Happy ReadingAlya merasa detak jantungnya semakin cepat begitu ia menyentuh gagang pintu mobil mewah yang mengkilap di bawah sinar matahari sore. Mobil itu adalah hadiah istimewa dari Adam, kekasihnya, yang menjadi saksi perjalanan panjang cinta mereka. Alya melangkah masuk ke dalam mobil dengan hati yang penuh kebahagiaan, dan senyum cerahnya seolah menjadi pantulan cahaya dari dashboard yang berkilau.Mobil meluncur dengan halus ke jalan raya, membawa Alya menuju acara reuni dengan teman-temannya. Sinar senja mengecat langit dengan warna-warni yang memukau, menciptakan latar yang sempurna bagi momen-momen berharga yang akan terjadi di dalam mobil ini.Alya memandang Adam dengan mata berbinar. "Terima kasih, Daddy. Ini benar-benar luar biasa!" ucapnya penuh kekaguman.Adam tersenyum bangga. "Kau pantas mendapatkan yang terbaik Baby." Sementara itu, di grup reuni, teman-teman Alya menantikan kedatangannya dengan antusias. Mereka tak sabar untuk melihat mobil baru Alya yang sudah ter
Happy ReadingMeskipun Alya dan Adam telah menempuh perjalanan panjang bersama, kehidupan rumah tangga mereka bukanlah tanpa tantangan. Salah satu perbedaan mendasar yang mereka hadapi adalah perbedaan usia yang cukup signifikan. Adam, sebagai pasangan yang lebih tua, telah mengalami lebih banyak dari kehidupan daripada Alya, yang masih menjelajahi banyak hal untuk pertama kalinya.Pagi itu, meja sarapan dihiasi dengan cahaya matahari yang lembut. Adam duduk di sisi meja, membaca koran, sementara Alya sibuk mengatur rencana untuk hari itu."Alya, apakah kita bisa membicarakan rencana ini?" tanya Adam, menunjuk ke agenda yang dia rencanakan."Apa yang salah dengan rencana itu? Aku pikir itu akan menyenangkan!" jawab Alya, terlihat agak kecewa.Adam mengangkat alisnya. "Bukan itu masalahnya, sayang. Aku hanya merasa seperti kita bisa menggunakan waktu bersama di rumah, santai, seperti dulu kala."Alya menghela napas, "Daddy, kita tidak bisa hanya tinggal di rumah setiap saat. Aku ingin
Happy ReadingSuasana di rumah Alya menjadi tegang ketika Alya menemukan kebenaran yang tersembunyi selama ini. Dengan mata yang menyala marah, dia memandang Adam dengan tatapan yang memancarkan kekecewaan."Kenapa kau tidak memberi tahu aku, Adam?" tanya Alya dengan suara yang penuh emosi. "Store-ku sudah sangat maju, dan aku tidak tahu apa-apa!"Adam mencoba menjelaskan, "Sayang, aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun darimu. Aku pikir kamu sedang fokus dengan store-nya, dan aku tidak ingin mengganggu konsentrasimu."Alya menggelengkan kepala dengan kesal, "Tapi ini juga bagian dari hidupku, Adam! Mengapa kamu tidak mempercayai aku untuk tahu tentang kesuksesan store-ku?"Adam mencoba mendekat, tetapi Alya menolaknya. "Aku hanya ingin berbicara dan berkonsultasi denganmu. Sebagai suamimu, kamu seharusnya memberi tahu aku tentang hal-hal seperti ini."Percakapan itu berkembang menjadi pertengkaran yang memanas, di mana kata-kata pedas terlontar di antara mereka. Alya merasa terkhi
Happy ReadingAlya dan Adam berjalan masuk ke pusat perbelanjaan setempat, mata mereka berbinar-binar dengan antusiasme. Mereka telah merencanakan hari ini dengan teliti, siap untuk menghadapi petualangan belanja yang epik."Alya, aku yakin hari ini akan menjadi hari yang luar biasa!" kata Adam sambil tersenyum lebar.Alya membalas senyuman itu, "Benar, Adam! Ini seperti petualangan di dunia belanja yang belum pernah kita alami sebelumnya."Mereka melangkah masuk ke toko pertama, dan suasana langsung penuh dengan tumpukan pakaian warna-warni. Alya meraih sehelai baju dan memperlihatkannya pada Adam."Apa menurutmu, Adam? Cocok tidak buat aku?" tanya Alya dengan mata berbinar.Adam memberikan godaan, "Mungkin, tapi coba deh yang warna pink. Pasti lebih cocok lagi!"Alya memandang Adam seolah-olah merencanakan sesuatu, "Baiklah, kita lihat nanti."Mereka terus berkeliling toko, memasukkan pakaian satu per satu ke dalam keranjang mereka. Alya menemukan sebuah topi lucu dengan kupu-kupu d
Happy ReadingTidak selalu kehidupan rumah tangga Alya dan Adam bahagia, tidak mendapatkan persetujuan dari keluarga membuat kehidupan rumah tangga mereka kadang terhambat. Perbedaan usia keduanya juga menjadi penyebab masalah yang rumit. Alya masih terlalu muda untuk memahami Adam yang usianya sudah lebih berkepala empat. Masalah mereka akhir-akhir inipun timbul karena perbedaan pendapat. "Daddy seharusnya ngerti Aku belum siap," ujar Alya sedikit menaikan oktaf suaranya membuat atmosfer kamar ini lebih panas. "Tapi...Aku menginginkannya Alya," balas Adam tentu membuat Alya pusing. Usia Alya yang sudah memasuki dua puluh tahun tapi, masih merasa dirinya terlalu muda untuk menjadi seorang ibu. Perdebatan kecil ini menunjukkan bahwa Alya belum cukup siap untuk menjadi orang tua. "Daddy...harus tau kalau memiliki bayi itu tidak mudah," kata Alya yang semakin kesal. Adam benar-benar menginginkan bayi, Ia bahkan sudah menyiapkan baby sister untuk membantu Alya. Adam juga cukup sadar
Happy ReadingSetelah beberapa minggu merencanakan dan menyeimbangkan kehidupan sehari-hari, Alya dan Adam memutuskan untuk merayakan perjalanan mereka menuju kehidupan orang tua dengan sebuah dinner mewah di salah satu restoran terbaik di kota, diikuti oleh staycation di hotel bergengsi.Restoran itu terkenal dengan hidangan lezatnya dan suasana yang romantis. Saat mereka tiba, Alya melihat Adam dengan senyuman. "Ini spesial, Adam. Aku senang kita bisa meluangkan waktu untuk merayakan bersama."Adam menjawab dengan lembut, "Kamu layak mendapat momen istimewa ini, Alya. Kita telah melewati begitu banyak percakapan serius dan persiapan, dan aku ingin kita menghargai waktu bersama sebelum memasuki babak baru dalam hidup kita."Mereka memesan hidangan favorit masing-masing dan membiarkan percakapan mereka mengalir. Alya membagikan tentang perasaannya yang berubah sejak pertemuan pertama mereka hingga saat ini, sementara Adam berbagi mimpi dan harapannya tentang keluarga yang akan datang.
Hari-hari Adam dan Alya diisi dengan kebahagiaan yang mendalam, tetapi di balik senyum mereka terdapat keinginan yang terus menerus tumbuh dalam hati Adam. Keinginan untuk menjadi orang tua, merasakan keajaiban kehadiran seorang anak, dan melihat keluarga kecil mereka berkembang. Alya, yang selalu mendengarkan dengan penuh cinta, akhirnya setuju untuk menjalani perjalanan ini bersama-sama.Keputusan tersebut membawa mereka pada tahap pertama, konsultasi dengan seorang ahli kebidanan terkemuka di kota. Dr. Sinta, seorang dokter yang ramah dan berpengetahuan luas, membuka pintu ke dunia kehamilan dan persiapan menjadi orang tua. Dalam ruang konsultasi yang hangat, mereka mendengarkan dengan penuh perhatian saat dokter menjelaskan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mempersiapkan diri sebelum memulai perjalanan menuju kehamilan.Adam dan Alya pun mulai menggali lebih dalam ke dalam kehidupan mereka, mengevaluasi gaya hidup, dan menyesuaikannya dengan kebutuhan yang mungkin muncul ke
Happy ReadingAlya merasa berada dalam badai emosi yang rumit sejak ia mulai mengikuti kelas persiapan untuk menjadi orang tua. Meskipun tekadnya kuat untuk mempersiapkan diri menjadi ibu yang baik, namun rasa tidak menentu terkadang menyapu perasaannya, menciptakan gelombang kekhawatiran dan keraguan yang mendalam.Setiap kali ia berada di kelas tersebut, Alya tak bisa menghindari perasaan cemas yang merayap di benaknya. Apakah ia benar-benar siap untuk menjadi seorang ibu? Bagaimana ia akan mengatasi tanggung jawab besar yang akan segera diembannya? Apakah ia memiliki insting orang tua yang cukup kuat? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus menerpa pikirannya, menciptakan keraguan yang sulit diatasi.Di setiap kelas, saat teman-teman di sekitarnya semakin ceria dan antusias menyambut kedatangan si kecil, Alya merasa seakan-akan ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Perasaan ini menciptakan tekanan dan rasa tidak nyaman, memunculkan keraguan akan kemampuannya menjadi seorang ibu.T