Beranda / Romansa / My Unlimited Love / Kenangan Dari Taiwan

Share

Kenangan Dari Taiwan

Penulis: Rani Deeva
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-28 13:47:11

Aku menutup halaman buku harianku itu dengan perlahan, menyelipkan daun keringnya sebagai pembatas antar halaman dari lembaran yang telah mulai usang.

Tanpa terasa karena terlalu terbawa kenangan dalam setiap lembar buku harian itu, waktu ternyata telah menunjukkan tengah hari. 

Reminder di ponselku mengingatkan, pukul empat aku harus sudah sampai di kafe milik bosku. Meeting akhir bulan sepert biasa. 

Dan ternyata aku belum mandi, hingga saat ini! Karena waktu yang cukup dekat, kuputuskan untuk mandi sekitaran pukul tiga sore saja. Masih ada waktu sedikit untuk kembali rebahan sambil menikmati brunch favoritku yang akan kupesan dari delivery online.

Baru saja mau membuka aplikasi delivery online favoritku, ada panggilan masuk. Dari managerku, mami Freya - perempuan Belanda asli yang telah lama tinggal di Indonesia hingga bahasa Indonesia nya sudah hampir sempurna dibanding aku yang terlahir dalam bahasa campursari Jawa-Sunda ini. 

"Ran, nanti sore jadwal meeting kita bergeser sedikit, ya?" 

"Ya, Mam. Tetap di kantor kita?" 

"Neei, nanti saya kabari in last minute, OK? Kita mau ada sedikit revisi akhir buat deadline minggu depan."

"OK, Mam, siap,"

Aku menutup telepon dengan tergesa. Mataku terasa berat sekali akan kantuk dan sepertinya waktu rebahanku perlu tambahan ekstra. 

Kuambil headsetku dari case nya dan mulai mencari playlist lagu kesayanganku di player. Lumayanlah untuk membawa kenangan lama terutama ketika lagu OST Meteor Garden yang berkumandang.

Aduh! Kenapa lagi pikiranku melayang kembali ke Taiwan meski aku hanya bisa membayangkan betapa asyiknya hidup disana lewat HP saja. 

Ngimpimu ketinggian, Ran... Batinku sebagian mengingatkan. 

Tapi katanya 'kan harus menggantungkan impian setinggi langit? Ayo semangat kejar impianmu, Ran!

Ah, kenapa juga harus mengejar sampai ke Taiwan lagi? Toh Rangga juga sudah kembali ke sini!

Aku mengganti lagu di playlistku secara random, yang keluar malah Sweet Dreams, lagunya Jang Nara, penyanyi K-Pop generai awal idolaku. Karena kebetulan lagu itu setia menemani masa sekolahku yang suram, setidaknya bayangan tentang Rangga terlupakan untuk sementara.

Hasilnya karena saking terbawa suasana easy going, aku kembali terbawa dalam kantuk yang sangat berat...

"Kringg... Kringgg... It's gonna be another day with the sunshine..."

Alamakkk! Alarmku berbunyi. Pukul tiga sore. Mungkin aku lupa mematikan alarm tadi karena pesan dari Mam Freya yang mendadak soal meeting kami yang ditunda. 

Jadi aku hanya sempat tertidur sejenak ketika terakhir lagunya Jang Nara tadi diputar. Tapi mengapa sangat lama aku tertidur hingga terasa berat sekali untuk dapat bangun? 

Aku mengusap kedua mataku sambil masih menguap. Ya ampun. Mengapa harus kembali terbangun ketika bahkan sudah mau sedikit lagi aku hendak landing di bandara Taoyuan,...dalam mimpiku.

Keterlaluan memang si Rangga! Dari dulu hanya bisa menyuruhku ikut proses ke Taiwan jalur TKI tapi jangankan membantu apapun, buat baper saja sampai bertahun-tahun gini, batinku. 

Andai saja Taiwan tidak bersengketa dengan negara tetangganya dan juga akibat pandemi ini, juga letaknya sedekat Malaysia-Singapura dan bebas visa juga, sudah dari sebelum pandemi aku bisa langsung kesana. 

Pasporku yang berlaku sejak tiga tahun lalu otomatis menganggur semenjak pandemi melanda. Sedangkan masa berlakunya yang terbatas membuatku ingin segera menggunakannya lagi untuk traveling selain kedua negara tadi, tetapi sialnya sebelum sempat terwujud keinginanku, si kopet-19 sudah menyerbu seluruh dunia. Jangkrik, umpatku dalam hati. 

"Tok, tok, tok... Permisi mbak Rani?" pintu kamarku diketuk perlahan. Suara mbok Wayan, ibu kost kami yang super duper ramah serta sudah seperti kakak bagiku di sini. 

"Nggeh ada apa ya Mbok?" 

"Ini tadi ada yang nitipkan paket buat mbak Rani," ia menyerahkan sekotak kecil paket yang bersampul cokelat. 

"Dari siapa, Mbok?"

"Tadi cuma dititipkan sama mas ojeknya kesini. Baru saja tadi," mbok Wayan menjelaskan.

Aku mengucapkan terima kasih pada mbok Wayan sebelum kembali ke kamar dan membuka paket itu. 

Isinya? Ternyata hanya sebuah bros kecil berbentuk bunga teratai sedang mekar dan kartu ucapan yang ditulis tangan dalam bahasa Inggris bercampur aksara Mandarin!

Untungnya karena dulu aku pernah belajar baca tulis Mandarin dasar sebelum mendaftar ke agency, setidaknya aku bisa langsung mengartikan tulisan dalam kartu tersebut.

"Kepada Rani yang kusayangi. Terima kasih atas semua cinta dan ketulusanmu. Kutunggu kamu di Tuban, jika Taoyuan kini tak menerima kita lagi," demikian kira-kira terjemahan tulisan dalam kartu tersebut.

Tuban? Dan mengapa harus menyebut Taoyuan juga? Mungkinkah yang dimaksudnya dengan Tuban jika dikaitkan dengan Taoyuan yang adalah nama bandara utama Taiwan berarti...bandara Ngurah Rai yang berlokasinya di area Tuban Kuta? 

"Teriring salam rindu dari aku yang selalu mencintaimu dalam setiap detak jantungku, Turangga." 

Deg! Jantungku serasa mau berhenti berdetak saking kaget dan tak percayanya. Ini pastinya prank kan?!! Ayolah...ini pasti hanya sebuah prank! Kok bisa-bisanya ada seseorang yang mengetahui keberadaanku di sini dan bahkan mengirimkan hadiah untukku atas nama Rangga? Dan bisa-bisanya mengetahui nama asli Rangga yang baru kali ini disebut lagi.

Siapa ini yang sedemikian mengerti tentang hubunganku dan Rangga hingga keberadaanku di tempat ini? Ataukah ia sebenarnya orang lain yang menyamar menjadi Rangga? 

Matedjo?!!! Satu nama terlintas di benakku tanpa berpikir panjang lag, kubuka HP ku dan mencoba menelepon nomor Matedjo yang kusimpan sebelumnya. Lewat W******p, tidak aktif. Lewat telepon biasa, tersambung. Tetapi tidak ada respon. Akhirnya kuketik pesan via W******p dan juga SMS pada nomor yang sama.

“Siapa kamu sebenarnya? Apakah kamu yang mengirimkan bros teratai ini untuk saya? Darimana kamu mengerti tempat tinggalku sekarang? Jawab secepatnya!”

Aku mencoba berpikir positif daripada memikirkan semua kemungkinan terburuk. Bahwa aku ini kan bukan siapa-siapa di perantauan ini, benar memang demikian. Tetapi jika 

Bros kecil berwarna merah muda berbentuk teratai itu dibungkus rapi dalam kotak kecil dengan kartu ucapan tadi, namun yang membuatku lebih heran adalah tulisan aksara Mandarin yang digunakan. Sangat rapi dan cantik sebab berupa tulisan tangan sendiri.

Kuperkirakan yang menulisnya ini bukanlah orang yang  baru sekejap mengenal baca tulis Mandarin. Ia pastinya telah lama tinggal atau mempelajarinya dengan seksama sehingga berani membuat kaligrafi yang indah ini, sekaligus memunculkan satu pertanyaan padaku.

Benarkah jika ini adalah Matedjo alias Rangga sendiri yang mengirimnya padaku?

Karena seingatku Rangga hanya kurang dari dua tahun bekerja di Taiwan sebagai pekerja pabrik baja. Dan umumnya mereka yang bekerja di sektor pabrikan memang tidak dibekali dengan keterampilan bahasa apalagi tulisan yang memadai karena selesai membayar biaya penempatan, mereka akan langsung berangkat menuju Taiwan tanpa banyak belajar bahasa lagi. 

Dan jika benar Matedjo adalah Rangga, lantas siapa yang telah sedemikian kreatif memberi kado seperti ini padaku?

Bab terkait

  • My Unlimited Love   Perjanjian Abadi

    "Kamu hanya punya satu kesempatan terakhir, Rani. Satu kesempatan saja. Tidak ada lagi yang kedua. Ini terakhir kalinya kukabulkan permintaanmu,.."Aku mendengar sayup-sayup suara lelaki tua yang berada di kejauhan namun terasa begitu jelas semua kata-kata terucapkan."Apa maksudmu yang terakhir?""Kamu telah banyak meminta padaku selama hidup...kini waktumu telah habis di dunia,...""Ja...jadi, aku sudah mati saat ini? Ttta, tapi...""Tidak ada lagi tawar menawar untukmu, Rani. Telah kuberikan semua yang kamu mau ketika kita masih hidup, dan kini di alam ini aku tidak bisa lagi memenuhi semua permintaanmu,""Kita? Apakah aku mengenalmu?" kucoba untuk mengingat suara pria tua yang semakin menjauh itu."Apakah sebelumnya aku pernah bertemu denganmu?""He he he... Kamu lupa denganku kah Rani? Dengan penampakanku ini?"Tiba-tiba suara itu menguat kembali dan mendekatiku. Aku membalikkan badan hingga tampaklah sosok Pa

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • My Unlimited Love   Pelarian

    Aku masih tidak habis pikir akan kejadian yang kualami minggu lalu. Hanya karena tertidur di sore hari ketika tengah merevisi laporan pekerjaan, aku mendadak merasakan perjalanan menembus alam lain. Yang satu bertemu dengan Pakdhe ku yang telah tiada, satunya lagi serasa nyasar ke rumah sakit di masa lalu.Dan kini menyebabkan aku tak lagi berani tidur sore, persis seperti dulu tembang yang pernah kunyanyikan semasa Pakdhe masih hidup. Pupuh Asmaradhana, demikian jenis tembangnya. Atau mungkin Kinanti, mungkin yang lain... Aku lupa setiap nama tembangnya tetapi tidak dengan sosok Pakdhe yang memperkenalkannya padaku.Tapi memang tidak baik jika tertidur sore sebab bisa membawa pengaruh buruk seperti yang kualami ketika itu. Membayangkan kembali tersesat di alam tak kasat mata dan juga di masa lalu sudah terasa sangat menyiksa buatku.Tentu tidak berlaku jika aku bisa mengubah masa lalu, batinku. Terutama semua yang terkait tentang Rangga.Ah...R

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • My Unlimited Love   Matedjo Rijswijk

    Aku berusaha meyakinkan diri akan kebenaran yang kuhadapi. Benarkah ini Rangga dalam rupa yang berbeda setelah sekian tahun kami tidak bertemu?Ataukah hanya khayalanku lagi seperti yang lalu?Tetapi khayalan macam apa yang terlihat begitu nyata dalam dunia virtual seperti ini. Foto-fotonya yang ada dalam album profilnya terlihat sangat persis sekali dengan yang kuingat pada profilnya saat itu.Tetapi bagaimanapun aku harus berusaha tenang di percakapan ini. Karena jika tidak, instingku berkata ia akan kembali lagi menghilang. Persis seperti yang terjadi beberapa tahun yang lalu.Lagipula, seiring berjalannya waktu kini aku tidak lagi merindukan Rangga dalam mimpiku. Yang kuingin sebenarnya selalu sama sejak dulu: sebuah jawaban.Ya, sebuah jawaban akan kepergiannya yang tanpa alasan. Tanpa sepatah kata pun untuk mengucap selamat tinggal dan merelakanku untuk melupakannya, selamanya.Tetapi sayangnya, hingga dua belas tahun sejak pertama ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • My Unlimited Love   Turangga Wisesa

    Demikianlah aku mengingat nama lengkapnya ketika tanpa sengaja KTP-nya terjatuh saat kami tengah makan berdua: Turangga Wisesa.Sebuah nama yang singkat tapi bermakna mendalam meski yang kutahu dalam bahasa Jawa, Turangga berarti adalah kuda. Dan biasanya digunakan dalam grup kesenian Jaranan sebagai nama perkumpulan mereka setiap pentas.Aku tidak tahu latar belakang dibalik penamaannya itu, yang jelas semenjak mengenal Rangga, kisah cintaku sangat berbeda dari yang sebelumnya.Pemuda yang jauh dari kesan tampan apalagi eksotis seperti yang kini tengah trending, juga tak memiliki keturunan berlimang harta kekayaan.Bayangkan, selama kami bersama, jangankan untuk sering bertemu, bahkan untuk membalas pesanku saja ia sangat jarang. Dan seringnya hanya berupa pesan pendek. Kami pun jarang berbicara di telepon...sekalinya bercerita paling banyak hanya sepuluh menit saja.Tidak banyak momen yang dapat kuingat bersamanya selain momen

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28

Bab terbaru

  • My Unlimited Love   Kenangan Dari Taiwan

    Aku menutup halaman buku harianku itu dengan perlahan, menyelipkan daun keringnya sebagai pembatas antar halaman dari lembaran yang telah mulai usang.Tanpa terasa karena terlalu terbawa kenangan dalam setiap lembar buku harian itu, waktu ternyata telah menunjukkan tengah hari.Reminder di ponselku mengingatkan, pukul empat aku harus sudah sampai di kafe milik bosku. Meeting akhir bulan sepert biasa.Dan ternyata aku belum mandi, hingga saat ini! Karena waktu yang cukup dekat, kuputuskan untuk mandi sekitaran pukul tiga sore saja. Masih ada waktu sedikit untuk kembali rebahan sambil menikmati brunch favoritku yang akan kupesan dari delivery online.Baru saja mau membuka aplikasi delivery online favoritku, ada panggilan masuk. Dari managerku, mami Freya - perempuan Belanda asli yang telah lama tinggal di Indonesia hingga bahasa Indonesia nya sudah hampir sempurna dibanding aku yang terlahir dalam bahasa campursari Jawa-Sunda ini."Ran, nanti

  • My Unlimited Love   Turangga Wisesa

    Demikianlah aku mengingat nama lengkapnya ketika tanpa sengaja KTP-nya terjatuh saat kami tengah makan berdua: Turangga Wisesa.Sebuah nama yang singkat tapi bermakna mendalam meski yang kutahu dalam bahasa Jawa, Turangga berarti adalah kuda. Dan biasanya digunakan dalam grup kesenian Jaranan sebagai nama perkumpulan mereka setiap pentas.Aku tidak tahu latar belakang dibalik penamaannya itu, yang jelas semenjak mengenal Rangga, kisah cintaku sangat berbeda dari yang sebelumnya.Pemuda yang jauh dari kesan tampan apalagi eksotis seperti yang kini tengah trending, juga tak memiliki keturunan berlimang harta kekayaan.Bayangkan, selama kami bersama, jangankan untuk sering bertemu, bahkan untuk membalas pesanku saja ia sangat jarang. Dan seringnya hanya berupa pesan pendek. Kami pun jarang berbicara di telepon...sekalinya bercerita paling banyak hanya sepuluh menit saja.Tidak banyak momen yang dapat kuingat bersamanya selain momen

  • My Unlimited Love   Matedjo Rijswijk

    Aku berusaha meyakinkan diri akan kebenaran yang kuhadapi. Benarkah ini Rangga dalam rupa yang berbeda setelah sekian tahun kami tidak bertemu?Ataukah hanya khayalanku lagi seperti yang lalu?Tetapi khayalan macam apa yang terlihat begitu nyata dalam dunia virtual seperti ini. Foto-fotonya yang ada dalam album profilnya terlihat sangat persis sekali dengan yang kuingat pada profilnya saat itu.Tetapi bagaimanapun aku harus berusaha tenang di percakapan ini. Karena jika tidak, instingku berkata ia akan kembali lagi menghilang. Persis seperti yang terjadi beberapa tahun yang lalu.Lagipula, seiring berjalannya waktu kini aku tidak lagi merindukan Rangga dalam mimpiku. Yang kuingin sebenarnya selalu sama sejak dulu: sebuah jawaban.Ya, sebuah jawaban akan kepergiannya yang tanpa alasan. Tanpa sepatah kata pun untuk mengucap selamat tinggal dan merelakanku untuk melupakannya, selamanya.Tetapi sayangnya, hingga dua belas tahun sejak pertama ber

  • My Unlimited Love   Pelarian

    Aku masih tidak habis pikir akan kejadian yang kualami minggu lalu. Hanya karena tertidur di sore hari ketika tengah merevisi laporan pekerjaan, aku mendadak merasakan perjalanan menembus alam lain. Yang satu bertemu dengan Pakdhe ku yang telah tiada, satunya lagi serasa nyasar ke rumah sakit di masa lalu.Dan kini menyebabkan aku tak lagi berani tidur sore, persis seperti dulu tembang yang pernah kunyanyikan semasa Pakdhe masih hidup. Pupuh Asmaradhana, demikian jenis tembangnya. Atau mungkin Kinanti, mungkin yang lain... Aku lupa setiap nama tembangnya tetapi tidak dengan sosok Pakdhe yang memperkenalkannya padaku.Tapi memang tidak baik jika tertidur sore sebab bisa membawa pengaruh buruk seperti yang kualami ketika itu. Membayangkan kembali tersesat di alam tak kasat mata dan juga di masa lalu sudah terasa sangat menyiksa buatku.Tentu tidak berlaku jika aku bisa mengubah masa lalu, batinku. Terutama semua yang terkait tentang Rangga.Ah...R

  • My Unlimited Love   Perjanjian Abadi

    "Kamu hanya punya satu kesempatan terakhir, Rani. Satu kesempatan saja. Tidak ada lagi yang kedua. Ini terakhir kalinya kukabulkan permintaanmu,.."Aku mendengar sayup-sayup suara lelaki tua yang berada di kejauhan namun terasa begitu jelas semua kata-kata terucapkan."Apa maksudmu yang terakhir?""Kamu telah banyak meminta padaku selama hidup...kini waktumu telah habis di dunia,...""Ja...jadi, aku sudah mati saat ini? Ttta, tapi...""Tidak ada lagi tawar menawar untukmu, Rani. Telah kuberikan semua yang kamu mau ketika kita masih hidup, dan kini di alam ini aku tidak bisa lagi memenuhi semua permintaanmu,""Kita? Apakah aku mengenalmu?" kucoba untuk mengingat suara pria tua yang semakin menjauh itu."Apakah sebelumnya aku pernah bertemu denganmu?""He he he... Kamu lupa denganku kah Rani? Dengan penampakanku ini?"Tiba-tiba suara itu menguat kembali dan mendekatiku. Aku membalikkan badan hingga tampaklah sosok Pa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status