“Nona besar, tuan muda… tuan muda… baru saja mengalami kecelakaan,” katanya yang bisa langsung membuat jantung Crystal terasa terlepas dari tempat yang seharusnya, “Dan sampai saat ini, polisi masih belum bisa menemukan keberadaannya,” sambungnya yang membuat kaki Crystal benar-benar terasa lemas hingga tidak bisa lagi menopang bobot tubuhnya sendiri.“Nona besar,” teriak pria di hadapannya menahan tangan Crystal dan ikut berjongkok, hingga membuat beberapa pelayan di kediaman berlarian ke kamar Crystal, dan menuntun Crystal untuk duduk di sofa.Pikiran Crystal benar-benar kosong saat mendengar apa yang baru saja pengawalnya katakan. Ingin rasanya dia datang ke lokasi yang di maksud untuk mencari sendiri keberadaan Caesar saat ini. Namun saat ini dia sama sekali tidak memiliki tenaga meski hanya untuk menopang bobot tubuhnya sendiri.“Baobei… baobei… Gu Crystal,” panggil Victoria saat panggilan video mereka memang belum berakhir.“Jie,” tangis Crystal saat menatap wajah kedua sahabatn
Crystal kembali ke dalam kamar untuk bersiap. Namun saat menyadari keanehan dari pengawal yang memberitahunya, Crystal terus mencoba untuk mengulur waktu dan mempersiapkan dirinya sendiri agar bisa dengan tenanga menghadapi apa yang sebenarnya sedang Li Jingyan rencanakan, dalam kondisi seperti saat ini. Sehingga saat itu, Crystal yang sudah merasa cukup siap untuk menghadapi ular tua seperti Li jingyan, akhirnya segera mengirimkan pesan pada Felix, dan pergi bersama pria muda yang sejak tadi menunggunya di depan pintu kamar.Tanpa bertanya apapun, Crystal terus menutup mulutnya seperti orang bodoh yang baru saja masuk ke dalam perangkap.Tapi sebenarnya, saat ini Crystal sedang mengingat informasi apa saja yang sudah pernah Caesar katakan padanya mengenai keluarga Li, terlebih Jenny dan juga sang ayah.Sesampainya di perusahaan milik keluarganya, beberapa pria dan wanita paruh baya menyambut kedatangannya dengan mewah. Padahal nyatanya, tidak banyak orang perusahaan yang mengetahui
3 hari yang laluBegitu meninggalkan kediaman Gu, hal pertama yang Caesar perintahkan pada Fellix adalah mencari tahu, bagaimana berita mengenai sang kakek bisa sampai ke media, disaat yang mengetahui hal itu hanya orang terdekat, beberapa pelayan dan juga pengawal kediaman yang ada di lokasi tempat tuan Gu tidak sadarkan diri.Setelah menugaskan hal itu pada Felix, dengan cepat, Felix memerintahkan bawahan kepercayannya untuk kembali meneliti profile lamaran kerja yang dia terima, termasuk latar belakang orang-orang yang bekerja dan berjaga di kediaman Gu.Saat semua hal sudah tertangani dan sesuai dengan tugas masing-masing, secara tiba-tiba, Jason juga menghubungi Caesar secara langsung, dan memberitahu Caesar kalau ada pergerakan aneh di tempat manager Zhao berada, sehingga saat itu, tanpa berpikir apapun lagi, Caesar meminta Felix untuk segera membawanya ke tempat yang sebelumnya Jason beritahukan padanya.Namun saat mereka sampai di jalanan yang di kelilingi jurang dan juga tebi
Crystal sama sekali tidak bisa berkata-kata saat Caesar menuntunnya dari ruang rapat begitu saja. Alasannya sederhana, Crystal masih belum bisa percaya kalau apa yang ada di hadapannya saat ini adalah kenyataan. Dan Crystal benar-benar takut, kalau apa yang terjadi saat ini, hanya imajinasinya yang terlalu mencemaskan dan mrindukan Caesar yang menghilang begitu saja. “Baobao,” kata Caesar menghentikan langkahnya dan berdiri tepat di hadapan Crystal yang masih belum sepenuhnya fokus. “Apa ini semua kenyataan?” tanya Crystal meneteskan air matanya. “Tentu saja,” senyum Caesar membelai pipi Crystal dengan punggung tangannya, “Suamimu, benar-benar berdiri di hadapanmu,” sambungnya yang membuat Crystal langsung menghambur ke dalam pelukan pria di hadapannya, “Sudahlah, mari kita bicarakan semuanya di rumah, hmm?” bujuk Caesar melepaskan pelukan Crystal yang menganggukan kepalanya setuju. *** “Asisten Wu, apa yang sebenarnya terjadi saat ini?” tanya pria baya lain yang selalu mendukung
“Apa kau juga akan tetap diam saja jika aku yang ada di posisimu?” tanya Crystal kembali menatap ke dalam mata Caesar“Nona besarku tersayang,” senyum Caesar menarik kedua tangan Crystal untuk menatapnya, “Bagaimana mungkin aku tetap diam saat kau mendapat ketidak adilan?” “Lalu kenapa…”“Karena aku sedang menyiapkan hal lain untuknya,” sela Caesar masih dengan senyum tampan yang selalu bisa membuat jantung Crystal bedetak lebih cepat dalam situasi apapun. Dan saat Crystal mulai tenang, akhirnya Caesar memberi tahu Crystal, kenyataan sang kakek yang sangat peduli pada Li Jingyan seperti pada putranya sendiri, karena sejak ayah Crystal tiada, Jingyan selalu mencari cara untuk menggantikan posisi ayah Crystal untuk bisa mendapatkan posisinya saat ini. Namun disisi lain, Caesar juga memberi tahu Crystal, bahwa dia masih menyelidiki masa lalu yang mungkin tidak tuan Gu ketahui mengenai Li Jingyan, sehingga saat ini, Caesar juga sedang menunggu Jingyan, mengam
Crystal sampai di rumah masih dengan berbagai macam kata yang tuan Gu katakan. Dia sama sekali tidak menyangka kalau satu-satunya keluagrga yang dia miliki akan berpikir seperti itu mengenai orang yang sudah mencelakai pria yang paling dicintainya.Sehingga begitu masuk ke dalam kamar, thal pertama yang Crystal lakukan adalah masuk ke dalam kamar mandi, dan merendam seluruh tubuhnya di dalam air bathtub yang sudah siap dia gunakan setiap kali pulang.Saat itu, pikiran Crystal terus memutar dan mencerna kata-kata sang kakek mengenai hubungan orang tua dan anak yang tidak.bisa Crystal pahami. Namun, sekeras apapun Crystal memutar isi kepalanya, jawabannya tetap sama, Crystal pasti akan membela cucunya jika dia yang berada di posisi tuan Gu saat ini. Dan hal itu pada akhirnya membuat Crystal sendiri tidak sadar, sudah berapa lama dia merendam seluruh tubuhnya di dalam air sampai sebuah suara dan guncangan yang cukup keras membangunkan Crystal yang merasa sangat sesak.“Gu Crystal,” kata
Tuan Gu sampai di kediaman 1 hari lebih awal dari waktu yang sebelumnya di putuskan.Dan begitu sampai ke rumah, Crystal yang masih merasa kesal karena perkataan sang kakel beberapa hari yang lalu memutuskan untuk pergi bekerja, hanya untuk menghindari pertemuannya dengan sang kakek, sedang Caesar yang tidak ingin membuat mood Crystal berantakan, mwmilih untuk membiarkan hal itu dan menghampiri tuan Gu yang langsung masuk ke dalam kamarnya bersama asiten Cui.“Xiao Lu,” senyum tuan Gu tipis begitu melihat Caesar yang masuk ke kamarnya.“Yeye,” jawab Caesar berdiri di hadapan ranjang sang kakek, “Kenapa waktu pulangnya lebih cepat dari yang sebelumnya di sepakati sebelumnya?” tanyanya cepat.“Hhhaahh… Xiaobao marah padaku karena masalah Li Jingyan, dan dia sama sekali tidak berkunjung sejak hari itu,” jawab tuan Gu menghembuskan nafasnya panjang, “Jadi aku memutuskan untuk pulang lebih awal agar aku bisa melihatnya… tapi ternyata, dia pergi begitu
Beberapa hari yang laluCrystal hanya bisa terdiam saat untuk pertama kalinya, Caesar bersikap sangat dingin padanya.Dia sama sekali tidak pernah menyangkan, kalau sikap dingin yang selama ini Caesar tunjukan pada wanita di sekelilingnya, kini bisa dia terima juga.Cukup lama Crystal memutar kembali setiap kata yang tuan Gu dan Caesar ucapkan padanya. Sampai akhirnya Crystal sadar, bahwa anak bukanlah bahan taruhan untuk alasan apapun. Dan saat ini, jika Crystal benar-benar sudah siap untuk menjadi orang tua, maka dia harus siap untuk menjadi lebih dewasa, bertanggung jawab, termasuk berbagi kasih sayang Caesar bersama anak mereka nanti.Sehingga pada akhirnya, Crystal yang belum siap dengan semua itu, tidak lagi ingin membuktikan ucapan sang kakek, menggunakan anak yang tidak bersalah, melainkan menjadikan dirinya sendiri untuk lebih dewasa dan mencoba untuk memahami maksud perkataan tuan Gu sebenarnya.-°-“Jadi apa hari itu kau tetap meminumnya?” Tanya Caesar menatap Crystal seriu
Dua hari kembali berlalu, dan baik Jason maupun Li Nan masih terus berkutat di depan layar komputer mereka masing-masing, menyisihkan waktu istirahat demi menggali lebih dalam masalah keluarga Li. Mereka tahu bahwa sedikit saja celah yang ditemukan bisa menjadi senjata ampuh untuk melawan Li Jingyan.Jason, yang sudah cukup lama menyelidiki transaksi keuangan Jenny, akhirnya menemukan bukti yang selama ini mereka cari—rekaman transaksi yang menunjukkan pembelian obat per**gs**g yang pernah digunakan Jenny untuk menjebak Caesar beberapa bulan lalu. Bukti yang akan menjadi ancaman besar bagi Li Jingyan, yang selama ini sangat mempercayai putrinya, dan menganggap ucapan Caesar hari itu hanya untuk menyudutkannya saja.Di saat yang bersamaan, di ruang kerjanya sendiri Li Nan juga berhasil mengakses percakapan WeChat antara John dan Jenny. Dalam percakapan itu, John menekan Jenny dengan ancaman agar menutup mulutnya mengenai perjudian ilegal yang selama ini dia lakukan. Sebagai gantinya, d
Setelah membuat kesepakatan untuk bekerja sama dengan Crystal, Victoria, dan Li Nan, Caesar akhirnya meminta Crystal untuk membawa kedua teman baiknya itu ke apartemen Jason—sebuah tempat yang jarang diketahui oleh siapa pun. Tempat ini dipilih bukan tanpa alasan; apartemen itu adalah salah satu lokasi yang aman dan jauh dari jangkauan Li Jingyan.Saat mereka tiba, suasana di dalam ruangan terasa sedikit tegang. Felix dan Victoria yang masih belum sepenuhnya berdamai satu sama lain membuat senyum tipis terukir di wajah Caesar. Dia tahu bahwa Felix adalah salah satu orangnya yang paling setia dan tidak segan-segan menyinggung siapa pun yang berpotensi mengganggu rencananya—termasuk kekasihnya sendiri."Sampai kapan kalian akan bersikap seperti itu dan membuatku merasa bersalah?" Caesar akhirnya membuka pembicaraan, suaranya tenang namun penuh tekanan.Crystal yang mengerti maksud ucapannya segera menatap Caesar tajam. "Lu Zong, apa saat ini kau juga ingin melibatkan aku dalam kesalahan
Setelah panggilan telepon berakhir, Crystal menatap Caesar dengan ragu. Matanya dipenuhi ketidakpastdian, sementara hatinya masih berdebat dengan dirinya sendiri."Aku ingin percaya padamu, tapi bagaimana aku bisa yakin kalau kau tidak akan pernah lagi menyembunyikan sesuatu dariku?" suaranya lirih, namun nada tegasnya menunjukkan bahwa dia tidak ingin lagi dibohongi.Caesar menghela napas, lalu mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi Crystal dengan lembut. Tatapannya dalam dan serius, penuh dengan kehangatan yang berusaha dia sampaikan. "Baobei, aku tahu beberapa hari ini aku telah menyembunyikan banyak hal darimu. Tapi percayalah, aku melakukan semua ini bukan karena aku tidak percaya padamu atau sengaja membodohimu, melainkan karena aku ingin melindungimu dari bahaya." Suaranya terdengar lebih lembut dari sebelumnya, seakan ingin meyakinkan Crystal bahwa dia tidak lagi ingin ada jarak di antara mereka.Crystal menggigit bibirnya. Hatinya berdebar, tid
Crystal menatap Caesar dengan penuh harap, tangannya masih melingkar erat di pinggang pria itu. Rasa rindu yang menggunung selama beberapa hari terakhir sedikit terobati dengan kehangatan tubuhnya. "Jadi jali ini, apa kau benar-benar akan mengatakan segalanya padaku, tanpa merahasiakan apapun?" tanyanya, suaranya dipenuhi dengan harapan. Caesar terdiam, matanya menatap dalam seolah mempertimbangkan sesuatu. Lalu, setelah beberapa detik yang terasa begitu lama, ia mengangguk pelan. "Hmm... Aku akan mengatakan semua hal yang ingin kau ketahui." Senyum bahagia merekah di bibir Crystal. Ia tidak hanya senang mendengar kata-kata itu, tetapi juga karena tatapan Caesar begitu tulus, membuatnya merasa bahwa pria ini benar-benar ingin berbagi segalanya dengannya. Namun, sebelum kebahagiaan itu bertahan lama, Caesar tiba-tiba berkata, "Tapi sebelum itu, katakan dulu padaku, apa saja yang sebenarnya saat ini sedang kau dan kedua sahabatmu itu rencanakan!" Crystal tertegun. Ia melepaskan pelu
Di dalam kamar yang remang, suasana semakin menegang. Crystal dan Caesar kembali terlibat dalam perdebatan yang seolah tak berujung. Nada suara mereka meninggi, memenuhi ruang dengan ketegangan yang menyesakkan. "Kenapa kau terus menyembunyikannya dariku?!" Crystal bertanya dengan suara bergetar. "Apa yang sebenarnya kau takutkan, Lu zong? Apa kau benar-benar berpikir aku tidak berhak tahu?"Caesar menatapnya dengan sorot mata gelap. Rahangnya mengeras, tangan yang terkepal di sisi tubuhnya bergetar menahan emosi. "Ini bukan tentang hak atau bukan, Crystal. Ini tentang keselamatanmu!""Keselamatanku?" Crystal tertawa hambar, matanya mulai berkaca-kaca. "Kau pikir aku akan tetap aman dengan terus berada dalam kegelapan? Aku hanya ingin tahu yang sebenarnya! Aku berhak tahu, tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam kecelakaan orang tua kita!"Sebelum Caesar sempat membalas, suara berat seorang pria memotong perdebatan mereka.
Malam sudah larut ketika Crystal akhirnya sampai di rumah. Hujan yang turun sejak sore telah reda, menyisakan udara dingin yang menusuk. Sesampainya di kediaman keluarga Gu, seperti biasa, beberapa pengawal yang berjaga membungkukan badannya tanda hormat. Dan seorang wanita muda dengan kemeja berwarna mint dan juga celana coklat, menghampirinya dengan segelas air hangat, yang pasti bisa menghangatkan tubuh Crystal. Crystal segera naik dan masuk ke dalam kamar, melepas mantel dan menggantungnya di dalam lemari steril di sudut kamar, sebelum langkahnya membawa tubuh Crystal ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan diri dan berendam di dalam bathtub meski hanya beberapa saat. Selesai mandi dan melakukan aktivitas malamnya, Crystal duduk di sofa yang ada tepat beberapa langkah dari sisi ranjangnya, mengusap wajahnya yang masih terasa lelah.Pikirannya terus dipenuhi dengan pertanyaan yang belum terjawab. Victoria, bagian dari
Victoria menatap Crystal dan Li Nan dengan ekspresi serius. Suasana ruangan terasa begitu sunyi setelah pengakuannya yang mengejutkan."Aku adalah putri biologis Li Jingyan. Dan ibuku baru saja memberitahuku, bahwa Li Jingyan sudah mendapatkan izin dari istrinya untuk membawaku masuk ke dalam keluarga Li," ulangnya dengan lebih tenang. Crystal masih berusaha mencerna kata-kata Victoria. "Tapi... bagaimana mungkin? Maksudku, kenapa kau bisa tidak tahu apapun mengenai masalah ini sebelumnya?"Victoria menarik napas panjang. "Ibuku, Xu Meiling, adalah wanita yang paling dicintai Li Jingyan sebelum dia menikah dengan Nona Jin. Mereka memiliki hubungan yang sangat kuat, tapi keluarga Li menolak pernikahan mereka karena status ibuku yang saat itu hanyalah seorang wanita biasa tanpa latar belakang kuat. Akhirnya, Li Jingyan dipaksa menikah dengan Nona Jin demi mempertahankan posisinya dalam keluarga."Li Nan menyilangkan tangannya di dada, eks
Crystal menatap jalanan yang mulai basah karena rintik hujan di luar jendela mobil, pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan yang membuat dadanya terasa sesak. Percakapan dengan kakeknya beberapa saat yang lalu masih terngiang dengan sangat jelas di telinganya. Sejak kapan dia mulai meragukan Caesar? Sejak kapan dia merasa ada sesuatu yang lebih besar yang selama ini tersembunyi di balik semua tindakan pria itu? Sopir pribadi yang selama ini selalu Caesar siapkan meliriknya dari kaca depan. "Kita hampir sampai, nona besar." Crystal mengangguk tanpa menjawab. Jemarinya mencengkeram erat tasnya seolah itu satu-satunya yang bisa menenangkan kegelisahannya. Mobil berhenti di depan sebuah apartemen yang tampak tenang dari luar, tetapi Crystal tahu di dalamnya ada sesuatu yang akan mengubah cara pandangnya terhadap masa lalu dan mungkin juga terhadap Caesar. Ketika pintu ter
Crystal berjalan keluar dari ruang kerja Caesar dengan dada yang masih sesak. Setiap langkah terasa berat, seolah kakinya tenggelam dalam lumpur ketidakpastian. Kata-kata Caesar terus terngiang di benaknya, menghantui pikirannya yang semakin kacau. "Sekeras apapun kau berusaha mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi di hari kecelakaanku saat itu… kau tidak akan pernah mendapatkan informasi lain lagi, karena itulah kenyataannya." Suara Caesar masih terngiang di telinganya, membuat dadanya terasa semakin sesak. Caesar tidak pernah setegas ini sebelumnya. Tidak pernah sekeras ini dalam menjaga rahasianya.Tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Sejak awal, dia tahu bahwa mencari tahu kebenaran tentang kecelakaan itu tidak akan mudah. Tapi semakin jauh dia melangkah, semakin jelas bahwa Caesar berusaha menghentikannya, dengan cara apa pun. Saat dia melewati lorong menuju kamarnya, seorang pelayan mendekat dengan