My stalker vampire 4.
Kuyakinkan teriakan itu berasal dari logan, ah apakah dia tidak bisa menungguku barang sebentar. aku memakai baju sekolahku dengan rok yang panjang lebih dari selutut dan berbalut legging disaat semua cewek hanya memakai rok pendek diatas dengan stocking atau pun kaos kaki.
"Cepat mika!"
"Iya, sebentar! Dasar tidak sabaran" balasku dan kembali merapikan rambutku yang kusut.
Oh tidak! Rambut sialan ini kenapa susah sekali disisir?
Aku mengambil vitamin rambut dan menatap cermin riasku dan betapa terkejutnya saat kulihat seseorang terpantul di cerminku.
Logan, kakak sialanku itu sukses mengejutkanku. Ia bersandar dipintu dengan tangan bersidekap ditambah muka kecutnya seolah ia menungguku ribuan tahun.
"Quickly mika!" omelnya.
Aku segera menguncir rambutku, "Okay! I'm done! " kesalku dan mengikutinya turun ke bawah.
Kulihat mom bersenandung kecil sembari memasak dan aku langsung duduk dimeja makan yang sudah berisi sarapanku.
"Yeay! Sandwich!" omg. Ini makanan kesukaanku! Sandwich adalah moodbusterku.
Aku mulai memasukannya kedalam mulutku dan sebelum Sandwich itu masuk kemulutku, Logan sudah menarik tanganku keluar menuju mobil.
"Mom! We go now!" teriak Logan saat kami sudah berada didepan mobil dan aku sangat kesal, sandwichku terjatuh tak berdaya di lantai karena tarikan Logan ditanganku.
"Kau menghilangkan sarapanku logan!" decakku dan dia hanya mengangguk tidak fokus.
Aku masuk kedalam mobil lalu memakai seatbelt. Logan terlihat rusuh dikursinya seperti mencari sesuatu.
"Apa yang kau cari logan? Kau seperti orang gila!" tanyaku dan sekalian mengejeknya.
Ia masih mencari-cari ke sekelilingnya, lalu ia mengacak rambutnya yang tadinya rapi namun kini terlihat badass, yah logan memang sangat tampan sih jadi ia cocok dengan segala gaya rambut kecuali botak.
"Kau lihat kunci mobilku mika?" tanyanya.
Aku kemudian ikut mencari keseliling dan ternyata kunci mobil tersebut tergantung manis di tempat seharusnya.
Aku menatap datar ke arah logan dan dia balas menatapku bingung. "Lihat itu logan" sembari menunjuk kearah kunci tersebut.
"Hahaha, aku hampir gila karena kunci sialan ini" gumamnya konyol.
"Itu karena kau terlalu bodoh Logan, aku tau itu" ucapku membalas gumamannya.
"Shut up mika!" lalu kami melaju menuju sekolah.
•••
Hmm, sekolah memang tempat terkutuk bagi seorang Introvert sepertiku. Terlalu ramai disini dan mereka selalu bergerombolan dan suka sekali menatap setiap orang yang berlalu lalang.
Aku berjalan di koridor dengan pandangan menunduk, banyak pria disini dan tentunya bergeng. Memang sungguh harus melewati koridor ini untuk menuju kelasku hari ini
"Hai mika!" sapa seseorang diantara para pria itu.
Aku terkejut. Sungguh. Tidak pernah satupun orang yang menyapaku kecuali logan dan teman wanitanya, itu juga karena terpaksa karena dia hanya ingin sok baik didepan logan.
"Hei kau kenal gadis itu?"
"Haha, aku tau! Kau menyukainya"
"Hei siapa tadi namanya?"
Mereka semua tiba-tiba bertanya dan berisik mengenaiku.
"Haha, aku hanya menyapanya saja apa itu salah?" ucap pria itu yang mempunyai rambut blonde dengan tatanan acak-acakan seperti Logan namun ia sama juga seperti Logan terlihat badass dan keren.
"Hei Mike, ia menatapmu!" celetuk salah satu temannya dan aku segera berlari menuju kelasku. Jantungku berdetak tidak karuan.
Kepalaku penuh dengan semua pemikiran tentang pria tadi atau Mike. "Oh tidak mika! Kenapa kau blushing hanya karena pria yang tak kau kenal itu menyapamu? Sadar mika mereka hanya mempermainkanmu, ya! Hanya mempermainkan!"
Aku lalu memasuki kelas dan duduk dibagian belakang kelas, menyendiri itu menyenangkan walau juga sering terasa kesepian. Pelajaran hari ini tentang biologi dan math, pelajaran yang cukup membosankan karena pelajaran itu tidak akan masuk kedalam otak mungilku.
"Hei! Gadis yang kau sukai ada disini Mike!"
Seketika aku tegang, bagaimana tidak jika para pria yang berkumpul tadi ternyata sekelas denganku hari ini. Eh apakah hanya hari ini atau kemarin juga tapi akunya yang tidak tau? Ah sudahlah tidak penting juga.
"Hai Mika, kita ternyata sekelas hari ini" ucap seseorang yang kini tengah berdiri didepanku.
Aku mendongkak melihat lawan bicaraku dan ternyata ia adalah Mike, Pria blonde dengan rambut messy yang badass dan sialannya mempunyai wajah yang sangat tampan seperti model majalah playboy yang sering kubaca.
"Hai, ya kita sekelas" balasku datar dan terkesan cuek padahal jantungku berdetak kencang tak karuan saat ini.
Aku mengalihkan pandanganku ke buku yang saat ini ada digenggamanku, mencoba membacanya padahal aku tidak pernah membaca buku matematika yang aku pegang saat ini.
Dari sudut mataku, dapat kulihat ia duduk tepat disebelahku dan dengan santainya menatapku intens seolah aku adalah mangsanya. Aku merasa sangat risih jika ditatap seperti itu dan sangat membuatku tidak nyaman sekali.
Lebih baik aku menegurnya "Jangan menatap ku begitu " ucapku tanpa melihatnya.
Ia tersenyum dan itu terlihqt dari sudut mataku. "kenapa?" tanyanya.
"Aku tidak nyaman!" sarkasku.
Ia bertopang dagu dengan tangannya dan kembali tersenyum seperti ini adalah hal lelucon konyol. Apakah dia tau jika jantungku berdetak begitu kencang dan kuyakinkan itu tidak baik untuk kesehatanku.
"Lalu kenapa kau melihatku juga?" tanyanya tiba-tiba. Oh dia sangat pandai menutup mulutku.
Aku memilih menghiraukannya dan menatap kaca kelas sekilas namun aku melihat kembali kaca kelas itu dan menatap sekitarnya, ada hal aneh, sangat aneh bagiku. Aku seperti melihat pria yang ada dimall. Memang sangat sulit untuk melupakan wajah tampannya apalagi ia kemarin baik padaku karena memberiku minuman.
Setelah kulihat sekitar pria itu tidak ada, seolah ia menghilang layaknya angin tapi kurasa aku salah lihat. Mana mungkin pria itu kesekolahku dan dilihat dari postur tubuhnya ia terlihat seperti anak kuliahan berumur 21 tahun.
Plak!
"Aaaaaakh!" teriakku. Seseorang memukul pundakku, hampir membuatku terkena serangan jantung mendadak.
Sekelas melihatku aneh, ya aku memang aneh sih tapi mereka tidak pernah menatapku sebelumnya. Dan ini pasti ulah pria sialan disampingku, siapa lagi kalau bukan Mike.
"Hahaha, aku mengejutkanmu Mika. Apa yang kau lihat diluar sana? Kau terlalu serius"
"Go hell asshole!" pekikku dan meninggalkan kelasku hari ini. Ah dia pria yang menyebalkan.
My stalker vampire 5.Aku menghela napas, hampir 25 menit aku berada di taman ini namun Logan tidak kunjung muncul. Ia memang sangat tidak on time sekali padahal dia yang menyuruhku cepat-cepat kesini. Dan cuaca sangat terik siang ini, Logan dengan teganya membuatku kepanasan. Ah andai saja aku bawa minuman tadi mungkin tenggorokanku tidak akan kekeringan seperti ini, kurasa dehidrasi bisa membunuhku.Aku mengipas-ngipas mukaku berharap bisa mengurangi sedikit terik panas matahari namun hal itu tidak bekerja sama sekali malah menambah kering gigiku saja. Huaa! aku rasa aku mulai meleleh sekarang."Ini, minumlah" seseorang menyodorkan sebuah kaleng minuman rasa orange juice kesukaanku."Terima kas.. Eh kau?" ya, aku sangat terkejut karena sosok didepanku kini ialah pria baju hitam yang kutemui di mall dan danau kemarin, pria yang ku tak tau namanya
My stalker vampire 6.Setelah kejadian di kelas kemarin, hari-hari berikutnya Mike mengikutiku layaknya peliharaan, mengekoriku setiap saat dan selalu ada dimanapun aku berada. Disatu sisi aku merasa belum terbiasa namun disatu sisi aku merasa tidak kesepian lagi."Ayolah Mike, kenapa kau mengikutiku terus? Ini sudah hampir seminggu kau mengikutiku terus" resahku padanya.Ia tersenyum dan menempel padaku, "Aku hanya ingin bersamamu Mika, itu tidak boleh?" ia bukan menjawab malah balas bertanya."Terserah denganmu Mike, aku tidak peduli, silahkan ikuti aku dan kuyakinkan kau akan lelah sendiri" tantangku."Kau yakin itu Mika?" balasnya."Tentu saja" jawabku yakin."Okay, we'll see," balasnya.Aku segera berlari meninggalkannya dan ia mengejarku. Aku tidak peduli seberapa b
My stalker vampire 7. Ternyata kami pergi kesalah satu rumah temannya Mike, itu adalah party bertema cowboy dan cowgirl, semua berpakaian sesuai tema kecuali aku, Aku merasa terasingkan. Asap rokok bertebaran diudara bahkan banyak sekali minuman alkohol yang seharusnya tidak boleh untuk anak dibawah umur. Suara musik yang kencang tidak membuat mereka sakit telinga namun membuat mereka menari seperti orang gila. Ini seperti di club namun bedanya ini dirumah. Mike terlihat sangat menikmati party ini dan aku tidak ingin merusaknya. "Ayo mika goyangkan badanmu, menarilah" ujar Mike dan aku hanya mengangguk saja. Mike kemudian meninggalkanku sendirian, ia bergabung dengan para cewek yang kini liar menari-nari tidak beraturan. Ini serasa bukan duniaku. Aku mencoba duduk disalah satu sof
My stalker vampire 8. "Masuk sekarang!" bentak Jared. Baru kali ini ia membentakku seperti ini. Aku masuk dan menemukan mom, Logan, sedang duduk di ruang tamu dan wajah mereka menunjukkan rasa kecewa, marah, dan tidak percaya. Mom mulai berdiri dan mendekatiku, wajahnya terlihat kentara sekali jika kecewa "Mom tidak percaya bahwa kau mulai melakukan hal segila ini, Mika," ujar mom yang mengungkapkan kekecewaannya padaku. "Kau seharusnya memberitahu kami mika, bagaimana jika di luar sana ada orang yang ingin menjahatimu? Siapa yang akan membantumu? Jangan menambah stressku dengan membuat masalah baru. Kau tau aku harus mencari nafkah dan memberi perhatian pada kau dan Logan supaya keinginan kalian terpenuhi. Tidak sepertiku dulu yang kekurangan. Kau tau dad tidak lagi bersama kita, dan aku harus bekerja keras menggantikan posisinya. Oleh karen
My stalker vampire 9. Shit! ternyata ia Mike. "Hai Mike" canggungku dan cepat-cepat memungut snack itu. Setelah semuanya tersusun Mike membantuku membawakan snack itu ke kasir sedangkan Jared melirikku dan mike penasaran. Bahkan Mike yang membayar semua snack itu dengan alasan ia telah menjatuhkan semua snack tadi dan Jared dengan senangnya tidak menolak bahkan ia menambah snacknya. "Kau yakin aku tidak usah mengganti uangmu, juga ini bukan kesalahanmu, aku memang sengaja menjatuhkannya," jelasku merasa tidak enak, secara tidak langsung Jared telah menjadikan Mike atm berjalan. Mike menggeleng, "Ayolah mika, jangan merasa tidak enak. Dengan aku membayar ini kita jadi bisa berbicara seperti ini. Aku ingin minta maaf perihal kemarin, k
My stalker vampire 10 Brak! "Apa?!" teriakku. Aku sangat tidak terima keputusan Jared kali ini. "Ayolah Mika, kau buka lembaran baru di sekolah barumu," bujuk Jared dan mencoba memegang pundakku namun aku tepis. "Jared, kupikir kau tau apa yang kumaksud kemarin," ucapku lemah dan berlari ke kamar lalu mengunci pintu kamarku. Maksudku bercerita kemarin bukan berarti aku ingin pindah, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin berteman dengan Mike, apakah itu salah? Aku hanya ingin Jared mengerti jika aku sudah merasa nyaman oleh Mike walau ia mempunyai sikap nakal seperti itu. Aku malah berpikir lebih susah menyari teman ditempat baru karena aku tidak mudah untuk beradaptasi. Aku mungkin akan tambah stress jika beradaptasi di lingkungan baru itu. Ah, Jared memang jahat sekali padaku.
My stalker vampire 11"Hoam" nguapku dan mengucek mataku. Tadi malam aku merasa hangat sekali seperti ada yang memelukku dan mengusap kepalaku hingga tidurku nyenyak sekali tapi siapa ya?Aku berdiri dari kasur dan meregangkan tubuhku yang kaku. Kulihat pintu balkon telah terbuka dan angin segar masuk kedalam kamarku dan sekali lagi aku dibuat bingung, tadi malam aku yakin telah menutup pintu balkon dan kini kenapa terbuka. Apa Jared atau mom yang membukanya. Tapi tumben sekali biasanya tidak pernah.Ah daripada berkutik dengan pemikiran tidak jelas lebih baik aku segera mandi dan bersiap kesekolah baruku. Hari ini harus indah dari hari-hari sebelumnya. Semangat Mika!Aku memakai seragam baruku dan kurasa Jared membel
My stalker vampire 12"Hei!wake up!""Hei!"Uh, suara siapa itu? kepalaku sakit sekali. Aku membuka mataku dengan perlahan, aku bukan dramatis tapi karena membuka mata ini sulit sekali dan aku harus menyesuaikan cahaya yang masuk ke mataku. Ah ini di UKS."Thank's god. Kupikir kau mati," ucap pria di sampingku dan aku tidak tau siapa pria itu.Aku memegang kepalaku dan sangat sakit sekali, kurasa aku mendapatkan benjolan. Tapi siapa pria di sampingku ini? Kenapa dia sok caredenganku? Dan apa katanya? Mati?"Maafkan aku, karena tidak sengaja menyenggol temanku yang mend
My Stalker is a Vampire 31Aku memasuki kelas. Semua orang yang berada di ruangan ini menatapku heran, tentu saja. Dengan luka yang terlihat menyakitkan ini pasti mereka bertanya-tanya apa yang telah terjadi."Mika, apa yang terjadi padamu?" tanya salah satu teman palsuku. Ya, dia hanya ingin berteman karena aku terkenal disosial media."Hanya kecelakaan kecil," jawabku.Kini wajahnya terlihat sok sedih. Aku begitu muak melihat wajahnya, kenapa ia tidak mengikuticastinguntukfilmorsomethinglikethat.Ia mengeluarkan ponselnya. Sudah kutebak, ia pasti ingin berfoto denganku dan menulis captionyang seolah-
My Stalker Is a Vampire 30"Kau sadar?"Aku hanya bisa melenguh saat membuka mataku. Benar-benar sakit sekali untuk membuka mata.Aku menemukan atap bewarna abu-abu. Ini sudah jelas bukan kamarku. Lantas dimana aku?"Selamat pagi, Mika."Aku menoleh sedikit karena sakit yang sialan dileher menyiksaku. "Jordan?" tanyaku ragu.Jordan tersenyum. "Ya, ini aku."Aku mengedipkan mataku, berharap penglihatanku salah. Namun, mau berapa kalipun aku mengedipkannya, mahluk yang berada di depanku memanglah Jordan.Aku berusaha bangkit, namun satu tanganku tidak bisa kugerakkan sedikitpun. Aku lantas menunduk melihat tanganku yang sudah diberi gips."Tanganmu patah, kepalamu geger otak. Itu luka yang lumayan mengerikan," ujar Jordan."Aku tidak butuh rasa kasihanmu," balasku yang entah kenapa berubah tiba-tiba menjadi dingin, dan tanpa melihatnya."Tapi kau sendiri yang mengharapkanku menolongmu, kan?"Aku langsung mengalihkan perhatianku kepadanya. "Kapan aku berkata seperti itu?"Jordan mengedik
My Stalker is a Vampire 29Aku mengusap mataku saat Mom membangunkanku. "Ada apa, Mom?" tanyaku.Mom berjalan ke arah balkon dan terlihat seperti mengintip dari sana. Aku bingung dan bangkit dari kasur menuju tempat Mom saat ini. Diluar sana tampak Harry sedang menunggu di depan pagar bersama mobilnya."Mom, kau tidak menyuruhnya masuk?" tanyaku.Mom menggeleng. "Ia bahkan tidak mengetuk atau apapun itu," jawab Mom.Aku heran, lalu berlari mengambil tasku yang didalamnya terdapat ponselku. Terdapat banyak panggilan saat aku menghidupkan layar ponselku. Itu semua dari Harry.Aku lalu keluar ke arah balkon dan melihatnya masih menunggu. "Harry!" teriakk
My Stalker is a Vampire 28Aku memasuki kelasku kembali dan mendapatkan Jordan sedang duduk di atas meja sembari menerangkan sesuatu dari alat infokus yang menyorot papan putih hingga menampilkan beberapa data.Jordan terlihat berhenti menerangkan pejarannya dan menatapku datar."Siapa yang menyuruhmu masuk, nona Mika?" tanyanya dengan nada sindiran."Eh?"Jordan melihat pergelangan tangannya yang dililit oleh jam. "Ini sudah lewat dari 10 menit. Apa yang kau lakukan di toilet selama 30 menit?" tanyanya dingin. "Kau buang air besar?" lanjutnya lagi.Semua orang yang berada di kelas tiba-tiba menahan tawa. Jordan sialan! Bisa-bisanya i
My Stalker is a Vampire 27Bunyi pesan dari kertas kemarin terus mengangguku hingga kini. Bagaimana bisa ia tahu dan bertingkah selayaknya pengajarku. Padahal, aku harus mati-matian menghindarinya. Dan juga, kenapa mata kuliah hari ini diisi olehnya. Kenapa hidupku tiba-tiba dipenuhi olehnya?"Mika, jangan melamun jika masih mengikuti kelas ini."Aku tersentak, mendapatkan Jordan berkata seperti itu padaku diikuti oleh pandangan semuanya tertuju padaku.Aku berdehem, menetralisirkan perasaanku saat ini. "Maaf,Sir.""Lain kali jangan ulang perbuatanmu itu, Mika," tegasnya dan aku mengangguk tanpa melihat padanya.Jordan kembali berbicara
My Stalker is a Vampire 26Sudah dua tahun semenjak kejadian itu dan aku sudah sepenuhnya bisa menjalani hidup dengan tenang dan normal tanpa memikirkan pria itu lagi.Aku sudah menjadi mahasiswi di salah satu kampus dan tentunya terkenal. Bahkan aku sudah tidak seperti Mika yang dulu, introvertdan anti sosial.Aku mempunyaifollowerratusan ribu di-insta. Bahkan, aku mempunyaiFans clubku sendiri. Juga, aku mempunyai kekasih yang tampan yang serasi denganku. Benar-benar beruntung, bukan?Aku berlari memeluk Harry saat ia sedang berjalan di koridor kampus. Jalannya terhenti, ia berbalik dan mendekap leherku lalu mengapitnya. Aku tertawa dan minta dilepaskan, ia menyanggupi.
My Stalker is a Vampire 25Semenjak kejadian itu aku kembali menjadi Mikaintrovert, anti sosial dan, menyebalkan.Jared terus bertanya padaku saat aku kembali ke rumah dengan keadaan menangis dan kacau. Aku tidak menceritakannya pada siapapun dan aku tidak ingin mengingatnya kembali.Selama seminggu, aku tidak pernah keluar kamar. Mom, Jared, logan terus mengkhawatirkanku. Aku ingin bersikap baik-baik saja tapi itu tidak mudah. Jordan telah mengambil semuanya dariku dan pergi meninggalkanku.Seminggu itu sudah menjadi hal terburuk bagiku. Tubuhku menjadi kurus, aku tidak selera untuk makan bahkan tidak untuk turun dari ranjangku. Aku hanya memikirkan Jordan, itu saja selama seminggu penuh.
My Stalker is a Vampire 24Aku bertemu Harry di kantin. Senyumnya langsung timbul saat ia mendapatkanku dan langsung saja mendekat padaku, lalu berakhir duduk di depanku."Menungguku?" tanyanya.Aku memutar kedua bola mataku. "Tentu saja tidak," balasku.Harry kembali tersenyum.Aku mengeluarkan surat warna biru awan dari kantong jasku dan menunjukkannya pada Harry yang mana langsung membuat wajahnya berubah warna."Oh my godness!Kau membacanya?" tanyanya tidak percaya dan malu.Aku tertawa melihat reaksinya. "Aku tidak menyangka seorang Harry masih menulis surat cinta,"
My Stalker is a Vampire 23Aku menutup pintu mobil dengan kencang. Bahkan aku tidak memperdulikan Harry yang menatapku bingung. Ya, aku memang tidak tahu diri, setelah ia memberiku tumpangan, aku malah tidak berterima kasih bahkan menutup mobilnya dengan kencang.Aku berjalan menjauhi mobilnya dan berakhir di depan pintu rumahku. Tidak ada keberanian yang muncul untuk mengetuk pintu ini. Aku takut Jared marah padaku jika ia melihat keadaanku saat ini.Menghela napas, aku memilih menyenderkan punggungku di samping pintu, dapat kulihat mobil Harry masih di sana, ia belum beranjak sedari tadi.Pintu mobil itu terbuka, Harry datang mendekat padaku. "Kenapa kau tidak masuk?" tanyanya.Aku hany