“Siapa yang mencariku?” tanya Ayana penasaran.“Sebenarnya dia tidak langsung berkata mencari Bu Ayana, hanya saja bertanya apa benar Bu Ayana tinggal di sini,” jawab petugas apartemen.Ayana mengerutkan alis, begitu juga dengan Deon. Keduanya bahkan sampai saling tatap.“Wanita atau pria?” tanya Ayana lagi.“Pria, berjas formal. Kalau dilihat umurnya lebih muda dari Bu Ayana,” jawab petugas itu lagi.Ayana semakin penasaran, siapa yang bertanya tentang dirinya, sedangkan sebagian besar klien atau teman tahu jika Ayana tinggal di apartemen itu.Ayana dan Deon kembali ke unit apartemen mereka setelah bicara dengan petugas apartemen tadi. Ayana masih penasaran siapa yang mencarinya.“Menurutmu, siapa yang mencariku, De?” tanya Ayana sambil menatap Deon yang sedang mengambil minum.“Mungkin mantanmu,” jawab Deon lantas menenggak air langsung dari botol.Ayana mengedip-ngedipkan mata mendengar jawaban Deon, hingga melihat pemuda itu terlihat kesal karena meletakkan botol minum kembali ke
“Bagaimana menurutmu?” tanya Jonathan ketika mereka sampai di rumah yang akan ditinggali bersama.“Besar sekali.” Ayana tidak menyangka sang papa akan membeli rumah yang berukuran sangat besar padahal nantinya hanya akan ditinggali berempat saat bayi Ayana lahir.“Ini tidak terlalu besar. Nantinya kalau anakmu lahir, dia bisa main sepuasnya ke sana-kemari,” ujar Jonathan.Ayana menoleh Jonathan yang berdiri di sampingnya, hingga tersenyum penuh kasih sayang karena memiliki ayah yang sangat peduli kepadanya juga anaknya nanti.“Ayo masuk, kita lihat bagian dalamnya,” ajak Jonathan.Ayana mengangguk, mereka pun masuk ke rumah untuk melihat isi di dalamnya.Pria yang sejak tadi mengamati di perusahaan, kini juga membuntuti hingga sampai ke rumah yang akan ditinggali Jonathan dan Ayana. Dari balik kaca, pria itu terus memperhatikan sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat itu saat Ayana dan Jonathan sudah masuk rumah.“Bagaimana menurutmu?” tanya Jonathan saat keduanya sudah berada di d
“Apa maksudmu? Kamu membicarakan siapa? Dan apa kamu salah orang?” Ayana benar-benar syok dan tak tahu apa yang sebenarnya dibicarakan oleh pria itu.“Tidak usah mengelak. Kamu pikir aku tidak punya bukti-buktinya!” hardik pria itu, “berapa dia membayarmu sampai kamu mau melakukan ini semua? Apa kamu sangat membutuhkan uang, sampai-sampai mau hamil anaknya?”Pria itu kembali memberondong Ayana dengan pertanyaan.Ayana semakin pusing mendengar ucapan pria itu. Dalam benaknya mana mungkin Deon membayarnya, yang ada dia yang memfasilitasi semua kebutuhan suaminya itu.“Sepertinya kamu salah orang. Aku tidak paham maksudmu.” Ayana menatap bingung ke pria itu.“Berapa yang sudah kamu terima darinya? Sebutkan, aku akan memberikanmu lebih banyak asal kamu mau menghilang dari hidupnya, bersama bayi di kandunganmu itu!” perintah pria itu.Ayana semakin mengerutkan dahi, sungguh kepalanya mendadak pusing mendengar ucapan tak masuk akal dari pria itu.Ayana hendak membalas ucapan pria itu, tapi
“Pak.”Andre masuk apartemen dan langsung menemui Jonathan yang sedang membaca berita dari tablet pintarnya.“Ada apa? Kenapa wajahmu panik seperti itu?” tanya Jonathan keheranan.Andre mengeluarkan ponsel, lantas memperlihatkan pesan chat yang diterimanya.“Anda harus baca ini.” Andre memberikan ponselnya agar Jonathan membaca pesan ancaman yang didapat.Jonathan mengerutkan alis mendengar ucapan Andre. Dia pun membaca pesan yang diterima asistennya itu.“Bocah ini, lama tak menghubungiku, tiba-tiba dia mengirimu ancaman seperti ini. Apa maunya?” Jonathan geram sendiri.“Sudah kamu hubungi balik?” tanya Jonathan kemudian.“Sudah, tapi Tuan Alex tidak mau menjawab panggilan dari saya,” jawab Andre.Jonathan menghela napas kasar, hingga kemudian berpikir.“Sudah hubungis asistennya?” tanya Jonathan kemudian.“Sudah,” jawab Andre.“Lalu?” Jonathan menatap Andre yang berdiri di sampingnya.“Tuan Alex pergi tanpa kabar. Bahkan asistennya sekarang kebingungan mencarinya,” ujar Andre menyam
“Dia pasti mengira kalau kamu ini istri mudaku atau wanita simpananku. Pantas saja terakhir menghubungi papa, dia marah-marah karena papa tak kunjung kembali. Anak itu menuduh tanpa mencari fakta yang sebenarnya dulu,” ujar Jonathan menjelaskan. Ayana menaikkan satu sudut alis mendengar ucapan Jonathan, begitu juga dengan Deon yang keheranan karena penasaran. “Maksud Papa, dia ….” Ayana sengaja menjeda ucapannya agar sang papa yang melengkapi. “Dia adikmu, anak papa yang ada di Inggris,” ujar Jonathan menjelaskan. Ayana begitu syok, begitu juga dengan Deon yang benar-benar tak menyangka jika pria yang menuduh Ayana selingkuhan sebenarnya adiknya sendiri. “Papa belum cerita kepadanya soal aku?” tanya Ayana. Dia juga tak bisa menyalahkan sikap adiknya jika salah paham kalau memang Jonathan belum menceritakan yang sebenarnya. “Papa belum kembali ke Inggris, jadi belum sempat cerita langsung. Misal papa cerita lewat telepon, papa yakin dia pun tidak akan percaya,” jawab Jonathan. Ay
“Kamu gila, hah? Dasar mata duitan!” Alex begitu syok mendengar nominal yang disebutkan Ayana.Ayana menahan diri untuk tak tertawa melihat kemarahan adiknya itu. Dia pun kembali memancing untuk mengerjai Alex.“Tidak mau ya sudah. Bagiku itu saja sedikit, tidak sepadan dengan kerugianku jika meninggalkan papamu. Aku sudah hamil, masih mengurus anak juga nantinya, siapa yang akan membiayai hidupku dan anakku jika meninggalkan papamu tanpa tunjangan. Papamu saja memberiku jatah sepuluh juta sehari, kamu memintaku meninggalkannya tapi diminta segitu saja komplain!” sindir Ayana memancing emosi Alex.Alex mengepalkan telapak tangan erat mendengar semua ucapan Ayana, hingga dia menggebrak meja.Ayana terkejut melihat apa yang dilakukan Alex, tapi dia terlihat tenang.Deon yang panik saat melihat Alex memukul meja, terlihat siap berdiri karena takut terjadi sesuatu dengan Ayana. Namun, pergerakannya terhenti saat melihat Alex yang hanya menatap Ayana.“Lihat saja, aku akan membuatmu diting
Alex pergi ke apartemen yang disebutkan Jonathan saat malam hari. Dia berjalan dengan ekspresi wajah datar tak bersahabat sama sekali karena kesal. Saat sampai di depan pintu unit apartemen Jonathan tinggal, dia pun menekan bel dengan kasar. “Anda sudah datang, silakan masuk!” Andre langsung mempersilakan Alex masuk. Alex memicingkan mata ke Andre, hingga kemudian berucap, “Seharusnya kamu menjaga Papa, bukan malah membiarkannya berbuat sesuatu yang gila!” Setelah mengatakan itu dengan nada penekanan, Alex pun melangkah masuk untuk menemui sang papa. Andre hanya bisa mengurut dada. Dia tahu betul bagaimana sikap Alex ketika sedang marah. Alex berjalan masuk, hingga langkahnya terhenti saat melihat pemandangan di depannya. Dia semakin geram karena melihat Jonathan yang sedang mengambilkan lauk untuk Ayana. Dia marah karena ada Ayana di sana. “Pa!” Alex menganggap jika Jonathan sudah sangat keterlaluan. Ayana dan Jonathan menoleh ke Alex, begitu juga dengan Deon yang sedang membu
“Ayana anak papa, Lex. Dia enam tahun lebih tua darimu. Dia adalah anak pertama papa, bukan kamu. Papa ke sini memang untuk mencarinya, serta ingin memperbaiki masa lalu yang tak sengaja papa abaikan,” ujar Jonathan jujur ke Alex setelah Ayana selesai mengerjai pria itu.Alex terkejut bukan kepalang. Dia sampai menoleh ke Ayana, lantas memandang Jonathan dengan rasa tak percaya.“Jangan bercanda. Mama hanya punya satu anak, dan itu aku,” elak Alex tak percaya.“Dengarkan dengan pikiran tenang,” ujar Jonathan sambil memberikan tatapan begitu dalam, menandakan jika dia sedang ingin bicara serius ke putranya itu.Alex pun terkejut melihat tatapan Jonathan. Tatapan ayahnya itu hanya ditujukan saat sedang berusaha menekankan sesuatu yang tak bisa dibantah.Ayana sendiri hanya diam. Dia memilih menyantap makanannya dengan tenang, meski telinga menangkap ucapan sang papa.“Ayana ada sebelum papa menikah dengan mamamu. Papa ke sini mencarinya, karena ingin bertanggung jawab sebab selama ini p