Share

bab 30

Penulis: ananda zhia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-28 14:38:56

Sebuah suara dari arah belakang Jarot membuat Jarot dan Wina menoleh.

"Mas Wahyudi?" desis Wina panik.

Wahyudi berjalan dengan rasa penasaran ke arah Jarot dan Wina.

"Kamu kan minta dijemput di depan gerbang kantor kamu, kenapa sekarang di warung? Apa kamu lapar, Sayang?" tanya Wahyudi setelah berada di samping Wina.

Wina membalas tatapan Wahyudi dengan rasa canggung.

"A-aku memang lapar. Di rumah sedang tidak ada makanan kan?" tanya Wina lagi.

"Yah, kalau memang tidak ada makanan di rumah, lebih baik kamu beli saja. Kenapa malah ngobrol dengan laki-laki lain?" tanya Wahyudi melirik tajam ke arah Jarot. Seketika Jarot langsung salah tingkah.

"Hei, Yud, ini urusan ku dengan Wina. Bukan dengan kamu!" seru Jarot menatap tajam ke arah Wahyudi.

Wahyudi langsung maju merengsek ke arah Jarot.

"Heh! Sekarang Wina sudah menjadi istriku! Apapun yang menjadi urusannya adalah urusan ku."

Wahyudi menjeda kalimatnya, menatap lekat-lekat ke arah Jarot.

"Tunggu dulu, dari tadi pak Jarot kok
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
istriyangdisyng
bikin mumet aja emaknya wahyudi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 31

    "Mama nggak terima ya kalau kamu menjadi babu dan melayani keluarga istri kamu. Broto! Kamu ini apa-apaan sih? Kok tega banget menyuruh-nyuruh anakku melayani kalian! Meskipun kamu adalah teman ku, tapi anakku bukan pelayan!" sambung Ambar dengan nada marah. Pak Broto selaku ayah dari Wina segera berdiri dan berkacak pinggang pada teman SMAnya itu. "Eh apa kamu bilang? Anak kamu itu memang harus melayani mertuanya dong! Masa menjadi menantu yang tidak berbakti!" sembur Pak Broto dengan nada tidak suka. Ambar berjalan ke arah sofa dan duduk dengan membanting pantat. Dia merasa sangat emosi melihat anak lelakinya membawakan teh dan snack untuk mertuanya. "Heh, Broto! Denger ya, dimana-mana itu yang namanya melayani orang tua atau mertua pasti pihak istri atau perempuan. Anakku sudah mencari nafkah, dia tidak pantas untuk memegang pekerjaan rumah! Harusnya Wina tahu diri lah untuk langsung mengambilkan makanan dan minuman bagi kita! Aku tidak mau anakku yang berharga menjadi babu saa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 32

    Beberapa saat sebelumnya, Wahyudi dengan mengendarai avanza hitam pemberian mertuanya, mengantar Wina ke kantornya lalu menuju ke kantor. Mata Jarot mendelik saat melihat Wahyudi turun dari mobil. "Mobil baru, Pak Yud? Saya kira kamu kemarin nggak punya duit? Tapi kok sekarang bisa beli mobil?" tegur Jarot sambil melirik ke arah mobil yang baru sama diparkir oleh Wahyudi. Wahyudi menatap ke arah Jarot. "Enak saja bapak bilang saya nggak punya duit! Saya punya duit tapi tidak pernah saya pamerkan karena saya tidak mau semua teman-teman utang pada saya!" ujar Wahyudi sewot. Dia lalu berjalan dengan cepat masuk ke dalam pabrik nya, meninggalkan Jarot yang terheran-heran. 'Hah? Punya duit katanya? Tapi kenapa dulu saat dompetku jatuh, dia nggak mau mengembalikan nya?' batin Jarot dengan heran. Dia perlahan mengamati mobil milik Wahyudi. 'Ah, sudah lah. Masa bodo! Bisa saja mobil ini milik Wina. Tapi kok bisa sih Wahyudi tidak curiga kalau Wina mengandung? Hah, yang penting Wina ngg

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 33

    "Alhamdulillah, kamu sudah sadar?! Aku panggil kan dokter dulu ya?! Atau kamu mau bertemu orang tua kamu? Bapak masih salat dan ibu kamu masih makan siang karena seharian tidak makan," tawar Roni. Adelia menggeleng. Kaki kanannya terasa sangat nyeri saat digerakkan. Kepalanya yang terdapat benjolan sebesar telur juga terasa sangat nyeri dan pusing. "Apa yang terjadi padaku?" tanya Adelia pada Roni. "Kenapa kaki dan kepalaku sangat sakit?"Roni menatap Adelia dengan iba. "Kamu kecelakaan, Del. Kamu ditabrak mobil dari belakang dan mobil yang menabrak kamu langsung melarikan diri," sahut Roni. "Astaghfirullah! A-aku haus. Berapa lama aku pingsan?" Roni melihat jam dinding yang menempel di dinding ruangan. "Kamu masuk ruang operasi jam 08.30 dan sekarang saat kamu sadar sudah jam lima sore. Kamu pingsan sekitar delapan jam lebih tiga puluh menit."Adelia terdiam, merasakan seluruh badannya yang terasa sakit dan tenggorakan nya yang terasa haus. "Aku haus. Apa aku boleh minum?" tany

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 34

    Beberapa hari sebelumnya, Rosa dan Roni menatap petugas polisi di hadapannya dengan rasa tak percaya. "Jadi, sudah ada titik terang tentang siapa pelaku yang menabrak teman saya?" tanya Roni bersemangat. "Iya, benar. Jadi ada yang mengejar pelaku penabrakan itu tapi karena tidak bisa menangkap nya, akhirnya dia hanya berusaha mengingat plat nomor kendaraan yang menabrak teman Bapak."Polisi itu menjeda ucapan nya. "Tapi saat orang yang mengejar penabrak itu akan mengatakan pada bapak tentang berapa plat nomor kendaraan si penabrak, rupanya bapak sudah ke rumah sakit, dan dia tidak tahu bapak ke rumah sakit mana. Dan orang itu akhir nya melaporkan nomor plat mobil penabrak tersebut ke polisi. Kami langsung melacak nomor itu dan akhirnya menemukan pemiliknya bernama pak Broto. Saat kami menghampiri ke rumah pak Broto, rupanya pak Broto mengatakan jika mobil Avanzanya sudah diberikan pada menantunya atas nama Wahyudi. Ini foto bapak Wahyudi yang kami dapat dari mertua nya."Polisi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 35

    Beberapa saat sebelumnya, "Apa? Jadi mas Wahyudi pelakunya?" tanya Adelia tak percaya. Ini hari ketiga setelah dia mengalami operasi patah tulang terbuka. Hari ini Adelia sudah belajar jalan perlahan dengan menggunakan tongkat penyangga. Kaki kanan yang terpasang pen masih terasa ngilu bila digunakan untuk berjalan tanpa tongkat. Wahyudi dan Rosa menggangguk. "Benar. Polisi mengatakan kalau mobil yang digunakan untuk menabrak kamu adalah mobil milik pak Broto yang telah diberikan pada menantunya, Wahyudi."Adelia mengepalkan tangannya. "Demi Tuhan, aku tidak ikhlas jika mereka tidak mendapatkan hukuman yang setimpal, Mas!" ujar Adelia geram. "Iya, Del, kami mengerti. Aku akan berusaha untuk membuat mereka dihukum setimpal," janji Rosa. Adelia terdiam sejenak. Mendadak Sanusi, bapak Adelia berdiri. "Lama-lama kurang ajar anak itu ya?! Ternyata dia tidak sekedar pelit tapi juga jahat! Apa dia tidak bisa dipenjara?! Kalau hukum tidak dapat menjeratnya, maka aku yang akan menghaja

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 36

    "Astaga, apa-apaan anak itu!? Kenapa aku yang harus bersih-bersih rumah? Harusnya dia yang banyak gerak biar persalinan nya lancar?! Enak saja nyuruh-nyuruh aku? Emangnya aku ini asisten rumah tangganya?!" gumam Ambar kesal dan segera keluar dari kamar dengan wajah marah. Ambar berhadapan dengan menantu nya Wina. Ambar berkacak pinggang, sedangkan Wina menyedekapkan keduanya tangannya di depan dada. "Win, kamu ternyata anak yang seperti ini ya?! Untung saja kamu hamil cucuku. Kalau tidak...""Kalau tidak memangnya kenapa, Buk? Bukan kah ibu di sini untuk menemani dan membantu ku saat hamil karena anak ibu dipenjara?"Ambar terdiam sejenak. Tidak menyangka bahwa anak temannya yang berstatus sebagai menantu nya akan berani melawannya. "Saya memang ingin menemani kamu karena kasihan melihat kamu sendirian ditinggal anak saya di penjara. Tapi saya juga nggak mau kalau menjadi asisten rumah tangga kamu, Win," ujar Ambar menurunkan nada suaranya. Wina mendelik. "Lho kalau begitu nggak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 37

    Roni menatap Adelia dengan serius. "Tapi aku nggak butuh itu. Aku hanya berharap kamu menerima cinta aku. Kamu memang lebih kaya dari aku sekarang. Tapi aku akan berusaha lebih keras lagi untuk mencukupi kebutuhan kamu. Aku serius ingin menikah dengan kamu, Del. Kamu tahu kan kalau aku mencintaimu sebelum kamu mendapatkan semua uang ini?" tanya Roni. Adelia tersenyum. "Iya aku tahu kok kalau kamu tulus. Dan aku mau..."Roni terkejut mendengar jawaban dari Adelia. Matanya sampai melotot dan menatap lawan bicaranya penuh tanda tanya. "A-apa tadi kamu bilang, Del? Coba ulangi lagi?!" pinta Roni penuh harap. Dia ingin memastikan jika telinganya tidak salah mendengar. Adelia tersenyum. "Aku mau, Mas.""Kamu ... Mau apa?"Pipi Adelia bersemu merah. "Aku mau menerima cinta kamu, Mas," jawab Adelia tersenyum. "Benarkah? Alhamdulillah!" seru Roni. Tanpa sadar dia langsung merentang kan kedua tangannya untuk memeluk Adelia. Adelia yang terkejut, refleks memundurkan posisi duduknya. "Eh,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 38

    "Ga sengaja Gundulmu! Lihat akibat perbuatan kamu! Saya tidak bisa makan malam! Kamu napi baru sengaja mencari masalah dengan saya ya?!" tanya napi gundul itu lalu tanpa ba bi bu, dia menonjok wajah Wahyudi. Buakkk!! "Aaaarghhh!"Wahyudi tersungkur dan keningnya terbentur di lantai penjara yang dingin. Dia menghela napas panjang dan mencoba duduk. Tapi mendadak dia merasakan punggung nya berat. Rupanya si Gundul telah menginjak punggung Wahyudi sekuat tenaga. "Heh, makanya jangan belagu, Lu! Gue dengar Lu masuk sini karena nabrak cewek sampai operasi ya? Orang-orang di sel sini paling ga demen dengan laki-laki yang mainin dan kasar pada perempuan, tahu!" seru Si Gundul. Dia menekan lututnya dan mencondongkan badannya ke depan sehingga berat badannya bertumpu pada punggung Wahyudi. Wahyudi yang tidak paham dengan kesalahannya, hanya terdiam. Tapi batinnya menggerutu. 'Ck, siapa sih orang ini?! Sok banget! Mentang-mentang paling gede dan kekar!' batin Wahyudi merasa kesal. "Heh! L

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27

Bab terbaru

  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 44 (tamat)

    "Halo, selamat sore. Ini dari kepolisian. Pemilik ponsel ini ditahan atas laporan para korban investasi bodong. Kalau bapak merasa menjadi salah satu korbannya, silakan datang ke kantor polisi untuk memberikan kesaksiannya besok," ujar suara seberang membuat Wahyudi merasa lemas seketika."Astaga, tidak mungkin kalau teman saya menipu saya! Bapak pasti bercanda kan?! Mana teman saya? Saya ingin memastikan kalau dia sedang becanda dengan saya," ujar Wahyudi berusaha untuk tidak panik, walaupun di dalam hatinya, dia merasakan cemas bukan main. "Saya sedang tidak bercanda. Jika bapak tidak percaya, silakan datang ke kantor polisi sekarang," ujar suara dari seberang membuat Wahyudi hanya bisa menelan ludah dan menghela napas berat. ***"Aku ditipu, Bu. Aku ditipu teman ku. Uang dari pemkab habis semuanya. Aku harus bagaimana, Bu?" tanya Wahyudi panik setelah pulang dari kantor polisi. "Kamu sih, Mas, nggak bisa hati-hati kalau investasi, sekarang jadinya harus seperti ini kan?" sahut W

  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 43

    Suasana pantai yang indah dengan deburan ombak saat matahari tenggelem membuat suasana semakin indah. Angin semilir memainkan rambut Adelia hingga mengembang bergelombang semakin indah. Roni mengajak Adelia ke pantai dan melihat ke arah laut lepas. Mereka duduk di warung sea food pinggir pantai. Adelia menatap ke arah lautan dengan senyum terkembang. "Kamu senang dengan pantai kan?” tebak Roni. Adelia mengangguk. " Iya, senang banget. Biasanya kalau liburan sekolah, aku dan keluarga jalan-jalan ke pantai. Hm, darimana kamu tahu soal itu, Mas?" tanya Adelia penasaran. Roni tersenyum penuh misteri. "Sebenarnya aku juga mendekati bapak dan ibu kamu. Aku sering menyapa beliau dan menanyakan makanan dan tempat favorit," sahut Roni serius. Tapi Adelia mendelik. "Apa? Kamu serius, Mas? Bapak dan ibuku termasuk orang tua yang kaku dan susah didekati lho." Roni tersenyum. "Bukti nya aku mendapatkan informasi tentang pantai dan seafood dari bapak dan ibu kamu. Rasanya aku menemukan kedua

  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 42

    "Dasar pelakor! VAlakor kamu ya! Gatel! Kamu telah selingkuh dengan suami saya kan?! Dan sekarang kamu hamil dengan suami saya. Saya tidak terima!! Huh, sialan! Pelakor kurang ajar! Akan ku seret kamu ke kantor polisi!" seru perempuan bertubuh subur itu dan di samping perempuan itu tampaklah Jarot dengan wajah pucat dan tangan gemeteran berusaha melerai istrinya dan Wina yang saling menjambak dengan kencang. "Astaga! Apa tadi kata istri pak Jarot?!" desis Wahyudi dengan suara parau. Dia ingin melangkah maju ke arah istrinya, tapi kesulitan karena ada beberapa orang di depannya termasuk kedua satpam yang berjalan lebih dulu yang segera melerai Wina dan istri Jarot. "Jangan membuat keributan di sini! Kalau ada masalah pribadi, selesai kan saja di luar," ujar salah seorang satpam seraya berusaha melepaskan cengkeraman tangan istri Jarot dari rambut Wina. "Nggak bisa begitu, Pak! Ini urusan kami bertiga! Bapak jangan ikut campur! Jalang ini sudah berselingkuh dengan suami saya!" seru i

  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 41

    Beberapa saat sebelumnya, Wahyudi memastikan bahwa tidak ada satupun CCTV yang terpasang di kafe ini. Setelah membulatkan tekad, dia memutuskan untuk menjalankan rencana jahatnya. "Awas saja kamu, Del! Aku tidak akan tinggal diam melihat kamu hidup dengan bahagia, sementara aku dan ibuku hidup menderita. Aku akan membuat usaha kamu bangkrut dan rugi, Del!" gumam Wahyudi lirih. Dia lalu mencabut tiga helai rambut dan menggigit kukunya lalu memasukkannya ke dalam mangkuk. Selanjutnya dia berteriak sambil berseru jijik. "Astaga! Pelayan! Pelayan! Apa-apaan ini! Kenapa jorok sekali makanan di sini!" Beberapa pelanggan menatap dengan penuh tanda tanya pada Wahyudi. Sementara itu Wahyudi tampak semakin merasa marah karena tidak ada pelayan yang mendatangi nya dan dia merasa tidak dipedulikan. "Woi! Pembeli adalah raja! Awas ya kalian! Karyawan dan pemilik kafe di sini akan ku viralkan! Saya mau protes! Saya tidak terima dengan pelayanan kafe ini!" ujar Wahyudi dengan nada tinggi. Suar

  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 40

    Ambar menjerang air di dalam panci kecil. Lalu setelah mendidih, dia memasukkan mie nya kedalam panci. Saat dia meraih sendok sayur untuk mengaduk mie di dalam panci, Ambar merasa kepalanya pusing sekali. Dan dalam waktu cepat, pandangan mata nya juga menggelap. Akhirnya tubuh Ambar jatuh berdebum di lantai dapur meninggalkan kompor yang masih menyala. Kompor yang menyala secara terus menerus menghanguskan kan air dan mie yang ada di dalam panci kecil dan bahkan menyambar lap dapur yang ada di samping nya. Tak perlu menunggu lama, api yang telah melahap lap dapur, menyambar dinding dan sekitarnya. Lidah api sudah mencapai tabung LPG, tapi Ambar masih belum tersadar dari pingsan nya. Seketika tabung gas LPG meledak dan menyambar seluruh dinding dan pintu dapur yang menghubungkan dengan halaman belakang rumah Wahyudi. Roni yang rumahnya hanya berjarak lima ratus meter dari rumah Wahyudi, dan saat itu baru saja pulang dari menemui Adelia terkejut saat melewati jalan setapak di belaka

  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 39

    "Oh, jadi selama ini kamu bersekongkol dengan orang ini untuk berpura-pura menjadi debt colector dan menipu anak saya?!" Sebuah suara keras yang mendadak terdengar dari arah belakang membuat Adelia dan Agus terkejut. Tampak Ambar dengan berkacak pinggang melotot pada mantan menantunya itu. Adelia menoleh ke arah mertuanya dan tersenyum lebar. "Hai, Bu Ambar! Apa kabarnya? Rukonya sudah laku," ujar Adelia tenang. Ambar semakin keki dan kesal. Dia maju beberapa langkah dan langsung mengayunkan tangannya ke arah Adelia. "Kamu ya? Benar-benar parasit!" teriak Ambar.Tangan Roni hampir menangkap tangan Ambar, tapi rupanya Adelia sudah lebih dulu menangkap tangan mertua nya. Dikibaskannya tangan Ambar perlahan. "Tenang, Bu Ambar. Apa ibu tahu jika penganiayaan bisa dipenjarakan? Apa ibu mau terus menerus membayar kerugian yang saya alami akibat perbuatan ibu dan anak ibu sampai uang ibu habis?" tanya Adelia tenang. Ambar hanya bisa mendelik dan mengepal kan tangan tanpa menyentuh Ade

  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 38

    "Ga sengaja Gundulmu! Lihat akibat perbuatan kamu! Saya tidak bisa makan malam! Kamu napi baru sengaja mencari masalah dengan saya ya?!" tanya napi gundul itu lalu tanpa ba bi bu, dia menonjok wajah Wahyudi. Buakkk!! "Aaaarghhh!"Wahyudi tersungkur dan keningnya terbentur di lantai penjara yang dingin. Dia menghela napas panjang dan mencoba duduk. Tapi mendadak dia merasakan punggung nya berat. Rupanya si Gundul telah menginjak punggung Wahyudi sekuat tenaga. "Heh, makanya jangan belagu, Lu! Gue dengar Lu masuk sini karena nabrak cewek sampai operasi ya? Orang-orang di sel sini paling ga demen dengan laki-laki yang mainin dan kasar pada perempuan, tahu!" seru Si Gundul. Dia menekan lututnya dan mencondongkan badannya ke depan sehingga berat badannya bertumpu pada punggung Wahyudi. Wahyudi yang tidak paham dengan kesalahannya, hanya terdiam. Tapi batinnya menggerutu. 'Ck, siapa sih orang ini?! Sok banget! Mentang-mentang paling gede dan kekar!' batin Wahyudi merasa kesal. "Heh! L

  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 37

    Roni menatap Adelia dengan serius. "Tapi aku nggak butuh itu. Aku hanya berharap kamu menerima cinta aku. Kamu memang lebih kaya dari aku sekarang. Tapi aku akan berusaha lebih keras lagi untuk mencukupi kebutuhan kamu. Aku serius ingin menikah dengan kamu, Del. Kamu tahu kan kalau aku mencintaimu sebelum kamu mendapatkan semua uang ini?" tanya Roni. Adelia tersenyum. "Iya aku tahu kok kalau kamu tulus. Dan aku mau..."Roni terkejut mendengar jawaban dari Adelia. Matanya sampai melotot dan menatap lawan bicaranya penuh tanda tanya. "A-apa tadi kamu bilang, Del? Coba ulangi lagi?!" pinta Roni penuh harap. Dia ingin memastikan jika telinganya tidak salah mendengar. Adelia tersenyum. "Aku mau, Mas.""Kamu ... Mau apa?"Pipi Adelia bersemu merah. "Aku mau menerima cinta kamu, Mas," jawab Adelia tersenyum. "Benarkah? Alhamdulillah!" seru Roni. Tanpa sadar dia langsung merentang kan kedua tangannya untuk memeluk Adelia. Adelia yang terkejut, refleks memundurkan posisi duduknya. "Eh,

  • NAFKAH LIMA RIBU   bab 36

    "Astaga, apa-apaan anak itu!? Kenapa aku yang harus bersih-bersih rumah? Harusnya dia yang banyak gerak biar persalinan nya lancar?! Enak saja nyuruh-nyuruh aku? Emangnya aku ini asisten rumah tangganya?!" gumam Ambar kesal dan segera keluar dari kamar dengan wajah marah. Ambar berhadapan dengan menantu nya Wina. Ambar berkacak pinggang, sedangkan Wina menyedekapkan keduanya tangannya di depan dada. "Win, kamu ternyata anak yang seperti ini ya?! Untung saja kamu hamil cucuku. Kalau tidak...""Kalau tidak memangnya kenapa, Buk? Bukan kah ibu di sini untuk menemani dan membantu ku saat hamil karena anak ibu dipenjara?"Ambar terdiam sejenak. Tidak menyangka bahwa anak temannya yang berstatus sebagai menantu nya akan berani melawannya. "Saya memang ingin menemani kamu karena kasihan melihat kamu sendirian ditinggal anak saya di penjara. Tapi saya juga nggak mau kalau menjadi asisten rumah tangga kamu, Win," ujar Ambar menurunkan nada suaranya. Wina mendelik. "Lho kalau begitu nggak a

DMCA.com Protection Status