"Seorang Fatimah Az-Zahra saja tak ingin diduakan oleh Sayyidina Ali. Apalagi aku seorang wanita biasa yang tak semulia Khadijah dan secerdas Aisyah."
----------
"Ya Ampun Kanaya..." Nadin histeris melihatku dan berjalan mendekati kursiku lalu membawaku dalam pelukannya.
"Kamu kenapa? Cerita sama aku." Ucapnya sambil mengusap punggungku
"Aku...aku nggak tau Din, hatiku rasanya sakit banget, kayak ditusuk-tusuk pakai pisau. Aku juga nggak tau kenapa? Tapi habis melihat foto dan membaca pesannya aku takut Din...aku takut Allah akan mengambil Al dariku." Jelasku ditengah isakan.
"Foto apa? Dari siapa?" Nadin melepas pelukannya dan menatap wajahku yang terasa panas karena menangis.
"Sofia.. dia..dia bilang...ya Allah, jangan sampai itu terjadi Din. Aku nggak akan sanggup." Aku tidak mampu meneruskan ucapanku. Aku terlalu takut jika ucapan Sofia menjadi kenyataan. Sungguh aku nggak ingin kehilangan Alfizam.
"Ya Tuhan, Kan
Siang sudah berganti malam, meeting dengan SL group berjalan dengan lancer. Semua pekerjaan yang ditugaskan untuknya memang selalu lancer dan menghasilkan kerja yang bagus. Apalagi Dinnar didampingi sekertaris dan asisten handal seperti pak Hasan dan Aldo, bapak dan anak yang tiak diragukan lagi kemampuan dalam dunia kerja.Tepat jam sembilan, Dinnar dan Aldosampai di hotel milik Nasution group. Awalnya Dinnar sempat menolak saat jamuan makan malam yang diadakan di restoran berganti di hotel. Sesampai di hotel Dinnar langsung disambut oleh resepsionis.Dinnar dan Aldo diantar ke lantai 10 dimana tempat jamuan makan malam dengan Destan Nasution sang CEO dari Nasution group. “Selamat malam dan selamat datang di hotel saya Mr.Agustaf.” Ucap Destan.“Selamat malam Mr.Destan, terimakasih.” Balas Dinnar sopan.Setelah berbasa-basi mereka melanjutkan dengan acara makan malam. Selama makan tidak ada yang buka suara, ha
"Cinta yang tepat, kepada orang yang tepat, di saat yang tepat, membuat bahagia terasa lebih sempurna."-----------Kanaya Naratama Hari sabtu yang sepesial, begitulah menurutku. Hari ini hingga esok Al benar-benar meluangkan waktunya khusus untuk ku. Setelah satu bulan kemarin Al begitu sibuk dengan proyek barunya ditambah Sofia yang tiada kesalnya mendekati Al. Entahlah terbuat dari apa hati wanita itu, yang tanpa rasa malu mengejar-ngejar suami orang. Sudahlah, yang terpenting Al selalu memegang kepercayaanku.Jangan ditanya betapa bahagianya hatiku saat ini. Hatiku berasa dipenuhi bunga-bunga. Aku teringat terakhir kali bersama-sama pergi dengan Al saat ke Anyer. Dan baru kali ini Al bisa fokus denganku dan calon baby ku tanpa diganggu pekerjaan. "Mas, kita mau kemana sih?" Tanyaku penasaran.Karena sedari tadi sehabis shalat subuh, Al ha
“Kebersamaan memang tidak akan kekal, setiap kebersamaan pasti akan berakhir. Maka buatlah kenagan-kenangan indah saat bersama orang tercinta, karena sebuah kenangan pasti akan abadi.”Kanaya NaratamaAlfizam segera memesankan makanan untuk ku setibanya di hotel, kami pun makan bersama di restoran hotel. Aku menikmati makanan yang di pesankan Al dengan lahap tanpa gangguan mual-mual seperti di saung tadi.Setelah menghabiskan makanan, kami kembali ke kamar masing-masing. Sementara Alex entah ia akan pergi ke mana, karena aku melihat ia pergi keluar hotel.Saat ini aku sedang berada di balkon kamar hotel, menikmati indahnya malam kota Bandung. Aku begitu takjub dengan keindahan kota Bandung. Aku menatap layar ponselku, jam di ponselku sudah menunjukan pukul 21:30, tapi Al belum kembali. Sudah dua jam Al minta izin untuk menemui Alex, katanya ada sesuatu yang penting. Sesekali aku menghela nafas saat malam semakin l
“Dalam kehidupan tidak akan ada jalan yang begitu mulus, pasti akan ada penguji disetiap langkah kaki yang menapak."*****Dinnar segera membaringkan Kanaya di ranjang king size kamarnya, ia menuju ruang kerjanya setelah memastikan Kanaya masih terlelap. Dinnar segera menghubungi Helga supaya datang kerumahnya dan menceritakan semua yang terjadi kepada Helga.Empat puluh lima menit kemudian, Helga tiba di rumah Dinnar. Ia segeramemarkirkan mobil sportnya di garasi rumah adiknya itu, karena ia berencana menginap dirumah Dinnar. Helga langsung menuju kamar Dinnar, ia tersenyum saat melihat adik kesayanganya sedang tidur pulas diranjang. Helga masuk ke ruang kerja Dinnar, ia melihat adek iparnya itu tengah melamun.Dinnar menceritakan, bahwa ada orang yang berniat jahat kepada Kanayadengan memberikan obat perusak rahim pada jus yang belum sempat Kanaya minumwaku di kebun tehdan ada mobil dengan kecepatan tinggi yang den
“Jangan menunggu keajaiban, tapi buatlah keajaiban sebab semakin lama digenggam, maka semakin berat juga beban dan masalah.”Kediaman Naratama terlihat berbeda dari hari-hari berikutnya, semua sibuk mempersiapkan acara pengajian empat bulanan kehamilan Kanaya. Perempuan cantik itu tengah menyiapkan pakaian untuk suaminya dan membantu suaminya bersiap.Pengajian empat bulanan kehamilan Kanaya telah dilaksanakan dengan lancer. Tamu yang hadir adalah para tetangga dan keluarga Naratama dan Agustaf yang tinggal di Jakarta serta mengundang beberapa anak yatim.Kanaya melihat suaminya tengah berbincang dengan sahabat-sahabatnya yaitu Aldo, Rendy, Arvan dan Toni. Meskipun Toni adalah seorang non Islam tapi dia tetap menghormati sahabatnya itu dengan hadir ke pengajian.Kanaya memperhatikan suaminya yang tengah tersenyum bahagia saat berbincang dengan sahabat-sahabatnya itu. Namun senyum Kanaya memudar saat seseorang berpakaian sebagai p
“Kita tidak pernah tau takdir kehidupan akan membawa kita kemana dan jadi apa. Yang harus kita tau adalah bagaimana agar kelak tidak pernah lepas dari bersabar dan bersyukur. Bersabar pada setiap apa yang sedang diperjuangkan. Bersyukur pada setiap apa yang dimiliki.”----------Helga mulai berkutat dengan dokumen yang ada di meja kerjanya, senyum bahagai tidak luntur sejak sepuluh menit yang lalu sang bunda memberikan kabar bahwa Kanaya sudah sadarkan diri. Ia harus cepat menyelesaikan pekerjaannya dan segera ke rumah sakit untuk menemui adik tercintanya. “Bro.” Ujar Yudistira kepada sahabat sekaligus bosnya itu.“Ada apa Yud?” Tanya Helga yang masih memegang beberapa lembar kertas.“Gue baru dapat info dari Alex, ada beberapa orang yang mencurigakan sedang mengintai ruang rawat Naya.” UjarYudistira, dan sontak membuat Helga khawatir.“Tapi lo nggak usah khawatir, bodyguard om
“Dirimulah yang selalu membuatku tersenyum ketika aku membayangkanmu, dirimu yang sering membuatku tertawa dalam hati ketika mengingat percakapan manis bersamamu, dirimu juga yang membuat jantungku berdebar cepat saat mengingat tatapan matamu yang hangat di dalam benakku.”-----------“Mas..” Teriak Kanaya pada suaminya, ini sudah yangke tiga kalinya Kanaya membangunkan Dinnar.“Masih ngantuk. yang.” Ucap Dinnar dengan mata yangmasih terpejam.“Ehhh…bangun mas, sholat subuh abis itu cari uang yang banyak.” Ucap Kanaya yang masih berusaha membangunkan suaminya.“Yang, kok sekarang kamu jadi perempuan matre sih.” Ledek Dinnar sembari mengeluarkan tubuhnya dari selimut.Dinnar pun segera menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudu, sepertinya ia akan menunda mandi paginya saat melihat istrinya masih menggunakan gaun tidur tan
"Meneduhkan di kala gelisah, dekat di kala susah, mengobati di kala sakit, dan mesra di kala bahagia. Itulah sahabat sejati."-----------Sudah satu bulan sejak Kanaya sadar dari komanya, kini perempuan cantik itu sudah bisa beraktifitas normal. Berkat terapi rutin yang di jalaninya, ia bisa kembali menggerakkan tubuhnya dengan bebas.Toni dan Rendy sedang berada di sirkuit balap, mereka sedang melakukan latihan. Saat Toni hendak melakukan latihan tiba-tiba Hp-nya bergetar, tertera nama Doni anak buah yang ia tugaskan untuk mengawasi Kanaya. Sebelum Dinnar memulai rapat pagi ini, ia meminta sahabatnya itu untuk mengawasi istriya, karena istrinya itutidak mau diantar dan diikuti bodyguard. Kanaya mengancam Dinnar kalau sampai ada bodyguard-nya yang mengikuti Kanaya, maka selama satu bulan Dinnar tidak bakalan dapat jatah ehem-ehem. Namun Dinnar tidak kehabisan akal, ia meminta bantuan sahabatnya unt
“Ujian itu hadir dengan tujuan menuntut mereka menuju kesempurnaan diri dan kesempurnaan kenikmatan-Nya. Jangan buru-buru mencela musibah yang Allah berikan, yakinlah ketetapan Allah adalah yang terbaik.”---------- Bila ada satu hal pasti yang harus Kanaya yakini dari kehidupan, maka itu adalah bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Pada akhirnya, hanya Tuhan dan suaminya serta kedua putranya tempat berpegang. Suaminya lah yang membuat kakinya bisa kuat untuk berdiri, sedangkan kedua putranya yang menjadi alasan Kanaya untuk tetap sabar dan ikhlas menerima cobaan. Dan tentu ia harus sangat teramat sangat berterima kasih kepada Tuhan yang telah menakdirkan dirinya memiliki mereka, suami dan kedua putra hebatnya. Perjalanan hidup manusia tidak selalu sesuia har
Note: Next part adalah part penutup yaJ.“Karena memang kehidupan itu penuh dengan cobaan, ya. Bahkan selama kita masih hidup, cobaan tidak akan pernah berhenti menghampiri. Kuncinya Cuma sabar, sabar dan sabar hingga sampai ke titik ikhlas dimana kita yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Semua pasti ada solusinya, semua pasti ada jalanya.”----------Namanya kehidupan pasti tidak terlepas dengan cobaan dan ujian kehidupan. Pada hakikatnya manusia tidak diuji di luar batas kemampuannya. Bagi mereka yang mampu mengambil hikmah dalam setiap kejadian yang ada dan selalu bersyukur, maka akan mampu melewati ujian-ujian kehidupan ke depannnya. Yakin bahwa setiap ujian adalah cara Tuhan untuk mendewasakan kita, terlebih semua ujian hidup ini tak ada yang abadi.Dinnar dan Kanaya mencoba melewati ujian terberat dalam rumah tangganya dengan sabar dan iklas. Kehilangan je
WARNING!!. Part ini mengandung adekan yang bikin panas dingin, bijak dalam membaca yang tidak berkenan bisa abaikan. Sebenarnya ini gabungan part sebelumnya, tapi karena kalau aku jadiin satu part, katanya kebanyakan jadi lebih baik aku jadiin dua part.“ Dalam kehidupan berumah tangga, pertengkaran menjadi salah satu badai yang akan menerpa bahkan mungkin sering. Dan bercinta mungkin bisa menjadi salah satu cara dimana pasangan akan berbagi perasaan untuk menyelesaikan masalah, dan bercinta seolah menjadi pelangi di akhir badai. Mungkin bukan diakhir badai, tapi di sela badai yang belum kunjung usai.”---------- Perlahan Dinnar meletakkan Kanaya di atas ranjang, keduanya berhimpit tanpa jarak. Mungkin karena rindu akan sentuhan membuat keduanya tidak ingin melepaskan pangutan, hingga Kanaya perlahan yang melepas
“Mawaddah dalam rumah tangga akan tercipta saat suami dan istri mampu saling menguatkan. Dan rumah tangga akan menjadi bahagia saat cinta yang di bangun tidak bercampur dengan ke egoisan.”----------Dinnar melangkah memasuki rumah mewahnya, ia sedikit bersemangat. Menginggat ada kabar baik mengenai putrinya, semoga dengan kabar ini istrinya bisa kembali semangat menjalani hidup.Dinnar segera menuju kamarya, ketika melewati kamar putra kembarnya, ia mendengar isakan kedua putra kembarnya. Dinnar segera masuk, khawatir dengan keadaan Afnan dan Aflah.Terlihat di ranjang masing-masing mereka kompak menelungkup menyembunyian wajahnya di bawah bantal dengan isak tangis menyedihkan. “Abang, adek?” Afnan yang mendengar panggilan sang ayah mengangkat bantal yang menutupi kepalanya dan segera menghapus air mata yang masih tersisa. Sementara Aflah ia masih setia dengan isakkanya.Melihat putra bungsunya masih
*Alurnya dipercepat ya, bancanya pelan-pelan saja!*“Setegas dan setegar apapun seorang Ayah, ia akan bersedih bahkan tidak akan merasa malu untuk menangis ketika ia harus kehilangan anaknya terlebih putri manisnya.”----------“Alesha diculik……..” Detik berikutnya tubuh Kanaya melemas dan pingsan dalam dekapan Dinnar.Flashback at CCTV control roomBrakk…..Dinnar membuka ruang kontrol CCTV, di sana sudah ada Toni dan Arvan. Sepertinya sahabat-nya itu gerak cepat, karena saat ini mereka sedang menatap layar monitor dan mendengarkan penjelasan petugas yang jaga. Dinnar mendekat ke monitor dan menatap layar besar di hadapannya itu, di monitor itu terekam jelas ketika Alesha berjalan menuju toilet. Ketika Alesha keluar dari toilet, ada dua orang laki-laki dan perempua menghampiri Alesha, sepertinya ora
"Memang benar, bahwa cobaan kadang dapat meninggikan derajat seorang di sisi Tuhan-nya dan tanda bahwa Tuhan semakin menyayangi dirinya. Dan semakin tinggi kualitas imannya, semakin berat pula ujiannya. Dan tentunya ujian terberat ini akan dibalas dengan pahala yang besar pula. Sehingga kewajiban kita sebagai makhluk Tuhan adalah bersabar."----------5 Tahun Kemudian………Lima tahun sudah derai tawa menghiasi rumah mewah keluarga Agustaf. Dinnar dan Kanaya saling membahu dalam merawat dan mendidik ketiga buah hatinya. Dinnar dan Kanaya tidak menyetujui usulan Sam dan Marta yang ingin menggunakan jasa baby sistter untuk membantumegurus Queen dan Prince-prince dikeluarga bahagia itu.“Kakak!!! Adek!!.....” Teriakan nyaring terdengar menggema di seluruh ruangan di dalam rumah mewah itu. Menjadikan seluruh penghuni rumah yang tengah mengerjakan kegiatan masin
“Aku melihat sesuatu yang lebih indah dibandingkan sejuta bintang di dalam senyummu. Tak peduli apa yang telah terjadi dan tak peduli apa yang akan terjadi, aku akan tetap mencintaimu kini, nanti dan selamanya.”----------Alfizam Dinnar AgustafSeperti malam-malam sebelumnya, Alesha akan mengamati kedua adik kembarnya yang tengah terlelap dalam box yang sama. Udah menjadi kegiatan rutin Queen untuk memandang lekat-lekat wajah damaiadik-adiknya sebelum dia tidur. “Sudah malam, kak. Ayo tidur.” Aku mengajak Alesha sambil menepuk lembut pundak Queen kesayangan ku itu.“Sebentar lagi, Yah. Lesha masih ingin melihat wajah menggemaskan abang sama adek. Mereka kalau lagi tidur sangat menggemaskan ya, Yah.” Tolak Alesha, dia mendongak menatapkku ketika ingin menyentuh tubuh mungil kedua adiknya.“Jangan sayang, Nanti mereka bangun. Kasihan bunda kan, kalau
“Tiga hal yang paling indah yang telah terjadi di dalam hidupku yaitu:ketika aku mencintaimu, ketika kau mencintaiku dan ketika kita saling mencintai satu sama lain.”----------Mata Kanaya sulit untuk teralihkan dari box yang berisi kedua jagoannya. Perhatian Kanaya teralihkan ketika mendengar pintu ruangannya dibuka dariluar, ia membalas senyum hangat yang dipancarkan suaminya “Istirahat sayang, biar mas aja yang menjaga kedua jagoan kita.” Pinta Dinnar setelah duduk di sisi ranjang sambil mengusap pipi Kanaya.“Melihat mereka sudah lahir dengasn selamat dan sedang terlelap, membuat rasa lelahku nggak berasa, mas.Aku ingin terus memandang malaikat ini.” Balas Kanaya sembari menikmati elusan telapak tangan lembut milik sang suami yang masih singgah di pipinya.Dinnar menunduk dan mengecup bibir istrinya, “Mas paham perasaan kamu, tapi kamu juga harus ingat jika istirahat sangat penting buat kese
"Anak adalah sumber kebahagiaan sejati orang tua, rasa sakit yang dirasakan seorang ibu kala melahirkan akan terbayar lunas kala mendengar tangis sang buah hati menggema untuk pertama kali."----------Drttt……Drttt……Dinnar tengah menatap serius layar presentasi ketika ponsel di saku jasnya bergetar. Ia duduk tegak dan fokus menatap kurva yang menunjukkan ketidakstabilan pemasukan perusahaan bulan ini. Beberapa saat kemudian getaran dalam sakunya berhenti. Ia kembali fokus mendengarkan penjelasan dari kepala devisi keuangan.Drttt….Drttt…..Getaran dari ponselnya kembali terasa, kini kosentrasi Dinnar mulai buyar. Ia merogoh ponsel dan mendapati nama Aldo, ia melihat kursi kosong di mana seharusnya sahabatnya berada saat ini tapi pria yang sudah enam bulan menjabat sebagai GM itu tidak hadir. Dinnar berfikir