Home / Lahat / NANNY TO MOMMY / Batch 6 : Antara Jei dan Alena

Share

Batch 6 : Antara Jei dan Alena

Author: Rose Marberry
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

Terdiam. Berdiri kaku.

Dennis melakulan hal ini dalam waktu yang ia sendiri tidak memastikan, ia hanya berdiri di kuburan. Ya, kuburan seseorang yang takkan pernah ia lupakan hingga sekarang, bayangan dan penyesalan terus menghantuinya.

Laki-laki minim ekspresi itu hanya berdiri disana, sambil membaca berulang-ulang nama yang tertulis dan batu nisan tersebut, dan berharap ketika hitungan ke 100, nama itu bisa berubah. Nyatanya, sudah 342 kali Dennis membaca nama itu, tetap sama. Nama seseorang yang sangat membekas hingga sekarang. Teman masa kecil, yang membuat Dennis terus belajar agar menunjukan pada 'sosok' tersebut, ia layak diperhatikan. Tapi, saat gadis itu meinggalkan dunia fana itu, apa yang ia rasakan hanya tertahan dan tiggal di angan.

Bahkan, sudah berdiri lama, lelaki itu tak pernah dapat melupakan bayang-bayang dan penyesalan. Dennis berjongkok, dan hanya mengelus-elus kuburan, ia tak bisa berbicara sekata-pata, karena ia tahu gadis itu mengenalnya lelaki pendiam, yang tak banyak bicara.

"Apakah dengan membuatkan sebuah gambar, kamu bisa mengerti?" Dennis akhirnya membuka suaranya, tiba-tiba lelaki itu kepikiran ingin melukis tangan potret gadis yang membuatnya tak bisa berpaling. Dennis menarik napas panjang, berharap setelah ia berhasil menunaikan ini, ia bisa melupakan gadis yang telah berpisah alam dengannya.

"Mungkin saya bisa menuangkan semua perasaan saya pada lukisan itu, maaf selamanya kamu tak pernah memdengar dari bibir saya. Saya bukan lelaki romantis yang pandai mengekspresikan perasaanya. Puluhan tahun saya menahan semua ini, berharap kamu mengerti dan tenang di alam sana." Dennis terdiam beberapa saat, ia tak menyangka bisa berbicara sepanjang itu. Padahal, ia biasanya hanya punya keyword dalam kamusnya. Ia bukan manusia ekpresif.

"Kalau kamu mau tahu. Saya sudah punya anak." Dennis jadi sumringah, lelaki itu merasa bangga dan dadanya dipenuhi kebahagiaan, memikirkan bayi mengemaskan yang sudah ia anggap anak sendiri.

"Mungkin akan saya kenalkan kalau sudah sedikit besar. Dari baru berumur 6 minggu, masih sangat merah. Tapi dia bayi yang mengemaskan." Dennis masih tersenyum.

"Saya harap, kamu bisa dengan tenang bersitirahat di sana. Semoga saya bisa melupakan kilasan memory puluhan tahun silam, dan kembali menjalani hidup normal. Nana ingin menikah, tapi tidak boleh melangkahi saya. Walau saya tak pernah mempermasalahkan, jika Nana menikah duluan. Tentu kamu masih ingat, saat bersama Nana dulu. Dia juga merindukan kamu." Selaki apapun, dan sekaku apapun, seseorang masih memiliki hati, pasti bisa tersentuh. Dennisโ€”lelaki itu menengadahkan kepalanya ke langit dan menahan sesuatu yang membuncah. Tak sadar, tubuh Dennis bergetar. Ia memegang nisan itu menahan tubuhnya, mungkin orang yang melihat, bisa tahu, bagaimana hati Dennis merasa begitu terpukul.

"Ayo... Dennis main! Jangan takut sama orang."

"Dennis... mana Nana?"

"Nih, satu buat Nana. Nah, ini khusus buat Dennis." Gadis mengeluarkan permen tangkai berwaran hijau khusus buatnya, dan warna pink untuk Ilana. Dan Dennis hanya bisa berterima kasih dalam hatinya, ia tak bisa menegekspresikan apa yang ia rasaakan.

Saat, mereka berbagi bekal, saat gadis itu tersenyum, ia pintar dan selalu mengajak Dennis mengobrol, walau di dalam kelas, Dennis tak pernah punya teman, karena ia tak pandai mencari teman. Semua orang menjauhi Dennis kecuali gadis itu.

Perasaan Dennis sedikit lega, saat ia mengutarakan apa yang ia rasakan. Dennis berjanji, setelah pulang dari ini, ia akan menggambar hadiah terakhir untuk gadis pujaannya. Ia merasa menyesal, kenapa harus jadi manusia kaku, dan tak pandai mengekpresikan apa yang ia rasakan seperti adik-adiknya? Dennis merasa beda sendiri di keluarganya, keluarganya itu sangat berisik, mulai dari induk sampai anak, tapi tak berlaku bagi dirinya. Dari gen siapa dirinya diambil? Terkadang Dennis ingin meragukan ia bukan anak kandung Ilona dan Darren, tapi melihat wajahnya yang sangat mirip dengan sang ayah dan dua adik kembarnya, Dennis kembali tenang, walau ia sendiri heran denhan sikapnha yang beda sendiri dari 3 saudara kandungnya.

"Saya pulang?" Dennis tersenyum pada nisan itu seperti orang gila. Hatinya sedikit lega, pada apa yang ia rasakan. Harusnya dari dulu, ia mengutarakan semuanya, mungkin semuanya takkan jadi seperti ini.

"Selamat tinggal Jae. Saya selalu menyayangi kamu." Dennis tersenyum masam. Dirinya terlalu pengecut, baru kali ini ia bilang sayang. Saat gadis itu masih hidup kemana saja dia? Dia menggeleng, bukan saatnya untuk menyalahkan diri sendiri. Mungkin sudah takdirnya begini.

"Kamu akan tertanam di hati Jae. Walau mungkin saya akan bersama wanita lain, semua demi bunda."

Perlahan, kaki Dennis meninggalkan kuburan terssbut dan disapa dengan angin yang sedikit kencang. Dennis tersenyum, Jei datang menemuinya.

__________________________________

Dennis yang tadinya cemberut, dan merasa frustasi karena kisah masa lalunya, langsung merasa segar kembali ketika, melihat Azyan yang sudah begitu rapi dan bermain bersama Baby Danish di ruang tamu. Bayi berumur 6 minggu, yang tak boleh diajak bermain, malah Azyan sudah tak sabar untuk bermain bersama bayi tersebut. Secepatnya, Azyan ingin menyuapkan Danish, bagaimana Azyan mengajarkan carany belajar berjalan, saat Danish tumbuh gigi, saat Danish belajar berbicara, belajar makan sendiri, belajar mengunakan semua indranya. Dan Azyan akan mengajarkan dan menjadi saksi agar bayi mengemaskan itu tumbuh kembangnya berjalan dengan baik.

"Cepat besar ya baby. Neny udah nggak sabar, mau lihat baby main, baby manja."

"Kalau udah besar, harus pintar, boleh manja, tapi nggak boleh berlebihan. Nenny akan buat baby merasa tenang, merasa nyaman. Baby jagoan, jangan takut pada apapun." Azyan melihat bibir mungil Baby Danish. Gadis itu rasanya ingin menggigit bayi merah itu karena sangat geram.

Azyan tak sabar, saat Danish sudah bisa bermain dengan mainan hingga membuat semua ruang tamu berantakan, atau saat Danish kesal karena mainannya tidak berbicara padanya. Azyan tersenyum, dengan terus menowel pipi Danish dan semua hal itu, tak luput dari perhatian Dennis, lelaki dewasa itu berdiri di depan pintu dan terus tersenyum.

"Sudah makan?" akhirnya Dennis bertanya, karena Azyan tak juga menyadari kehadirannya. Azyan dengan salah tingkah melihat ke tuan rumah dan hanya tersenyum malu.

Dennis mendekati Azyan. Lelaki dewasa itu duduk dan melihat Danish yang tengah tertidur pulas tak terpengaruh apapun. Terkadang, Azyan ingin baby Danish terjaga 24 jam, agar ia terus mengecohi bayi merah tersebut. Azyan paling suka saat Danish terbangun, apalagi mendengar suara tangisan Danish, semakin menambah semangat Irish.

Kedua manusia dewasa itu memperhatikan bayi yang mereka jaga sepenuh hati, dan tercetak jelas senyum penuh bangga diantara keduanya.

Tiba-tiba Dennis memandangi wajah Azyan. Di mata Dennis, Azyan tak terlalu cantik. Karena bagi Dennis, Bundanya--raja hutan, wanita paling cantik di dunia, disusul dua adiknya, Ilana dan Ilene.

Dennis pandangi dengan benar-benar saat Azyan tersenyum dan menampakan giginya, membuat ada ngelenyer aneh di dada lelaki itu. Dennis menggeleng, dan Azyan menangkap Dennis yang tiba-tiba menggeleng.

"Kenapa bang?"

"Ah, tidak. Sebaiknya saya mandi saja." Dennis beranjak, dan terus memikirkan perintah bundanya. Hidup adalah pilihan, apa ia tak boleh memilih untuk melajang seumur hidup?

Dennis sama sekali, memikirkan tentang pasangan.

Dennis masuk ke dalam kamar mandi, menghidupkan shower dan air mulai menyapu tubuh.

Alena.

Tiba-tiba nama itu terlintas begitu saja, saat Dennis menggosok rambutnya. Alena teman Ilana, tentu saja gadis itu berkelas. Apa Dennis suka permpuan model seperti itu? Jika dirinya saja, hanya orang sederhana. Dennis tak suka hidup glamor, yang penting semua kebutuhannya sudah terpenuhi, bagi Dennis semuanya sudah cukup.

Sapuan terakhir. Dennis berjalan dan mengambil handuk yang tergantung. Lelaki dewasa itu berkaca di depan cermin di kamar mandi, sambil memperhatikan jambangnya yang sudah tumbuh kembali.

Dennis mengambil alat cukur eletrik, menekan tombol on, dan mulai menjalankan di sepanjang rahangnya dan daerah atas bibir. Dennis terus memikirkan perempuan-perempuan yang berjasa dalam hidupnya, apalagi kata-kata bundanya. Bundanya termasuk orang yang pemaksa, jika tidak dituruti, maka bundanya akan semakin mengamuk.  Tapi, apa Dennis harus menemui Alea? Sedangkan hati laki-laki itu mati.

Dennis merasai bulu-bulu di sekitar wajahnya bersih, dan mencuci wajahnya. Dennis kembali ke kamar, lelaki itu membuka wall in closet, ia tak suka boros, tapi semua ini bundanya yang lakukan, kata bundanya, ia harus jadi laki-laki yang merawat diri, agar banyak wanita yang mengejar. Dan sampai sekarang, tak ada yang mengejar diriny. Apa mungkin Dennis terlalu tertutup, hingga tak ada yang berani mendekati dirinya? Apa dirinya terlalu menyeramkan?

Dennis memakai kemeja berwarna putih polos dan hanya memakai celana rumahan berwarna dongker. Lelaki itu menggosok air yang ada di kepalanya. Akhirnya, Dennis memutuskan turun.

Kamar Dennis berada di lantai atas, sedangkan kamar Azyan dan Danish, berada di bawah, kamar luas yang langsung menghadap ke depan rumah.

Dennis ingin sarapan, walau rasanya sudah telat. Ketika melewati kamar Azyan, terlihat gadis itu sedang berbicara dengan Danihs. Tanpa sadar, Dennis tersenyum dan kakinya menuntun masuk ke dalam kamar tersebut. Aroma bayi langsung masuk ke dalam hidung Dennis kala kakinya menginjak pintu.

"Hai baby ganteng. Udah bangun, udah mandi, ganteng bangat. Mamam nanti aja ya, main dulu, nanti kalau udah mamam tidur lagi. Hari ini, buka mata satu jam, nanti baru tidur." Dennis hanya mampu tersenyum dan menggeleng, ia juga merasakan hal yang sama, tak rela ika waktu Baby Danish lebih banyak dihabiskan untuk tidur, padahal mereka ingin bermain dengan bayi merah itu. Dennis sudah tak sabar, Danish mengunjak usia 4 bulan atau 6 bulan, agar semakin aktif dan Dennis tak terlalu menciumnya.

Tanpa sadar, Dennis sudah naik ke atas ranjang. Dennis mendongak kepalanya dengn tangan sambil trsenyum melihat Danish yang

hanya mengerjapkan matanya.

"Nanny nggak mau kasih makan, main dulu, nanti tidur terus." ujar Azyan dengan nada merajuk.

"Jangan jadi ibu tiri yang kejam." Azyan dengan cepat menoleh, Dennis ada di sampingnya. Lelaki ini, selalu saja membuatnya nyaris copot. Akhirnya Azyan hanya tersenyum malu-malu.

"Baby tidur terus, nggak papa ya daddy." Bulu-bulu di seluruh tubuh Azyan langsung berdiri, baru kali ini ini ia berani bicara seperti itu pada Dennis.

"Boleh mommy." jawab Dennis dengan suara dibuat seperti anak kecil. Tanpa sadar, keduanya tertawa bersama, dan kompak melihat ke arah baby Danish yang menggeliat kecil.

"Kenapa dia besarnya lama sekali?" komplain Dennis.

"Saya juga merasakan. Udah nggak sabar dia besar, trus bisa ajak ngomong."

"Semoga jadi ibu terbaik buat Danish." wajah Azyan sudah merah, bahkan sampai ujung kaki sampai memerah. Azyan memaknai perkataan dengan makna lain. 'Semoga, selamanya jadi ibu untuk Danish.' Apa Azyan mengharapkan Dennis? Hanya ia yang tahu, bagaimana perasaan yang tersimpan di lubuk hati terdalam.

"Eh, itu udah nutup matanya." tegur Denish.

"Aduh, makan dulu. Dari bangun, trus mandi belum dikasih makan." Dennis hanya memperhatikan bayi mengemaskan yang memakai baju bayi berwarna putih bermotif.

Walau sudah sangat mengantuk, bayi merah itu tetap menyedot makanananya dengan semangat.

"Tadi bunda..." Dennis menjeda kalimatnya. Azyan memandang Dennis dengan banyak pertanyaan di kepalanya.

"Hm."

"Bunda, mau saya cari pasangan." seluruh darah berkumpul di kepala Azyan, membuat kepalanya berdenyut, tapi gadis itu berusaha menguasai dirinya.

"Yaudah coba aja bang." Dennis diam. Siapapun yang ia tanya, pasti menyarankan hal ini, padahal ia sama sekali tak menginginkan hal ini. Dennis nyaman hidup seperti ini, fokusnya hanya Danish.

"Maksud saya, apakah harus? Saya sedikit punya masa lalu, dan masih terbayang-bayang." Azyan masih berpikir, Dennis tak menyangka bisa berbicara selugas itu pada orang lain, biasanya ia hanya bicara pada Ilana.

"Kalau abang merasa butuh sosok istri, tidak ada salahnya mencoba. Masalah merawat semuanya, saya yang akan menangani baby. Baby tanggung jawab saya."

"Kalian tanggung jawab saya." potong Dennis cepat. Azyan diam, dan merasakan Danish tak lagi menyedot makanannya, gadis itu melepaskan sumber makanan Danish.

"Coba aja bang. Kalau nggak berhasil, bisa cari yang lain." Dennis mengangguk. Walau ia merasa sedikit terpaksa. Jujur, ia tak ingin ada orang lain yang masul dalam kehidupannya, apa yang Dennis miliki saat ini sudah lebih dari cukup.

"Alena. Namanya Alena." jantung Azyan semakin bertalu-talu, mungkin Dennis bisa melihat jika lelaki itu memperhatikan, bagaimana darah dengam cepat berpompa dan mengalir semua di kepala Azyan. Gadis itu merasa seperti ingin melayang.

"Hm?" tanya Azyan lemah, sambil memijit sedikit kepalanya, dari rasa aneh yang menyerangnya tiba-tiba. Ada apa ini?

"Bunda suruh kenalan sama Alena, teman Nana." Azyan melihat Dennis jadi dua orang. Ia melihat keadaan yang menghitam, walau masih bisa mendengar suara. Dennis tak menyadari apa yang Azyan rasakan.

"Bunda mau jodohkan saya dan Alena." detik itu, kesadaran Azyan menghilang. Tubuhnya sangat ringan, seperti melayang, walau ia masih bisa merasakan keadaan sekitar.

"Zyan. Zyan." Azyan tak bisa berbuat apa-apa, ketika mendengar suara Dennis yang panik.

Alena.

Azyan tak suka nama itu, apa Azyan harus jadi posesif, dengan menguntit Dennis, saat lelaki itu dalam masa perkenalan dengan Alena? Kenapa Azyan merasa tak rela, jika Dennis mencari perempuan lain dan Baby Danish diambil orang lain? Padahal ia hanya seorang pengasuh.

__________________________________

Otakku terlalu banyak merancang konflik untuk mereka, jadi nulisnya kaku bangat. Maafkan part gaje.

Emak belum bisa nulis lugas. Mungkin bawaan karakter juga.

Jangan bosan ya.

Komen dam kasih bintang ya :*

Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
puritraveller
Tetap setia menunggumu
goodnovel comment avatar
puritraveller
Mak, aku menunggu lanjutan part ini
goodnovel comment avatar
puritraveller
Tetap semangat Mba. Part ini emang kurang greget sih menurut aku
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 7 : Godaan Darris dan Pertemuan Bersama Alena

    Dennis membersihkan tenggorokannya. Ia akhirnya menuruti, saran bundanya untuk bertemu Alena. Wanita yang akan ia jadikan masa depan.Hari ini, Dennis hanya memakai pakaian santai, kemeja kotak-kotak kecil garis merah dengan warna dasar dongker dan celana jeans belel. Dennis juga memakai topi, sebelum berangkat ke restoran yang dijanjikan, ia pergi dulu ke rumah bundanya, dan banyak mendapat wejangan."Bunda jadi ingat papah kamu saat masih muda. Sama persis." Dennis hanya berdiri kaku di sana, melihat mata bundanya yang sudah berkaca-kaca. Wanita yang sudah berumur tersebut, hanya memakai daster rumahan, dengan warna biru les merah. Dennis melihat ke arah ayahnya yang duduk tenang, tak banyak bicara sama seperti dirinya."Pokoknya bang, kali ini harus jadi. Jangan kaku-kaku amat jadi orang. Kalau bingung mau ngomong apa, chat bunda, biar bunda ajarkan kata-katanya." Darren terkekeh, pada tingkah istrinya. Ada saja, kelakuan

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 8 : Hukuman Darris dan Ciuman Dennis

    "Anjirrr lah." umpat Darris. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang keras mendarat tepat di kepalanya. Sakit tentu saja. Lelaki itu melihat benda apa yang melayang ke kepalanya, dan itu kunci mobil. Ia melirik ke sana, dan melihat tatapan abangnya yang ingin membunuhnya."Papa pulang. Anak lagi tidur, tuh mama lagi nyusuin." canda Darris sambil meringis, karena rasa kepalanya seperti mau copot. Sakit sekali.Dennis masuk dan duduk di sofa ujung. Ia mengeluarkan ponselnya. Ia menelpon, dan menloudspeaker, ponsel tersebut."Gimana bang berhasil? Ah... bunda senang bangat nih, ada pencerahan." Darris menoleh pada abangnya, itu suara bundanya."Jangan kasih uang ke Darris selama seminggu. Dia bicara tak senonoh, bahkan mau buat mesum!""Ada apa ini?" suara Ilona di ujung terdengar panik. Darris hanya menganga. Gila! Abangnya nekat, dan jika ancamannya uang, ia tak bisa buat apa-apa. Karena ia tak puny

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 9 : Tingkah Baby Danish

    Familier.Dennis semakin menelan salivanya. Lelaki itu merasa dalam hidupnya, tak pernah berciuman dengan siapapun. Tapi, ia merasa seperti sudah pernah berciuman sebelumnya. Dengan siapakah? Mustahil, jika ia pernah berciuman dengan Azyan, padahal mereka baru kenal satu bulan terakhir.Dennis memiringkan wajahnya, meraup apa yang ada dalam mulut Azyan yang bisa ia sedot. Laki-laki itu meremas rambut tebal Azyan. Ia suka rambut Azyan."Em..." tanpa sadar Azyan mendesah. Ciuman ini membuatnya mabuk. Gadis polos dan pemalu dan tak melekat pada dirinya, Azyan menyambut ciuman dengan rakus. Gadis itu menutup matanya, membiarkan perasaannya makin mengakar. Walau tak ada yang tahu bagaimana perasaan Azyan pada Dennis.Keduanya tak ingin ada hari esok."Sorry." Azyan masih menunduk, ia tak berani menatap Dennis. Demi apa, ia terbawa perasaan membalas ciuman Dennis. Walau Dennis yang memulai, harusnya

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 10 : Perasaan Azyan

    Kedekatan Dennis dan Azyan sangat intens. Bahkan, tak ada rasa canggung di antara keduanya. Keduanya saling bertukar peran mengurus Baby Danish. Bayi berumur empat bulan, yang sedang belajar duduk. Semakin hari, Azyan dan Dennis semakin gemas dengan pertumbuhan bayi gendut tersebut.Seperti sekarang. Azyan sedang berjongkok, dengan Dennis yang berusaha menundukan Baby Danish walau bayi itu terjatuh lagi. Keduanya terus tertawa, ketika bayi merah itu hanya bisa mengikuti permintaan aneh-aneh orang dewasa yang sangat menyayanginya.Sekarang, Baby Danish sedang Dennis dudukan di sofa empuk dengan banyak bantal lembut yang mengelilinginya."Ahahaha nggak kuat, gendut bangat sih soalnya." Azyan menertawakan bayi merah yang membuat hari-harinya tak pernah sepi."Iya gendut." wajah Azyan memerah. Semakin hari, ia melihat Dennis semakin tampan. Terbesit rasa untuk memiliki lelaki itu begitu kuat. Tapi Azyan sadar, dir

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 11 : Misi Azyan

    "Selamat pagi bini." entah dari mana, Darris sudah berlari dan memintir leher Azyan. Bodohnya, Darris baru sadar kalau Azyan bukan kembarannya dan melihat abangnya yang melihatnya dengan melotot, siap melahap adiknya."Kebiasaan tuh tangan. Saya bilang bunda, jadi setahun nggak dapat duit!" ancam Dennis."Sorry, gue anak bontot, anak kesayangan mana bisa dihukum lama. Bunda mana tega." ujar Darris songong."Aduh..." cowok itu mengadu kesakitan, ketika kembarannya, sudah menendang masa depannya. Ilene menendang senjata Darris. Membuat cowok itu memegang miliknya. Azyan hanya ingin tertawa atau menangis melihat Darris yang kesakitan. Azyan melirik Dennis, laki-laki yang memakai topi warna hitam tersebut hanya diam dan memandang adiknya datar, tak ada ekspresi. Dan Darris berjalan terseok-seok menuju fakultasnya.Azyan mendekat ke arah Baby Danish yang membuka matanya. Bocah itu tak perlu digendong, ia punya baby

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 12 : Misi Pertama

    Cara Membuat Pria Bertekuk Lutut Tanpa Mengandalkan Fisik.1. Cerdas2. Independen3. Terorganisir4. AnggunAzyan merasa, sudah mengantongi 3 syarat di atas. Ia hanya perlu jadi yang terakhir, agar misinya berhasil, membuat Dennis bertekuk lutut. Karena baginya, ia bukan wanita anggun. Demi rencananya, Azyan harus menemui Alena. Ya, modus untuk melihat, seperti apa wanita anggun itu.Jadi, hari ini Azyan akan mengikuti Dennis berkencan. Menjadi seorang nanny, demi misinya, karena ia akan menjadi mommy seutuhnya untuk Danish, bukan lagi nanny. Walau orang lain mengenalnya sebagai nanny, bagi Azyan Danish anaknya, putra kandungnya. Karena ia yang memberi ASI, dan mengurus dengan tangannya sendiri, jadi Danish miliknya, bukan wanita lain. Kegoisannya sebagai ibu terusik, ketika anak semata wayangnya akan diambil orang. Dan ketika Danish besar akan mengenal Alena sebagai ibunya, bukan Azyan, padahal gadis itu yang meraw

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 13 : Insiden Heels

    Tak! Tak! Taaaakkkkkkkk....."Aduh..." ringis Azyan, baru tiga langkah ia sudah jatuh duluan, bahkan tali sepatu hampir putus."Nasib baik saya yang gendong Danish." omel Dennis mengulurkan tangannya, menarik Azyan yang terjatuh. Gadis itu hanya mengerucutkan bibirnya. Padahal, Azyan melakukan semua itu demi Dennis. Karena melihat bagaimana Alena dan Ilana memakai heels tinggi yang mengema, Azyan melebarkan sayapnya. Gadis itu diam-diam membeli heels, sebagai pemula Azyan membeli yang 8 cm, gadis itu belum berani menyentuh yang 12 cm. Tapi, baru tiga langkah, ia sudah jatuh.Hari ini Azyan memakai dress kembang-kembang motif bunga, agar ia terlihat seperti wanita sungguhan. Rambutnya ia gerai, dan memakai sedikit jepit rambut sebagai pemanis di rambut hitamnya.Walau sudah berdiri, Azyan oleng lagi. Beruntung, Dennis masih memegang tangannya."Buang aja sepatunya." Azyan diam-diam mengerutu, ta

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 14 : Rencana Tunangan

    Makhluk mengemaskan. Jika bagi orang lain, makhluk paling mengemaskan itu kucing, bagi Azyan tetap anak semata wayangnya. Apalagi Danish yang perlahan bisa menyeimbangkan tubuhnya, sehingga bisa duduk. Bahkan, yang membuat Azyan makin geram, bayi itu sudah tumbuh gigi, yang membuatnya makin mengemaskan di mata semua orang. Bahkan kalau tak ingat Danish bernyawa, Azyan akan mencium bayi itu sampai lemas.Azyan membiarkan Danish menggigit apa yang ada di sekitarnya, karena gigi bayi itu sedang gatal karena proses tumbuh. Azyan sedang membereskan kamarnya, melihat bayinya semangatnya terus berkobar untuk belajar, bekerja. Semua karena Danish. Azyan bersyukur bayi ini masuk dalam kehidupannya.Azyan hanya mendudukan bayinya, dengan banyak bantal di sekelilingnya. Agar, Danish aman jika terjatuh.Azyan sedang melipat pakaiannya, dan merapikannya, menata kembali kamarnya, walau bagi orang lain, kamarnya rapi. Azyan tak suka meli

Pinakabagong kabanata

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Last : Perfectly Imperfect

    "Manusia bisa punya rencana, tapi Tuhan yang menentukan."Kata-kata bullshit yang bikin Azyan muak. Semua orang akan sok bijak pada waktunya, dan ia tak ingin mendengar kata-kata laknat itu. Dua tahun, ia dan Dennis jungkir-balik program kehamilan dan sampai saat belum ada kabar bahagia tersebut.Setiap bulan, Azyan harus bolak-balik kamar mandi memegang testpack dan hasilnya tetap garis satu. Kadang gadis itu menangis diam-diam, tapi tak pernah tunjukan di depan suami, karena tak ingin menunjukan di depan suami kelemahannya yang membuat Dennis semakin banyak pikiran san beban. Iya tahu, Dennis juga stress dengan semua ini. Bagaimana semua cara mereka lakukan agar menambah anggota keluarga tapi tetap Tuhan belum mengizinkan atau memang Tuhan cukupkan.Danish sudah memasuki Pra Sekolah. Saat mengurus Danish, membuat perhatian Azyan sedikit teralihkan dengan anaknya. Terkadang ia berpikir, mungkin Tuhan menginginkan agar ia

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 33 : Filosofi Mutiara

    "Ini serius?" Azyan berbalik pada Dennis dan mencoba bertanya meyakinkan penglihatannya. Matanya masih jernih, ia belum rabun, Azyan belum butuh kacamata, rambutnya belum putih hingga ia belum pikun dan juga, ia sedang tidak bermimpi.Siang ini, Dennis mengajaknya ke sebuah rumah makan di pinggir laut. Azyan mengira, mereka hanya makan seafood seperti orang pergi, ke rumah makan dan memesan sesukanya. Tapi Dennis mempunyai kejutan lain. Laki-laki itu, memberinya banyak kerang di hadapannya. Azyan juga mengira mereka akan berburu kerang hari ini. Tapi, Azyan selalu salah dari dugaannya. Laki-laki itu sengaja memberinya, banyak kerang yang di dalamnya terdapat banyak mutiara berbagai warna. Makanya, Azyan tak percaya dengan penglihatannya.Azyan awalnya meringis, ini disebut romantis atau menjijikan?"Saya sengaja memberi kamu ini, biar kamu tahu bahwa kamu berharga seperti mutiara. Langka tapi sangat berharga dan begitu can

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 32 : Kebersamaan = Kebahagiaan

    Kebahagiaan demi kebahagiaan menghampiri Azyan. Saat ini, usia Danish sudah berumur 2 tahun. Tentu, makin pintar dan tetap mengemaskan seperti biasa. Dennis hanya bisa geleng-geleng, jika anak semata wayangnya sangat cerewet seperti neneknya si raja hutan.Ngomong-ngomong raja hutan, Azyan masih tak percaya jika ia mempunya mertua yang cantik, enerjik dan tak pernah terlihat tua. Garis kecantikannya masih bersinar, walau sudah kepala lima.Azyan menoleh pada anaknya yang sedang bermain. Gigi Danish yang dulunya hanya dua biji, sekarang sudah banyak gigi. Bahkan, Danish rajin menyikat gigi, karena ajaran dari ibunya. Membuat Dennis tak berhenti bersyukur dan kagum, dengan didikan Azyan. Dia benar ibu yang hebat, Dennis tak salah memilih orang. Berawal dari musibah, mereka menjadi keluarga kecil yang sempurna, di dalam rumah mereka hanya ada kebahagiaan di dalamnya. Membuat semua orang betah bertamu ke rumah Dennis.Darris s

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 31 : Surat Jasmine

    Terdiam untuk waktu yang lama. Semua orang sedang senyap, mengheningkan cipta. Hanya Danish yang mulai risih berada dalam gendongan ibunya."Mam.." Danish mengulurkan tangannya, meminta biskuit yang ibunya beri karena bayi ini tak bisa diam dalam gendongan. Tak puas, karena terus terkurung dalam gendongan, Danish ingin turun. Bayi itu terus menunjuk ke bawah, minta diturunkan. Ayolah, dia sudah bisa jalan kenapa harus digendong terus?Dennis menoleh mengode pada istrinya agar menurut saja, karena bayi itu risih dan belum mengerti apa yang terjadi.Azyan akhirnya pergi dari sana.Hari ini adalah peringatan hari kematian Jasmine. Tanggal 24 Agustus. Dan Dennis hadir untuk memperingati kepergian Jasmine untuk selamanya, dan datanglah semua keluarga Jasmine.Saat Azyan pergi, Danish menangis tangannya ia ulur padanya. Danish ingin bersama Yaya."Yaya." Azyan menggeleng. Tapi D

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 30 : Perfect Husband

    Azyan tengah bersiap-siap, untuk pergi memenuhi undangan Dennis. Surprise. Walau ia sudah menduga surprise seperti apa. Tapi, Azyan akan pura-pura tak tahu, bahagia demi menyenangkan hati pasangannya.Anak merekaโ€”sebut saja anak mereka, karena buatnya berdua. Danish sedang bermain, Azyan senang bayi itu sudah pandai bermain. Ia akan jengkel dan menangis ketika mainan yang ia mau tak bisa dikunyah.Azyan sudah memandikan Danish memakaikan baju yang rapi, bedak, minyak wangi. Azyan tak tahu, jika sudah besar wajah Danish terlihat lebih mirip seperti Dennis sekarang, padahal dulu saat bayi ia senang wajah Danish mirip dirinya.Azyan sedang menyisir rambutnya dan mungkin sedikit bedak yang tipis di pipinya. Ia merasa hari-harinya berubah. Saat Dennis sudah tahu segalanya, ia tak perlu berpura-pura di hadapan suaminya. Azyan mendekati anaknya yang sedang enteng bermain. Dennis benar membelikan banyak mainan untuk Danish. Membuat bayi itu langsung banya

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 29 : The Hidden Truth

    "Bunda ..." Dennis berbalik pada bundanya. Dennis tahu, pasti bundanya juga menyimpan sesuatu yang tak beres disini."Kejarlah. Dia pasti punya alasan."Dennis langsung berlari, turun dari panggung. Ia mencari di mana ponselnya, dan segera menyusul Azyan.Ketika menjumpai ponselnya, Dennis melihat Azyan memberinya pesan.ABella : Jumpa di cafe Tebing.Sekarang masih siang, tapi cuaca selalu mendung seperti suasana hati Dennis tak sudah karuan seperti sekarang. Laki-laki itu memasukan ponsel dalam sakunya dan bergegas pergi. Ia harus mengejar Azyan, dan meminta penjelasan dari semua ini. Mengapa tiba-tiba Azyan menolaknya? Apa gadis itu sudah menemukan sesorang pengganti dirinya? Kenapa Azyan bisa begitu tega menolaknya? Padahal Dennis tahu, gadis itu juga mencintainya. Siapa yang tiba-tiba mencuci otak gadis itu?Dengan gerimis yang mengundang rindu, Dennis menyusul Azyan

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 28 : Hari Bahagia atau Patah Hati?

    Minggu yang sibuk.Dennis ingin memastikan semuanya berjalan seperti yang ia mau. Sempurna—untuk orang yang sempurna."Saya ingin dekornya warna hijau, jadi nanti panggungnya dibuat bulat gitu." Dennis menjelaskan bagaimana dekornya nanti. Ia yang turun tangan sendiri, memastikan semuanya seperti yang ia inginkan. Biasanya, hal-hal seperti ini bundanya yang akan turun tangan, tapi sekarang Dennis ingin membuatnya sendiri, ingin membuat Azyan terkesima dan meyakinkan gadis itu, ia tak pernah salah memilih.Pekerjaan telah dimulai, besok hari H. Dan saat itu, Dennis akan berdidih dengan gagah dan berani, sambil meminta anak gadis orang untuk menghabiskan masa tua mereka bersama."Zyan, maukah kamu menemani saya sampai hari tua?""Zyan, saya tahu. Saya dulu brengsek dan juga bodoh, telah menyia-nyiakan kamu, sekarang saya ingin kita menghabiskan masa kita bersama, menua bersama bersama

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 27 : Rindu Itu Sakit!

    "Maaf, saya hanya laki-laki brengsek dan juga pengecut mungkin. Membawa kamu terbang tinggi dan tiba-tiba harus memutuskan ini tiba-tiba." ujar Dennis sungguh-sungguh. Ia sudah memikirkan semuanya dengan matang dan ya, Azyan rumah terakhirnya. Tempatnya berlabuh. Azyan dan Danish harta yang paling berharga yang tak bisa ia sia-siakan.Dennis juga sedikit banyak, sudah tahu bagaimana sifat Azyan yang sebenarnya. Gadis pemalu, kalem dan juga, ia akan bersifat manja sewaktu-waktu. Keluarga bahagia impiannya sebentar lagi tercapai."Jadi maaf sekali lagi.""Hahaha. Santai aja, sebenarnya aku cuman bantu kamu dulu buat kamu ingat kembali ke masa lalu, maksudnya ingat keluarga kecilmu, ingat anakmu. Tapi sepertinya nggak ya?" tanya Alena seperti merasa tak enak pada amnesia yang dialami Dennis."Ya saya tak ingat sama sekali, yang saya tahu Zyan hanya pengasuh buat Danish. Bayi yang diadopsi dari panti asuhan. B

  • NANNY TO MOMMYย ย ย Batch 26 : Persiapan

    Dennis semacam membenci teknologi, karena selalu membawa berita buruk dalam hidupnya. Atau memang Dennis benci dirinya sendiri, karena saat-saat seperti ini, ia tidak bisa berbuat apa-apa.Laki-laki itu butuh suatu pelampiasan untuk meledakan semua amarah yang ia simpan sendiri. Begini tak enaknya jadi lelaki, harus menahan segala emosi, membuat kasus bunuh diri lebih banyak dilakukan kamu adam. Jika wanita dianggap lemah, mak laki-laki harus serba kuat, bahkan laki-laki tak boleh menangis. Dan Dennis benci pada keadaan sekarang, ia tak bisa meluapkan semua perasannya yang terasa menyesakkan di dada. Dennis ingin berteriak di mana Azyan dan Danish sekarang? Bahkan, pesan Alena ia abaikan, seperti suara cicak di dinding yang berlalu begitu saja.Dennis pulang, pulang dengan tangan kosong, dada yang terasa berat dan kepala yang penuh prasangka yang buruk. Jika tidak bisa meminjam sempak Superman, Dennis ingin meminjam palu milik Thor. Atau t

DMCA.com Protection Status