan belajar menjadi Vampire Hunter yang baik di bawah perintah Dean William yang angkuh dan menyebalkan. Aku akan menuruti semua kata-katanya, melakukan semua perintahnya, dan tidak akan melanggar apa pun yang ia larang bagiku. Dan aku berjanji, aku tida
I can spend my life Watching you all the timeJust because I would “Bernapas, Annabeth, bernapas!” Dean mulai kesal.Annabeth tak kalah kesalnya. “Kenapa aku harus bernapas ketika aku tidak butuh itu?! Ini menyebalkan!”“Jika kau ingin berbaur dengan manusia, kau juga harus bertingkah seperti manusia,” balas Dean santai.“Dan kenapa aku harus berbaur dengan manusia? Dengan matahari saja aku masih bermusuhan,” sungut Annabeth tak terima.“Kau punya waktu selamanya untuk mengakrabkan diri dengan matahari,” Dean berkata.“Setelah apa yang kau lakukan padaku beberapa waktu lalu?” sinis Annabeth.“Kurasa kau harus melupakan itu, Annabeth. Pengaruhnya tidak separah itu jika …”“Kau yang membuatnya parah bagiku.” Annabeth merengut seraya mengempaskan tubuhnya di sofa.De
Do you feel sorry That now you’re with me?“Tampaknya kalian bersenang-senang semalam,” kata Gabe pagi itu ketika dia bergabung dengan Dean dan Annabeth di ruang tengah. Gabe menguap dan menatap Annabeth dan Dean bergantian. Tampaknya mereka baik-baik saja, tidak ada yang terkoyak. Terluka? Jelas tidak mungkin. Mereka vampir. Mereka tidak terluka kecuali oleh matahari atau bangsa mereka sendiri.“Baru akan dimulai, sebenarnya,” balas Annabeth seraya meregangkan tubuh dan menatap Gabe penuh minat.“Apa maksudmu?” Gabe mulai waspada. Ia pun menghentikan langkah di belakang sofa.“Dean tidak mengizinkanku meminum darah terlalu banyak semalam. Dan semalam … aku baru minum sedikit,” keluh Annabeth.Gabe menatap Dean, tapi sahabatnya itu tampak sibuk dengan laptop Gabe dan tidak mendengarkan percakapan aneh Annabeth dan Gabe. “Kau … kau tidak
What else I should give you?Cause I can give youEverything “Kau akan membawanya menemui … eh, keluarganya?” Annabeth mendengar Gabe berbicara pada Dean sore itu.Dean hanya menjawab dengan gumaman.“Astaga, Dean, ada apa denganmu? Kau tahu kan bahwa … vampir tidak bisa lagi kembali ke kehidupan manusianya?” Suara Gabe terdengar ngeri. “Dean, kurasa kau harus memikirkan ulang, karena … yah, Annabeth toh tidak ingat keluarganya lagi. Jadi, jika nanti keluarganya bertanya, bagaimana dia akan menjawab, apa yang terjadi padanya selama ini, kenapa dia menghilang, kenapa warna matanya … yah, kurasa kau lebih tahu dariku,” desah Gabe.“Aku tidak akan membawanya menemui keluarganya, hanya mengunjungi mereka. Maksudku … hanya melihat dari jauh. Kupikir, itu tidak akan mengganggu keluarganya,” balas Dean. “A
It’s past I can’t get back toIt’s the family I can’t have nowSuara berisik dari kamar yang ditempati Annabeth membuat Dean dan Gabe bertukar tatap bingung. Suara debum keras dari sana akhirnya menarik Dean untuk datang dan melihat sendiri apa yang sedang dilakukan Annabeth.“Astaga, Annabeth, ada apa ini?” tanya Dean bingung, kaget, dan sedikit kesal ketika melihat semua barang dari lemarinya tergeletak di lantai, dan Annabeth sedang menggeser lemari itu ke sudut kamar, menutupi jendela.“Aku sedang mencari pakaian yang bagus untuk kukenakan,” jawab gadis itu santai seraya melompat ke tengah-tengah tumpukan pakaian dan duduk di sana.Dean mengernyit bingung. “Tapi, semua pakaian yang kubelikan kemarin …”“Warnanya menjijikkan,” sela Annabeth kasar. “Lihat ini, punyamu bahkan lebih keren,” protes Annabeth seraya mengang
Don’t go backJust stay with me“Apa kau yakin ini akan baik-baik saja?” bisik Annabeth sangat pelan, hingga hanya Dean yang bisa mendengarnya, ketika mereka menyusup masuk ke rumah Emily.Dean mengangguk. “Kakakmu itu tidur dengan terlalu lelap. Dia bahkan tidak bangun meskipun tidur dengan posisi yang melelahkan seperti itu.” Dean mengedik ke arah Emily.Annabeth menatap Emily yang duduk di sofa, tertidur, kepalanya terkulai ke sandaran sofa, sementara di pangkuannya, Sarah menelehkan kepala dan meringkuk di sofa yang sama. Di depan mereka, televisi masih menyala, dan sudah berganti acara.“Jika televisi itu bisa berbicara, mereka pasti mengomel,” bisik Dean. “Sangat menyebalkan ketika kau harus menonton para penonton.”Annabeth harus menahan tawa dan menyikut Dean agar pria itu diam. Annabeth menatap Emily. Ia tampak damai dalam tidurnya, meskipun gurat
Who’ll you spend your time withWhen you have forever to be spent?Sudah hampir sebulan Dean melatih Annabeth di Ely, ketika Bryan datang, dengan seorang vampir wanita yang belum pernah dilihat Dean sebelumnya.“Ini Ristha, vampir yang menolongku ketika aku nyaris dibunuh oleh Warren,” Bryan memperkenalkan vampir itu pada Dean. “Aku sudah nyaris menangkapnya waktu itu, di perbatasan Indonesia, tapi kemudian, seorang newborn yang dia ciptakan … entahlah, dia punya kekuatan yang bisa mengacaukan pikiran.”Dean mengerutkan kening. “Mengacaukan pikiran?” Kemampuan pikiran selalu menjadi kemampuan yang paling berbahaya bagi kalangan mereka.Bryan mengangguk. “Aku tidak tahu di mana dia menemukan newborn itu, tapi kau harus berhati-hati, Dean. Newborn itu benar-benar mengerikan. Aku beruntung karena Ristha menolongku saat Warren nyaris menika
Jika dunia tidak bisa Menjadi tempat yang aman bagimu Maka aku akan menciptakan Dunia yang aman bagimu “Aunt Jane, hari ini kau makan apa?” tanya Owen lewat telepon sembari berlatih melompat di halaman kastil. “Teman dari temanmu,” jawab Jane dari seberang. Owen seketika berhenti melompat. “Apa dia menjahatimu, Aunt Jane?” tanya Owen. “Tidak, akulah yang jahat,” Jane membalas. “Ah, dia titip salam untuk temanmu yang bernama Teddy. Duh, beruang yang malang.” Owen mencebik, tampak akan menangis. “Aunt Jane hanya bercanda, Sayang,” Annabeth segera menghibur Owen. “Kau tahu, Aunt Jane tidak minum darah binatang.” “Kemarikan ponselnya, Owen.” Dean yang baru mendarat di depan Owen mengulurkan tangan pada anak itu. “Dad harus bicara dengan Aunt Jane.” Owen mengangguk dan menyerahkan ponsel di tangannya pada Dean. Dean lantas
Why would you want to leaveWhen you’re already at home?Sementara Owen sibuk dengan Robert, Jane, Annabeth, dan Dean pergi ke salah satu ruangan di kastil itu untuk bicara dengan Gabe. Keanu juga sudah ada di sana.“Untuk saat ini, kita diskusikan dulu semuanya, sebelum memberitahu yang lain,” Keanu berkata.“Semuanya … tentang apa?” tanya Annabeth bingung.Keanu menghela napas. “Serangan yang tertuju pada kalian,” sebutnya. “Lalu … kemampuan Owen.”“Aku yang menghubungi Gabe dan memintanya untuk memberitahukan hanya pada Keanu dulu,” Dean menjelaskan. “Kau hanya menghubungi Robert dan memberitahunya tentang serangan itu, tapi aku menjelaskan semuanya pada Gabe.”Jane hanya menghela napas dan mengangguk.“Apakah kau punya dugaan tentang dalang di balik serangan itu?” tanya Annabeth.&ld
Jika ada awalMaka ada akhir “Aku tidak bisa melihat dia menjalani hidup yang berbahaya sepertimu,” Dean berkata pada Jane.Jane menghela napas. “Aku tahu kalian khawatir pada Owen, tapi biar kukatakan pada kalian.” Jane melipat lengan di dada, tampak frustrasi. “Kekuatan Owen berbeda dengan kekuatanku. Dia cukup cepat untuk menghindari serangan. Dia cukup kuat untuk melawan. Dia lebih dari cukup untuk menyelamatkan dirinya sendiri jika dia berada dalam bahaya.“Dan jika memang dia punya kekebalan dari kemampuan khusus seperti milikku, itu justru lebih bagus lagi. Semua lawannya adalah vampir biasa, sementara dia punya kemampuan vampir berumur ratusan tahun. Itulah situasinya.“Dan, lebih dari keberadaanku di kastil, jika memang Owen memiliki kekebalan sehebat itu, dari matahari, dari senjata, dari kemampuan khusus, dia akan menjadi pelindung yang sempurna di kastil. D
As long as we’re togetherNothing can break us down“Jane, aku tahu kau ingin melatih Owen, tapi … bahkan meski Owen berusaha melawan, dia tak akan bisa melawan kekuatanmu,” ucap Dean setelah lagi-lagi latihan Owen gagal.Owen belum bisa melawan kekuatan Jane yang mengendalikan pikirannya. Dean sebenarnya tak yakin jika Owen bisa melakukannya. Namun, Jane masih berkeras tentang itu dan Annabeth mendukung Jane.“Dad, aku baik-baik saja,” Owen berkata, tapi punggung tangannya mengusap air mata yang jatuh ke pipinya.Tentu saja, mencekik ibunya sendiri pastilah sangat menyiksa Owen. Setiap kali mereka berlatih seperti ini, Owen akan menghabiskan beberapa jam untuk meminta maaf pada Annabeth.Jane mengabaikan protes Dean dan berbicara pada Owen, “Jika kau sudah lebih tenang, kita mulai lagi latihannya.” Jane menatap Owen tajam. “Jika kekuatanmu hanya seperti i
Some people only needA family Ketika Jane sudah akan pergi, Dean berkata,“Bahkan meski serangan seperti itu terjadi lagi, aku akan melindungimu, Jane.”Jane urung pergi dan mendengus meledek menanggapi Dean. “Aku bisa melindungi diriku sendiri.”“Aku tetap akan melindungimu,” Dean berkeras. “Karena kau adalah keluargaku.”Ah … keluarga.“Kau tahu, Dean, kau lebih baik hidup jauh dariku,” sebut Jane. “Kau sudah memiliki keluarga sekarang, jadi …”“Ya, aku sudah memiliki keluarga, dan mereka juga keluargamu, Jane. Mereka menginginkanmu. Mereka juga khawatir padamu. Karena itu, kau tak harus berusaha pergi dari keluargamu. Apa pun yang terjadi, dalam situasi apa pun, kami adalah keluargamu,” urai Dean panjang-lebar.Jane tak sempat mendebat Dean karena adiknya itu sudah kembali ke tempat Annab
If you have a death wishCome to meJane tak menemukan apa pun setelah berkeliling di kawasan hutan. Ia memastikan situasi di sekitar tempat istirahat Dean dan Annabeth aman sebelum kembali ke tempat Dean dan Annabeth.Namun, pikiran Jane masih tertuju pada orang misterius itu. Bagaimana jika dia benar-benar melakukan sesuatu pada Owen?Ketika Jane kembali ke tempat Dean dan Annabeth, keduanya sudah duduk di bawah pohon dengan Owen duduk di pangkuan Dean. Jane menghampiri mereka.“Bagaimana?” tanya Jane.Annabeth menggeleng. “Tidak terjadi apa-apa,” jawabnya. “Aku tak tahu apakah dia mengalami hal yang sama sepertimu tentang kekuatannya, tapi dia tidak menunjukkan apa pun ketika kulatih dengan caraku berlatih dulu.”Jane menghela napas lega. “Semoga saja aku salah.” Jane menatap Owen. Jane tak ingin anak ini mengalami hal-hal mengerikan seperti yang dialam
No matter how mad I at youI can’t leave you Jane biasa mengendalikan pikiran banyak orang sekaligus. Namun, ketika serangan dibuat berlapis seperti ini … merepotkan juga. Belum lagi hujan tembakan dari jarak jauh seperti ini. Hingga tiba-tiba, sesuatu melesat cepat, mengempaskan barisan lingkaran vampir yang menerjang ke arah Jane.Jane terkejut mendapati keberadaan Dean di sana. Tak hanya Dean, tapi Annabeth juga tampak melumpuhkan belasan vampir sekaligus, membuat mereka jatuh berlutut, lemas, seolah kehabisan kekuatan. Tak hanya itu, gadis itu lantas melompat tinggi dan membakar satu lingkaran vampir yang mengepungnya.Namun, serangan terus berlanjut. Meski, tak ada harapan bagi lawan mereka untuk menang. Jane melompat meninggalkan medan pertempuran untuk menangkap para penembak dalam jangkauan kekuatannya. Saat itulah, Jane sekilas melihat Owen di dahan salah satu pohon, dan ada sosok yang mendek
The risk of powerThe risk of being the strongest Dean menunduk menatap Owen yang sejak mereka pergi tadi terus menyurukkan kepala di dada Dean. Dean akhirnya berhenti ketika mereka sudah memasuki kota sebelah. Annabeth menghampirinya.“Ada apa, Dean?” tanya Annabeth.Dean tak menjawab, tapi ia menunduk menatap Owen di gendongannya.“Owen,” panggil Annabeth.Owen mendongak menatap Annabeth dengan wajah muram.“Kau kenapa? Apa kau takut karena Dad bergerak terlalu cepat?” tanya Annabeth lembut.Owen menggeleng.“Lalu, kenapa?” tanya Annabeth lagi.“Aunt Jane,” sebut Owen.Dean menegang mendengar Owen menyebutkan nama itu.“Ada apa dengan Aunt Jane?” Annabeth mengambil alih Owen ke gendongannya.“Aunt Jane pergi ke mana, Mom?” tanya Owen.“Dia harus melakukan sesuatu,
Sometimes we broke each otherCause we’re too much care each otherSetelah Jane pergi seperti tadi, Owen tampak murung. Maka, seharian itu Annabeth mengajak Owen mengobrol dan bermain untuk menghiburnya. Meski tetap saja, malam itu Owen masih tampak murung dan memutuskan untuk pergi ke tenda sendirian.Setelah Owen masuk ke tenda, Annabeth menghela napas dengan tatapan sedih ke arah tenda tempat Owen berada. Dean yang sedari tadi hanya mengamati, melompat ke hadapan Annabeth.“Apa yang membuatmu murung, Annabeth?” tanya Dean.Annabeth menatap Dean. “Dean, aku merasa … ini tidak benar.”“Apa yang kau bicarakan?” Dean kembali bertanya.“Jane… kita …” Annabeth menggeleng. “Seharusnya tidak seperti ini, kan?”Dean menatap tepat ke mata Annabeth. “Lalu, seharusnya seperti apa?” Dean b