Share

Part 2

Author: Fatimah Rohim
last update Last Updated: 2021-02-28 18:41:13

"Masa lalu sudah menjadi bagian penting dalam hidup seseorang, sekelam apapun masa lalu akan tetap dikenang. Seseorang yang bisa menyikapi masa lalu kelam bisa mendapatkan kesuksesan yang tidak terduga."

-----------

Kanaya Naratama

          Selama di perjalanan aku memilih untuk istirahat, dan hanya butuh 1 jam 50 menit perjalanan Singapura Jakarta no transit tentunya. Tepat pukul 07:40  aku tiba di Jakarta di bandara Internasional Soekarno Hatta. Setelah tiba aku segera mengmbil koperku dan segera menghampiri kakak ku yang sudah menunggu ku di arrival lobby bandara. Setelah beberapa saat aku mencari akhirnya aku menemukan sosok yang selama ini aku rindukan yaitu my beloved brother. Aku dan tante Marta menghampiri kakak ku yang sedang sibuk dengan gawainya.

“Kakak.” Aku berlari kemudian memeluk kakak dari belakang dan aku yakin kak  Helga pasti kaget.

Astagfirullohalazim Nay, ngagetin tau gak.” Ujar kak Helga.

Kak Helga barbalik dan  memeluku tidak lupa kak Helga mengecup kepalaku yang terbalut jlbab.

“Kangen kak.” Ucapku manja.

Me too my little princess” Balasnya.

          Saat aku dan kak Helga sedang asyik berpelukan tiba-tiba terdengar suara deheman yang auto  menghentikan acara kangen-kangenan ku.

“Ehemmm, ihh tante dikacangin nih ceritanya.” Protes tante Marta.

“Ehh tante kirain tadi bule dari Australi.” Dengan senyum jahil  kak Helga beralih memeluk tante Marta.

“Helga” Dengan posisi yang masih berpelukan tante Marta mencubit pinggang kak Helga.

“Aww sakit tante.” Kak Helga mengaduh, sembari mengelus pinggang yang dicubit oleh tante Marta.

“Makanya gak usah lebay deh.”

“Lho kok lebay sih, tante  kan emang keturunan  bule Aausi” Ujar kak Helga nggak mau kalah.

“Terserah deh Ga” Tante  Marta melepaskan pelukannya dengaan kak Helga.

“Tante jangan marah dong.” kak Helga kembali memeluk tante Marta yang ngambek karena di bilang bule sama kak Helga. Yups walaupuu tante marta memang keturunan bule lebih tepatnya ibuny tante marta asli Australia dan ayahnya asli Medan tapi tante Marta nggak mau di panggil bule.

“Hemmm”

“Makasih ya tan udah jagain Kanaya.” Ujar kak Helga yang masih memeluk tante Marta.

“Iya, udah jadi kewajiban tante buat jagain princes.” tante Marta semakin mengeratkan pelukanya.

“Ehemm, giliran Nay nih yang dikacangin” Dengan bibir mengerucut aku merajuk pada mereka berdua yang sudah mengabaikan keberadaanku.

“Ya udah sini sini” Tante Marta mengajak berpelukan dan akhirnya kita bertiga berpelukan.

Di saat asyik berpelukan aku melihat tante Marta menitikan air mata, kemudian aku menghapus air mata itu dengan tangan ku.

“Tante kok nangis” Tanyaku menghapus air mata tante Marta dengan jariku.

“Seandainya Alifa masih ada pasti tante bisa merasakan kebahagiaan ini sama anak-anak tante.” Ujar tante Marta sedih.

“Tante ku  yang cantik, Alifa udah bahagia di sana so di sini tante juga harus bahagia lagian kan ada aku, aku siap kok jadi anak tante, bahkan Nay bersedia diadopsi sama tante.” Degan senyum termanis aku mencoba menghibur tante Marta yang teringat sama anak perempuanya  yang sudah tenang di alam sana.

“Eh dasar markonah.” Tiba-tiba kak Helga menoyor kepalaku

  “Aww kakak sakit tau.” Aku memegangi kepalaku yang kena toyoran kakak ku.

“Dasar oneng, mana mau tante Marta ngadopsi kamu, yang ada tante marta jadiin kamu mantu dasar pinter tapi oneng.”

“No..no..no, tante nggak rela ya kalo princes tante ini jadi istri es batu yang entah kapan mencairnya, tante milih mengadopsi Nay dari pada jadiin Nay mantu.” Tante Marta merapikan jilbabku yang berantakan akibat ulah sadis kak Helga.

“Wleeek” Aku menjulurkan lidah ku karena merasa di belain sama tante Marta.

          Es batu itu julukan buat anaknya tante Marta, tante Marta pernah cerita kalo anaknya itu dingin kayak es batu, irit ngomong dan susah bergaul sama teman sebayanya. Hal itu dikarenakan sejak remaja dia sudah diajak terjun ke dunia bisnis jadi masa remajanya dihabiskan untuk mengurus perusahaan mlik om Sam. Aku sih gak tau yang sebenarnya, walaupun aku sangat dekat sama om Sam dan tante Marta aku gak kenal bahkan aku belum pernah bertemu denga anaknya. Cuma almarhumah Alifa yang dekat deganku itu pun dulu sebelum kejdian buruk menimpa Alifa.

 -------------

        Setelah dari bandara aku, kak Helga dan tante Marta pulang ke rumah ku, rumah yang udah bertahun-tahun tidak aku tinggali. Setelah memasuki pintu gerbang, kak Helga segera memarkirkan mobilnya di garasi. Aku segera turun dari mobil, namun saat aku melangkahkan kaki ku , aku memandangi rumah berlantai tiga itu.Tiba-tiba langkahku terhenti saat aku melihat kamar yang ada di lantai dua dengan balkon yang sedikit berbeda. Balkon itu terlihat indah dan berwarna dengan barmacam-macam bunga yang menghiasi disana. Saat aku masih larut dalam kenangan masa lalu, tiba-tiba ada sebuah tangan kekar yang merangkul pundakku, ya siapa lagi kalo bukan kakak ku tercinta yang gantengnya di atas rata-rata katanya.

“Hi, let’s  go on.” Kakak ku mengajak masuk ke dalam rumah.

          Aku masuk ke dalam rumah di gandeng tante Marta. Sampai dalam  rumah aku disambut dengan beberapa ART yang menunggu di ruang keluarga. Setelah itu kak Helga memperkenalkanku dengan satu persatu ART malai dari mbak Ida, mbak Nina, dan mbok I-na. Setelah aku tau itu mbok Ina akau segera berhambur memeluk mbok Ina.  Mbok Ina itu dulu yang merawat aku dari  kecil hingga sebelum aku tinggal di Jogja.

“Mbok Ina.” Aku memeluk wanita paruh baya yang sedari tadi menatapku dengan tatapan kerinduan, 14 tahun kita tida saling jumpa.

“Non Naya, gimana kabar non.” Mbok Ina memeluk sambil mengelus bahu ku.

Alhamdulillah baik mbok, Nay kangen sama mbok.” Ujarku

“Mbok juga kangen, sekarang non  Naya sudah besar, sudah dewasa, mbok tidak menyangka non tumbuh menjadi wanita yang cantik” Ujarnya dengan nada bergetar menahan tangis.

          Saat sedang kangen-kangenan sama mbok Ina, tiba-tiba kakak ku menghancurkan suasana haru itu dengan cara menariku dari pelukan  mbok Ina..

“Udah ya reuninya, sekarang siap-siap bunda udah nunggu di rumah sakit.” Ujar kak Helga santai.

“Ihhh kakak nyebelin.” Dengan bibir yang manyun  aku merajuk sama kak Helga.

“Udah kamu siap-siap gih, kakak tunggu abis itu kita ke rumah sakit.

“Mending kakak duluan deh, aku mau istirahat sebentar nanti 30 menit lagi aku nyusul.” Aku mendorong kak Helga supaya pergi duluan.

“Uluh-uluh ngambek nih ceritanya.” Kak Helga mencubit kedua pipiku dengan gemas.

“KAKAK.”  Aku berteriak sambil melempar bantal sofa.

          Seketika semua yang ada di ruang keluarga tertawa melihat kelakuan ku dan kak Helga yang super duper absurd. Untuk mengalihkan keabsurdtan kak Helga aku mengajak bicara tante Marta.

“Tante mau langsung ikut ke rumah sakit?” Tanyaku.

“Tante pulang dulu deh, abis itu baru ke rumah sakit.” Jawabnya.

“Lho tan kok gak langsun ke rumah sakit, kan biar bisa bareng-bareng.” Kak Helga mencoba mengajak tante Marta langsung ke rumah sakit.

“Kamu tau lah, nanti kalo tante ke rumah sakit dulu pasti ketemu Dinnar nanti malem, kalo gak malah besok.”

“Oh iya, den Dinar kan workaholic.” Mbak Ida ikut nimbrung  pembicaraan kami.

“Mbak Ida sok tau deh.” Dengan senyuum aku menimpali ucapaan mbak Ida.

“Ida mah emang tau apapun tentang den Dinnar  non” Mbok Ina ikut nimbrung pembicaraan kami.

“Ciyeee..mbak Ida.” Aku menggoda mbak Ida yang kelihatan malu-malu.

“Tau gak non, Ida itu fansnya den Dinnar jadi apapun tentang den Dinnar si Ida yo mesti tau.” Ujar mbok Ina disusul kekehan semua yang ada diruang keluarga.

“Budhe ki mbok ya ojo buka aib lho.” Dengan senyum mbak Nina yang dari tadi diam kini ikut nimbrung juga.

          Setelah selesai gibahin anaknya tante Marta yang bernama Dinnar, kak Helga nganterin tante Marta pulang ke rumahnya. Setelah semua koper dan barang-barang ku dibawa ke kamar, tanpa memberesi terlebih dahulu aku segera bersiap-siap pergi ke rumah sakit. Setelah selesai aku segera berpamitan ke pada ART di rumahku. Aku memilih mengendarai  mobil sendiri sebenarnya bunda menyuruh pak Adi untuk mengantarku tapi aku menolak. Dengan arah-arah yang di tunjukan pak Adi secara detail aku segera melajukan mobilku ke JI Houspital dimana ayahku dirawat. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 40 menit akhirnya aku sampai di rumah sakit.

          Setelah sampai di rumah sakit aku segera memarkirkan mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Namun saat aku sedang membalas pesan dari bunda tiba-tiba aku menabrak seseorang.

Brukkk…

“Maaf  nggak sengaja.” Dengan sedikit membungkuk aku meminta maaf dan segera meneruskan langkah ku.

“Tunggu mbak.” Saat beberapa langkah tiba-tiba orang yang tadi aku tabrak memanggilku, dia berjalan mendekatiku dengan jas di tanganya, tiba-tiba dia mengikatkan jasnya di pinggangku.

“Kamu apa-apaan.” Dengan perasaan terkejut aku ingin melepaskan diri saat cowok itu yang mengikatkan jasnya di pinggangku.

“ Maaf mbak saya lancang, tapi ada noda merah di belakang rok anda.” Dia berbisik di telingaku.

“Hah.” Dengan wajah polos aku masih berfikir atas ucapan cowok tersebut.

“Iya, ada noda merah di rok anda.” Ucapnya lagi.

Astagfirullah.” Batinku, setelah aku tau maksud cowok itu.

“Maaf dan terimakasih.” Singkat kataku kemudian segera berlari masuk kedalam rumah sakit.

“Mbak namanya siapa.” Terdengar cowok itu berteriak bertanya namaku, karena malu aku hanya melambaikan tangan tanpa berbalik.

          Tanpa   menghiraukan panggilan cowok itu, aku segera masuk ke dalam rumah sakit dan mencari toilet , stelah di dalam toilet aku melepas jas yang masih terikat di pinggangku dan segera melihat belakang pakaian yang aku kenakan.

“Ya Allah malunya.” Aku menepuk jidat ku karena malu.

 “Siapa ya cowok itu?” Sambil mengikatkan jas itu kembali, untuk menutupi noda merah, aku memikirkan cowok yang sudah menolongku barusan.

          Dengan rasa malu yang masih ada, aku segera menuju ke ruangan VIP di mana ayah di rawat. Saat sampai di lorong ruangan aku melihat bunda berjalan dengan membawa kantong plastik.

“Bunda.” Aku berteriak memanggil bunda, saat bunda berbalik aku segera menghampiri dan langsung memeluknya.

“Bunda malu, malu bunda.” Rengekku pada bunda yang seakan-akan aku pengen meluapkan rasa malu yang aku rasakan.

Asalamuallaikum, ini dateng-dateng malah ribut kenapa?” Tanya bunda bingung.

Waalaikuumsallam, malu bunda.” Aku melepaskan pelukan kemudian bersalaman dan tidak lupa mencium tangan bunda.

“Ini baru pulang dari Singapur bukanya bilang kangen kok malah malu sih, malu sama siapa?”

“Bunda kangen.” Tanpa menjelaskan apa-apa aku langsung memeluk bunda.

“Kanaya Naratama.” Seolah membutuhkan penjelasan bunda melepaskan pelukanku.

“Iya bunda.” Aku hanya bisa nyengir kuda saat bunda mulai kesal.

“Ya udah ayo ayah udah nunggu”

          Bunda mengajakku menuju ruang dimana ayah dirawat. Sepanjang lorong rumah sakit aku menceritakan kejadian memalukan yang baru saja menimpa ku, pada bunda.

“Ya Allah, terus sekarang dimana orangnya?” Tanya bunda histeris menanyakan pria yang menolongku.

“Mungkin udah pergi.” Jawabku asal.

“Bunda harus berterimakasih sama dia karena udah peduli sama putri bunda, kalo gak ada dia  mungkin kamu udah diketawain orang-orang.”

“Iya bun, kenapa tadi aku ngga tanya namanya ya.” Gummam ku lirih

“Jadi kamu nggak tau namanya?” Tanya bunda.

“Ya nggak lah bunda, boro-boro nanya nama, berhadapan sama dia aja udah malu.”

“Yah gimana mau ngucapin terimakasih” Bunda sedikit kecewa karena aku gak tau nama cowok itu.

“Ya udah lah bun.” Ujarku.

          Tepat di depan ruang rawat ayah aku dan bunda segera menghentikan pembicaraan tentang cowok itu dan segera masuk ke ruang rawat ayah.

Bersambung…….

Related chapters

  • My Sweet Young Husband   Part 3

    "Selalu berikan yang terbaik pada pertemuan pertama. Karena rasa suka bisa datang disaat pandangan pertama, begitupun dengan rasa tidak suka."----------------------Alfizam Dinnar Agustaf Hari ini aku ada jadwal meeting sama client, sebelum berangkat ke kantor gue berencana menjenguk om Diga yang sudah satu minggu ini dirawat di rumah sakit. Tepat pukul 07:00 berangkat bersama Varo, sesuai rencana aku menjenguk om Diga terlebih dahulu. Stelah sampai di rumah sakit aku langsug menuju ruag VIP dimana om Diga dirawat. Kurang lebih satu jam aku ngobrol-ngobrol sama om Diga yang kondisinya sudah semakin membaik.Flashback“Assalamualakum.” Aku memasuki ruang rawat om Diga, dan terlihat tante Kayla sedang ngobrol sama dokter.“Waalaikumsalam ganteng.” Balas tante Kayla seraya menghampiri

    Last Updated : 2021-03-01
  • My Sweet Young Husband   Part 4

    "Bertanggung jawab dan bersungguh-sungguhlah dengan apa yang dimulai, bersungguh-sungguh memang berat pada awalnya. Tapi akan menyenangkan jika kita sudah mencintai apa yang kita lakukan."----------- Sesuai rencana hari ini aku pergi ke kampus untuk menyerahkan berkas-berkas untuk melamar menjadi dosen. Ditemani tane Marta aku menuju kampus dan setelah semua beres aku menemui bu Ratna yang merupakan dosen mata kuliah sebelumnya atau dosen yang akan aku gantikan.“Assalamualaikum.” Aku mengetuk pintu ruangan bu Ratna.“Waalaikummsalam, bu Kanaya ya?” Tanya bu Ratna.“Iya bu.” Jawabku sopan.“Silahkan duduk dulu.” Bu Ratna menyuruhku duduk di sofa yang ada di ruangganya.“Perkenalkan saya Ratna, dan ini berkas-berkas berkaitan dengan mahasiswa yang saya ajar.” Bu Ratna memperkenalkan namanya kemudian member

    Last Updated : 2021-03-03
  • My Sweet Young Husband   Part 5

    "Allah selalu mempunyai sekenario terindah untuk hamba-Nya. Kita hanya perlu bersabar dan ikhlas dalam menanti, bersyukur atas semua kebaikan dan ujian yang Allah berikan pada kita."---------- Tidak terasa sudah satu minggu aku tinggal di Indonesia bersama keluarga ku, banyak sekali momen-momen yang ku dapatkan dan tentunya belum pernah aku rasakan sebelumnya, seperti saat ini. Kalo dulu, malam minggu aku habiskan buat nonton drakor di apartemen, kali ini malam minggu aku gunakan buat quality time bareng keluarga. Malam ini aku, bunda dan kak Helga ngobrol asyik di ruang keluarga, mulai dari kerjaan sampai kenapa kak Helga masih ngebetah ngejomblo. Saat aku dan kak Helga sedang seru-serunya ngobrol tiba-tiba ayah keluar dari kamar dengan raut wajah yang kelihatan serius. Sejak pertemuanya dengan om Sam tadi siang ayah jadi kelihatan sedikit berubah, entah apa yang s

    Last Updated : 2021-03-04
  • My Sweet Young Husband   Part 6

    "Wanita yang layak kamu pilih: Lihatlah bagaimana dia menjaga malunya, bagaimana ia menutup auratnya tatkala lengannya tersingkap ia akan merasa khawatir ada yang melihatnya. Wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia."----------Alfizam Dinnar AgustafMalam minggu kali ini aku nggak bisa out bereng teman-teman ku, kalau biasanya malam minggu aku menghabiskan waktu buat ngumpul di rumah sahabat-sahabatku atau traveling bareng bang Helga. alam minggu kali ini aku dan Alvaro harus stay at home buat dengenrin curhatan mama. Udah satu minggu mama tinggal di Indonesia dan selama satu minggu pula akuk dan Varo nggak bisa pulang ataupun keluar malem. Selama satu minggu ini aku juga nggak bisa nongkrong bareng bang Helga, biasanya sepulang dari kantor aku sama bang Helga sering main ke bengkelnya Rendy tapi semenjak adiknya bang Helga pulang, dia jadi sering nemenin adiknya. Aku belum pernah bertemu sama adik

    Last Updated : 2021-03-05
  • My Sweet Young Husband   Part 7

    "Hidup, mati, rezeki dan jodoh merupakan rahasia Ilahi yang tidak pernah bisa kita tebak begitu saja. Ada kalanya orang-orang yang sebelumnya tidak saling mengenal, tidak saling menyapa, tidak saling tahu satu sama lain namun akhirnya bersatu sebagai sepasang kekasih halal. Kita tidak pernah tahu bagaimana misterinya sebuah jodoh itu."---------- Hari ini adalah hari minggu, setelah lari pagi bersama kakanya Kanaya ikut belanja bunda dan mbok Ina dengan diantar Helga. Setelah sampai supermarket Kanaya dan Helga memilih menunggu di café yang berada di sebrang supermarket itu. Selama di dalam café Kanaya kelihatan cemberut dan hal itu tidak luput dari perhatian Helga sang kakak.“Was going on?” Helga mengangkat dagu Kanaya dan melihat wajah cemberut adiknya itu.“Nothing.” Kanaya menepis tangan kakanya itu.“Adek ini kenapa?” Kanay

    Last Updated : 2021-03-06
  • My Sweet Young Husband   Part 8

    "Jika ditakdirkan bersama, maka dari sudut bumi manapun mereka berasal, mereka pasti bertemu."----------“Ayah, bunda, Om, tante, sebelumnya Kanaya minta maaf, bukannya Kanaya menolak perjodohan ini. Tapi beri Naya waktu, Naya butuh waktu buat memutuskan ini semua. Naya ingin menikah sekali seumur hidup, jadi Naya mohon beri Naya waktu, ya.” Pinta Kanaya memohon ke pada Ayah dan Sam. Dinnar yang sedari tadi tegang menunggu jawaban Kanaya seketika tersenyum lega karena mendengar jawaban Kanaya.Seenggaknya Kanaya tidak menolak perjodohan itu lebih tepatnya belum memutuskan buat menerima atau menolak perjodohan itu. Ya Dinnar pun sadar diri , dirinya hanya seorang mahasiswa dan usianya juga masih labil. Dinnar pun yakin, Kanaya tidak akan setuju dengan perjodohan ini.“Baiklah ayah akan memberi waktu satu minggu buat kalian berfikir.” Ujar Diga, ia memahami

    Last Updated : 2021-03-06
  • My Sweet Young Husband   Part 9

    "Percayalah, jika dia ditakdirkan untukmmu, sejauh apapun dia melangkah, sesulit apapun ia kamu raih. Allah akan memudahkan jalanmu untuk memilikinya."----------Kanaya Naratama Setelah berpamitan dengan kak Helga, aku segera menuju ruanganku dan sekali lagi memeriksa jadwal mengajarku. Hari ini aku mengajar tiga kelas, kelas pertama dimulai jam 8 dan itu artinya kelas dimulai 5 menit lagi. Di hari pertama mengajarku ini, aku mengisi kelas dengan perkenalan dan melanjutkan presentasi hasil penelitian yang sebelumnya diberikan bu Ratna. Setelah selesai mengajar dua kelas, aku kembali ke ruanganku untuk mempersiapkan materi mengajar kelas selanjutnya. Tepat pukul 12 siang Nadin menghampiriku buat makan dan shalat dzuhur. Aku dan Nadin pun segera ke kantin kampus untuk makan siang.“Abis ini ada jam ngajar ya?” Tanya Nadin pada ku.u

    Last Updated : 2021-03-07
  • My Sweet Young Husband   Part 10

    "50.000 tahun sebelum kita diciptakan, Allah sudah menentukan siapa jodoh kita. Sedekat apapun kalau Allah mengatakan kita tidak berjodoh, kita tidak akan mungkin bersama. Sejauh apapun kita klau Allah katakan kita berjodoh, kita pasti akan berjumpa dengan cara terindah yang sudah Allah rencanakan."-----------Kanaya Naratama Setelah memperkenalkan diri ke pada mahasiswak/i ku, aku mulai mengabsen satu per satu mahasiswa yang berjumlah 30 orang. Hingga tiba aku memanggil nama yang tidak asing bagiku.“Alfizam Din…..” Aku menggantungkan ucapanku mengingat-ingat sesuatu.“Alfizam Dinnar Agustaf, kok namanya mirip ya sama anaknya om Sam, jangan-jangan……” batinku dalam hati.“Alfizam Dinnar Agustaf.” Panggilku lirih namun masih didengar oleh si empunya nama, buktinya dia tunjuk atap dan tersenyum manis.

    Last Updated : 2021-03-07

Latest chapter

  • My Sweet Young Husband   Part 75 END

    “Ujian itu hadir dengan tujuan menuntut mereka menuju kesempurnaan diri dan kesempurnaan kenikmatan-Nya. Jangan buru-buru mencela musibah yang Allah berikan, yakinlah ketetapan Allah adalah yang terbaik.”---------- Bila ada satu hal pasti yang harus Kanaya yakini dari kehidupan, maka itu adalah bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Pada akhirnya, hanya Tuhan dan suaminya serta kedua putranya tempat berpegang. Suaminya lah yang membuat kakinya bisa kuat untuk berdiri, sedangkan kedua putranya yang menjadi alasan Kanaya untuk tetap sabar dan ikhlas menerima cobaan. Dan tentu ia harus sangat teramat sangat berterima kasih kepada Tuhan yang telah menakdirkan dirinya memiliki mereka, suami dan kedua putra hebatnya. Perjalanan hidup manusia tidak selalu sesuia har

  • My Sweet Young Husband   Part 74

    Note: Next part adalah part penutup yaJ.“Karena memang kehidupan itu penuh dengan cobaan, ya. Bahkan selama kita masih hidup, cobaan tidak akan pernah berhenti menghampiri. Kuncinya Cuma sabar, sabar dan sabar hingga sampai ke titik ikhlas dimana kita yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Semua pasti ada solusinya, semua pasti ada jalanya.”----------Namanya kehidupan pasti tidak terlepas dengan cobaan dan ujian kehidupan. Pada hakikatnya manusia tidak diuji di luar batas kemampuannya. Bagi mereka yang mampu mengambil hikmah dalam setiap kejadian yang ada dan selalu bersyukur, maka akan mampu melewati ujian-ujian kehidupan ke depannnya. Yakin bahwa setiap ujian adalah cara Tuhan untuk mendewasakan kita, terlebih semua ujian hidup ini tak ada yang abadi.Dinnar dan Kanaya mencoba melewati ujian terberat dalam rumah tangganya dengan sabar dan iklas. Kehilangan je

  • My Sweet Young Husband   Part 73 A++

    WARNING!!. Part ini mengandung adekan yang bikin panas dingin, bijak dalam membaca yang tidak berkenan bisa abaikan. Sebenarnya ini gabungan part sebelumnya, tapi karena kalau aku jadiin satu part, katanya kebanyakan jadi lebih baik aku jadiin dua part.“ Dalam kehidupan berumah tangga, pertengkaran menjadi salah satu badai yang akan menerpa bahkan mungkin sering. Dan bercinta mungkin bisa menjadi salah satu cara dimana pasangan akan berbagi perasaan untuk menyelesaikan masalah, dan bercinta seolah menjadi pelangi di akhir badai. Mungkin bukan diakhir badai, tapi di sela badai yang belum kunjung usai.”---------- Perlahan Dinnar meletakkan Kanaya di atas ranjang, keduanya berhimpit tanpa jarak. Mungkin karena rindu akan sentuhan membuat keduanya tidak ingin melepaskan pangutan, hingga Kanaya perlahan yang melepas

  • My Sweet Young Husband   Part 72

    “Mawaddah dalam rumah tangga akan tercipta saat suami dan istri mampu saling menguatkan. Dan rumah tangga akan menjadi bahagia saat cinta yang di bangun tidak bercampur dengan ke egoisan.”----------Dinnar melangkah memasuki rumah mewahnya, ia sedikit bersemangat. Menginggat ada kabar baik mengenai putrinya, semoga dengan kabar ini istrinya bisa kembali semangat menjalani hidup.Dinnar segera menuju kamarya, ketika melewati kamar putra kembarnya, ia mendengar isakan kedua putra kembarnya. Dinnar segera masuk, khawatir dengan keadaan Afnan dan Aflah.Terlihat di ranjang masing-masing mereka kompak menelungkup menyembunyian wajahnya di bawah bantal dengan isak tangis menyedihkan. “Abang, adek?” Afnan yang mendengar panggilan sang ayah mengangkat bantal yang menutupi kepalanya dan segera menghapus air mata yang masih tersisa. Sementara Aflah ia masih setia dengan isakkanya.Melihat putra bungsunya masih

  • My Sweet Young Husband   Part 71

    *Alurnya dipercepat ya, bancanya pelan-pelan saja!*“Setegas dan setegar apapun seorang Ayah, ia akan bersedih bahkan tidak akan merasa malu untuk menangis ketika ia harus kehilangan anaknya terlebih putri manisnya.”----------“Alesha diculik……..” Detik berikutnya tubuh Kanaya melemas dan pingsan dalam dekapan Dinnar.Flashback at CCTV control roomBrakk…..Dinnar membuka ruang kontrol CCTV, di sana sudah ada Toni dan Arvan. Sepertinya sahabat-nya itu gerak cepat, karena saat ini mereka sedang menatap layar monitor dan mendengarkan penjelasan petugas yang jaga. Dinnar mendekat ke monitor dan menatap layar besar di hadapannya itu, di monitor itu terekam jelas ketika Alesha berjalan menuju toilet. Ketika Alesha keluar dari toilet, ada dua orang laki-laki dan perempua menghampiri Alesha, sepertinya ora

  • My Sweet Young Husband   Part 70

    "Memang benar, bahwa cobaan kadang dapat meninggikan derajat seorang di sisi Tuhan-nya dan tanda bahwa Tuhan semakin menyayangi dirinya. Dan semakin tinggi kualitas imannya, semakin berat pula ujiannya. Dan tentunya ujian terberat ini akan dibalas dengan pahala yang besar pula. Sehingga kewajiban kita sebagai makhluk Tuhan adalah bersabar."----------5 Tahun Kemudian………Lima tahun sudah derai tawa menghiasi rumah mewah keluarga Agustaf. Dinnar dan Kanaya saling membahu dalam merawat dan mendidik ketiga buah hatinya. Dinnar dan Kanaya tidak menyetujui usulan Sam dan Marta yang ingin menggunakan jasa baby sistter untuk membantumegurus Queen dan Prince-prince dikeluarga bahagia itu.“Kakak!!! Adek!!.....” Teriakan nyaring terdengar menggema di seluruh ruangan di dalam rumah mewah itu. Menjadikan seluruh penghuni rumah yang tengah mengerjakan kegiatan masin

  • My Sweet Young Husband   Part 69

    “Aku melihat sesuatu yang lebih indah dibandingkan sejuta bintang di dalam senyummu. Tak peduli apa yang telah terjadi dan tak peduli apa yang akan terjadi, aku akan tetap mencintaimu kini, nanti dan selamanya.”----------Alfizam Dinnar AgustafSeperti malam-malam sebelumnya, Alesha akan mengamati kedua adik kembarnya yang tengah terlelap dalam box yang sama. Udah menjadi kegiatan rutin Queen untuk memandang lekat-lekat wajah damaiadik-adiknya sebelum dia tidur. “Sudah malam, kak. Ayo tidur.” Aku mengajak Alesha sambil menepuk lembut pundak Queen kesayangan ku itu.“Sebentar lagi, Yah. Lesha masih ingin melihat wajah menggemaskan abang sama adek. Mereka kalau lagi tidur sangat menggemaskan ya, Yah.” Tolak Alesha, dia mendongak menatapkku ketika ingin menyentuh tubuh mungil kedua adiknya.“Jangan sayang, Nanti mereka bangun. Kasihan bunda kan, kalau

  • My Sweet Young Husband   Part 68

    “Tiga hal yang paling indah yang telah terjadi di dalam hidupku yaitu:ketika aku mencintaimu, ketika kau mencintaiku dan ketika kita saling mencintai satu sama lain.”----------Mata Kanaya sulit untuk teralihkan dari box yang berisi kedua jagoannya. Perhatian Kanaya teralihkan ketika mendengar pintu ruangannya dibuka dariluar, ia membalas senyum hangat yang dipancarkan suaminya “Istirahat sayang, biar mas aja yang menjaga kedua jagoan kita.” Pinta Dinnar setelah duduk di sisi ranjang sambil mengusap pipi Kanaya.“Melihat mereka sudah lahir dengasn selamat dan sedang terlelap, membuat rasa lelahku nggak berasa, mas.Aku ingin terus memandang malaikat ini.” Balas Kanaya sembari menikmati elusan telapak tangan lembut milik sang suami yang masih singgah di pipinya.Dinnar menunduk dan mengecup bibir istrinya, “Mas paham perasaan kamu, tapi kamu juga harus ingat jika istirahat sangat penting buat kese

  • My Sweet Young Husband   Part 67

    "Anak adalah sumber kebahagiaan sejati orang tua, rasa sakit yang dirasakan seorang ibu kala melahirkan akan terbayar lunas kala mendengar tangis sang buah hati menggema untuk pertama kali."----------Drttt……Drttt……Dinnar tengah menatap serius layar presentasi ketika ponsel di saku jasnya bergetar. Ia duduk tegak dan fokus menatap kurva yang menunjukkan ketidakstabilan pemasukan perusahaan bulan ini. Beberapa saat kemudian getaran dalam sakunya berhenti. Ia kembali fokus mendengarkan penjelasan dari kepala devisi keuangan.Drttt….Drttt…..Getaran dari ponselnya kembali terasa, kini kosentrasi Dinnar mulai buyar. Ia merogoh ponsel dan mendapati nama Aldo, ia melihat kursi kosong di mana seharusnya sahabatnya berada saat ini tapi pria yang sudah enam bulan menjabat sebagai GM itu tidak hadir. Dinnar berfikir

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status