25 Agustus 2020
Episode 2
Ivan Maulana Rizky tengah fokus pada laptop di depannya, jarinya dengan lincah mengetikkan sesuatu pada laptopnya hingga dering ponsel terdengardi telinganya dan menggangguk kerjanya, matanya melirik sekilas ponsel tersebut, nama adik kesayangannyalah yang terlihat di layar ponselnya, tangannya terulur untuk mengambil ponsel tersebut lalu menjawab panggilannya,”Hallo, kak Lana. Aku butuh bantuan kakak sekarang, kak Lana harus segera kesini. Aku bisa mati kalau kakak tidak datang!” pria itu menghela napas panjang, untung saja dia tidak terkena serangan jantung dadakan mendengar teriakan Sang adik di sebrang telpon, tapi suaranya terdengar ketakutan, munginkah dia dalam bahaya? Itu tidak boleh terjadi, apapun yang terjadi, ia pasti akan melindungi Sang adik tercinta.
“Kau dimana sekarang?” tanyanya khawatir.
“Di perusaha Surya Group, di ruangan Zein. Disini terjadi perampokan, tapi kakak jangan bawa polisi, kakak cepatlah! Aku takut.” Sambungan telpon terputus. Maulana memandang heran layer ponselnya, kenapa tidak ada kabar berita tentang perampokan yang terjadi di perusaan milik adik iparnya, tapi mendengar suara Sang adik yang terdengar ketakutan membuatnya tidak bisa berpikir jernih, ia pun segera bangkit dari tempat duduknya dan segera pergi menemui Sang adik tercinta.
Arsy tersenyum penuh kemenangan, ia yakin kakaknya pasti akan datang menemuinya, dia sangat tahu kalau kakaknya yang terbaik akan selalu berusaha untuk melindunginya, meski sedikit merasa bersalah dalam hatinya karena telah membohongi kakaknya, matanya beralih pada dua pria yang ada di ruangan tersebut, mereka sweet drop mendengar kebohongan yang dibuatnya hanya untuk agar Ivan Maulana Rizky bisa datang ke Surya Group.
Zein dan Satria tidak mengerti kenapa gadis itu bisa mengarang cerita yang memalukan seperti ini, memang dia berniat baik dan mencari suntikan dana di perusahaan Maula Group tidaklah semudah yang dibayangkan, pimpinan perusahaan itu sangat sulit untuk diajak bicara, tapi tidak harus menggunakan tipuan seperti itu juga,’kan? Sekarang mereka harus memikirkan bagaimana cara membuat Maulana percaya bahwa di perusahaannya ada perampokan, atau bagaimana cara mengatakan yang sejujurnya?.
“Kak, Lana. Sebentar lagi akan datang kesini,” kata Arsy girang.
“Itu benar, Arsy. Tapi kenapa kau harus mengarang cerita seperti itu, rasanya sangat tidak elegan, bagaimana nanti kalau kakakmu menertawakan suamimu? Bukan begitu seharusnya kalau ingin mencari suntikan dana, kita harus mengirim proposal ke perusahaan Maula Group,” sungut Satria jengkel melihat sikap gadis itu, ini akibat kalau terlalu dimanjakan suami dan tidak dididik menjadi seorang bangsawan.
“Kau cerewet sekali paman Satria, yang terpenting sebentar lagi kakakku datang,” tukasnya membuat pria itu semakin dongkol, matanya melirik bossnya, pria itu juga sama saja hanya menggeleng prustasi.
Maulana tiba di perusahaan Surya 15 menit setelah telpon dimatikan, ia sangat mengkhawatirkan adik kecilnya, matanya mengamati keadaan perusahaan tersebut, dilihat dari sudut pandang manapun tidak ada sedikitpun tanda adanya perompokan atau pencurian, semunya terlihat sangat tenang dan bekerja seperti biasanya, mungkinkah ini hanya akal-akalan Sang adik agar dirinya bersedia datang? Tapi meski bukan terjadi perampokan pasti ada sebuah masalah yang besar terjadi di kontor ini, kalau tidak mana mungkin gadis itu bisa melakukan hal-hal aneh semacam ini. Pria itu melangkahkan kakinya menuju resepsionis, mungkin saja benar ada perampokan tapi ia ingin memastikannya terlebih dahulu,”Selamat siang, pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanya resepsionis ramah.
“Ivan Maulana Rizky, katakan pada bossmu aku menunggunya disini!” perintahnya tanpa basa-basi. Petugas resepsionis itu tak sedikit pun membantah, entah kenapa maeski pria itu bukan bossnya tapi sekali memberikan perintah dirinya bahkan tidak dapat membantah, ia pun mengambil gagang telpon lalu menelpon kantor bossnya.
Presdir Room
Arsy terlihat sangat santai bahkan ceria karena sebentar lagi kakaknya akan segera datang kemari, sedangkan Zein dan Satria kebingungan mencari alasan yang masuk akal untuk menjawab introgasi dari Maulana, mereka sangat tahu pria itu bukanlah orang yang bisa berbasa-basi bahkan kalau bicara seperti pisau belati tajam dan menyakitkan. Zein sedikit terkejut mendengar bunyi dering telpon di ruangannya , ia pun mengulurkan tangannya untuk mengambil gagang telpon tersebut,”Ya.”
“Maaf, presdir. Presdir Maula Group sudah menunggu.” Jantung Zein rasanya sudah berdebar tidak karuan hanya mendengar nama kakak iparnya disebut, dia benar-benar kehabisan akal untuk menjawab pertanyaan bila nanti pria itu akan bertanya macam-macam.
“Baiklah, antarkan dia keruanganku,” perintahnya berusaha setenang mungkin.
“Baik, presdir.” resepsionis itu menutup sambungan telponnya, setelah itu ia kembali mengalihkan perhatiannya pada Maulana.
“Maaf, tuan Maulana. Presdir Zulkarnain memintak saya untuk mengantarkan anda menemui beliau di ruangannya.
Maulana menghela napas panjang,”Hn,” balasnya singkat. Petugas resepsionis itu pun mengantarkan Maulana menuju lantai 25 keruang presdir, disana Satria sudah berdiri di depan pintu bersiap menyambutnya, berharap pria itu tidak mengeluarkan kalimat pedas dari mulutnya.
“Kau boleh pergi,” perintahnya. Resepsionis itu mengangguk setelah itu ia pergi meninggalkan kedua pria itu.
Satria berdehem untuk mencairkan suasana dingin yang terasa mencekam, ini pertemuan keempat kali dengan pria itu tapi rasanya tetap tidak berubah menakutkan,”Silahkan masuk, presdir Maulana. Suatu kehormatan bagi kami karena sudah bersedia datang ketempat kami,” katanya basa-basi, walau dalam hati ia selalu memaki-maki pria rupawan berwajah datar di depannya tersebut.
“Hmmp, aku hanya ingin melihat apa saja yang sudah dirampok dari perusahaan ini,” balasnya sarkars, langkah tenangnya memasuki ruangan adik iparnya belum sempat dirinya mengeluarkan kalimat lainnya Sang adik kecil sudah menerjang dirinya terlebih dulu dengan pelukan.
“Aku senang kak Lana datang, aku yakin kakak pasti datang karena kakak selalu sayang padaku.” Arsy memeluk Sang kakak manja, semenatara Zein dan Satria semakin panas dingin menanti kata pedas atau sebuah hinaan apa saja yang akan dilontarkan pria itu.
“Apa yang terjadi?” tanya Maulana tanpa nada.
“Perusahaan Zein baru saja dirampok, kak. Perusahaan milik suamiku hampir mengalami kehancuran, kak Lana harus membantu kami,” mohonnya. Mata Maulana memperhatikan seleuruh ruangan tersebut, tidak sedikitpun terlihat adanya barang yang rusak akibat perampokan, sebaik apakah perampoknya sehingga tidak merusakkan apapun walau hanya sedikit dari kantor ini.
“Kak, Lana, pasti merasa heran melihat raungan ini terlihat baik-baik saja, iya,’kan?” gadis itu melepaskan pelukannya pada Sang kakak, matanya ikit memperhatikan arah pandang kakaknya, hingga ia bisa menebak jalan pikiran pria itu.
“Hn.” Maulana menundukkan pandangannya menatap Sang adik yang terlihat tersenyum sendiri seakan telah memperoleh keinginan yang telah tercapai.
“Itu karena perampoknya orang dalam kak,” jalas arsy. Dahi Maulana berkerut mendengar jawaban tidak masuk akal dari gadis itu, meski perampoknya orang dalam perusahaan sekalipun pasti akan meninggalkan jejak seperti dokumen yang berantakan atau semacamnya, tapi ini terlihat sangat bersih dan rapi, sebenarnya bagaimana cara orang itu merampok?.
26 Agustus 2020Episode 3Ivan Maulana Rikzy menatap dingin Sang adik, ia merasa dipermainkan oleh adiknya, meninggalkan pekerjaan yang menumpuk hanya untuk menyelamatkan Sang adik, tapi kenyataannya tidak terlihat adanya perampokan, gadis itu juga terlihat baik-baik saja,”Tidak perlu bertele-tele, katakana!” perintahnya tanpa mau dibantah. Senyum gadis kecil itu luntur, tubunya gemetar karena bentakan kakakknya, ia tahu dirinya sudah membuat Sang kakak kesal karena merasa dipermainkan olehnya, waktu yang dimiliki kakaknya harus terbuang hanya karena permainannya.Zein tak tega melihat istrinya dibentak oleh Sang kakak, ia menyadari apa yang dilakukan gadis itu semua hanya karena ingin yang terbaik untunya dan ingin selalu membantunya, tapi dia juga sangat sadar bahwa seorang Maulana Rizky tidak suka dipermainkan,”Maaf, kakak ipar. Biar saya yang menjelaskan.” Pria itu bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri S
26 Agustus 2020Episode 4Zein Zulkarnian sama sekali tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu, apakah matanya sudah bermasalah? Bukankah terlihat dengan jelas ketikan Maulana terjatuh di atas lututnya pria itu memegangi kepalanya, apakah ada orang memhon sambil memgangi kepalanya, bukankah seharusnya menyatukan tangan bukan memegangi kepala.“Kau lihat sendiri, Maulana memegangi kepalanya saat terjatuh. Itu artinya ada yang tidak beres dengannya, Satria,” geramnya.Arsy mengalihkan perhatiannya pada Sang suami ketika pria itu mengatakan kalau ada yang tidak beres dengan kakaknya, matanya menatap pria itu mintak penjelasan, dia sangat berharap tidak akan pernah terjadi sesuatu yang buruk pada kakaknya. Zein mengurungkan niatnya untuk menyampaikan pemikirannya mengenai kondisi Sang kakak ipar ketika melihat raut kecemasan Sang istri tercinta,”Eh, mungkin saja dia hanya kurang fit saja, sayang. Mungkin flu.” Pria itu
26 Agustus 2020Episode 5Arsy menatap Sang suami curiga, menurutnya pria itu terlalu bersikap aneh hanya karena dirinya ingin mengundang tantenya Naira,”Kenapa?! Kau terlihat ragu,” sewotnya.Zein menelan ludahnya sendiri, sepertinya gadis itu sedang kesal, kenapa perubahan sikapnya naik turun seperti wanita hamil? Sebentar-sebentar baik sebentar-sebentar sudah sewot, curigaan pula, padahal dirinya hanya merasa heran saja, karena tiba-tiba dia mengundang wanita yang dibencinya,”Khkhkh, tenanglah, sayang. Bukannya kau sangat tidak suka pada Kurnia?” katanya berusaha menjelaskan agar Sang istri tidak salah paham lagi.“Itu kalau kau mulai jadi mata keranjang!” balas Arsy galak. Zein tersenyum simpul melihat Sang istri cemburu dengan wanita itu, dia tidak menyangka bisa dicemburui oleh seorang istri yang dulunya sangat kejam, hatinya merasa sangat bahagia karena itu artinya gadis itu benar-benar mencintainya
28 Agustus 20202Zein tidak tahu lagi harus bagaimana, calon kakak iparnya itu ternyata sangat pandai untuk membuat dirinya terlihat seperti pria brengsek yang akan merayu wanita lain di depan istrinya, tidak sadarkah kalau dari tadi Sang istri tercinta sudah seperti ular kobra yang bersiap untuk mengeluarkan racunnya, kalau dirinya tidak segera berusaha menjelaskan di depan istrinya, bisa-bisa gadis itu tidak memberikannya jatah malam,”Ah, maksudku. Saya hanya sekedar mengucapkan terimakasih padanya, itu saja dokter Firdaus,” jelasnya agar tidak lagi menimbulkan kealah pahaman.Firanda firadus menyeringai, bagaimana mungkin seseorang yang hanya ingin berterimakasih terhadap seorang wanita yang bukan istrinya harus memujinya cantic, bukankah cukup ucapkan terimakasih itu sudah lebih dari cukup? Dan itu hanya pada satu orang saja, lalu yang lain seperti dirinya, kekasihnya yang bahkan harus meninggalkan rapat penting hanya untuk memenuhi undang
"Hari ini, apa yang anda lakukan, pak?"tanya Hernandez. Pria itu berdiri di depan meja bossnya sambil memegang map hijau.
My wife episode 7Seorang wanita paruh baya mengenakan gaun merah darah, bertubuh seksi dan rampung kriting gantung, dia melangkahkan kaki jenjangnya menyusuri Mizuruky Corporation.
My wife episode 9Reva mengerjapkan matanya, ia mendongak melihat jam dinding, waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari, matanya melebar saat dia tak menemukan Ivan diatas barankar,"Dimana
My wife episode 1025 January 2021Mizuruky Ivan melangkahkan kakinya dengan tenang, jari besarnya menggenggam jemari mungil bocah 7 tahun yang kini berjalan di sampingnya, ia ingin mengantarkan keruma bocah tersebut, dia yakin kedua orang tuanya pasti sedang kebi
My wife episode 1025 January 2021Mizuruky Ivan melangkahkan kakinya dengan tenang, jari besarnya menggenggam jemari mungil bocah 7 tahun yang kini berjalan di sampingnya, ia ingin mengantarkan keruma bocah tersebut, dia yakin kedua orang tuanya pasti sedang kebi
My wife episode 9Reva mengerjapkan matanya, ia mendongak melihat jam dinding, waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari, matanya melebar saat dia tak menemukan Ivan diatas barankar,"Dimana
My wife episode 7Seorang wanita paruh baya mengenakan gaun merah darah, bertubuh seksi dan rampung kriting gantung, dia melangkahkan kaki jenjangnya menyusuri Mizuruky Corporation.
"Hari ini, apa yang anda lakukan, pak?"tanya Hernandez. Pria itu berdiri di depan meja bossnya sambil memegang map hijau.
28 Agustus 20202Zein tidak tahu lagi harus bagaimana, calon kakak iparnya itu ternyata sangat pandai untuk membuat dirinya terlihat seperti pria brengsek yang akan merayu wanita lain di depan istrinya, tidak sadarkah kalau dari tadi Sang istri tercinta sudah seperti ular kobra yang bersiap untuk mengeluarkan racunnya, kalau dirinya tidak segera berusaha menjelaskan di depan istrinya, bisa-bisa gadis itu tidak memberikannya jatah malam,”Ah, maksudku. Saya hanya sekedar mengucapkan terimakasih padanya, itu saja dokter Firdaus,” jelasnya agar tidak lagi menimbulkan kealah pahaman.Firanda firadus menyeringai, bagaimana mungkin seseorang yang hanya ingin berterimakasih terhadap seorang wanita yang bukan istrinya harus memujinya cantic, bukankah cukup ucapkan terimakasih itu sudah lebih dari cukup? Dan itu hanya pada satu orang saja, lalu yang lain seperti dirinya, kekasihnya yang bahkan harus meninggalkan rapat penting hanya untuk memenuhi undang
26 Agustus 2020Episode 5Arsy menatap Sang suami curiga, menurutnya pria itu terlalu bersikap aneh hanya karena dirinya ingin mengundang tantenya Naira,”Kenapa?! Kau terlihat ragu,” sewotnya.Zein menelan ludahnya sendiri, sepertinya gadis itu sedang kesal, kenapa perubahan sikapnya naik turun seperti wanita hamil? Sebentar-sebentar baik sebentar-sebentar sudah sewot, curigaan pula, padahal dirinya hanya merasa heran saja, karena tiba-tiba dia mengundang wanita yang dibencinya,”Khkhkh, tenanglah, sayang. Bukannya kau sangat tidak suka pada Kurnia?” katanya berusaha menjelaskan agar Sang istri tidak salah paham lagi.“Itu kalau kau mulai jadi mata keranjang!” balas Arsy galak. Zein tersenyum simpul melihat Sang istri cemburu dengan wanita itu, dia tidak menyangka bisa dicemburui oleh seorang istri yang dulunya sangat kejam, hatinya merasa sangat bahagia karena itu artinya gadis itu benar-benar mencintainya
26 Agustus 2020Episode 4Zein Zulkarnian sama sekali tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu, apakah matanya sudah bermasalah? Bukankah terlihat dengan jelas ketikan Maulana terjatuh di atas lututnya pria itu memegangi kepalanya, apakah ada orang memhon sambil memgangi kepalanya, bukankah seharusnya menyatukan tangan bukan memegangi kepala.“Kau lihat sendiri, Maulana memegangi kepalanya saat terjatuh. Itu artinya ada yang tidak beres dengannya, Satria,” geramnya.Arsy mengalihkan perhatiannya pada Sang suami ketika pria itu mengatakan kalau ada yang tidak beres dengan kakaknya, matanya menatap pria itu mintak penjelasan, dia sangat berharap tidak akan pernah terjadi sesuatu yang buruk pada kakaknya. Zein mengurungkan niatnya untuk menyampaikan pemikirannya mengenai kondisi Sang kakak ipar ketika melihat raut kecemasan Sang istri tercinta,”Eh, mungkin saja dia hanya kurang fit saja, sayang. Mungkin flu.” Pria itu
26 Agustus 2020Episode 3Ivan Maulana Rikzy menatap dingin Sang adik, ia merasa dipermainkan oleh adiknya, meninggalkan pekerjaan yang menumpuk hanya untuk menyelamatkan Sang adik, tapi kenyataannya tidak terlihat adanya perampokan, gadis itu juga terlihat baik-baik saja,”Tidak perlu bertele-tele, katakana!” perintahnya tanpa mau dibantah. Senyum gadis kecil itu luntur, tubunya gemetar karena bentakan kakakknya, ia tahu dirinya sudah membuat Sang kakak kesal karena merasa dipermainkan olehnya, waktu yang dimiliki kakaknya harus terbuang hanya karena permainannya.Zein tak tega melihat istrinya dibentak oleh Sang kakak, ia menyadari apa yang dilakukan gadis itu semua hanya karena ingin yang terbaik untunya dan ingin selalu membantunya, tapi dia juga sangat sadar bahwa seorang Maulana Rizky tidak suka dipermainkan,”Maaf, kakak ipar. Biar saya yang menjelaskan.” Pria itu bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri S
25 Agustus 2020Episode 2Ivan Maulana Rizky tengah fokus pada laptop di depannya, jarinya dengan lincah mengetikkan sesuatu pada laptopnya hingga dering ponsel terdengardi telinganya dan menggangguk kerjanya, matanya melirik sekilas ponsel tersebut, nama adik kesayangannyalah yang terlihat di layar ponselnya, tangannya terulur untuk mengambil ponsel tersebut lalu menjawab panggilannya,”Hallo, kak Lana. Aku butuh bantuan kakak sekarang, kak Lana harus segera kesini. Aku bisa mati kalau kakak tidak datang!” pria itu menghela napas panjang, untung saja dia tidak terkena serangan jantung dadakan mendengar teriakan Sang adik di sebrang telpon, tapi suaranya terdengar ketakutan, munginkah dia dalam bahaya? Itu tidak boleh terjadi, apapun yang terjadi, ia pasti akan melindungi Sang adik tercinta.“Kau dimana sekarang?” tanyanya khawatir.“Di perusaha Surya Group, di ruangan Zein. Disini terjadi perampokan, tapi kakak jangan bawa po