"Itu seperti merenggut paksa jantungku, hingga membuatku mati saat itu juga."EDER POVBunyi getar ponselku membangunkan, Siapa yang pagi-pagi begini menghubungiku? Perlahan aku memindahkan tubuh Anastasia yang memelukku. Aku merapikan selimut yang ia kenakan, berusaha menutupi tubuhnya yang terekspos.Meraih ponselku, alisku bertautan saat melihat nama yang tertera dilayar ponsel,Mom?Aku menggeser layar ponsel, lalu menempelkan telpon itu ditelingaku."Halo Eder kamu dimana?" tanya Mom sebelum aku bersuara,"Aku-" Suaraku menggantung, tidak mungkin jika aku bilang sedang dihotel bersama Anastasia. "Aku sedang ditempat wisata, kenapa?""Cepat pulang!" perintah Mom dengan nada tegas yang asing ditelingaku,"Ada apa memangnya?" tanyaku merasa aneh,"Pokoknya cepat pulang, kamu juga bersama Anastasiakan?" Helaan nafas berat terdengar dari suara Mom, "Cepat pulang, kita bicara dirumah."Aku menarik nafasku, "Katakan padaku ada apa? jika tidak, maka aku tidak akan pulang.""Ed jangan ker
ANASTASIA POVKakiku langsung lemas saat Daddy menutup pintu utama rumah kami, aku tidak bisa menahan tangisanku yang meledak saat itu. Bagaimana bisa seperti ini? Sebelumnya semua terlihat baik-baik saja,Aku masih bisa merasakan hangatnya pelukan Eder tapi bagaimana mungkin hal indah seperti itu digantikan dengan pintu yang tertutup rapat seperti sekarang,Nathan memelukku, aku tidak bisa berkata apapun selain menangis sejadinya.Apa yang akan terjadi setelah ini?Apa kami dipisahkan lagi?"Ana, Ana." Nathan mencoba menyeimbangi tubuhku yang semakin lemas, hanya panggilan namaku yang aku dengar sebelum semuanya menjadi gelap dan tubuh ringan.Aku bisa mendengar suara Daddy dan Nathan bersautan dengan samar-samar, tapi terlalu sulit untuk membuka mata.Aku tidak punya tenaga,Bagaimana ini nak, Daddy kamu pergi lagi.Dadaku sesak bukan main,Kenapa waktu bisa berubah menjadi kejam seperti ini?Semalam kami masih tertawa bersama, tapi bagaimana bisa pagi harinya berubah mengenaskan se
EDER POVHari sudah larut malam dan aku masih belum bisa tidur. Berkali-kali aku meyakinkan diriku sendiri jika semuanya berjalan dengan baik-baik saja, berkali-kali aku menahan diriku sendiri untuk tidak pergi diam-diam kerumah Anastasia.Aku mendengarkan apa yang Mom katakan, percuma jika aku kesana, tidak ada yang bisa aku jelaskan juga pada Om Nugroho. Akan lebih baik jika aku tahu siapa yang menyebarkannya, baru aku bisa menjelaskan kepada Om Nugroho secara mendetail,Aku tidak punya siapapun yang bisa dituduh selain Pria Tua itu,Dia yang membuat video itu,dia juga pernah menggunakan video itu untuk menyekapku,Tapi apa alasannya dia tetap menyebarkannya?Semua hal tentang bisnis baik-baik saja, dan aku bahkan baru pergi dari Amerika dalam beberapa hari,Seharusnya dia tidak punya alasan untuk menyebarkan video itu,Tapi jika bukan Pria Tua itu siapa lagi?Hanya memikirkan hal itu membuat kepalaku pusing.Aku menyambar laptopku, membuka laptop itu dan langsung menghubungi Pria
AUTHOR POVNathan mengetuk pintu kamar Anastasia beberapa kali tapi tidak ada jawaban, mendadak perasaannya tidak enak sehingga ia memutuskan untuk membuka pintunya.Hatinya mencelos seketika saat menemukan Anastasia sudah tergeletak dilantai kamarnya, dengan langkah lebar ia menghampiri Anastasia yang sudah pucat dan tak sadarkan diri, "Ana, Ana."Nathan mengguncangkan tubuh Anastasia beberapa kali, menepuk perlahan pipinya sambil memanggil gadis itu berkali-kali."Om! Om Nugroho!" Teriaknya kali ini, karena apa yang ia lakukan tidak membuat Anastasia sadar.Langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar, Nugroho sampai dikamar Anastasia dengan nafas tersenggal-senggal."Ana, Ana bangun sayang." Ujar Nugroho panik, ia melakukan hal yang sama seperti yang Nathan lakukan sebelumnya tapi Anastasia benar-benar tidak membuka matanya."Kita bawa kerumah sakit Om." sahut Nathan mengingatkan Nugroho yang sudah kalut duluan,Seakan perkataan Nathan menyalakan alarm dikepalanya, dengan segera Nugroh
EDER POVAnastasia sudah dipindahkan keruang rawat, aku sengaja tidak mau bangkit dari bangku yang ada disamping Anastasia karena Nathan masih menunggu duduk disofa seperti orang yang menunggu giliran. Hanya kami bertiga disini, Om Nugroho dan Mom pergi mengambil kebutuhan Anastasia.Aku memberikan kupasan jeruk terakhir untuk Anastasia, masih melirik Nathan sesekali mengantisipasi pergerakkannya. Aku berdaham, "Lo gak pergi kerja Nath?"Nathan yang semula mengotak-ngatik ponselnya berpaling menatapku, sedikit terkejut dengan teguranku."Sih Axelle lo taruh dimana?" tanyaku selanjutnya,Aku bisa merasakan Anastasia juga menatapku, tapi dia memilih untuk diam karena tahu aku sedang kesal."Oh, gue juga mau pergi kerja kok." sahutnya, dengan kikuk dia bangkit dari posisinya, "Aku pergi ya Na, nanti malam aku kesini lagi."Gak usah, gak ada yang mengharapkan kedatangan lo tau! Aku mengigit pipi bagian dalamku, sangat gatal untuk menyahuti perkataannya."Axelle sama siapa sekarang?" tanya
AUTHOR POVAnastasia tidak bisa membayangkan jika Eder benar-benar menyiapkan semuanya tanpa campur tangan dirinya. bahkan laki-laki itu sama sekali tidak mengajaknya untuk memilih warna bunga yang akan dijadikan dekorasi pernikahan mereka, tidak bertanya sama sekali apa yang ia inginkan.Dan kali ini, ia benar-benar merasa ingin marah. Anastasia tidak sama sekali merasa senang dengan apa yang Eder lakukan, demi tuhan itu pernikahan mereka, Anastasia merasa berhak untuk ikut campur didalamnya."Kamu serius suruh aku pakai sneaker diacara pemberkatan nanti?" tanya Anastasia tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat sebuah kotak beludru putih besar terbuka,Eder yang tidak menyadari wajah terkejut Anastasia dengan bangganya mengatakan, "Kerenkan ada bling-blingnya dan yang paling penting itu aman untuk wanita hamil."Anastasia mendengus, "Kamu kira aku becanda ya?""Aku juga lagi gak bercanda." Eder mengambil sepatu Sneakers itu, "Tuh dia mengkilat-mengkilat, susah tahu carinya. Ini a
EDER POVHari ini Axelle dan Nathan datang kerumah sakit, melihat hal itu sebenarnya aku merasa kesal bukan main tapi gengsiku terlalu besar untuk mengakuinya. Mengingat bagaimana menyebalkannya Anastasia kemarin, aku ingin dia menyadari kesalahannya dan mau tidak mau aku harus kuat dalam perang dingin yang ia ciptakan.Aku menarik nafasku saat melihat Anastasia dengan bersemangat mengendong Axelle, dia bercengkrama dengan Nathan dan entah firasatku saja atau Anastasia menjadi lebih centil saat ada Nathan, dia sengaja berdiri berdekatan padahal sebelumnya saat ada aku Anastasia cendrung bersikap hati-hati setiap berinteraksi dengan Nathan."Nanti sore Aunty sudah pulang, Kenapa Axelle malah datang menjenguk?" gumam Anastasia sambil menciumi Axelle yang tertawa karena ulahnya."Aku ingin datang melihatmu dan memastikan jika kamu baik-baik saja. Kamu sudah merasa baikkan?" tanya Nathan,Dia itu benar-benar bodoh atau bagaimana ya?Kalau Anastasia sudah keluar dari rumah sakit tentu saj
Jakarta, on a beautiful day.Jika ditanya apa yang paling melegakan untuk Eder itu saat ia melihat Anastasia dalam balutan gaun pengantinnya, tersenyum bahagia pada Eder seakan gadis itu telah menunggunya sejak lama. Hati Eder berdebar dengan rasa yang menyenangkan, semakin berdebar saat ia melangkah mendekati gadisnya.Eder berlutut didepan Anastasia, dia memasang high heels pilihan Anastasia ke kaki kanannya, "Kamu siap?"Anastasia tersenyum mendengarnya, "Aku merasa seperti Cinderella sekarang.""Kamu cinderella An, siapapun tokoh disney yang kamu inginkan bisa aku wujudkan." sahut Eder, setelah high heels Anastasia terpasang sempurna dikakinya,Mendengar hal itu Anastasia hanya bisa tersenyum bahagia,Eder menggendong Anastasia.Ini kesepakatan mereka, Eder mengizinkan Anastasia untuk mengenakan high heels asalkan Anastasia mau digendong Eder saat mereka berjalan di altar.Eder tidak mau mengambil resiko untuk Anastasia dan bayi mereka, menggendong satu-satunya hal yang bisa ia l