Happy ReadingSetelah Adam kembali dalam pelukan Alya, mereka menyadari bahwa setiap tantangan yang dihadapi selama perpisahan itu membawa perubahan dalam perspektif mereka. Meski begitu, hari-hari tanpa Adam memberikan pengalaman yang menarik bagi Alya, sebuah tarian kehidupan yang mengejutkan dan penuh warna.Dengan Adam kembali ke perjalanan bisnisnya, Alya merasa perlu untuk mengeksplorasi aspek hidupnya yang mungkin telah terabaikan selama ini. Dia menemukan waktu untuk mengembangkan hobi baru, mengikuti kelas seni yang selama ini diimpikannya. Lukisan-lukisan indah yang dihasilkannya menjadi jendela ke dalam kekayaan kreativitasnya yang belum pernah dia gali sebelumnya.Alya juga memanfaatkan waktu tersebut untuk menggali minatnya dalam menulis. Dia memulai blog pribadinya, membagikan kisah dan pengalamannya dengan dunia luar. Tulisan-tulisannya bukan hanya menjadi terapi pribadi, tetapi juga sarana untuk menginspirasi orang lain.Dalam menjalani hari-hari tanpa Adam, Alya mulai
Happy ReadingPagi itu, kantor Adam menjadi saksi sibuknya persiapan untuk lunch meeting yang akan membahas potensi kerja sama dengan CEO dari perusahaan besar di Eropa. Adam, sebagai CEO dengan banyak bisnis di bawah benderanya, merasa tegang dan bersemangat sekaligus menghadapi kesempatan ini.Adam tiba di kantor lebih awal dari biasanya, membawa aura antusiasme yang menyebar ke seluruh lantai. Timnya yang loyal telah menyiapkan ruang konferensi untuk pertemuan tersebut, dan suasana yang ramah dan penuh semangat menciptakan energi positif di sekitar.Saat Adam masuk ke ruang konferensi, para eksekutif dan staf di sana memberikan tepuk tangan kecil sebagai bentuk dukungan. Adam, dengan senyuman tulus, berterima kasih kepada timnya yang setia, merasakan dukungan penuh dari mereka.Sejak beberapa hari sebelumnya, Adam dan timnya telah mempersiapkan presentasi dan laporan yang mendalam untuk memastikan bahwa pertemuan ini akan berjalan dengan lancar. Tim penjualan, keuangan, dan pemasar
Happy ReadingPagi itu, matahari bersinar cerah, dan taman bunga di halaman rumah Alya dipenuhi dengan keindahan warna-warni. Vas bunga cantik yang ditempatkan di tengah taman menjadi pusat perhatian, menghiasi halaman rumah dengan gemerlap keindahan. Alya, yang selalu menyukai sentuhan indah di rumahnya, merawat taman bunga itu dengan penuh cinta.Namun, suasana damai itu tiba-tiba terganggu ketika asisten rumah tangga, Maria, yang sedang membersihkan halaman, tanpa sengaja menjatuhkan vas bunga tersebut. Suara pecahan dan kepingan kaca berserakan di tanah, menciptakan keributan tak terduga. Alya, yang mendengar suara itu dari dalam rumah, keluar dengan langkah cepat dan ekspresi yang penuh kejutan."Oh god...apa yang terjadi di sini?" pekik Alya, melihat pemandangan yang membuat hatinya terasa berhenti sejenak. Vas bunga yang ia cintai dan rawat selama bertahun-tahun, kini menjadi puing-puing di tanah. Marah dan kesal menyelimuti wajah Alya.Maria, yang baru saja menyadari kejadian
Happy ReadingAlya merasa detak jantungnya semakin cepat begitu ia menyentuh gagang pintu mobil mewah yang mengkilap di bawah sinar matahari sore. Mobil itu adalah hadiah istimewa dari Adam, kekasihnya, yang menjadi saksi perjalanan panjang cinta mereka. Alya melangkah masuk ke dalam mobil dengan hati yang penuh kebahagiaan, dan senyum cerahnya seolah menjadi pantulan cahaya dari dashboard yang berkilau.Mobil meluncur dengan halus ke jalan raya, membawa Alya menuju acara reuni dengan teman-temannya. Sinar senja mengecat langit dengan warna-warni yang memukau, menciptakan latar yang sempurna bagi momen-momen berharga yang akan terjadi di dalam mobil ini.Alya memandang Adam dengan mata berbinar. "Terima kasih, Daddy. Ini benar-benar luar biasa!" ucapnya penuh kekaguman.Adam tersenyum bangga. "Kau pantas mendapatkan yang terbaik Baby." Sementara itu, di grup reuni, teman-teman Alya menantikan kedatangannya dengan antusias. Mereka tak sabar untuk melihat mobil baru Alya yang sudah ter
Happy ReadingMeskipun Alya dan Adam telah menempuh perjalanan panjang bersama, kehidupan rumah tangga mereka bukanlah tanpa tantangan. Salah satu perbedaan mendasar yang mereka hadapi adalah perbedaan usia yang cukup signifikan. Adam, sebagai pasangan yang lebih tua, telah mengalami lebih banyak dari kehidupan daripada Alya, yang masih menjelajahi banyak hal untuk pertama kalinya.Pagi itu, meja sarapan dihiasi dengan cahaya matahari yang lembut. Adam duduk di sisi meja, membaca koran, sementara Alya sibuk mengatur rencana untuk hari itu."Alya, apakah kita bisa membicarakan rencana ini?" tanya Adam, menunjuk ke agenda yang dia rencanakan."Apa yang salah dengan rencana itu? Aku pikir itu akan menyenangkan!" jawab Alya, terlihat agak kecewa.Adam mengangkat alisnya. "Bukan itu masalahnya, sayang. Aku hanya merasa seperti kita bisa menggunakan waktu bersama di rumah, santai, seperti dulu kala."Alya menghela napas, "Daddy, kita tidak bisa hanya tinggal di rumah setiap saat. Aku ingin
Happy ReadingSuasana di rumah Alya menjadi tegang ketika Alya menemukan kebenaran yang tersembunyi selama ini. Dengan mata yang menyala marah, dia memandang Adam dengan tatapan yang memancarkan kekecewaan."Kenapa kau tidak memberi tahu aku, Adam?" tanya Alya dengan suara yang penuh emosi. "Store-ku sudah sangat maju, dan aku tidak tahu apa-apa!"Adam mencoba menjelaskan, "Sayang, aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun darimu. Aku pikir kamu sedang fokus dengan store-nya, dan aku tidak ingin mengganggu konsentrasimu."Alya menggelengkan kepala dengan kesal, "Tapi ini juga bagian dari hidupku, Adam! Mengapa kamu tidak mempercayai aku untuk tahu tentang kesuksesan store-ku?"Adam mencoba mendekat, tetapi Alya menolaknya. "Aku hanya ingin berbicara dan berkonsultasi denganmu. Sebagai suamimu, kamu seharusnya memberi tahu aku tentang hal-hal seperti ini."Percakapan itu berkembang menjadi pertengkaran yang memanas, di mana kata-kata pedas terlontar di antara mereka. Alya merasa terkhi
Happy ReadingAlya dan Adam berjalan masuk ke pusat perbelanjaan setempat, mata mereka berbinar-binar dengan antusiasme. Mereka telah merencanakan hari ini dengan teliti, siap untuk menghadapi petualangan belanja yang epik."Alya, aku yakin hari ini akan menjadi hari yang luar biasa!" kata Adam sambil tersenyum lebar.Alya membalas senyuman itu, "Benar, Adam! Ini seperti petualangan di dunia belanja yang belum pernah kita alami sebelumnya."Mereka melangkah masuk ke toko pertama, dan suasana langsung penuh dengan tumpukan pakaian warna-warni. Alya meraih sehelai baju dan memperlihatkannya pada Adam."Apa menurutmu, Adam? Cocok tidak buat aku?" tanya Alya dengan mata berbinar.Adam memberikan godaan, "Mungkin, tapi coba deh yang warna pink. Pasti lebih cocok lagi!"Alya memandang Adam seolah-olah merencanakan sesuatu, "Baiklah, kita lihat nanti."Mereka terus berkeliling toko, memasukkan pakaian satu per satu ke dalam keranjang mereka. Alya menemukan sebuah topi lucu dengan kupu-kupu d
Happy ReadingTidak selalu kehidupan rumah tangga Alya dan Adam bahagia, tidak mendapatkan persetujuan dari keluarga membuat kehidupan rumah tangga mereka kadang terhambat. Perbedaan usia keduanya juga menjadi penyebab masalah yang rumit. Alya masih terlalu muda untuk memahami Adam yang usianya sudah lebih berkepala empat. Masalah mereka akhir-akhir inipun timbul karena perbedaan pendapat. "Daddy seharusnya ngerti Aku belum siap," ujar Alya sedikit menaikan oktaf suaranya membuat atmosfer kamar ini lebih panas. "Tapi...Aku menginginkannya Alya," balas Adam tentu membuat Alya pusing. Usia Alya yang sudah memasuki dua puluh tahun tapi, masih merasa dirinya terlalu muda untuk menjadi seorang ibu. Perdebatan kecil ini menunjukkan bahwa Alya belum cukup siap untuk menjadi orang tua. "Daddy...harus tau kalau memiliki bayi itu tidak mudah," kata Alya yang semakin kesal. Adam benar-benar menginginkan bayi, Ia bahkan sudah menyiapkan baby sister untuk membantu Alya. Adam juga cukup sadar