Wajah Jason terlihat sangat mengerikan ibarat hantu disiang bolong. Wajah tampan kalau sedang marah justru menakutkan. Neta cepat mendorong pintu supaya tertutup tetapi Jason justru menahan pintu itu dan segera menghempaskannya lalu dia masuk.
" Keluar dari sini, kamu tidak berhak masuk " Neta berusaha mengusir Jason.
" Memangnya kamu bisa mengusirku ?"
tantang Jason " cobalah kalau berani ".Mata Jason menatap lekat ketubuh Neta yang hanya dililit handuk. Seringai seperti serigala lapar yang menemukan mangsanya tergambar diwajahnya.
Neta cepat berlari menuju kamar mandi untuk mengambil kimono tapi langkahnya ditahan oleh Jason. Tangan Neta ditariknya. Tubuhnya sekarang menempel ketat ditubuh Jason.
" Aku akan menghukummu karena berani kabur dariku " suara Jason terdengar serak, matanya yang coklat berubah menjadi gelap. Seketika itu disambarnya bibir Neta dan dilumatnya. Neta meronta dan tangannya berusaha menampar wajah Jason.
" Aku ke lobby dulu mau bayar " kata Neta berjalan didepan Jason. " Tidak perlu, sudah dibereskan oleh Roland. Berikan kunci mobilmu, aku yang nyetir " Jason meminta kunci mobilnya. " Mai chai " kata Neta yang artinya tidak, menggunakan bahasa Thai. Jason melirik sambil menahan tawa. " Berikan..." begitu tangan Neta memberikan kunci mobil, digenggamnya tangan itu dan tidak dilepaskan. Mereka bergandengan tangan menuju tempat parkir. Sesampainya di apartement dipeluknya Neta dengan erat hingga Neta tersengal " Jason lepaskan ". " Masih marah sama aku " tanya Jason. " Masih " jawab Neta dongkol Diciumnya rambut Neta yang harum dan lembut. Hatinya betul betul lega saat wanita yang dicintainya ini berada dalam pelukannya. " Ayahku menanyakan kamu. Dia memintaku untuk membawamu kerumah, dia ingin mengenalmu " .kata Jason. " Haahhhh....?" Neta mencoba mencerna kalimat yang diucapkan Jason. Ga salah dengar nih.
" Ada yang perlu kamu laporkan ke aku, Ken " tanya Jason sambil mengangkat wajahnya dari dokumen yang dibaca " Ada, tapi aku mau menanyakan satu hal kepadamu. Apa obatmu sudah benar pagi ini, ga salah minum seperti kemarin kan?" Ken menyeringai lebar kearah Jason. " Sialan kamu Ken, memang wajahku hari ini kenapa " Jason berpura pura menutupi hatinya yang bahagia. " Glowing...tampaknya doktermu memberi obat yang tepat hari ini " Ken terkekeh melihat sepupunya agak tersipu. Kemarin wajahnya seperti singa yang kehilangan buruannya. " Ternyata apa yang kamu perkirakan benar. Ada salah satu dari supplier kita yang nakal. Aku sudah memeriksa semua laporan permintaan yang masuk. Dia memang rutin meminta barang dikirim tapi kita mendengar keluhan konsumen barangnya susah dicari. Apa yang kita lakukan Jas" Ken meminta saran dari Jason. " Kamu hubungi saja perusahaannya kalau perlu bicara langsung dengan direkturnya, katakan bahwa kita mengetahui
" Al...jadi berangkat kan. Aku sudah berikan lokasi tampat menginap. Sepertinya kita bisa berangkat bersama" Neta mengirim pesan ke Aldo. " 10 menit lagi aku ketempatmu " balas Aldo. Neta sudah menceritakan perihal hubungannya dengan Jason ke Erika. Tentu saja Erika ikut bahagia mendengar Neta akhirnya mau menerima Jason sebagai kekasih dalam arti sesungguhnya bukan karena perjanjian yang dibuat. Meskipun begitu Neta tetap membayar hutangnya ke Jason. Jason tertawa tiap kali menerima bukti transfer yang masuk ke rekeningnya. Bagi Jason itu uang kecil dan tidak perlu dikembalikan tapi bagi Neta hutang harus tetap dibayar. Aldo datang ke klinik dengan membawa oleh oleh dari Kalimantan kerupuk amplang kuku macan yang terkenal enak. Semua anak klinik kebagian. " Minum Al..." Neta mengulurkan coke kaleng. Aldo agak kurusan. Pekerjaannya yang mengharuskan dia mondar mandir keluar pulau. " Kelihatan agak kurusan ya tapi tamb
Seseorang menghampiri Jason sambil mengucapkan salam " Sawat dhee kha, saya akan mengantarkan tuan kekamar " kata gadis itu dengan ramah. Dia memakai seragam hotel khas baju traditional Thailand. " Khop khun krap " jawab Jason dan dia menggandeng tangan Neta hendak menuju ke lift. Seorang laki laki tergopoh gopoh menghampiri Jason. Wajahnya terlihat agak ketakutan. Dia membungkuk berulang sambil meminta maaf. " Sawat dee khrap tuan Jason, sekali lagi minta maaf karena saya terlambat menyambut kedatangan tuan. Ayah tuan mengatakan kalau tuan baru mendarat sore hari. Sekali lagi maafkan saya " katanya dan perempuan dibelakangnya juga melakukan hal yang sama. " Tidak apa apa Mr. Wisit, kedatangan saya memang lebih awal dari rencana. Tolong jangan beritahu ayah kalau saya sudah ada disini " kata Jason. " Baik tuan, kalau tuan membutuhkan sesuatu langsung hubungi saya atau Nada. Kami siap melayani anda berdua " laki la
Neta terlihat cantik dalam balutan dress selutut tanpa lengan dari bahan katun kasual berwarna biru coblat, membuat kulitnya tampak putih lembut, giwangnya juga sewarna. Rambutnya diikat membentuk gelungan kecil diatas kepala. Sedangkan Jason memakai kaos berkrah warna biru tua dipadu dengan jeans senada. Rambut Neta sudah agak panjang. Sering kali dia mengikatnya dengan karet gelang kalau tidak dengan jepitan besar rambut. Jangan sampai rambutnya mengganggu acara makan malam dengan Jason gara gara tertiup angin di Rooftop restoran nanti. Hotel ini terletak didistrik perbelanjaan Central World dan bagi tamu yang menginap bisa pergi ketempat rumah bersejarah Jim Thomson yang bisa dijangkau menggunakan Skytrain, juga ketempat belanja seperti MBK Centre, Siam Paragon dan Siam square. Jason mengajak ke Sky Dine Design on 25 dimana mereka bisa menikmati pemandangan pusat kota dengan putaran 360 derajat. Dari ketinggian itu Neta juga bisa me
Pagi ini Jason terlihat tampan dengan stelan jas hitam yang dikenakannya. Dia akan menjadi keynote speakers pada pembukaan acara mewakili perusahaannya. Netapun juga sudah bersiap dengan mengenakan celana panjang atas tumit dipadu dengan blazer panjang. Mereka berdua keluar dari kamar dan berjalan menuju gedung dimana acara simposium digelar. Jason mengantar Neta untuk mendaftar dan mengisi buku tamu. Beberapa gadis penerima tamu memberi salam dan mempersilakan Neta untuk menulis nama dan dari perusahaan mana. Salah satu dari gadis itu bertanya kepada Jason " is she a thai woman? ". Dijawab oleh Jason " No, She is from Indonesia ". " She looks like a thai woman. She' s beautiful " kata gadis itu lalu dia menyerahkan name tag ke Neta dan disambut ucapan terima kasih oleh Neta. Banyak peserta dari manca negara yang sudah berdatangan digedung ini. Segera mereka berjalan masuk keruang acara. Jason mengantarkan Neta sampai ketempat duduk yang bertuli
Dada Bianca terasa terbakar saat melihat foto foto Jason bersama Neta di Bangkok. Ada salah seorang kawannya yang kebetulan mempergoki mereka disana dan mengambil gambar itu lalu dikirimkan ke Bianca disertai dengan text, tunanganmu dengan kekasihnya yang baru. Ada beberapa foto yang diperlihatkan, saat Jason masuk ke hotel dengan Neta, saat mereka makan malam dirooftop dan sàat Jason mengantar Neta mengisi buku tamu. Tangannya mengepal, wanita itu harus diberi pelajaran. Kalau dia tidak bisa mendapatkan Jason maka jangan harap orang lain mendapatkannya. Hari kedua Neta sudah mulai akrab dengan Chris. Mereka berbicara layaknya seorang teman tidak seformal seperti kemarin. Mereka saling bertukar pikiran, kalau ada sesuatu yang tidak dia mengerti dia bertanya kepada Chris. Kadang ada istilah dalam bahasa inggris yang sehari hari jarang didengar. Jason tidak menemani Neta dihari kedua dan seterusnya karena dia tidak ada kepentingan disana. Dia
Neta membuka mata dipagi hari, dia menguap. Tubuh Jason berbaring dengan tangan memeluk dirinya. Sejenak dia melamun, terbayang saat awal bertemu dengan Jason bagaimana pria ini mencoba mendekati dirinya lalu berpisah tanpa tahu kabar beritanya setelah itu muncul kembali sebagai pengusaha kaya. Meskipun Neta dikatakan sebagai kekasih Jason namun masih ada keraguan dihatinya apakah benar dia mencintainya. Mengingat dia adalah orang biasa dalam arti bukan anak yang terlahir dengan sendok perak dimulut. Apakah keluarga Jason akan menerimanya juga hubungannya dipisahkan oleh jarak. Jason tidak mungkin selamanya akan tinggal di Indonesia. Juga tidak mungkin bagi Neta meninggalkan kota dimana dia dilahirkan, ada usaha yang tidak bisa ditinggalkan karena menyangkut orang yang bergantung hidup dari kliniknya. Pernah lesti memberikan nasehat bahwa masalah itu jangan terlalu dibuat beban, mengalir saja. Dia dulu seperti itu tapi setelah berjalan akhirnya me
Jason menjemput keluarganya di bandara. Dia bersama Neta sudah berada disana sejak pukul 8 pagi. Rencananya pesawat mendarat pukul 9. Masih ada waktu 1 jam untuk sarapan di resto. Jason nampak bahagia, begitupun dengan Neta. Kedua orang ini memang ditakdirkan bersama. Tak bosan bosannya Jason menggenggam tangan Neta dan memeluk pundaknya. Jam 9 lebih 30 menit tampak ayah Jason diikuti ibu dan kedua adiknya keluar dari terminal kedatangan. Mereka saling berpelukan. Kedua adik Jason terlihat antusias bisa datang lagi kekota masa kecil ayahnya. Sudah lama sekali mereka tidak pernah kesini. Terakhir saat Aroon SMP. " Kota ini banyak sekali berubah, lebih ramai dan banyak bangunan baru bermunculan tapi masih lebih bagus dibanding Bangkok yang masih semarawut " kata Ayah Jason sambil memandang kejalan. Ingatannya kembali kemasa lalu saat dia, ayah dan ibu Neta naik motor. Diki berboncengan dengan Soraya yang tak lain adalah ibu Neta dan Ardi naik motor sendirian.&nbs
Pagi hari Neta bangun dalam keadaan bugar, semalam tidurnya sangat nyenyak. Disampingnya Jason masih terlelap, terlihat sangat lelah dan Neta membiarkan Jason menikmati mimpinya. Setelah pesawat landing kemarin, mereka langsung menuju ke apartemen. Neta tidak pulang kerumah karena sudah terlalu malam, lebih baik tinggal di apartemen Jason dulu baru paginya dia pulang. Neta membuat kopi kesukaan Jason dan masih ada mie instant dirak atas lumayan untuk sarapan pagi. Dia masuk kekamar untuk membangunkan. Melihat pria itu masih tidur Neta tidak tega, dia mengurungkan niatnya. Sejenak diamatinya wajah Jason. Pria tampan yang selalu menjadi pelindung dirinya. " Uughh.. " Jason menggeliat, matanya terbuka. Neta tersipu karena ketahuan. Jason menarik tangan Neta hingga tubuhnya jatuh menimpa dadanya. " Aku sudah siapkan kopi dan sarapan. Ayo kita makan " ajak Neta. " Aku ingin memeluk dirimu, bolehkan". Sejak pulang dari Bangkok Jason menjadi agak
Kamar Royal Chariot" Yeah.. akhirnya mengaku juga rupanya. Jason pantas dicalonkan sebagai nominasi peran pria terbaik " Aroon terkekeh senang. Hasil kerjanya tidak sia sia." Aku sudah merekam semuanya disini sebagai barang bukti. Apakah kita perlu melaporkan wanita ini ke Polisi " ucap Aroon." Jangan dulu, aku akan berbicara dengan Ayahnya nanti, mengingat hubungan baik pertemanan selama ini. Anak itu benar benar liar " jawab Diki kesal." Untung kita tidak memaksa Jason berpacaran dengan Anya. Aku sudah punya feeling kalau anak ini bermasalah, terlalu dimanja Orang tuanya " sahut Kanika." Aku sih dari dulu tidak suka dengan dia dan tidak berharap jadi kakak iparku. Orang seperti dia penuh dengan kamuflase " Devi tak mau kalah." Ayo kita ke kamar sebelah, sudah saatnya membongkar perbuatan dia " Aroon keluar diikuti Diki, Kanika, Devi tapi Neta tidak diperkenankan ikut menemui jadi dia tetap dikamar.Kamar The love Boat.
Bianca berkaca sekali lagi didepan cermin. Perfect...merasa puas memandangi dirinya. Mobil sewaan sudah ada didepan hotel dan segera memerintahkan driver menuju lokasi yang ditunjukkan Jason.Pesan yang tertulis " langsung saja kamu cari kamar The Love Boat, aku menunggumu disini, cepatlah ". Senyum mengembang dibibir Bianca saat membaca kalimat tersebut. Membayangkan kamar bernama The Love Boat sungguh romantis. Pria ini pintar mencari tempat.Sekali lagi dia merapikan rambut dan baju sebelum mengetuk pintu kamar.Tok..tok...tok..pintu terbuka. Pria tampan dengan dandanan semi formal memandang Bianca dengan pandangan sulit diungkapkan. Dimata Bianca Jason adalah pria idaman." Masuklah " kata Jason mempersilakan. Begitu pintu ditutup Bianca memeluk Jason, pipinya dikecup oleh Bianca. Seketika tubuh Jason menegang namun dia ingat perkataan Aroon, bersikaplah natural pesannya.Kamar Royal Chariot.Setiap adegan terekam dan
Di toko butik lantai 2 Bianca merasa gelisah, sudah 1 minggu tidak ada kabar dari preman yang disewanya. Apakah mereka berhasil memberi pelajaran pada Neta atau aksi mereka ketahuan dan berakhir di kantor polisi.Semua masih belum jelas Nomer yang biasanya dihubungi juga tidak memberi balasan apapun.Ini gara gara wanita itu, seandainya tidak ada dokter hewan brengsek mungkin hubungannya dengan Jason baik baik saja. Memang selama ini Jason tidak pernah memerima cintanya atau bisa dikatakan belum tapi Jason tetap menjaga hubungan baik. Sering Bianca meminta ditemani Jason kala suntuk dari pekerjaan. Entah menemani di Bar untuk sekedar kongkow atau belanja, kadang keparty meski Jason tidak menyukai party yang diadakan teman Bianca.Bahkan saking cintanya terhadap Jason sikap Jason yang kasarpun masih bisa ditolerir oleh Bianca. Kedua orang tua mereka memiliki hubungan yang cukup baik sehingga berniat untuk menjodohkan keduanya namun itu bukan dalam konteks res
Aroon menjelaskan semua apa yang didapatkan dari kantor polisi. " Menurutmu siapa JB itu, apakah kamu pernah mengenal teman kalian yang memakai inisial itu " tanya Diki kepada Jason. " Tidak, lagipula inisial model begitu sangat umum dan sering digunakan anak anak muda " jawab Jason. " Baiklah, Aroon kamu selidiki masalah ini. Sementara aku tidak akan ikut campur dulu sebelum mendapatkan bukti yang jelas. Perintahkan bodyguard untuk menjaga Jason dan Neta. Kita tidak boleh lengah, bisa jadi dalangnya akan menyewa orang lain lagi untuk beraksi. Aku yakin bukan Jason targetnya tapi Neta" kata Diki. Mendengar penjelasan ayahnya, Jason merasa ngeri. Untuk apa menyerang Neta. Gadis ini tidak punya musuh disini bahkan dia tidak punya kenalan di Bangkok kecuali dirinya. " Aku akan pulang ke Bangkok malam ini, jaga Neta baik baik " kata ayah Jason sambil menepuk pundak anaknya. Neta masih belum sadar. Jason menghubungi Ken dan menceritakan kejad
Melihat Neta jatuh ketanah dengan darah merembes keluar dari perut seketika Jason memberi tendangan terbaiknya dibagian kepala. Pria kedua langsung tumbang. Jason memeluk tubuh Neta sambil meraung. Dia menangis mendekap tubuh Neta yang bersimbah darah. " Jangan menangis aku akan baik baik saja " satu tangannya mengelus pipi Jason. " Neta kenapa kamu senekat ini. Kenapa kamu tidak menuruti kata kataku " Jason menangis sesenggukan, dia benar benar takut kehilangan Neta. " Jason aku sudah banyak berhutang budi padamu sekarang saatnya aku membalas " sahut Neta terbata bata menahan rasa sakit yang mulai terasa. " Tidak...kamu tidak berhutang apa apa kepadaku, please Neta jangan pergi, jangan tinggalkan aku, kamu harus tetap sadar ". Air mata Jason mengalir membasahi pipinya. Penjaga keamanan keluar dari dalam hotel dan 3 mobil polisi masuk ke halaman parkir diikuti ambulans. Polisi memborgol tangan dan mengamankan kedua penyerang untuk dimint
Tidak butuh lama Diki memberikan restunya pada Jason yang memilih Neta sebagai calon istrinya ditambah Neta adalah anak dari sahabatnya yang sudah meninggal, otomatis Neta tidak punya siapa siapa lagi. Bagi Diki Neta akan dianggap sebagai anak sendiri. Hal itu membuat Jason sangat bahagia. Begitu juga Kanika dan kedua adik Jason, sudah barang tentu mereka senang mempunyai calon menantu dan kakak ipar seperti Neta. Cantik, pekerja keras, mandiri dan baik. Hari ini Jason mengajak Jalan jalan Neta, menikmati wisata dinegara gajah putih. Mula mula mereka ke Pataya pantai yang sangat terkenal di Thailand. Pantai ini ramai dikunjungi wisatawan saat musim liburan, banyak hotel serta restoran dan kafe disekitarnya. Mirip dengan Kuta di Bali. Neta mengambil gambar mereka berdua dengan berbagai macam gaya dan mengirimkan ke Erika dan Aldo. Tentu saja Erika kegirangan sambil membalas pesan " kepengen kesana, kalian sangat serasi". Aldo me
Dari balik kaca jendela ayah Jason, Diki melihat mereka berpelukan. Anak sulungnya benar benar jatuh cinta terhadap gadis ini. Diki bisa melihat kesungguhan Jason tapi Diki masih ingin mengetahui latar belakang Neta. Bagaimanapun namanya orang tua pasti ingin tahu gambaran keluarga calon menantunya. Diki tidak ingin Jason salah dalam memilih calon istri.Sejujurnya Diki suka dengan Neta. Hati kecilnya mengatakan bahwa Neta adalah gadis yang baik bukan sejenis gold digger yang menjalin hubungan karena uang. Dia akan mengajak bicara gadis ini secara pribadi.Jason masih memeluk Neta, Neta segera melepaskan diri karena takut ada yang melihat. Bagaimanapun juga dia adalah orang asing dirumah Jason." Kenapa dulu wajahmu jelek begitu ya dan sekarang kamu terlihat cantik " Jason mengingat gadis aneh, dengan gigi yang dihiasi kawat logam dan kutu buku." Memangnya kamu dulu cakep ?, sudah Kurus, jangkung, berandal lagi " Neta mendengus sebal.