ANASTASIA POVKakiku langsung lemas saat Daddy menutup pintu utama rumah kami, aku tidak bisa menahan tangisanku yang meledak saat itu. Bagaimana bisa seperti ini? Sebelumnya semua terlihat baik-baik saja,Aku masih bisa merasakan hangatnya pelukan Eder tapi bagaimana mungkin hal indah seperti itu digantikan dengan pintu yang tertutup rapat seperti sekarang,Nathan memelukku, aku tidak bisa berkata apapun selain menangis sejadinya.Apa yang akan terjadi setelah ini?Apa kami dipisahkan lagi?"Ana, Ana." Nathan mencoba menyeimbangi tubuhku yang semakin lemas, hanya panggilan namaku yang aku dengar sebelum semuanya menjadi gelap dan tubuh ringan.Aku bisa mendengar suara Daddy dan Nathan bersautan dengan samar-samar, tapi terlalu sulit untuk membuka mata.Aku tidak punya tenaga,Bagaimana ini nak, Daddy kamu pergi lagi.Dadaku sesak bukan main,Kenapa waktu bisa berubah menjadi kejam seperti ini?Semalam kami masih tertawa bersama, tapi bagaimana bisa pagi harinya berubah mengenaskan se
EDER POVHari sudah larut malam dan aku masih belum bisa tidur. Berkali-kali aku meyakinkan diriku sendiri jika semuanya berjalan dengan baik-baik saja, berkali-kali aku menahan diriku sendiri untuk tidak pergi diam-diam kerumah Anastasia.Aku mendengarkan apa yang Mom katakan, percuma jika aku kesana, tidak ada yang bisa aku jelaskan juga pada Om Nugroho. Akan lebih baik jika aku tahu siapa yang menyebarkannya, baru aku bisa menjelaskan kepada Om Nugroho secara mendetail,Aku tidak punya siapapun yang bisa dituduh selain Pria Tua itu,Dia yang membuat video itu,dia juga pernah menggunakan video itu untuk menyekapku,Tapi apa alasannya dia tetap menyebarkannya?Semua hal tentang bisnis baik-baik saja, dan aku bahkan baru pergi dari Amerika dalam beberapa hari,Seharusnya dia tidak punya alasan untuk menyebarkan video itu,Tapi jika bukan Pria Tua itu siapa lagi?Hanya memikirkan hal itu membuat kepalaku pusing.Aku menyambar laptopku, membuka laptop itu dan langsung menghubungi Pria
AUTHOR POVNathan mengetuk pintu kamar Anastasia beberapa kali tapi tidak ada jawaban, mendadak perasaannya tidak enak sehingga ia memutuskan untuk membuka pintunya.Hatinya mencelos seketika saat menemukan Anastasia sudah tergeletak dilantai kamarnya, dengan langkah lebar ia menghampiri Anastasia yang sudah pucat dan tak sadarkan diri, "Ana, Ana."Nathan mengguncangkan tubuh Anastasia beberapa kali, menepuk perlahan pipinya sambil memanggil gadis itu berkali-kali."Om! Om Nugroho!" Teriaknya kali ini, karena apa yang ia lakukan tidak membuat Anastasia sadar.Langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar, Nugroho sampai dikamar Anastasia dengan nafas tersenggal-senggal."Ana, Ana bangun sayang." Ujar Nugroho panik, ia melakukan hal yang sama seperti yang Nathan lakukan sebelumnya tapi Anastasia benar-benar tidak membuka matanya."Kita bawa kerumah sakit Om." sahut Nathan mengingatkan Nugroho yang sudah kalut duluan,Seakan perkataan Nathan menyalakan alarm dikepalanya, dengan segera Nugroh
EDER POVAnastasia sudah dipindahkan keruang rawat, aku sengaja tidak mau bangkit dari bangku yang ada disamping Anastasia karena Nathan masih menunggu duduk disofa seperti orang yang menunggu giliran. Hanya kami bertiga disini, Om Nugroho dan Mom pergi mengambil kebutuhan Anastasia.Aku memberikan kupasan jeruk terakhir untuk Anastasia, masih melirik Nathan sesekali mengantisipasi pergerakkannya. Aku berdaham, "Lo gak pergi kerja Nath?"Nathan yang semula mengotak-ngatik ponselnya berpaling menatapku, sedikit terkejut dengan teguranku."Sih Axelle lo taruh dimana?" tanyaku selanjutnya,Aku bisa merasakan Anastasia juga menatapku, tapi dia memilih untuk diam karena tahu aku sedang kesal."Oh, gue juga mau pergi kerja kok." sahutnya, dengan kikuk dia bangkit dari posisinya, "Aku pergi ya Na, nanti malam aku kesini lagi."Gak usah, gak ada yang mengharapkan kedatangan lo tau! Aku mengigit pipi bagian dalamku, sangat gatal untuk menyahuti perkataannya."Axelle sama siapa sekarang?" tanya
AUTHOR POVAnastasia tidak bisa membayangkan jika Eder benar-benar menyiapkan semuanya tanpa campur tangan dirinya. bahkan laki-laki itu sama sekali tidak mengajaknya untuk memilih warna bunga yang akan dijadikan dekorasi pernikahan mereka, tidak bertanya sama sekali apa yang ia inginkan.Dan kali ini, ia benar-benar merasa ingin marah. Anastasia tidak sama sekali merasa senang dengan apa yang Eder lakukan, demi tuhan itu pernikahan mereka, Anastasia merasa berhak untuk ikut campur didalamnya."Kamu serius suruh aku pakai sneaker diacara pemberkatan nanti?" tanya Anastasia tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat sebuah kotak beludru putih besar terbuka,Eder yang tidak menyadari wajah terkejut Anastasia dengan bangganya mengatakan, "Kerenkan ada bling-blingnya dan yang paling penting itu aman untuk wanita hamil."Anastasia mendengus, "Kamu kira aku becanda ya?""Aku juga lagi gak bercanda." Eder mengambil sepatu Sneakers itu, "Tuh dia mengkilat-mengkilat, susah tahu carinya. Ini a
EDER POVHari ini Axelle dan Nathan datang kerumah sakit, melihat hal itu sebenarnya aku merasa kesal bukan main tapi gengsiku terlalu besar untuk mengakuinya. Mengingat bagaimana menyebalkannya Anastasia kemarin, aku ingin dia menyadari kesalahannya dan mau tidak mau aku harus kuat dalam perang dingin yang ia ciptakan.Aku menarik nafasku saat melihat Anastasia dengan bersemangat mengendong Axelle, dia bercengkrama dengan Nathan dan entah firasatku saja atau Anastasia menjadi lebih centil saat ada Nathan, dia sengaja berdiri berdekatan padahal sebelumnya saat ada aku Anastasia cendrung bersikap hati-hati setiap berinteraksi dengan Nathan."Nanti sore Aunty sudah pulang, Kenapa Axelle malah datang menjenguk?" gumam Anastasia sambil menciumi Axelle yang tertawa karena ulahnya."Aku ingin datang melihatmu dan memastikan jika kamu baik-baik saja. Kamu sudah merasa baikkan?" tanya Nathan,Dia itu benar-benar bodoh atau bagaimana ya?Kalau Anastasia sudah keluar dari rumah sakit tentu saj
Jakarta, on a beautiful day.Jika ditanya apa yang paling melegakan untuk Eder itu saat ia melihat Anastasia dalam balutan gaun pengantinnya, tersenyum bahagia pada Eder seakan gadis itu telah menunggunya sejak lama. Hati Eder berdebar dengan rasa yang menyenangkan, semakin berdebar saat ia melangkah mendekati gadisnya.Eder berlutut didepan Anastasia, dia memasang high heels pilihan Anastasia ke kaki kanannya, "Kamu siap?"Anastasia tersenyum mendengarnya, "Aku merasa seperti Cinderella sekarang.""Kamu cinderella An, siapapun tokoh disney yang kamu inginkan bisa aku wujudkan." sahut Eder, setelah high heels Anastasia terpasang sempurna dikakinya,Mendengar hal itu Anastasia hanya bisa tersenyum bahagia,Eder menggendong Anastasia.Ini kesepakatan mereka, Eder mengizinkan Anastasia untuk mengenakan high heels asalkan Anastasia mau digendong Eder saat mereka berjalan di altar.Eder tidak mau mengambil resiko untuk Anastasia dan bayi mereka, menggendong satu-satunya hal yang bisa ia l
AUTHOR POVAcara pesta pernikahan Eder dan Anastasia berlanjut hingga malam hari, dan kedua mempelai pengantin mengganti pakaian mereka untuk acara terakhir, sebuah pesta dansa dan prasmanan besar untuk makan malam.Anastasia tampak cantik dengan gaun malam berwarna Soft Pink dan Eder tampak menawan dengan warna yang senada. Bagi Anastasia, Eder satu-satunya laki-laki yang terlihat manly walaupun mengenakan warna merah muda yang lembut.Semua orang menunggu mereka, termasuk dua orang yang baru datang beberapa jam yang lalu.Bryan terlihat sudah akrab dengan beberapa orang, ya wajah menawan yang ia miliki membuatnya mudah sekali menjadi terkenal dan Sarah, dia sibuk memperhatikan Eder membuat Eder tidak nyaman dalam diamnya.Eder merasa terbebani dengan kehadiran Sarah, setiap hal buruk dan baik bergantian memasuki fikirannya, sebagian darinya menyangkal jika Sarah tidak akan pernah menyakitinya atau menusuknya dari belakang tapi sebagaian lagi mengatakan jika tidak ada orang lain yang
ANASTASIA POVSaat aku masih muda dulu aku sangat menginginkan putri kecil yang cantik, membayangkan memilki seorang anak perempuan itu sangat menyenangkan. Ramput panjangnya yang bisa aku ikat dengan berbagai model ikatan setiap kali anakku akan berangkat sekolah, pita dan ikat rambut warna warni terhias dengan sempurna diatas kepalanya, membayangkannya saja sudah membuat hatiku terasa hangat dengan perasaan bahagia.Aku ingin menggunakan dress warna atau model senada dengan anak perempuanku nanti, dan mendapatkan Adelaine dalam hidupku benar-benar seperti impian yang menjadi nyata. Tidak hanya itu, masih banyak hal lain yang ingin aku lakukan dengan Adelaine. Aku ingin mewujudkan impianku dulu, saat aku berharap memiliki seorang ibu diwaktu kecil.Sebelumnya hanya impian kosong seorang anak yang tidak memiliki ibu, impian yang tidak pernah bisa aku wujudkan. Tapi sekarang, aku memiliki Adelaine dan aku ingin ia menjadi anak yang istimewah dan selalu bahagia disetiap hembusan nafas
EDER POVSejak waktu yang lama aku berhenti bermimpi, aku tidak lagi memiliki keinginan lain selain sukses dalam karir. Aku berhenti memimpikan setiap hal mengenai keluarga, apapun itu, entah keluarga besarku yang kembali utuh atau aku yang memiliki keluarga kecilku sendiri.Aku bersikap egois untuk apapun yang aku sebut kesuksesan, aku menutup diri untuk apapun yang berkaitan tentang perasaan. Tapi itu yang membuatku semakin kesepian, dan itu menggerogotiku lebih dalam.Setelah aku menyerah pada setiap hal tentang keluarga, semesta malah memberikanku anggota baru dan memaksaku untuk menerima kenyataan jika aku akan memiliki Ayah sambung beserta saudara tiri yang tidak pernah kukenal sebelumnya.Seperti aku yang sudah menyerah akan keluarga, aku tidak dengan mudah menerima itu semua.Aku sempat marah tentu saja, itu tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan tapi lagi-lagi tidak ada yang bisa aku lakukan selain menerimanya.Entah mulai dari mana, entah apa yang membuat semua keadaan beru
AUTHOR POVSarah melangkah dengan langkah lebar menghampiri Eder yang masih manahan tubuhnya di tembok, dia menendang kaki Eder membuat pria itu meringis bersamaan dengan tubuhnya yang terjatuh ke lantai. Air mata tidak henti-hentinya jatuh di pipi Sarah dalam lubuk hatinya melihat Eder seperti itu menyiksanya tapi mendengar apa yang Eder katakan sebelumnya membuat hatinya lebih terluka. Sarah menarik rambut Eder menyeretnya menuju pintu kamar dimana Anastasia berada. Eder berusaha menahan tubuhnya tapi saat Sarah menghentak rambutnya ia tidak kuasa melakukan apapun selain membiarkan dirinya dibawa Sarah dengan cara kasar.Sarah membuka pintu itu dengan kasar, langsung mengacungkan pistol yang ada ditangan kanannya pada Anastasia yang tersentak karena kedatangannya, "Aku benar-benar benci akhir yang bahagia.""Itu menyebalkan karena aku satu-satunya yang tidak bahagia, aku tidak akan membiarkan siapapun keluar dengan bahagia dari rumah ini." tambahnya sesekali terisak,Eder yang me
"Berdiri mencintai seseorang sendirian, itu bukan hal yang mudah."EDER POVAku menghembuskan nafas berat saat mendengar suara Sarah yang antusias. Perasaan menyangkal itu muncul, Benarkah sosok yang sangat aku kenal ini bisa menyakiti istriku?Dadaku langsung sesak saat menyadari Anastasia yang menghilang dan aku masih tidak tahu kondisinya sekarang, "Hallo." suaraku gemetar,"Kamu baik-baik saja Ed?" tanya Sarah, Bagaimana bisa baik-baik saja? Aku bingung dengan sikapmu yang biasa saja, aku bingung dengan nada suaramu yang seperti tidak ada masalah,Sarah jika kau bermain-main dengan Anastasia sekarang, itu berarti kau juga bermain-main dengan hidupku, Aku menarik nafasku, berusaha untuk bersikap normal dan tidak mencurigakan, bagaimana sikapku saat ini mungkin akan mempengaruhi keadaan Anastasia. Ya jika Anastasia benar-benar bersamanya, "Aku sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja, apa aku bisa bertemu denganmu?"Jantungku berdegup kencang setelah mengatakan maksudku, Apa di
"Kamu tahu apa yang paling bahaya dari cinta, saat cinta tidak lagi tulus dan berubah menjadi ambisi untuk memiliki seutuhnya. Karena cinta tidak sesuci itu, dia bisa berbahaya jika dimiliki oleh orang yang salah." AUTHOR POVHari demi hari sudah Anastasia jalani, tidak ada semenit pun Anastasia tidak menangis. Ini sudah hari ke dua Anastasia dirumah ini, rumah yang hanya ia ketahui jika Sarah tinggal disini dengan beberapa orang yang tidak pernah Anastasia temui.Selama dua hari ini, Anastasia merasa hidupnya seperti didalam neraka. Berubah 180 derajat dan ia tidak pernah membayangkannya.Sarah datang untuk berdebat dan menyiksanya, entah berapa kali Sarah hampir membunuhnya.Sarah sangat senang bermain-main dengan Anastasia, seperti sengaja membuat Anastasia ketakutan dan memilih untuk mengakhiri hidupnya, bahkan saat Anastasia mengeluarkan darah karena perlakuan Sarah bukannya merasa bersalah Sarah malah tertawa terbahak-bahak merasa puas.Anastasia tidak tahu berapa lama lagi ia
AUTHOR POVAnastasia merasakan pusing yang amat sangat saat membuka matanya, hatinya mencelos seketika menyadari keberadaannya disebuah kamar yang sangat asing untuknya. Dimana aku? batinnya, Hatinya berdegup kencang, tangannya menyentuh perutnya cepat-cepat. Instingnya berkata untuk segera melindungi bayinya,Anastasia hampir melompat saat mendengar tuas pintu berbunyi, tubuhnya seketika membeku saat melihat Sarah masuk kedalam dengan dress bunga-bunga. Senyumannya membuat bulu kuduk Anastasia berdiri, Bagaimana bisa Sarah disini? Anastasia menyadari bahwa ada yang tidak beres disini.Dengan gerakkan lemah gemulai Sarah meletakkan tangannya didepan dada, masih dengan senyum yang menakutkan."Bagaimana tidurmu?" tanya Sarah masih dengan senyuman itu yang membuat nafas Anastasia tercekat."Aku-aku ada dimana?""Kau aman ditempatku." ujar Sarah,Bayangan terakhir kali menyadarkan Anastasia, ada seseorang yang menculiknya, "Apa-" Suara Anastasia bergetar, "Apa kamu menculikku?"Jujur sa
AUTHOR POVSudah seminggu semenjak Eder sampai di Amerika, ia tidak pernah pergi keluar dari Rumah Sakit tempat Hans dirawat.Selama seminggu itu juga Eder tidak melakukan apapun selain menjaga Hans, dia memilih untuk menginap dirumah sakit dibandingkan pulang ke rumah ataupun Mansion Ayah-nya.Eder tidak menangapi semua orang yang ingin menemuinya, bahkan dia mengutus sekretaris Ayah-nya untuk memberi tanggapan atau klarifikasi pada pers yang membuat perkemahan sendiri diarea rumah sakit untuk mendapatkan berita tentang Ayah-nya.Setelah selesai memberi informasi terbaru mengenai kondisi Hans, Sekretaris Hans datang berkunjung untuk memberikan laporan serta menemui Boss besar-nya dan Eder."Dimana jalang itu?" tanya Eder, dia mengingat Laura kekasih Ayah-nya yang tidak kunjung datang sejak ia sampai di Amerika dan menunggui Hans.Sekretaris Hans berdaham, "Tuan besar sudah tidak bersama dengan Laura sudah sejak lama."Eder yang awalnya tidak tertarik menoleh untuk melihat Pria yang u
ANASTASIA POVSemua anggota keluargaku berkumpul di ruang tamu apartemen, mereka semua tampak cemas tapi dari semua ekspresi mereka Eder-lah yang terlihat paling tegang, dia bahkan tidak menggubrisku saat aku berusaha menenangkannya dengan menghusap-husap jemarinya."Anastasia tidak bisa ikut denganku ke Amerika." Aku menoleh pada Eder yang duduk disampingku, Eder menarik nafasnya lalu kembali berkata, "Anastasia sedang hamil besar jadi akan beresiko jika ia berpergian jauh.""Apa?" Aku tersentak, cukup terkejut hingga aku tidak bisa berkata apa-apa."Earl, segera buat visa lo, gue cari penerbangan akhir malam ini, gue berangkat duluan." Eder bangkit dari posisinya, kali ini dia melihat kearah Tante Yuli dan Daddy bergantian, "Tolong jaga Anastasia selama aku tidak ada, aku akan kembali sebelum Anastasia melahirkan."Tante Yuli dan Daddy hanya tertegun melihat Eder, mereka bahkan tidak mengatakan apa-apa saat Eder pergi masuk ke kamar tidur kami.Earl bangkit dari posisinya, "Aku akan
AUTHOR POV Anastasia terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap-ngerjap sebentar sebelum ia meraih ponselnya dinakas untuk melihat jam.Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, Anastasia menguap lalu bergerak bangkit dari posisinya.Eder telentang disampingnya, masih menggenakan jeans dan kaos yang ia kenakan semalam.Rasa bersalah memenuhi hati Anastasia, semalam dia dengan kejamnya meminta sesuatu yang mustahil, mana ada tukang ice cream rujak yang jual jam tiga dini hari. Anastasia menghusap rambut Eder sayang sebelum bangkit dari posisinya, dia benar-benar merasa bersalah.Kehamilannya sudah cukup tua hingga membuat Anastasia kesulitan berjalan, pinggangnya selalu terasa pegal, dan kakinya juga membengkak sejak bulan lalu saat kehamilannya menginjak bulan ke tujuh. Anastasia membuka pintu kulkasnya, alisnya bertautan saat melihat rujak dan es krim yang sudah sedikit meleleh dikuahnya. Senyuman mengembang diwajahnya, seakan tahu apa yang dilihat Mommy-nya perut Anastasia bergerak, "I