Hari terus berlalu dengan orang tua Alberto, ibu Vega, Nena, dan Alberto yang membantu mengurus Vega dan anak-anaknya hingga sembuh. Setelah sembuh, orang tua Alberto dan Ibu Vega pergi meninggalkan rumah mereka. Hari-hari berlalu hingga enam bulan berlalu dengan Telmo dan Tirso tumbuh dengan baik. Mereka juga bertambah berat badan dengan cepat. Mereka dapat dengan mudah duduk dengan dukungan minimal selama enam bulan. Mereka sudah bisa bermain dengan saudara mereka, mengoceh, dan tertawa cekikikan seperti yang mereka lakukan.Mereka sering bermain bersama dengan mainannya, alas lantai, boneka mainan, dan lain-lain. Hampir setiap hari, mereka bermain bersama. Meskipun begitu, tetap ada Nena, Vega, dan Alberto yang memastikan mereka tetap bermain dengan aman. Kadang-kadang, Vega dan Alberto bergabung untuk bermain bersama mereka setiap kali mereka memiliki waktu luang atau waktu istirahat.Tetapi, dari semua kebahagiaan itu, ada masalah lain yang tidak selesai yaitu masalah hubungan se
Hari terus berlalu hingga suatu ketika, Alberto sangat terburu-buru untuk masuk ke toilet dikarenakan ia sudah tidak tahan untuk kencing. Sesampainya di dalam toilet, ia langsung membuka celananya dan membuang kencingnya. Di saat itu, Lorena langsung ikut masuk ke dalam toilet. Setelahnya, Lorena langsung membuka bajunya sembari ia menutup pintu toilet. Lalu, ia mengunci pintu toilet dan menggantungkan pakaiannya di pintu toilet.“Sayang, ayo main!” ajak Lorena dan setelahnya ia menjilat leher Alberto sembari ia memainkan penis Alberto. Alberto langsung membuka pakaian dan setelahnya ia menggantungkan semua pakaiannya di pintu toilet. Tidak lama kemudian, ia meremas-remas payudara Lorena sembari berdesah tiada henti.“Ah! Ah! Great!” desah Alberto.Setelahnya, Lorena menjongkok. Sementara Alberto masih tetap berdiri, Lalu, Lorena mencium penis Alberto dan buah zakar Alberto. Setelahnya, ia menjilati penis Alberto. Tangan kanan Lorena memainkan buah zakar Alberto dan tangan kiri Lorena
Waktu terus berlalu hingga siang harinya, di lorong kelas Alberto bertemu dengan Lorena saat mereka hendak pergi ke kantin. Di saat itu, Alberto langsung menepuk pundak Lorena dan membuat Lorena berbalik ke arahnya setelahnya.“Ada apa?” Lorena langsung mengernyitkan dahi, karena ia merasa bingung dengan tingkah Alberto seperti itu."Mengenai kejadian kita bermain dewasa hari ini, mohon lupakan itu! Anggap saja kita tidak pernah bermain dewasa! Kita hanya teman biasa. Aku hanya terpaksa untuk bermain dewasa oleh kamu, karena istriku tidak memberikannya. Kamu jangan menganggap lebih dari itu!" pinta Alberto. "Enggak! Aku enggak akan melupakan hal itu, Sayang,” bantah Lorena dengan tangan kanan Lorena yang membelai rambut Alberto terlebih dahulu dan setelahnya ia berjalan ke arah dada. Lalu, ia mengusap dada Alberto. Lorena ingin langsung meremas-remas dada Alberto dan mengajak Alberto untuk bermain dewasa lagi, tapi Alberto langsung menepis tangan kanan Lorena dengan kencang."Kok ka
Setelah peristiwa itu, Lorena langsung mencari cara dengan pikirannya sendiri. Tidak lama kemudian, ia berpikir untuk menggoda Alberto.“Aku harus menggodanya lebih sensual dan lebih menggairahkan lagi agar ia tertarik denganku dan mau berkencan denganku. Aku harus tidak boleh gagal kali ini. Aku harus mendapatkan cintanya kembali!” pikir Lorena.“Tetapi, bagaimana kalau dia tidak mau digoda olehku dan tidak tertarik olehku?” Lorena bertanya ke dalam hatinya sendiri. Setelahnya, ia berpikir untuk mencari cara alternatif yang akan dilakukan jika Alberto tidak tertarik dengannya. Tidak lama kemudian, ia menemukan ide untuk mengancam Alberto agar Alberto mau bermain dewasa dengannya. Setelahnya, ia berpikir dan mencari cara untuk menggoda Alberto. Yang jelas, ia akan melakukannya di kampus saat mereka sedang berdua saja.Ia mencoba mencari referensi-referensi cara menggoda pasangan di internet. Setelahnya, ia menemukan beberapa cara seperti mengenakan parfum dengan wangi yang merangsang
Dua hari setelahnya, ketika di kampus, Alberto tidak sengaja berpapasan dengan Lorena. Di saat itu, Alberto langsung menepuk pundak Lorena dan mengajak Lorena untuk bermain dewasa seusai dari kampus.“Lorena, ayo bermain dewasa habis kelas selesai!” Ajakan Alberto yang membuat mata Lorena langsung melotot, karena ia merasa sangat kaget.“Apa aku tidak salah dengar?” Lorena bertanya ke dirinya sendiri dalam hati, karena ia merasa tidak percaya jika Alberto bertingkah seperti itu kepadanya.“Apa?” Lorena meminta Alberto untuk mengulangi pertanyaannya lagi sembari ia berbalik ke arah Alberto.“Ayo habis dari kampus kita bermain dewasa!” ajak Alberto lagi dengan manja.“Kamu yakin, kamu mau bermain dewasa sama aku?” Lorena mengernyitkan dahi, karena ia merasa bingung. Ia takut Alberto tidak yakin untuk bermain dewasa dengannya. Ia masih tidak percaya jika Alberto ingin bermain dewasa dengannya.“Yakin!” jawab Alberto dengan bersemangat.“Memangnya, kamu enggak yakin?” Alberto langsung men
“Hai, Vega!” sapa isabel dengan ramah di telepon.“Hai, Isabel!” sapa Vega dengan ramah.“Apa kabar, Vega?” Isabel menanyakan kabar Vega terlebih dahulu, karena ia merasa tidak enak jika ia langsung memberitahu ke Vega mengenai perselingkuhan suami Vega.“Baik, Isabel," jawab Vega."Isabel, bagaimana?” Vega menanyakan kabar Isabel lagi.“Baik, Vega. Vega, bagaimana suami?""Baik.""Oh ya, by the way, kapan kita bisa hangout? Aku rasa, kita sudah lama enggak hangout." Isabel langsung menanyakan waktu kapan mereka bisa hangout. Karena memang sejak Vega menikah dengan Alberto, mereka tidak pernah hangout lagi. "Enggak tahu. aku sibuk banget!" Vega memang tidak tahu, kapan ia bisa hangout lagi dengan teman-temannya seperti dulu sebelum ia menikah dengan Alberto. Biasanya, dulu sebelum menikah, Vega dan teman-temannya selalu hangout setiap minggu di kafe Brazon yang berada di Brazon Hospital ataupun Kafe Rege yang berada di rumah sakit Rege."Sekali-kali hangout, yuk! Sekalian aku mau kas
Setelahnya, Vega langsung mengambil teleponnya. Setelahnya, ia mencari kontak Detektif Jim dan meneleponnya. Detektif Jim adalah detektif yang biasa Vega pinta tolong setiap ia ada kasus. Detektif Jim sendiri merupakan seorang agen detektif terkenal di kotanya. Setelahnya, Vega menelepon Detektif Jim. "Selamat sore, Detektif Jim!" sapa Vega."Selamat sore, Vega! Ada masalah apa?" tanya Detektif Jim.“Saya punya sebuah kasus dan saya ingin Anda mencari bukti dari kasus tersebut,” jawab Vega.“Oke. Bisa dijelaskan dulu kasusnya?” Detektif Jim meminta Vega untuk memberitahu masalahnya. “Sebenarnya, masalahnya panjang. Cuman intinya saya mendapatkan laporan bahwa, suami saya berselingkuh.” Vega langsung menjawab kepada intinya. “Oh. Begitu, Vega. Bagaimana kalau kita bertemu di Ja Ja Cafe jam tujuh malam atau kamu langsung pergi ke kantorku sekarang nanti sekalian Anda bisa memberikan foto dari bukti-bukti tersebut?” Detektif Jim menawarkan ke Vega.“Oke.” Vega setuju dengan Detektif J
Sementara itu, Vega masih terdiam dan berdiri di tempat itu. Ia ingin mengetahui mengenai hal yang sebenarnya terjadi, karena ia merasa sangat yakin jika Alberto tidak akan berselingkuh dengan Lorena di belakangnya. Hal itu karena baginya tidak mungkin Alberto berselingkuh! Baginya juga, Alberto itu orang yang sangat sulit untuk menutupi kebohongannya dan orang yang sangat jujur. Jadi sangat tidak mungkin hal itu terjadi.Tetapi, bukti-bukti dari Detektif Jim dan Isabel mengatakan bahwa, suaminya berselingkuh. Karena itu, ia harus mengetahui suaminya sendiri telah berselingkuh dengan berdiri dan membiarkan mereka di dalam. Tidak lama kemudian, ia mendengar suara desahan-desahan dari Lorena dan Alberto. “Ah! Ah!” desah mereka.“Pelan-pelan, Sayang! Jangan cepat-cepat!” pinta Lorena.“Ah, Sayang! Sebentar! Aku enggak sabar. Aku pusing banget, Sayang,” keluh Alberto. Setelahnya, mereka mendesah. “Ah! Ah!”Mendengar kata-kata dan desahan-desahan tersebut, hatinya langsung merasa sangat h