Tua Bangka
El duduk di ruang meeting dengan tegang. Wajahnya memerah bahkan rahangnya terlihat mengeras menahan amarah. Bobby baru saja melaporkan bahwa si tua bangka Rahmat Sutedjo itu telah mengutus putranya untuk mengacaukan sistem di Intel kemarin.
Aryo bekerja keras dengan seluruh tim divisi IT, mereka berjibaku untuk memperbaiki sistem yang sempat dibobol peretas dan menangkap peretas yang coba mengganggu perusahaan mereka.
"Yo, gimana ceritanya dia bisa membobol sistem kita?" seru El menanyakan pada Aryo. Aryo memang langsung terbang dari China bersama Amara kemarin. Mereka berdua tiba lebih dulu begitu Bobby mengabarkan situasi darurat di kantor.
"Secara garis besar, sistem kita dibobol dan server induk kita disusupi virus. Perka
I’m Fine 15 menit sudah berlalu dan Aryo masih belum memberi kabar, kepala El nyaris pecah karenanya, telinganya panas mendengar ocehan para pemegang saham yang terus mengkritiknya. El memilih kembali ke ruang kerjanya, hatinya bisa semakin panas ketika mendengar ocehan para pemegang saham. El duduk di balik meja kerjanya dengan kepala tertunduk dan mata terpejam. Ody dapat melihat betapa tertekannya El, Suaminya yang biasanya garang dan penuh karisma mendadak menciut. Ody coba mendekati El berharap bisa memberinya sedikit semangat. "Bao, ini minum dulu," ujar Ody sambil menyerahkan sebotol air mineral. "Aku nggak haus, Ai." kata El dengan kepala tertunduk.
PencemburuOdy meringkuk di balik selimut saat El masuk ke dalam kamar. El berjalan pelan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah disiapkan Ody di walking closet. Sepanjang jalan pulang tadi, Edo bercerita bahwa Ody menghubunginya dan menanyakan keberadaan El. Sesungguhnya El dapat mengendus aroma kecemburuan di hati istrinya.Seharian ini dia memang terlalu sibuk mengurus kantor, bahkan terpaksa harus meeting lanjutan bersama Ellea di hotel. Pikirannya saat ini adalah berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan perusahaannya, tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk semua orang yang ada didalamnya. Usai membersihkan diri, El perlahan naik keatas ranjang dan masuk ke dalam selimut. Dia mulai merapatkan dirinya dengan Ody, memeluk tubuh mungil istri kesayangannya dari belakang, dan mencium puncak k
Promosi2 bulan kemarin merupakan bulan yang berat bagi Intel Persada. Tak hanya bagi El sebagai CEO tetapi juga seluruh staff dan karyawan. Mereka bekerja keras melakukan penelusuran ke seluruh divisi untuk mencari keberadaan mata-mata yang dikirim oleh Rahmat Sutedjo. Sedangkan Divisi IT yang di gawangi Aryo juga harus berjibaku menutup segala celah yang mungkin digunakan oleh para hacker dan mereka juga membangun sistem keamanan berlapis dengan dibantu Ellea sebagai konsultan.Setelah melalui banyak kesulitan dan awan gelap saat ini Intel Persada sudah dalam kondisi aman terkendali. Dan Aryo baru saja mendapatkan promosi untuk menggantikan Lukman, direktur network & IT lama karena pensiun. Kenaikan jabatan ini menjadi sebuah penghargaan luar biasa bagi Aryo yang menunjukkan kinerja yang membanggakan terlepas dari kekacauan beberapa waktu lalu.
Aku Salah Jam masih menunjukkan pukul 5.30 pagi saat Aryo bangun dengan sedikit menggerutu karena kepalanya terasa sakit dan berdenyut-denyut keras. Dia berusaha menyesuaikan pandangannya yang masih agak kabur, menatap ke sekeliling ruangan dan menghirup aroma mawar segar di dalam ruangan. Seketika itu juga kesadarannya kembali. “Astaga, ini kan apartemen Princess,” batin Aryo. Cepat-cepat Aryo memeriksa kondisinya dan dia agak terkejut. Tubuhnya saat ini hanya tertutup selimut dan hanya mengenakan boxer miliknya. Yang membuatnya semakin terkejut karena Amara terlihat sedang tidur nyenyak meringkuk di sampingnya dengan mengenakan lingerie berbahan sutra berwarna nude. Aryo hanya bisa menutup mulutnya dengan tangan, dia mencoba untuk mengumpulkan kepingan ingatannya akan kejadian semal
Hari yang melelahkan.El sedang mengerjakan hal penting berkaitan dengan Rahmat Sutedjo, musuh bebuyutan ayahnya. Victor berulang kali harus berhadapan dengan kelicikan dari Rahmat dan dia selalu saja berhasil mengelabui Victor. Victor selalu melarang El untuk bersentuhan dengan Rahmat karena tak ingin putranya itu terkena masalah.Tapi kali ini El tidak tinggal diam, kesabaran El sudah pada puncaknya saat beberapa waktu lalu sistem Intel Persada berhasil di bobol orang suruhan Rahmat Sutedjo. Bersama dengan Bobby dan beberapa rekan kenalannya dari perusahaan lain yang ikut dirugikan karena perbuatan licik Rahmat, mereka akan berusaha menumbangkan Rahmat bersama dengan sekutunya."Bao, kamu jadi mau meeting bareng Daniel dan David dari Prada Corp?"
Serangan bertubi-tubiPagi ini El harus bertolak menuju ke Singapura bersama Bobby dan Aryo. Kemarin Ellea mengabarkan bahwa dia menemukan jejak mencurigakan dari orang yang coba membobol sistem keamanan Intel. Dia juga berhasil menemukan sesuatu yang penting berkaitan dengan bisnis yang dijalankan oleh Rahmat.Namun dengan terpaksa El harus meninggalkan Ody sendiri. Ini dilakukannya karena usia kandungan Ody yang sudah memasuki 33 minggu hingga membuat mobilitasnya semakin menurun. Perjalanan kali ini sungguh menguras tenaga dan pikiran demi menemukan dalang dibalik kekacauan Intel beberapa bulan lalu. Tapi tiba-tiba kekacauan kembali terjadi kala semua orang penting sedang tidak pada tempatnya."Ai, kamu dimana?" Tanya El panik melalui sambungan telepon.
Perpisahan tak terkatakanOdy berjalan dengan langkah gamang, hatinya terluka atas semua penghinaan Victor, harga dirinya sudah diinjak-injak sang mertua, bahkan perutnya masih juga terasa nyeri akibat kejadian siang tadi, sekarang dia terpaksa harus pergi meninggalkan orang-orang yang dikasihinya demi menyelamatkan mereka.Ody tak banyak bicara, dia memilih diam dan berkutat dalam pikirannya. Air matanya terus menetes tanpa sepatah katapun terucap. Edo terus mengamati Ody dari kaca spion dengan khawatir."Bu, ibu baik-baik saja? Saya dengar dari kepala security tadi ibu jatuh," Tanya Edo hati-hati, dia benar-benar khawatir melihat kondisi Ody yang terus memegangi perutnya sambil menangis."Saya baik-baik saja, Do," ucap Ody dan cepat-ce
Kemana Perginya?Pesawat yang di tumpangi El baru saja mendarat, senyumnya mengembang sempurna saat menginjakkan kaki di bandara Soekarno Hatta. Rindunya sudah teramat berat pada Ody hingga jantungnya berdebar kencang."Lo kenapa sih?" Tanya Bobby heran."Kangen Ody," ujar El berjalan cepat, sambil sibuk mengaktifkan ponselnya."Astaga El," ucap Bobby tak habis pikir dengan kelakuan El. Dalam situasi genting pun, dia masih saja bucin ke Ody."Lo ke kantor duluan aja, gue mau pulang bentar terus baru ke kantor.""Tapi kita ini masih ada urusan sama kantor polisi, loh," ujar Bobby mensejajari langkah El.&nb
Kimora Angelica Rivera Gadis kecil kesayangan El kini telah bertumbuh jadi gadis super cantik dengan perpaduan wajah bule dan oriental. Kimora bertumbuh dengan sehat dan kuat, apa yang dulu mereka khawatirkan bahwa Kim tidak akan bertumbuh sehat nyatanya terbantahkan. Meskipun perjalanan hidupnya tidak mudah, namun gadis kecil yang sudah beranjak remaja itu kini bertumbuh jadi kuat dan pemberani yang cenderung nekat. "Dad, please.. ijinkan aku sekolah ke Singapura," bujuk Kim entah untuk yang ke berapa puluh kali. Pembahasan ini sudah berjalan begitu lama, sejak kasus bully yang dialami Kim 1 tahun lalu. Kim memang tak mau membahas hal itu karena takut membuat kedua orang tuanya cemas namun tak dapat di pungkiri bahwa salah satu alasan Kim memutuskan untuk meninggalkan Indonesia adalah karena hal itu. "Kim, apa nggak bisa ya cari sekolah di Indonesia aja? Di Indonesia juga banyak sekolah bagus kok," ucap El berusaha mengubah keinginan Kim. "Dad, aku ingin berkembang. Jadi tolong i
Pelangi Sehabis Hujan Kepergian Victor 6 bulan lalu memang begitu menyesakkan bagi seluruh keluarga Harrison. Bahkan sebelum kepergiannya itu, dia menitipkan pesan yang sama pada Riana, Erina, dan Ody. Pesan yang meminta mereka untuk memaafkan dirinya yang egois dan berbahagia setelah dia meninggalkan dunia ini. Dia juga berharap agar kepergiannya dapat menebus segala kesalahannya pada mereka selama ini. Situasi jadi jauh lebih baik saat ini. Riana dan Erina belakangan lebih sering menghabiskan waktu bersama. Mereka sepakat untuk memulai segalanya dengan lebih baik sebagai seorang sahabat sekaligus besan. El sendiri mulai dapat bernafas lega. Kasus Rahmat Sutedjo berjalan dengan sangat lancar, ada begitu banyak bantuan yang tak terduga datang silih berganti. Hingga satu demi satu masalahnya pun perlahan dapat diselesaikan. Sekarang, semua orang sedang menikmati buah dari perjuangan mereka. Karena badai tak akan selalu bertahan dan sang surya pasti akan kembali bersinar. Setelah mela
Awal Sebuah AkhirEl menatap punggung Riana yang sedang duduk di taman sendirian. Dari kejauhan El dapat melihat tubuh Riana sedikit berguncang karena tangisnya yang tersedu-sedu. Perlahan El coba mendekati Riana lalu duduk di sampingnya tanpa bicara sepatah katapun.Rasanya dada Riana begitu sesak, dia sungguh tersiksa mengetahui semua fakta yang baru saja didengarnya dari Victor dan Erina. Lelah menangis Riana hanya bisa menyandarkan kepalanya di bahu El. Beban di hatinya terlalu berat untuk ditanggungnya sendiri.El tetap setia menemani Riana hingga hari semakin malam. Ketika Riana sudah cukup tenang, El berusaha menemukan kata-kata penghiburan yang tepat agar dapat meringankan beban hati Riana."Kalau terlalu berat jangan di tahan Ma, lepasin aja," ucap El merangkul bahu Riana erat. "Mama, nggak pernah sangka bahwa akan jadi seperti ini," ujar Riana menghapus sisa air matanya."El paham, Ma. El juga nggak sangka waktu dengar semuanya dari mulut Mami dan Papa." Sontak mata Riana m
Ketika Semua JelasSituasi dalam ruang ICU terasa begitu memberatkan hati Riana. Melihat pria yang sudah puluhan tahun menemani hari-harinya sedang terbaring lemah tak berdaya. Meski sakit membelenggunya hatinya karena berulang kali Victor telah menorehkan luka hingga hampir membuatnya menceraikan cintanya itu. Menurut dokter Lio yang menangani jantungnya, kondisi tubuh Victor melemah. Andai dilakukan operasi saat ini resikonya kematian di atas mejanya akan sangat tinggi. Upaya yang dapat dilakukan disementara waktu adalah mempertahankannya hingga kondisinya lebih stabil dan dapat dilakukan tindakan pembedahan.Victor menatap Riana yang berada di sisi kirinya, tangannya menggenggam erat tangan Riana sambil tersenyum tipis. Lalu dia menoleh ke sisi kanannya dimana Erina berdiri. "Rin," sapa Victor pelan."Hai, Vic," balas Erina ramah. "Akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu," ucapnya dengan suara bergetar. Victor menatap lekat wajah Erina yang masih terlihat cantik seperti puluhan
Obrolan RinganHari menjelang malam saat kondisi Victor terlihat mulai membaik dan dia meminta bertemu semua anggota keluarga. Walaupun kondisi Ody dan Kim saat ini sudah sangat baik, bahkan Ody juga kembali ceria seperti sebelumnya, namun tak dapat dipungkiri bahwa perasaan tak nyaman jelas muncul di hati mereka. Seakan Victor meminta mereka semua berkumpul untuk berpamitan.Seperti sekarang, Victor sedang bertemu dengan Riana dan Erina secara pribadi, sedang yang lain menunggu di luar. El hanya bisa mengawasi keadaan yang ada tanpa mau menjelaskan apapun pada Amara, Aryo, maupun Ody. Dia tahu niatan Victor untuk menemui semua orang hari ini."Bao, apa mereka akan baik-baik saja di dalam?" bisik Ody yang duduk di kursi ruang tunggu ICU.
Pengakuan Erina5 hari telah berlalu, El mulai bisa sedikit lega dan jadi lebih banyak bersyukur. Tekanan yang dialaminya sedikit demi sedikit mulai berkurang. Setelah tim legal menyelesaikan seluruh berkas kasus Rahmat Sutedjo, kini kondisi Kim juga semakin kuat dan sudah mulai lepas dari alat bantu nafasnya. Perbaikan kondisi Kim membuat keadaan Ody pun ikut jadi lebih baik. Ody kembali seperti Ody yang dikenalnya. Perempuan itu memang diakui El sangat tangguh. Namun berbeda dengan yang dialami Victor, kondisinya masih belum ada perbaikan.El sudah kembali berkantor walaupun tak penuh waktu. Seperti pagi ini, ketika mobil El baru saja berhenti di depan lobi kantor Intel tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan nama Amara. El segera menekan tombol hijau di layar ponselnya dan panggilan langsung terhubung.
Berita MengejutkanSetelah 10 menit menunggu, akhirnya Amara, Aryo, dan Erina pun tiba. El segera pamit untuk menemui Ody sebelum pergi ke kantor. Tampaknya dia memang harus mulai bergerak untuk membereskan semua kerumitan yang terjadi. Mungkin tidak semuanya dapat diselesaikannya, namun setidaknya dia telah berusaha menyelesaikan bagiannya."Ai," Panggil El sambil mendekati Ody yang terlihat meringkuk diranjang."Hmmm," gumam Ody masih dengan memejamkan matanya."Bolehkah, aku pergi sebentar ke kantor?" tanya El sambil membelai lengan Ody yang berbaring membelakanginya, "ada urusan yang harus segera ku selesaikan. Aku janji ini tak akan lama," terang El."Okay," ucap Ody singka
Lelah Lahir BatinSejak semalam Ody tampak pendiam, dia tampak menyimpan segala pikirannya seorang diri. Sesungguhnya, El sendiri tertekan hingga tak tau harus berbuat apa. Jelas keadaan ini tak mudah dijalani El, mengingat kondisi Kim yang masih berjuang, melihat Ody yang sedang terpuruk, ditambah lagi kondisi Victor yang sempat memburuk, dan masih banyak masalah yang harus ditanggung El sendirian. Karena merasa tak dapat berbuat banyak untuk mengurai situasi yang ada, akhirnya dia hanya bisa memilih untuk diam sejenak memikirkan solusi terbaik sambil terus berada disisi Ody."Ai, kamu butuh sesuatu?" Tanya El yang langsung berdiri ketika melihat Ody hendak beranjak dari kasurnya."Aku cuma mau ke toilet," sahut Ody."Biar ku bant
Hallo KimOdy menatap lekat ke wajah El yang jelas sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Sedari tadi Ody berusaha menelisik, mencari kebenaran dari ucapan El. Perasaannya saat ini terasa tak nyaman, hatinya tak tenang. Entah dari mana, tapi firasatnya berkata putri kecil mereka sedang tidak baik-baik saja.Ody berusaha mencari celah untuk mencari jawaban dari firasatnya. Penasaran dengan ekspresi yang terus meragu di wajah El membuat Ody semakin yakin bahwa terjadi sesuatu. Dia mulai menggali kebenaran dengan menanyakan nama pilihan El untuk bayi mereka."Oya, nama apa yang kamu pilih untuknya?" tanya Ody sambil menatap wajah El lekat."Namanya, Kimora Angelica Rivera Harrison," jawab El dengan sen