What else I should give you?
Cause I can give you
Everything
“Kau akan membawanya menemui … eh, keluarganya?” Annabeth mendengar Gabe berbicara pada Dean sore itu.
Dean hanya menjawab dengan gumaman.
“Astaga, Dean, ada apa denganmu? Kau tahu kan bahwa … vampir tidak bisa lagi kembali ke kehidupan manusianya?” Suara Gabe terdengar ngeri. “Dean, kurasa kau harus memikirkan ulang, karena … yah, Annabeth toh tidak ingat keluarganya lagi. Jadi, jika nanti keluarganya bertanya, bagaimana dia akan menjawab, apa yang terjadi padanya selama ini, kenapa dia menghilang, kenapa warna matanya … yah, kurasa kau lebih tahu dariku,” desah Gabe.
“Aku tidak akan membawanya menemui keluarganya, hanya mengunjungi mereka. Maksudku … hanya melihat dari jauh. Kupikir, itu tidak akan mengganggu keluarganya,” balas Dean. “A
It’s past I can’t get back toIt’s the family I can’t have nowSuara berisik dari kamar yang ditempati Annabeth membuat Dean dan Gabe bertukar tatap bingung. Suara debum keras dari sana akhirnya menarik Dean untuk datang dan melihat sendiri apa yang sedang dilakukan Annabeth.“Astaga, Annabeth, ada apa ini?” tanya Dean bingung, kaget, dan sedikit kesal ketika melihat semua barang dari lemarinya tergeletak di lantai, dan Annabeth sedang menggeser lemari itu ke sudut kamar, menutupi jendela.“Aku sedang mencari pakaian yang bagus untuk kukenakan,” jawab gadis itu santai seraya melompat ke tengah-tengah tumpukan pakaian dan duduk di sana.Dean mengernyit bingung. “Tapi, semua pakaian yang kubelikan kemarin …”“Warnanya menjijikkan,” sela Annabeth kasar. “Lihat ini, punyamu bahkan lebih keren,” protes Annabeth seraya mengang
Don’t go backJust stay with me“Apa kau yakin ini akan baik-baik saja?” bisik Annabeth sangat pelan, hingga hanya Dean yang bisa mendengarnya, ketika mereka menyusup masuk ke rumah Emily.Dean mengangguk. “Kakakmu itu tidur dengan terlalu lelap. Dia bahkan tidak bangun meskipun tidur dengan posisi yang melelahkan seperti itu.” Dean mengedik ke arah Emily.Annabeth menatap Emily yang duduk di sofa, tertidur, kepalanya terkulai ke sandaran sofa, sementara di pangkuannya, Sarah menelehkan kepala dan meringkuk di sofa yang sama. Di depan mereka, televisi masih menyala, dan sudah berganti acara.“Jika televisi itu bisa berbicara, mereka pasti mengomel,” bisik Dean. “Sangat menyebalkan ketika kau harus menonton para penonton.”Annabeth harus menahan tawa dan menyikut Dean agar pria itu diam. Annabeth menatap Emily. Ia tampak damai dalam tidurnya, meskipun gurat
Who’ll you spend your time withWhen you have forever to be spent?Sudah hampir sebulan Dean melatih Annabeth di Ely, ketika Bryan datang, dengan seorang vampir wanita yang belum pernah dilihat Dean sebelumnya.“Ini Ristha, vampir yang menolongku ketika aku nyaris dibunuh oleh Warren,” Bryan memperkenalkan vampir itu pada Dean. “Aku sudah nyaris menangkapnya waktu itu, di perbatasan Indonesia, tapi kemudian, seorang newborn yang dia ciptakan … entahlah, dia punya kekuatan yang bisa mengacaukan pikiran.”Dean mengerutkan kening. “Mengacaukan pikiran?” Kemampuan pikiran selalu menjadi kemampuan yang paling berbahaya bagi kalangan mereka.Bryan mengangguk. “Aku tidak tahu di mana dia menemukan newborn itu, tapi kau harus berhati-hati, Dean. Newborn itu benar-benar mengerikan. Aku beruntung karena Ristha menolongku saat Warren nyaris menika
For worrying you this much I think I’m losing my mind“Kurasa Ristha menyukai Bryan,” celetuk Annabeth ketika dia, Dean, dan Gabe, dalam perjalanan meninggalkan Ely dengan Ford Dean. Setelah bersenang-senang di International Falls, Dean akhirnya memutuskan untuk pulang ke London.“Apakah Ristha mengatakan sesuatu padamu?” pancing Dean.Annabeth mengangguk. “Dia terus membicarakan Bryan. Dia bilang, Bryan itu terkadang bisa sangat keras kepala. Ketika dia terluka, dia berkeras untuk berlari sendiri dan nyaris saja terjatuh dari pohon.”“Bryan memang terkadang sangat … uh, keras kepala,” sambut Dean.“Kau sedang berbicara dengan vampir yang sama keras kepalanya, Annabeth,” celetuk Gabe.Annabeth menoleh dan menatap Dean yang sedang menyetir.Dean mendengus. “Keras kepala, huh? Lihat saja nanti apa yang kau
Kill or be killedDestroy or be destroyedSetelah membuat gempar para penonton yang terkejut karena Dean dan Annabeth selamat tanpa terluka sedikit pun, bersama Gabe, Dean segera menghilang dari tempat itu untuk menghindari polisi dan para wartawan.“Kita akan menjadi buronan sekarang,” keluh Gabe.“Kita memang buronan, Gabe,” balas Dean. Ia membawa mereka ke penginapan terdekat.“Kau mau ke mana?” tanya Gabe ketika Dean sudah mau pergi lagi ketika mereka baru check in.“Mengejar Warren. Kurasa dia belum jauh. Akan lebih sulit bagiku jika aku kehilangan jejaknya,” jawab Dean.Gabe tak bisa melakukan apa pun untuk menahan Dean karena ada benarnya juga. Bryan tidak lagi mengikuti Warren, dan itu bisa membuat mereka kehilangan jejaknya, mengingat dalam waktu dekat, Robert akan melempar tugas itu pada Dean.Ketika Dean keluar dari penginapan, A
I hate it when I seeThe sadness in your gazeIt’s hurting somehow“Annabeth!” Seruan Dean itu disertai dorongan keras yang membuat tubuh Annabeth terempas ke belakang, menabrak pohon.Seketika, gambaran-gambaran di kepala Annabeth lenyap, dan berganti Dean yang sudah mengunci lengan Brittany. Lalu, dengan satu gerakan kasar, Dean mematahkan leher Brittany. Annabeth sempat mendengar jeritan Brittany, sebelum lenyap, bersamaan dengan Dean menarik lepas kepala Brittany dari tubuhnya, begitu mudah, seolah Brittany hanyalah boneka kayu yang sudah rapuh.“Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau melamun di saat seperti ini?!” bentak Dean marah.Annabeth tergagap. “A-aku … apa yang terjadi?” Annabeth menatap Dean bingung. “Kau sudah membunuh Warren?”Dean mendengus. “Newborn ini hampir mematahkan lehermu, membuatku har
Cause every oneHas a history And a sad story Gabe dan Annabeth dalam perjalanan pulang dari berbelanja makanan manusia untuk Gabe, atas instruksi Dean. Sementara Dean pergi berburu darah beruang untuk Annabeth, dia ingin Annabeth menemanni Gabe untuk berjaga-jaga dan menjaga Gabe. Annabeth jadi semakin penasaran dengan kisah Gabe dan Dean.“Apa kau sudah lama mengenal Dean?” tanya Annabeth. “Dia sangat peduli padamu. Dia bahkan siap menghancurkan apa pun untuk melindungimu.”Gabe meringis. “Itu juga berlaku untukmu, apa kau sadar?”Annabeth mengerutkan kening. “Apa?”Gabe menggeleng. “Bukan apa-apa.” Tatapan Gabe kembali fokus pada jalanan.Annabeth lantas teringat bagaimana ia tadi mendapat ingatan masa lalunya. Apakah … Dean juga mendapat ingatan yang sama tentang masa lalunya? Namun, sepertinya pria i
What about that feelingThat called love?“Ah, dia belum datang,” gumam Gabe ketika mereka tiba di penginapan.“Apakah mungkin dia sudah tahu?” Annabeth meletakkan belanjaan mereka sembarangan, lalu duduk di sofa.“Kurasa belum,” sahut Gabe. “Tapi, dia pasti akan mengamuk lagi jika tahu Warren yang melaporkan tentang kau pada Robert.”Annabeth meringis. Ia kembali teringat bagaimana marahnya Dean saat Annabeth menceritakan tentang masa lalunya. Dan ia masih tak mengerti, kenapa Dean begitu peduli tentang itu? Jika dipikir-pikir, itu tidak ada hubungannya dengan Dean. Namun, kenapa …“Aku benar-benar tak menduga,” Annabeth berkata, “bahwa Dean akan semarah itu ketika tahu tentang masa laluku. Aku … tidak mengerti, kenapa dia harus semarah itu untuk hidupku yang berubah jadi seperti ini?”Gabe mendesah berat. Apakah Anna
Jika dunia tidak bisa Menjadi tempat yang aman bagimu Maka aku akan menciptakan Dunia yang aman bagimu “Aunt Jane, hari ini kau makan apa?” tanya Owen lewat telepon sembari berlatih melompat di halaman kastil. “Teman dari temanmu,” jawab Jane dari seberang. Owen seketika berhenti melompat. “Apa dia menjahatimu, Aunt Jane?” tanya Owen. “Tidak, akulah yang jahat,” Jane membalas. “Ah, dia titip salam untuk temanmu yang bernama Teddy. Duh, beruang yang malang.” Owen mencebik, tampak akan menangis. “Aunt Jane hanya bercanda, Sayang,” Annabeth segera menghibur Owen. “Kau tahu, Aunt Jane tidak minum darah binatang.” “Kemarikan ponselnya, Owen.” Dean yang baru mendarat di depan Owen mengulurkan tangan pada anak itu. “Dad harus bicara dengan Aunt Jane.” Owen mengangguk dan menyerahkan ponsel di tangannya pada Dean. Dean lantas
Why would you want to leaveWhen you’re already at home?Sementara Owen sibuk dengan Robert, Jane, Annabeth, dan Dean pergi ke salah satu ruangan di kastil itu untuk bicara dengan Gabe. Keanu juga sudah ada di sana.“Untuk saat ini, kita diskusikan dulu semuanya, sebelum memberitahu yang lain,” Keanu berkata.“Semuanya … tentang apa?” tanya Annabeth bingung.Keanu menghela napas. “Serangan yang tertuju pada kalian,” sebutnya. “Lalu … kemampuan Owen.”“Aku yang menghubungi Gabe dan memintanya untuk memberitahukan hanya pada Keanu dulu,” Dean menjelaskan. “Kau hanya menghubungi Robert dan memberitahunya tentang serangan itu, tapi aku menjelaskan semuanya pada Gabe.”Jane hanya menghela napas dan mengangguk.“Apakah kau punya dugaan tentang dalang di balik serangan itu?” tanya Annabeth.&ld
Jika ada awalMaka ada akhir “Aku tidak bisa melihat dia menjalani hidup yang berbahaya sepertimu,” Dean berkata pada Jane.Jane menghela napas. “Aku tahu kalian khawatir pada Owen, tapi biar kukatakan pada kalian.” Jane melipat lengan di dada, tampak frustrasi. “Kekuatan Owen berbeda dengan kekuatanku. Dia cukup cepat untuk menghindari serangan. Dia cukup kuat untuk melawan. Dia lebih dari cukup untuk menyelamatkan dirinya sendiri jika dia berada dalam bahaya.“Dan jika memang dia punya kekebalan dari kemampuan khusus seperti milikku, itu justru lebih bagus lagi. Semua lawannya adalah vampir biasa, sementara dia punya kemampuan vampir berumur ratusan tahun. Itulah situasinya.“Dan, lebih dari keberadaanku di kastil, jika memang Owen memiliki kekebalan sehebat itu, dari matahari, dari senjata, dari kemampuan khusus, dia akan menjadi pelindung yang sempurna di kastil. D
As long as we’re togetherNothing can break us down“Jane, aku tahu kau ingin melatih Owen, tapi … bahkan meski Owen berusaha melawan, dia tak akan bisa melawan kekuatanmu,” ucap Dean setelah lagi-lagi latihan Owen gagal.Owen belum bisa melawan kekuatan Jane yang mengendalikan pikirannya. Dean sebenarnya tak yakin jika Owen bisa melakukannya. Namun, Jane masih berkeras tentang itu dan Annabeth mendukung Jane.“Dad, aku baik-baik saja,” Owen berkata, tapi punggung tangannya mengusap air mata yang jatuh ke pipinya.Tentu saja, mencekik ibunya sendiri pastilah sangat menyiksa Owen. Setiap kali mereka berlatih seperti ini, Owen akan menghabiskan beberapa jam untuk meminta maaf pada Annabeth.Jane mengabaikan protes Dean dan berbicara pada Owen, “Jika kau sudah lebih tenang, kita mulai lagi latihannya.” Jane menatap Owen tajam. “Jika kekuatanmu hanya seperti i
Some people only needA family Ketika Jane sudah akan pergi, Dean berkata,“Bahkan meski serangan seperti itu terjadi lagi, aku akan melindungimu, Jane.”Jane urung pergi dan mendengus meledek menanggapi Dean. “Aku bisa melindungi diriku sendiri.”“Aku tetap akan melindungimu,” Dean berkeras. “Karena kau adalah keluargaku.”Ah … keluarga.“Kau tahu, Dean, kau lebih baik hidup jauh dariku,” sebut Jane. “Kau sudah memiliki keluarga sekarang, jadi …”“Ya, aku sudah memiliki keluarga, dan mereka juga keluargamu, Jane. Mereka menginginkanmu. Mereka juga khawatir padamu. Karena itu, kau tak harus berusaha pergi dari keluargamu. Apa pun yang terjadi, dalam situasi apa pun, kami adalah keluargamu,” urai Dean panjang-lebar.Jane tak sempat mendebat Dean karena adiknya itu sudah kembali ke tempat Annab
If you have a death wishCome to meJane tak menemukan apa pun setelah berkeliling di kawasan hutan. Ia memastikan situasi di sekitar tempat istirahat Dean dan Annabeth aman sebelum kembali ke tempat Dean dan Annabeth.Namun, pikiran Jane masih tertuju pada orang misterius itu. Bagaimana jika dia benar-benar melakukan sesuatu pada Owen?Ketika Jane kembali ke tempat Dean dan Annabeth, keduanya sudah duduk di bawah pohon dengan Owen duduk di pangkuan Dean. Jane menghampiri mereka.“Bagaimana?” tanya Jane.Annabeth menggeleng. “Tidak terjadi apa-apa,” jawabnya. “Aku tak tahu apakah dia mengalami hal yang sama sepertimu tentang kekuatannya, tapi dia tidak menunjukkan apa pun ketika kulatih dengan caraku berlatih dulu.”Jane menghela napas lega. “Semoga saja aku salah.” Jane menatap Owen. Jane tak ingin anak ini mengalami hal-hal mengerikan seperti yang dialam
No matter how mad I at youI can’t leave you Jane biasa mengendalikan pikiran banyak orang sekaligus. Namun, ketika serangan dibuat berlapis seperti ini … merepotkan juga. Belum lagi hujan tembakan dari jarak jauh seperti ini. Hingga tiba-tiba, sesuatu melesat cepat, mengempaskan barisan lingkaran vampir yang menerjang ke arah Jane.Jane terkejut mendapati keberadaan Dean di sana. Tak hanya Dean, tapi Annabeth juga tampak melumpuhkan belasan vampir sekaligus, membuat mereka jatuh berlutut, lemas, seolah kehabisan kekuatan. Tak hanya itu, gadis itu lantas melompat tinggi dan membakar satu lingkaran vampir yang mengepungnya.Namun, serangan terus berlanjut. Meski, tak ada harapan bagi lawan mereka untuk menang. Jane melompat meninggalkan medan pertempuran untuk menangkap para penembak dalam jangkauan kekuatannya. Saat itulah, Jane sekilas melihat Owen di dahan salah satu pohon, dan ada sosok yang mendek
The risk of powerThe risk of being the strongest Dean menunduk menatap Owen yang sejak mereka pergi tadi terus menyurukkan kepala di dada Dean. Dean akhirnya berhenti ketika mereka sudah memasuki kota sebelah. Annabeth menghampirinya.“Ada apa, Dean?” tanya Annabeth.Dean tak menjawab, tapi ia menunduk menatap Owen di gendongannya.“Owen,” panggil Annabeth.Owen mendongak menatap Annabeth dengan wajah muram.“Kau kenapa? Apa kau takut karena Dad bergerak terlalu cepat?” tanya Annabeth lembut.Owen menggeleng.“Lalu, kenapa?” tanya Annabeth lagi.“Aunt Jane,” sebut Owen.Dean menegang mendengar Owen menyebutkan nama itu.“Ada apa dengan Aunt Jane?” Annabeth mengambil alih Owen ke gendongannya.“Aunt Jane pergi ke mana, Mom?” tanya Owen.“Dia harus melakukan sesuatu,
Sometimes we broke each otherCause we’re too much care each otherSetelah Jane pergi seperti tadi, Owen tampak murung. Maka, seharian itu Annabeth mengajak Owen mengobrol dan bermain untuk menghiburnya. Meski tetap saja, malam itu Owen masih tampak murung dan memutuskan untuk pergi ke tenda sendirian.Setelah Owen masuk ke tenda, Annabeth menghela napas dengan tatapan sedih ke arah tenda tempat Owen berada. Dean yang sedari tadi hanya mengamati, melompat ke hadapan Annabeth.“Apa yang membuatmu murung, Annabeth?” tanya Dean.Annabeth menatap Dean. “Dean, aku merasa … ini tidak benar.”“Apa yang kau bicarakan?” Dean kembali bertanya.“Jane… kita …” Annabeth menggeleng. “Seharusnya tidak seperti ini, kan?”Dean menatap tepat ke mata Annabeth. “Lalu, seharusnya seperti apa?” Dean b