“Bagaimana dengan pintu Timur?”
Dylan terpaku melihat wanita berambut panjang hitam berponi yang sedang meminum sampanye. Postur tubuhnya mengingatkan Dylan kepada seseorang yang berada di rumah.
“Elang, bagaimana dengan pintu Timur? Kau dengar aku?” ulang dari sebrang sana.
“Aku dengar. Pintu Timur biar aku yang tangani,” jawab Dylan, kemudian melangkah menuju pintu timur aula yang di maksud.
“Bagaimana jika Atlanta benar-benar ada disini? Tapi untuk apa? Atlanta bukanlah tipe orang yang suka bersosialisasi, acara ini di hadiri para anggota VIP. Bagaimana jika itu Atlanta sungguhan? Apa yang harus aku jelaskan kepadanya alasan aku bisa disini?” Dylan menjadi bertanya-tanya sendiri sepanjang jalan.
“Apakah Atlanta mengganti warna rambut menjadi hitam? Seingatku rambut istriku adalah warna cokelat terang. Tapi postur itu benar-benar postur tubuh istriku. Aku tidak mungkin salah menilai mengenai i
“Kau mau boneka? Aku akan mendapatkannya untukmu.” Suara Dylan membuyarkan lamunan Atlanta.“Boneka?” Atlanta masih belum fokus.Dylan tersenyum dan membayar sejumlah uang kepada penjaga permainan. Dylan memberikan sebuah pistol mainan kepada Atlanta.“Cobalah,” titahnya.Atlanta berdecih sinis. “Kau bilang kau akan mendapatkan bonekanya untukku.”“Setidaknya kau harus mencoba terlebih dahulu.” Dylan masih menyodorkan pistol mainan tersebut kepada Atlanta.“Oke, aku akan coba.” Atlanta menerima pistol yang Dylan berikan. Sebelum Atlanta mulai menembak, Atlanta menatap Dylan dengan tatapan ragu.‘Aku harus berpura-pura bukan?’ pikir Atlanta.Target adalah lingkaran kecil sejajar yang terbuat dari bahan kaleng. Pelanggan harus menembak sepuluh secara berturut-turut supaya bisa mendapatkan hadiah boneka besar.Atlanta sengaja menemb
Terpaksa Atlanta mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Leondra walau wajahnya masih di tutupi oleh boneka beruang berukuran besar.“Ada apa? Apa ada yang salah?” tanya Leondra, kebingungan karena Atlanta terus menutupi wajahnya.“Tadi Bibi itu mengejekku karena tidak punya bukti jika aku memiliki boneka yang lebih besar dari Bibi itu. Mungkin dia merasa malu setelah bertemu dengan ayahku.”Atlanta mengumpat dalam hati mendengar alasan yang di berikan oleh si cilik menyebalkan itu. Tak ingin berlama-lama lagi, Atlanta melambaikan tangan boneka beruang.“Sampai jumpa!” usirnya dengan suara yang di buat-buat serak.Walau dua puluh tahun berlalu, Atlanta tidak ingin berurusan lagi dengan keluarga Adams.“Apa yang kau lakukan?” bisik Dylan. Hari ini Dylan berhasil dibuat kebingungan karena tingkah Atlanta seperti anak kecil.Atlanta menyengir kikuk lalu menggelengkan kepala. Masih berusa
Dylan yang sedang membeli es krim terkejut mendengar suara tembakan yang begitu nyaring dari atas istana karakter.“Atlanta?”Lupakan soal es krim, Dylan langsung berlari kembali ke atap istana karakter sekencang mungkin. Dylan benar-benar takut jika sesuatu hal buruk terjadi kepasa istrinya.***Mendapatkan serangan pisau tiba-tiba, dengan cepat Atlanta menangkisnya sebelum pisau itu berhasil menyentuhnya. Dalam sekejap Atlanta memutar balikkan keadaan, kini Atlanta lah yang mengacungkan sebuah pisau tepat di depan leher pria itu.“Wow, santailah sedikit.” Atlanta pura-pura terkejut dengan serangan pria itu.Sebelum pria bernama Hilman itu memberontak, dengan cepat Atlanta menodongkan sebuah pistol satu lagi kepada pria itu. Kini pistol dan pisau yang Atlanta pegang bisa kapan saja membunuh pria di hadapannya saat ini.“Sebenarnya aku tidak menyukai cara cepat, tapi aku terpaksa menggunakan cara in
Atlanta menatap pantulan dirinya di cermin. Mengusap bekas luka yang ia buat sendiri kemudian mendesah pelan. Padahal beberapa hari semenjak kejadian itu telah berlalu, tapi luka Athena tak kunjung sembuh.“Ah, dasar Leona bodoh. Ini akan meninggalkan bekas luka,” gumam Atlanta kemudian ia mengeluarkan ponsel, memesan krim penghilang bekas luka melalui toko online.Tok! Tok! Tok!“Sweetie,” panggil Dylan dari depan pintu kamar mandi.“Ya?” sahut Atlanta, bergegas keluar kamar mandi.“Mau makan malam di luar?”Atlanta menaikkan kedua alisnya. “Di luar?”“Iya, di luar. Mendadak aku ingin kita makan malam romantis.”Melihat Dylan yang mengucapkannya dengan kaku, Atlanta tidak bisa menyembunyikan senyuman gelinya.“Baiklah, mari kita makan malam di luar. Lagipula aku ingin menghirup udara segar malam ini.”Atlanta bergegas per
“Sepintar apapun kau menutupi identitasmu, kau tetaplah ‘Veela’ keluarga Adams.” Leondra tersenyum miring.‘Veela’ adalah makhluk mitologi yang dikenal cantik dan menggoda namun kejam hingga mematikan. Dikarenakan kecantikannya, Veela berhasil membuat para pria bertekuk lutut dan menyerahkan nyawa mereka.Atlanta tidak suka setiap kali Leondra atau ayahnya menegaskan jika dirinya adalah Veela-nya keluarga Adams. Atlanta tidak sekejam yang orang-orang pikirkan.“Aku serius saat mengatakan berhentilah campur tangan dalam hidupku.”“Hubungan darah kita tidak bisa di bohongi Leona. Aku tahu jika kau bekerja di Hilton saat ini. Keluarlah, kau tahu bukan jika Hilton bukanlah pilihan baik untukmu.”Itulah yang Leondra ingin katakan sejak Leondra mengetahui jika Atlanta terjun ke dalam dunia spionase. Walau hubungan keluarga mereka tak baik-baik saja, tapi Leondra mengetakannya dengan tulus dan pe
Atlanta memutuskan panggilan saat percakapan mereka sudah berakhir. Atlanta kembali masuk karena tak bisa menahan udara dingin lebih lama lagi. Ketika Atlanta keluar dari ruang kerja setelah menyimpan ponsel rahasia, Atlanta bertemu dengan Dylan yang rupanya sudah terbangun sejak tadi.“Dylan? Sejak kapan kau bangun?”Atlanta tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya mendapati Dylan yang menyadari bahwa ia sudah turun dari ranjang sejak tadi.Dylan berjalan lesu dan memeluk Atlanta dengan manja. “Kau pergi kemana?”“Aku hanya pergi sebentar mengangkat telepon.” Kali ini Atlanta tidak berbohong.Dylan mendongakkan kepala. “Telepon? Dari siapa? Selarut ini?” tanyanya beruntun,Atlanta mengusap rambut Dylan. “Dari sutradara. Dia sedang sedang ada di luar negeri saat ini, jadi tidak menyadari jika disini sudah larut malam. Kami membahas proyek film selanjutnya yang akan aku terjemahkan lagi.
Valeria mengetuk jari-jarinya di atas meja. Sebuah kebiasaan kecil ketika sedang memikirkan sesuatu.“Veela.”“Ya?” Atlanta menoleh, jarang sekali orang memanggil namanya dengan nama terkutut tersebut.“Bagaimana jika—”“Jika apa?” Atlanta menaikkan kedua alisnya, penasaran.“Bagaimana jika adik iparmu, Samuel sungguh mengenali sosok Leona di masa lalu? Bagaimana jika adik iparmu pernah jatuh cinta dengan sosok Leona di masa lalu?”Atlanta terdiam sesaat kemudian tertawa lepas. Menertawai asumsi Valeria yang terlalu dramatis.“Ayolah, tidak ada genre melodrama dalam kehidupanku. Sosok Leona tidak pernah menarik, itu alasanku tidak pernah mendapatkan pacar selama ini. Aku dan suamiku bertemu karena sebuah keadaan, kami jatuh cinta setelah menikah.”Valeria melipat kedua tangan di depan dada. “Padahal kau jenius Leona. Aku tidak menyangka jika sos
Atlanta langsung menendang punggung Derrick begitu melihatnya. Membuat pria itu jatuh tersungkur ke tanah.“Kau berencana membongkar Hilton ke Interpol bukan?” serang Atlanta langsung.Derrick belum selama Alanta bekerja dengan Hilton. Akan tetapi pencapaian yang Derrick capai di luar statusnya sebagai agen sangat mengagumkan sebagai seorang ilmuwan.“Beri aku pengampunan. Aku hanya menginginkan kehidupan baru.” Suara Derrick terdengar sangat memohon kepada Atlanta.“Kehidupan baru?” Atlanta berdecih sinis.Derrick berlutut dan memegang kaki Atlanta. Memohon.“Aku akan tutup mulut. Biarkan aku keluar dari Hilton.”“Kau pikir Hilton adalah sekolah tempat dimana kau bisa masuk dan keluar seenaknya?” Atlanta menatap Derrick penuh kekesalan.“Lupakan soal Hilton, beri tahu aku dimana kau menyimpan hasil penelitianmu.” Atlanta mengalihkan pembicaraan.Mel
Dylan meraba saku celana dan menemukan sebuah kuku palsu milik Atlanta ketika hendak menaruhnya ke dalam tumpukan pakaian kotor. “Kuku Atlanta?” Sejenak Dylan memperhatikan kuku palsu cantik tersebut dengan detail. Saat mengarahkannya ke arah sinar matahari, Dylan menyadari jika ada yang berbeda. “Ini bukan hiasan biasa. Ini chip. Manikur menanam chip.” Dlan bergegas untuk membuka data dalam chip tersebut. “Kapan Atlanta meninggalkan ini di dalam saku celanaku?” gumam Dylan. Mendapatkan info-info penting untuk menyelesaikan kasusu, Dylan mencetak informasi yang Atlanta tinggalkan untuknya. Ini sama seperti Atlanta meninggalkannya sebuah peta dengan keterangan rinci. Hal yang harus Dylan lakukan adala mengikuti semua ptunjuk yang telah Atlanta tinggalkan untuknya. “Pelaku pembunuhan hilton selama ini adalah Olivia? Ayah Olivia juga membunuh Ibu kandung Atlanta? Oliver selama ini menggunakan replika sidik jari Atlanta untuk menutupi jeja
Johnattan menggebrak pintu kantor Interpol. Ada Leondra membuntuti Johnattan. Tak lupa Johnattan membawa beberapa ajudannya. Johnattan datang ke kantor dengan penuh emosi setelah mendapati kabar darii Dylan apa yang terjadi dengan putri kesayangannya.“DIMANA ANAKKU?” bentak Johnattan.Ketika ada salah seorang anggota Interpol yang hendak menenangkan Johnattan, dengan cepat Johanattan menghempaskan tangan tersebut lalu memaksa untuk masuk.Langkah kaki Johnattan berhenti ketika melihat Dylan berdiri lesu. Hidung dan mata Dyan merah, menunjukkan Dylan telah nangis untuk waktu yang lama.“Apa yang terjadi dengan anakku? Aku tahu jika anaku pergi jauh untuk keluar dari orginasasi sialan itu, tapi bagaimana bisa Atlanta bunuh diri?” Johnattan mencengkram kemeja menantunya.Dylan sendiri diam saja. Perasaan Dylan sama hancurnya dengan Johnattan saat ini. Dylan tak bisa mengatakan apa-apa selain kata,“Maaf,” gu
Atlanta pergi keluar setelah selesai berpakaian menggunakan kaos milik suaminya. Ketika membuka pintu toilet, Atlanta dikejutkan dengan kehadiran Dylan. Sesaat Dylan dan Atlanta saling menatap tanpa kata-kata. Detik selanjutnya Atlanta menarik kerah seragam Dylan dan mencium bibirnya. Dylan yang awalnya terkejut pun perlahan menetralkan reaksinya sebelum membalas cumbuan itu. Tangan Dylan terangkat untuk merengkuh pinggang Atlanta. Betapa besarnya kerinduan yang terpendam dalam diri mereka satu sama lain. Meskipun tidak ada kata-kata yang terlontar, tetapi Atlanta dan Dylan tahu betul bagaimana perasaan pasangannya yang sesungguhnya. “Aku merindukanmu dengan buruk. Sangat merindukanmu,” bisik Dylan begitu pangutan mereka berakhir. Atlanta mengulum senyum dan menundukkan kepala. Tak berani menatap Dylan sebagai seorang suami setelah apa yang ia lalui selama ini. “Maafkan aku. Sebenarnya aku—” “Aku tahu, aku tahu jika kau sebenarnya melakukan in
CHAPTER 146 Atlanta membaca satu persatu kertas tersebut. Pembunuhan, perampokan, sabotase, spionase Industri, penyerangan siber, dan penipuan. Lengkap sekali. “Kenapa sejak awal kalian tidak menunjukkan ku semua bukti ini? Jika sejak awal aku melihat ini, bukankah akan lebih cepat selesai?” Atlanta berdecak kagum membaca buku kasus dalam rentang tiga belas tahun yang mengarah kepada namanya, Leona. “Ini lebih buruk dari buku kasusku ketika masih SMU dulu,” komentar Atlanta. Atlanta memisahkan tumpukan dokumen bukti-bukti sesuai jenisnya. Pertama, Atlanta menyingkirkan tumpukan dokumen mengenai kasus pembunuhan. “Aku juga baru tahu jika sidik jariku pernah ada di bukti-bukti pembunuhan. Pasti selama sepuluh tahun terakhir, kalian kehilangan jalan untuk menyelesaikan kasus bukan karena bukti selalu mengarah kepada orang yang sudah meninggal. Menemukan sidik jari yang tidak ada pemiliknya. Tapi aku yakin jika sidik jarik
“Kau terlambat lima belas menit. Tidak ada waktu. Letakkan saja barang milik Leona di sini dan pergi dari sini,” pinta Lay dingin, tanpa menatap Dylan. “Apa?” Dylan mundur satu langkah, menyadari ada sesuatu yang janggal. Lay berbalik badan, melayangkan tatapan meremehkan kepada Dylan. “Aku pikir kau setampan dewa hingga Leona rela menjadi orang normal ketika menikah denganmu. Ternyata kau tidak sehebat yang aku bayangkan.” “Letakkan saja barang Leona disini. Aku akan membereskannya,” sambung Dylan. Dylan menaikkan alisnya sebelah. “Setidaknya kita harus berkenalan terlebih dahulu bukan? Aku rasa kita memerlukan sedikit formalitas.” Lay memasang kaca mata hitam. “Untuk apa? Bukannya aku sudah mengenalmu?” Dylan tersenyum miring dan melemparkan ransel hitam ke arah Lay. “Itu yang kau inginkan? Ransel Atlanta? Kau memintanya secara paksa seakan ini berisi harta karun,” Ketika Lay menunduk, Dylan menodongkan pistol ke arah Lay. Be
Dylan membuka video terakhir, video yang belum lama di ambil. Tepat hari jadi kedua tahun pernikahan mereka.“Hari ini adalah hari jadi tahun kedua pernikahan kita. Aku tidak menyangka jika pernikahan kita masih bertahan.”Di dalam video itu Atlanta tampil anggun menggunakan gaun putih pendek. Rambutnya yang penjang di sanggul dan membiarkan anak rambut menjuntai. Video ini diambil sebelum mereka makan malam.“Sayang, Atlanta, manis, cantik, kenapa aku sangat menyukai setiap panggilan itu setelah menikah denganmu? Setiap kali kau memanggilku ‘sayang’ atau ‘Atlanta’, aku sangat menyukainya hingga ingin melupakan namaku asliku.” Sejak detik pertama, di video terakhir ini Atlanta tersenyum sendu. Tidak ada lagi senyuman ceria yang ia pancarkan.“Mungkin, ini akan menjadi video terakhir yang aku rekam untukmu. Aku tahu jika Interpol mulai menyelidikiku. Untuk kali ini aku akan
“Apakah aku di masa depan sudah ketahuan?”Atlanta tampil menawan menggunakan gaun pernikahan. Sudah jelas jika video ini telah di rekam lebih dari dua tahun yang lalu.“Hari ini adalah hari pernikahanku. Aku kira aku tidak akan menikah seumur hidup, ternyata aku masih memiliki kesempatan untuk bertemu dengan pangeran berkuda putih dalam hidupku.”Walau Atlanta terus mengatakan hal negatif, tapi senyuman manis yang menunjukkan kebahagiaan terus Atlanta tunjukkan sejak detik pertama video di mulai.“Jika video ini telah sampai kepada suamiku, artinya sesuatu yang buruk telah terjadi kepadaku.”Rupanya, Atlanta sudah mengetahui jika hari seperti ini akan mendatangi kehidupan pernikahan mereka yang damai. Atlanta sudah mempersiapkan diri sejak memutuskan menikah dengannya.“Ah, kau pasti tidak mengenal siapa aku. Tujuanku membuat video ini supaya kau lebih mengenal diriku.
“Sudah aku bilang aku bukan Atlanta. Leona bukanlah istrimu.”Dylan mencengkram bahu Atlanta, menatap mata Atlanta lekat-lekat. Mata Dylan sudah berkaca-kaca. Mencari sisa-sisa ketulusan dari pernikahan mereka.“Jika itu benar, tatap mataku.”Atlanta masih tidak bergeming dan tidak kuasa untuk menatap Dylan saat ini.“TATAP AKU ATLANTA!” Dylan mulai frustasi.“Tatap mataku dan katakan hal itu sekali lagi jika kau memang bersungguh-sungguh,” pinta Dylan.Perlahan, Atlanta memberanikan diri menatap mata Dylan. Sorot mata Dylan masih menunjukkan kehangatan sebagai seorang suami sekaligus tempatnya berpulang.Atlanta tidak bisa menyingkirkan suaminya sendiri dari hidupnya. Atlanta juga tidak ingin meninggalkan tempatnya berpulang. Tapi apa boleh buat? Atlanta tidak ingin menarik Dylan dalam bahaya lebih lanjut lagi.“Aku…” sesaat Atlanta lupa bagaimana caranya berna
“Zunaira, bukankah kau harus duduk di sini bersamaku untuk bercerita? Bagaimanapun kau juga terlibat secara langsung dalam kematian Lila. Kau harus menjelaskan kronologis bagaimana sahabat tersayangmu yang menjadi selingkuhan kekasihmu itu bisa tewas mengenaskan. Sepertinya kita harus bernostalgia bersama.”Johnny dan Orion sontak menatap Zunaira penuh tanda tanya. Zunaira berdeham dan menyalakan alat pengeras suara yang terhubung langsung dengan ruang introgasi.“Apa maksudmu Leona? Apa yang kau bicarakan?”Zunaira berusaha menahan amarahnya. Melihat raut wajah menyebalkan Atlanta selalu berhasil memancing amarah Zunaira. Sama seperti pertemanan mereka sepuluh tahun yang lalu.Atlanta mengerutkan dahi, pura-pura kebingungan. “Kenapa kau menanyaiku kembali? Aku mempunyai bukti yang konkret mengenai hubungan kalian. Datanglah kemari dan duduk bersamaku untuk membuktikan jika kau ingin membuktikan bahwa dirimu adalah manusia ta