Home / Romansa / My love My neighbour / Kecemburuan Tio dan Farhan

Share

Kecemburuan Tio dan Farhan

Author: Alif Khan
last update Last Updated: 2021-03-27 07:42:58

Tio dan Farhan saling berjabat tangan memperkenalkan diri satu sama lain. Tio banyak menanyakan asal usul Farhan, begitu pun sebaliknya. Di sini, Arini malah menjadi canggung. Keduanya berbincang seolah tidak ada orang lain.

Angin bertiup sangat kencang, rok yang dikenakan Arini tersingkap. Sepasang mata kedua lelaki itu seketika melebar. Wajah cantik itu seketika memerah tatkala melihat ekspresi kedua lelaki yang ada di hadapannya. ‘Mata lelaki semua sama,’ kesalnya dalam hati.

Farhan dan Tio memalingkan wajah mereka, tidak mungkin bagi mereka melewatkan pemandangan langka seperti itu. Sisi lainnya mereka pun merasa seperti lelaki hidung belang jika mereka melihatnya dengan tatapan berhasrat.

Suasana menjadi sangat canggung setelah kejadian tadi. Sesampainya di rumah Farhan, Arini berjalan dengan santainya memasuki rumah yang menjadi kenangan masa kecilnya. “Farhan, kamu masih ingat tidak, waktu pentas teater di sekolah kita? Kita semua latihan di rumah ini, parahnya barang punya Emak kamu ada yang pecah,” cerita Arini bernostalgia.

“Ingat, apalagi saat kita berdua jadi pemeran utamanya,” sahut Farhan tersenyum simpul.

Merasa semakin asing, Tio seperti patung saja tidak ada yang mengajaknya berbincang. Dia memilih duduk. Arini mengajak Tio masuk ke kamar Arini. Pada awalnya Farhan menolak, akan tetapi sudah lama dia tidak sedekat ini dengan Arini.

Tio sangat terkejut, banyak foto Arini dan Farhan yang tergantung di dinding kamar lelaki yang disebut sahabat gadis itu. Ternyata Farhan dan Arini sangat dekat. Tio memiliki firasat jika lelaki itu bukan sekedar sahabatnya saja. Ada perasaan tersembunyi yang tersimpan di hati lelaki berparas Arab itu.

“Gila! Kamu masih simpan foto ini?” seru Arini memandang foto yang ditunjuknya. Foto tersebut adalah saat pentas teater. Farhan sedang memeluk Arini karena adegannya adalah saat suami kehilangan istri karena virus mematikan.

Wajah Lelaki Arab itu memerah sambil mengambil foto itu yang ada di dinding. Dia tidak ingin terlihat jika dia memiliki perasaan pada Arini. Sedangkan Tio semkain mencurigai Farhan.

“Kalian ternyata sedekat itu ya,” opini Tio Dia berdiri di samping Arini.

“Bukan deket lagi, kita itu soulmate Yo, ya nggak,” ucap Arini sambil menyikut tangan Farhan.

“Hahaha, eng … iya Rin,” sahut Farhan sedikit kecewa.

Soulmate menurut Arini itu jelas berbeda dengan yang Farhan dan Tio maksud. Gadis itu hanya akan tetap menganggapnya sebagai teman saja. Sedangkan lelaki itu memang sudah menyimpan perasaan untuk gadis itu sejak lama.

Setelah puas mengunjungi rumah Farhan, akhirnya Arini dan Tio memutuskan untuk pulang. Sebenarnya Farhan ingin sekali mengantar Arini pulang. Namun, tatapan intimidasi Tio mengisyaratkan jika dia tidak boleh ikut campur.

Lelaki berparas Arab itu berpikir untuk segera menjadikan Arini sebagai istrinya. Malam ini dia harus segera menemui kedua orang tua Arini untuk melamarnya. Barang yang selama ini sudah dia persiapkan untuk melamar Arini sudah berada di dalam kamar khusus. Dia berharap suatu saat nanti Arini akan mengerti perasaannya.

Keadaan sekarang siang hari terik, Arini berjalan di depan Tio. Pematang sawah menjadi rute yang paling menyenangkan bagi Arini yang sudah lama tinggal di kota yang sesak dengan gedung bertingkat. Timbul kainginan dari lubuk hati lelaki tampan itu. Dia mengangkat kedua tangannya lalu menghalangi arah sinar matahari yang hendak menyentuh kulit Arini.

Sadar ada bayangan tangan dari atas kepalanya membuat Arini menutup mulut dengan kedua tangannya. Perhatian yang ditunjukkan oleh Tio, membuat Gadis itu tidak bisa berkata-kata. Arini menghentikan langkahnya, sehingga tidak sengaja Tio menabraknya.

Arini membalikkan tubuhnya, menatap lelaki tampan yang jauh lebih tinggi darinya.

“Tio, Kenapa kamu masih perhatian saja aku? Kalau begini terus aku bisa salah paham,” keluh Arini.

Mata mereka saling bertukar pandang. Angin berhembus kencang, menyibakkan rambut panjang gadis cantik itu. Sangat cantik!

“Aku tidak melakukan apa pun kok,” elak Tio. Matanya tidak bisa lepas dengan wanita bertubuh ramping ini.

“Aku selalu salah paham dan tidak mengerti. Maaf jika aku terbawa perasaan,” ucap Arini sambil membalik tubuhnya. Dia tidak seharusnya mengatakan hal ini. Lelaki itu tidak akan pernah mau mengakuinya.

“Rin, kamu mau tidak menjadi bintang film pendek yang akan aku garap. Aku akan mengikuti festival film pendek,” ajak Tio.

Langkah kaki wanita itu terhenti kembali. Film pendek? Baru lagi dia dengar ada yang mau menggunakan jasanya. Menjadi pengangguran, dan tidak melakukan apa-apa bukan yang Arini harapkan. Dia masih memiliki cita-cita sebagai aktris terkenal.

Gadis itu menatap Lelaki tampan yang ada di hadapannya. Kembali pikirannya menerawang, mengingat hal yang pernah terjadi dalam hidupnya. Tio pernah membuat hatinya berbunga-bunga lalu menjatuhkannya.

“Apa kamu bersungguh-sungguh? Aku sangsi jika kamu akan memegang kata-katamu,” tanya Arini menatap tajam.

“Iya, kali ini aku tidak akan mengecewakanmu. Ini proyekku sendiri, jadi aku yang mengontrol semuanya,” jawabnya.

“….”

Arini terdiam, ada pertanyaan yang masih belum terjawab hingga saat ini. Apakah kali ini Lelaki itu akan mengungkapkan alasannya meninggalkan proyek film itu.

“Kenapa terdiam?” Lelaki itu memiringkan kepalanya.

“Aku ingin tahu, apa alasanmu meninggalkan proyek film itu? Aku seperti hilang arah tanpamu.” Arini memalingkan wajahnya. Dia menahan air mata yang hampir jatuh ke pipi.

“Semua karena ayahku melarangku untuk menjadi seorang actor. Dia menyuruhku untuk meneruskan bisnisnya. Ibu tidak senang dengan sikap Ayah yang selalu semena-mena. Akhirnya ibuku memilih berpisah dan pergi ke daerah agar ayah tidak bisa menemukan kita,” jelas Tio dengan serius.

Arini terdiam, ternyata alasan Tio seperti itu. Mengapa begitu mudahnya Tio melepaskan cita-citanya.

“Jadi, apa kamu bersedia menjadi pemeran utamanya?” tanya Tio sekali lagi.

“Tentu saja,” jawab Arini sambil tersenyum.

Mereka kemudian melanjutkan kembali perjalanan menuju rumah. Kaki Gadis itu terperosok ke sawah yang sedang diairi. Tio sudah menduga hal ini akan terjadi. Dia segera menarik jemari Arini hingga dia masuk ke pelukan Lelaki tampan itu. Mereka saling bertukar pandang. Jantung keduanya berdebar dengan sangat cepat. Arini menahan napas saking berdebarnya.

Tidak ingin dianggap lelaki hidung belang dan mencari kesempatan dalam kesempitan, Tio membantu Arini bangkit. Tidak ada kata yang terucap, mereka berdua tersipu. Namun, tangan mereka saling bergandengan tanpa mereka sadari.

Sesampainya di depan rumah, Tio mengantar Arini hingga depan rumahnya. Lelaki itu melambaikan tangan pada Arini lalu berpamitan.

“Besok kita mulai pengambilan gambar ya,” ucap Tio menarik garis bibirnya ke atas.

“Iya,” Sahut Arini sambil membalas lambaian tangan Tio.

Dari balik jendela, ternyata Ibu Arini memperhatikan Tio dan putrinya. Sebenarnya dia sedikit terkejut Arini mengenal putra dokter sebelah rumah. Arini masuk ke rumah, wajahnya kemerahan dan berseri. Dia menjadi bimbang, apakah nanti putrinya akan setuju dengan rencana mereka nanti?

Related chapters

  • My love My neighbour   7. Mulai Syuting

    Pagi ini, garis bibir Tio sudah terangkat sempurna. Sungguh dia benar-benar menantikan hal ini. Skenario yang sudah disimpan selama lima tahun, kini bisa terwujud. Arini adalah pemeran yang sangat pas. Kisah ini memang ditujukan untuknya. Parfum yang sudah lama tidak pernah dia gunakan setelah lima tahun akhirnya dia kenakan kembali. Aroma musk menyeruak ke sekitarnya. Dia melihat jam di dinding kamarnya, baru jam tujuh pagi. Dia sudah tidak sabar ingin segera menjemput Arini. Melihat tingkah putranya yang tidak biasa, membuat Cintami (Ibu Tio) penasaran. Anak lelaki kesayangannya itu menghampiri lalu berpamitan kepadanya. “Mam, Tio pamit ya mau syuting,” ucap Tio. “Kamu mau ke mana Sayang? Ingat kamu baru dua tahun loh, jangan terlalu lelah,” tanya Cintami sambil mengusap rambut anaknya. “Mami, akhirnya Tio bertemu dengan Arini. Rasanya Ti

    Last Updated : 2021-03-28
  • My love My neighbour   8. Farhan Merapat

    Setelah menghabiskan seluruh makanan di atas meja, mereka pulang. Selama di perjalanan, Arini dan Tio diam seribu bahasa. Lelaki yang disukai Arini itu terlalu pendiam. Terkadang membuat gadis itu sulit mengerti apa yang sedang dipikirkan olehnya. “Tio, memangnya kamu ingin ikut festival di mana?” tanya Arini membuyarkan keheningan. “Oh, aku akan mengikuti festival di Jepang. ‘Shorts Shorts Film Festival’ kamu tahu, kan,” tutur Tio sambil tersenyum manis. “Ah serius mau ikutan festival itu?” Mata Arini terbelalak dengan membuka mulutnya lebar-lebar. “Serius.” Menganggukkan kepala. “Semoga saja film kita masuk nominasi,” harap Arini berbunga-bunga. “Amiin, aku pun berharap demikian.” Tio menepikan mobilnya. Akhirnya dia sampai di depan gerbang rumah Arini. Tio kembali membukakan pi

    Last Updated : 2021-03-29
  • My love My neighbour   Terciduk

    Ibu Arini mencari putrinya. Dia mendapati Farhan dan Arini sedang di kamar berdua sambil berpegangan tangan. Dalam pikirannya menjadi semakin berkecamuk. Apakah putrinya dan Farhan sudah saling menyatakan perasaan. “Rin, kamu sedang apa sama Farhan?” tanya Ibu Arini sambil bersandar di kusen pintu. “Rini tadi kelilipan, jadi Farhan bantu tiup,” jawab Arini berbohong. Farhan ikut menganggukkan kepala, menyetujui ucapan Farhan. Jelas mereka berdua sedang berbohong, tidak mungkin kelilipan tapi pegangan tangan. Berarti hubungan mereka kini lebih dari sekedar teman, dalam hatinya. “Ya sud

    Last Updated : 2021-03-30
  • My love My neighbour   Ada Yang Kepanasan

    Mata Arini langsung terbelalak saat bibir Farhan membentur bibirnya. Hangat bagi Farhan, menyakitkan untuk Arini. Lelaki itu terkejut lalu bangkit dari tempat tidur. Dia melihat ada luka di bibir Arini. Benturan yang keras menyebabkan bibirnya terkena gigi. “Ish! Farhaaan!” kesal Arini sambil memegangi bibirnya yang terasa perih. Farhan menyeringai, dia tidak sengaja melukai Arini. Tangannya mengatup memohon ampun. “Rin, aku minta maaf, tidak sengaja,” sesalnya. “Pergi!” Arini mengacungkan kepalan tangannya. Dia ingin Farhan segera pergi dari kamarnya. Farhan tersenyum malu sekaligus merasa bersalah. Ciuman pertamanya tidak terduga. Dilakukan dengan cara yang aneh dan meninggalkan bekas. Farhan memegangi dadanya yang terus berdebar. 'Seharusnya ini dilakukan dengan cara yang lebih manis lagi,' sesalnya dalam hati. * Keesokan harinya,  

    Last Updated : 2021-03-31
  • My love My neighbour   11. Farhan Jangan Mendekat!

    Terbang, Arini merasakan tubuhnya seperti melayang di udara. Matanya yang tadi masih terpejam kini terbuka dengan perlahan. Sekilas dia melihat sosok Erik, dia mengedipkan kelopak matany berkali-kali untuk memastikan jika itu tidak mungkin terjadi. Arini kemudian mendapatkan penglihatannya dengan jelas. Lelaki yang dia lihat bukanlah Erik melainkan Farhan. Bola mata Arini lalu berputar, melirik ke kiri, dia tidak sedang berjalan. Ternyata dia sedang digendong oleh Farhan. Arini berpura-pura masih menutup mata. Dia ingin tahu, Farhan akan membawanya ke mana. Terdengar suara pintu berderit. “Farhan, Rini kenapa kamu gendong?” tanya Ayah Arini dengan khawatir. “Dia ketiduran di mobil. Farhan bantu gendong saja.” Farhan meneruskan langkahnya menuju kamar gadis itu. “Ya sudah, Bapak mau ke dalam dulu ya.” Ayah Arini masuk ke kamarnya. &n

    Last Updated : 2021-04-01
  • My love My neighbour   12. Kamu Menghilang Lagi

    “Ya ampun, Neng. Kenapa nyosor gitu sama Abah, Neng? Itu orang ganteng ada di belakang,” kelakar Kakek tua itu sambil menggelengkan kepalanya. Tio lekas menarik Arini. Wajahnya tidak dapat berbohong, dia ingin sekali tertawa saat Kakek tua itu berkata seperti itu. Arini melihat Tio ingin menertawakannya akhirnya menegur lelaki itu. “Ketawa aja sampe puas, iseng bener nolongnya sampai aku hampir berciuman dengan bandot tua,” sindir Arini sambil mencubit perut Tio pelan. “Hahaha, maaf ya.” Tio Terkekeh. “Untung kamu ganteng jadi aku maafin,” jawab Arini sambil mencolek pipi Tio. Dia hanya bermaksud untuk berkelakar saja. “Rin, seminggu atau bahkan satu bulan ke depan kita nggak bisa ketemu,” kata Tio sambil memegang jemari Arini. “Kenapa?” “Aku harus mengedit film tersebut, dan juga mengirimkan na

    Last Updated : 2021-04-02
  • My love My neighbour   13. Kamu Tinggalkan Rasa

    Kedua orang tua Arini lekas menyambut kehadiran tamunya itu. Mereka bersalaman seperti sudah mengenal satu sama lain. Setelah selesai membuatkan minuman, Arini mulai menyajikannya pada tamu itu. Ternyata di sana sudah ada Farhan yang duduk di samping kedua tamunya. Dengan santai, Arini terus melaju. Dia memberi Farhan kode untuk mengikutinya. Arini mengajak Farhan ke kamarnya. “Rin, kamu kenapa?” Farhan duduk di tempat tidur. “Kamu kenal dengan mereka?” tanya Arini penasaran. “Memangnya kenapa?” Farhan memastikan. “Ah sudahlah,” kesal Arini sambil mendorong Farhan ke luar kamar.

    Last Updated : 2021-04-03
  • My love My neighbour   14. Khilafku

    Sudah jam Sembilan malam, Arini masih tidak bisa memejamkan mata. Tio tidak mengiriminya pesan, padahal awalnya dia mengajak Arini untuk bertemu. Penasaran, Arini menghubungi Tio. Dia ingin tahu, mengapa lelaki itu urung menemuinya. “Halo Tio,” “Iya Rin,” “Bisa kita ketemu?” “Kapan?” “Sekarang, aku tunggu di depan gerbang rumah kamu,” “Iya, tunggu sebentar,” Walau hatinya masih terluka, Tio memaksakan diri untuk ke luar dari kamarnya. Rumahnya sangat sepi. Cintami masih belum pulang dari rumah sakit. Tidak lama Tio pun sampai di pintu gerbang. Dia melihat Arini sudah berdiri sambil memeluk tubuhnya sendiri. “Arini, sejak kapan kamu berdiri di sini?” tanya Tio. Dia melepaskan jaketnya lalu menutupi tubuh Arini dengan jaket miliknya. “Tio aku nggak apa-apa, jaketnya kamu pakai saja,” tolak Arini. “Apa k

    Last Updated : 2021-04-04

Latest chapter

  • My love My neighbour   43. Resmi

    “Arini, tunggu sebentar,” tahan Tio.Arini berusaha untuk tersenyum walau dia baru saja menangis. Dia mencoba menatap lelaki itu senormal mungkin. Hatinya penuh kekhawatiran, takut kehilangan sosok ini.“Rin, ada yang mau aku katakan,” ucap Tio, matanya berubah sayu.“mau katakan apa?” jawab Arini bernada lembut.“Aku enggak mau pacaran sama kamu.” Tio meraih tangan gadis itu.“Ternyata dia masih seperti ini,” batin Arini.“Aku ingin kita lebih dari sekedar pacaran. Aku enggak bisa lihat kamu jalan sama cowok lain, bergandengan tangan selain denganku. Apalagi aku enggak bisa membayangkan kamu menjauh dan tidak lagi punya perasaan kepadaku. Aku ini posesif Rin,” jelas Tio.Arini membuka matanya lebar, dia masih belum paham maksud dari perkataan Tio.&ld

  • My love My neighbour   42. Tidak Apa Asal Denganmu

    “Arin, kenapa kamu keras kepala. Tidak bisakah kamu menyerah saja,” pinta Tio putus asa.Lelaki itu ingin mendorong Arini, tetapi dia juga tidak ingin Arini jauh darinya. “Arini, sudah berulang kali aku berusaha untuk tegar tanpamu. Aku tetap saja tidak bisa melihatmu dengan lelaki lain. Aku tidak mau kamu terpaku karena hubungan yang menyakitkan ini,” batinnya.“Kamu mencintaiku, aku juga mencintaimu, mengapa aku harus menyerah? Aku akan berusaha memantaskan diri agar kamu mau bersamaku,” jawab Arini sambil menghapus air matanya.

  • My love My neighbour   Ungkapan Hati

    Arini bangkit. Dia raih tangan Tio lalu dia letakkan di dadanya. “Aku rela menukar kehidupanku. Asal kamu tetap ada sampai aku menutup mata,” ucap Arini. Terlihat ada genangan air di pelupuk matanya.Rasanya menjadi bintang terkenal tidak akan membuatnya bahagia jika dia tidak bersama lelaki ini. Arini hanya wanita sederhana. Dia tidak memiliki banyak keinginan, hanya satu keinginannya saja. Bahagia bersama lelaki yang ada di hadapannya.“Kamu jangan bilang seperti itu. Hidupmu itu sangat berharga,” tegur Tio dengan lembut.Arini meraih jemari Tio, mengizinkannya untuk merasakan detak jantungnya. Terasa debaran jantung Arini yang berdetak kencang dari telapak tangan Tio. Lelaki itu meraih tangan Arini, meletakkannya di sebelah kiri dadanya. Mereka berdua sama-sama merasakan debaran jantung mereka.Mata keduanya saling beradu, tatapan mereka sendu dan ada sebuah harapan yang te

  • My love My neighbour   40. Kerikil

    “Perempuan jalang itu!” Susan meremas botol air mineral yang ada di tangannya. Managernya Susan seketika menelan salivanya. Kedua alis matanya mengerut saat melihat Susan yang kesal saat membaca headline berita online jika Arini mendapatkan penghargaan festival film pendek. “Bos, kan Bos sudah terkenal. Kenapa repot-repot urusin artis nggak terkenal itu?” tanya Manager. Susan seketika langsung mendelik. “Pokoknya dia harus segera menghilang dari peredaran. Enak aja, karir gemilang itu Cuma buat gue. Lo telepon semua kenalan laki gue, bilang jangan pernah kasih tawaran film buat si Jalang itu!” perintah Susan. Erik yang baru selesai take syuting menghampiri Susan. Dia duduk di sampingnya sambil minum sebotol air mineral. Asistennya touch up agar penampilan Erik sempurna seperti biasanya. “Beib, kamu kenapa kayak kesel gitu?” t

  • My love My neighbour   Bersinarlah

    Hari yang paling dinantikan oleh Arini dan Tio. Acara bergengsi yang melibatkan banyak sineas dari berbagai negara berkompetisi untuk mendapatkan kesempatan masuk nominasi piala Oscar kategori film pendek.Lelaki itu sudah menyiapkan sedemikian rupa. Make up artist yang sudah disewanya untuk mendandani Arini menjadi wanita cantik layaknya putri. Sedangkan Tio sudah memesan tuxedo yang pas untuk bersanding dengan gaun Arini yang mewah.Potongan rambut Tio kini menjadi classic cut dengan dasi kupu-kupu bertabur swaroski. Tuxedo berwana navy blue

  • My love My neighbour   38. Persiapan Perhelatan

    Setelah hari itu, Arini berjanji pada dirinya sendiri, dia tidak akan mendesak Tio untuk menjadikannya kekasih. Asalkan bersama Tio, dia tidak mengapa.Tibalah hari keberangkatan mereka ke Tokyo. Ini kali pertama Arini pergi ke luar negeri. Tio pun sangat tidak sabar untuk segera menghadiri perhelatan tersebut. Mereka berdua sudah bersiap menuju bandara. Cintami dan kedua orang tua Arini sangat bersedih dan juga terharu. Mereka berharap Arini dan Tio akan membawakan hasil yang baik.

  • My love My neighbour   37. Kita Hadapi Bersama

    “Tio, tanganmu kenapa?” Arini bergegas menghampiri Tio yang terlihat frustasi.“Arin, kenapa kamu ….” Tio tidak bisa meneruskan kata-katanya.Arini langsung merengkuh lelaki itu. Seberapa besar lelaki itu menolaknya atau bahkan mendorongnya pun dia akan terus merengkuh lelaki ini. Hanya dia yang selalu datang menyelamatkannya. Kini giliran dirinya yang mempertahankan perasaannya.“Jangan usir aku. Aku nggak bisa tanpamu,” pinta Arini lirih.Tio membelalakkan matanya. Angin apa yang membawa gadis ini kembali kepadanya. Arini tidak ingin membicarakan penyakit yang diderita Tio, dia akan tetap menjaga rahasia yang ibunya Tio katakana kepadanya.“Aku juga.” Tio membalas rengkuhan Arini.Sungguh, hal ini tidak terduga baginya. Pada awalnya dia berpikir ki

  • My love My neighbour   36. Kebenaran Yang Harus Terjawab

    “Arrrggghh, kenapa aku bodoh seperti itu? Tuhan, mengapa aku ditakdirkan lemah seperti ini?” kesal Tio merusak barang-barang disekitarnya. Dia menarik rambutnya kuat, melemparkan barang-barang miliknya.Tio sangat kesal pada dirinya sendiri. Ada satu hal yang tidak bisa dia katakan pada Arini. Dia tidak mau Arini sedih lebih dari ini. Namun, hal ini mungkin akan membuat Arini dan dirinya semakin menjauh.Di tempat lain,Cintami kembali lagi ke rumahnya karena ada barang yang tertinggal. Di tengah perjalanan, sudut matanya menangkap seorang Wanita yang sedang duduk sambil memeluk kedua lututnya. Cintami akhirnya menoleh, mencari tahu siapa yang sedang duduk di sana.Ternyata gadis itu adalah Arini. Cintami menduga jika Arini seperti itu pasti sedang bertengkar dengan putranya. Sebagai seorang Wanita, dia harus membujuk Arini agar mau tetap bersama anaknya. Dia meminta s

  • My love My neighbour   35. Aku Ingin Sebuah Hubungan

    Tangan Tio mulai menyentuh tengkuk Arini dan tangan satunya menarik pinggang gadis itu dengan erat. Sedangkan kedua tangan Arini berada tepat di dada bidang Tio. Tangan Arini merasa ada sesuatu yang aneh saat tangannya menyentuh dada Tio.Pada saat bibir mereka hamper beradu, ada asisten rumah mengetuk pintu kamar Tio. Seketika Tio dan Arini langsung duduk sambil merapikan pakaian mereka. Asisten tersebut ternyata membawakan makan siang untuk Tio dan Arini.Wajah keduanya sama-sma memerah. Sungguh sangat tidak terduga, mereka hampir saja melakukannya dan hamper ketahuan oleh orang lain. Setelah asisten itu pergi, Arini dan Tio mulai menyantap makanannya bersama. Arini dengan sepenuh hati menyuapi Tio makan.Tio memanfaatkan situasi dengan bersikap sangat manja. Terkadang dia bersandar di bahu Arini, sesekali dia memperlihatkan lesung pipinya. Rasanya seperti meleleh. Wanita mana yang tidak menyukai lelaki t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status