Setelah melihat itu, dia baru berbalik ke Andri Chen dengan tidak berdaya,"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Sekarang sudah hampir jam masuk kerjaku."
Andri Chen tiba-tiba tersenyum dengan misterius, seolah-olah dia melihat Yuni Lin melakukan sesuatu yang memalukan.
"Mengapa kamu tersenyum?" Yuni Lin melihat-lihat dirinya sendiri.
Andri Chen berkata dengan wajah Nakal "Direktur Lin! Kita berdua seperti sedang berselingkuh sekarang."
“Enak saja!” Yuni Lin melototinya. Tangan putihnya tiba-tiba menjulur ke pinggang Andri Chen, lalu mencubitnya kemudian terdengar jeritan Andri Chen,,"Direktur Lin,sakit! sakit! "
Yuni Lin berkata dengan puas, "Jika tidak sakit, mengapa aku harus mencubitmu?"
Andri Chen tidak mengerti, mengapa Yuni Lin sangat suka menyiksanya. Dan Yuni seolah-olah kecanduan mencubit pinggangnya.
Se
Yuni Lin tidak pernah membayangkan bahwa Tommy Sun akan mengetuk pintu rumah Andri Chen. Ketukan pintunya ini, membuat dirinya langsung tidak bisa tenang.‘Tentu saja, Andri Chen juga mendengar suara ketukan di pintu. Dia yang baru saja berjalan dari balkon ke ruang tamu langsung mendengar Yuni Lin berbisik kepadanya dengan suara kecil seperti nyamuk, "Itu Tommy Sun!"Andri Chen mengira Yuni Lin salah lihat. Bagaimana mungkin Tommy Sun akan mengetuk pintunya? Apakah pembicaraan mereka tadi semuanya didengar oleh Tommy Sun?Jadi,karena penasaran,Andri Chen pergi ke pintu depan dan melirik melalui mata kucing. Wajah muram Tommy Sun tiba-tiba muncul di depan Andri Chen dan dia tidak menyangka itu benaran adalah dia."Mengapa dia bisa mengetuk pintu rumahku?” Andri Chen tidak bisa mengerti.Saat Andri Chen sedang berpikir, Yuni Lin bertanya dengan cemas, "Apa yang harus aku lak
Ketika tiba di perusahaan, Andri Chen langsung berubah menjadi tukang bersih di Dairy Milk LTD. mengenai alasannya, hanya Andri Chen yang paling jelas, ini adalah mahakaryanya tadi malam.Area kantor di Dairy Milk LTD tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil tetapi menempati seluruh lantai, menyapu dan mengepel lantai kantor ini akan menghabiskan waktu hampir setengah hari.Saat dia sedang menyapu lantai di meja resepsionis, dan gadis kecil Dea yang berjaga di meja depan melihatnya dan bercanda: "Hei! Kak Andri, rajin sekali!"Ketika dia mendengar dirinya di panggil Kak Andri,Andri Chen sedikit tidak terbiasa. Lagi pula, dia harus pelan-pelan memulai dari bawah dengan rendah hati.“Jangan, jangan panggil aku seperti itu, mendengar kamu memanggilku seperti itu membuatku sakit perut." Andri Chen menggoda gadis kecil itu.
"Direktur Lin! kamu yang menyuruhku melepaskan tanganku!" Andri Chen segera mendorong tanggung jawab kepada Yuni Lin, jangan sampai Yuni Lin nanti lanjut membalas dendam pribadi kepadanya.Yuni Lin berkata dengan kesal di lantai, "Aku bilang padamu untuk melepaskanku dan kamu langsung melepaskanku? Aku sudah bilang padamu untuk mati, kenapa kamu tidak langsung pergi mati?"Yuni Lin tidak ingin karyawan lain dari perusahaan melihat pemandangan ini, dan dengan cepat memerintahkan Andri Chen "Cepat bantu aku bangun!"Andri Chen saat ini baru membantu Yuni Lin yang masih duduk di lantai untuk bangun. Ketika Yuni berdiri,dia mengambil kesempatan saat Andri Chen tidak memperhatikan, dan menginjak kaki Andri Chen dengan tumit sepatu hak tingginya.Namun,Yuni Lin tidak pernah berpikir kalau Andri Chen akan bisa menghindari injakannya secara tidak sadar,
Andri Chen mendengar suara itu dan berbalik. Melihat gadis kecil itu berlari seperti kelinci putih kecil, dia terkejut dan bertanya kepadanya dengan penasaran, "Apa yang terjadi, kelinci putih kecil ?"Mendengar dirinya di panggil kelinci putih kecil,Dea berkata dengan manja:"Menyebalkan!"Kemudian dia langsung ingat tujuan awalnya: "Direktur Lin, menyuruh kamu pergi ke kantornya."Andri Chen bergumam dalam hatinya,"Pergi ke kantornya lagi?"Dea melihat Andri Chen terpaku lalu mendesaknya: "Cepat pergi! Apa yang kamu tunggu?"Andri Chen menolen dan belkata kepada Hendy Wang di sebelahnya"Hendy, kamu tunggu aku di sini sebentar.""Saudaraku, pergilah dulu!"Andri Chen pergi ke kantor Yuni Lin, mengetuk pintu, dan mendengar suara Yuni Lin y
Melihat wajah lelaki tegap itu, Rossa Du yang cerdik segera berkata, "Maaf, aku salah orang."Setelah itu, dia berbalik dan bergegas pergi, tetapi dia segera mendengar suara dingin pria di belakangnya saat dia berjalan kurang dari dua langkah, "Tunggu sebentar."Setelah mendengar kata-katanya, hati Rossa Du berdegup kencang dan mengerutkan keningnya, lalu berbalik sambil tersenyum lalu dan , "Kakak, apakah kamu memanggilku?"Pria berambut cepak berjalan kearahnya dan tangannya masih memegang rokok yang sudah dihisap setengah.Pria berambur cepak itu tidak berbicara,memandang Rossa Du tanpa ekspresi, dan membuat Rossa Du sedikit ngeri.Pria di belakangnya tiba-tiba maju dan tersenyum puas kepadanya: "Wanita kecil! Apakah kamu masih mengenaliku?"Rossa Du agak malu-malu,tetapi wajahnya masih dihiasi dengan senyum canggung, dan dia berkata: "Kakak ini, apa
Blue Fire mengulurkan tangan dan meraih tali arena tinju lalu menariknya. Dalam sekali lompat dia langsung masuk ke dalam arena tinju. Gerakannya cukup terampil.Blue Fire, yang berdiri di arena tinju, melihat Andri Chen masih terpaku di tempat yang sama, langsung berbalik dan mengingatkan Andri Chen: "Jika kamu tidak melawanku, kamu akan menyesalinya."Andri Chen menoleh untuk melihat Rossa Du yang malang. Tentu saja dia tidak ingin terjadi sesuatu kepada dirinya, dan juga dia harus bergegas kembali untuk membeli sepatu hak tinggi untuk wanita idamannya. Jika dia terlambat, dia pasti akan menelepon.Jadi, Andri Chen mengambil keputusan dan dengan cepat mengenakan sarung tangannya.Saat dia mengenakan sarung tangannya, dia tiba-tiba merasa bahwa perasaan ini sangat familiar, dalam ingatannya yang samar-samar, tersembunyi, dan mungkin dia bisa mengingat sesuat
Andri Chen tidak ingin bertanding lagi dengannya karena khawatir akan menyakitinya, dan dia juga tidak ingin bermusuhan dengannya.Melihat Blue Fire yang bersiap menyerang,Andri Chen menghentikannya "Kakak, kamu sangat ahli, adik sekarang sudah paham, mari kita hentikan pertandingan kita?""Hiaa!" Blue Fire tidak mendengarkan kata-kata Andri Chen. Dia meninju dengan keras, sebenarnya Andri Chen bisa mengelak dari pukulan itu, tetapi untuk menyisakan sedikit muka untuk Blue Fire, dia langsung menerima pukulan itu dan jatuh di arena tinju.Andri Chen baru saja terjatuh, beberapa pria di bawah langsung berteriak serempak "Semangat Kak!"Rossa Du melihat mereka bersorak dengan begitu bersemangat, meskipun dia hanya memiliki kekuatan kecil, tetapi dia juga membuka mulut dan berteriak "Andri! Semangat! Semangat!"Jangan lihat dia seorang wanita
Rossa Du memandangi pipinya yang bengkak kemerahan dan berkata, "Kamu lihat wajahmu bengkak."Andri Chen melihat arloji di pergelangan tangannya. Dia sudah di sini selama hampir satu jam. Tiba-tiba dia teringat sepatu hak tinggi yang dipesan Yuni Lin dan berkata kepada Rossa Du dengan tergesa-gesa, "Rossa, aku harus pergi membeli sesuatu.""Beli apa?" Rossa Du melihat Andri Chen yang tampak khawatir dan sedikit penasaran.Andri Chen sedikit ragu mengatakannya, dan ponselnya berdering tepat pada saat ini. Dia khawatir itu telepon dari Yuni Lin, dia melihat sekilas dan itu benar-benar telepon dari Yuni Lin.Melihat ponselnya, dia tahu bahwa ketika dia mengangkat telepon, dia pasti akan dimarahi.Rossa Du melirik sekilas dan melihat nama Direktur Lin terpampang di layar, tiba-tiba mengerti.Andri Chen denga