Happy Reading"Daddy...," teriak Alya menyambut Adam di rooftop selepas laki-laki itu landing dari pesawat yang Ia naiki. Adam pun langsung menghampiri Alya dan memeluk gadis itu hingga tubuhnya terangkat, Alya tertawa kegirangan mereka yang ada di sana berbalik tidak ada yang boleh melihat Alya kecuali Adam seorang. "Hahahah...Daddy," pekik Alya karena kerinduan yang sangat mendalam mereka berdua sampai lupa tempat. Adam mengecup kening Alya lama hingga beberapa menit barulah mereka pun masuk ke dalam dengan Adam yang menggandeng tangan Alya. Bulan-bulan berlalu sejak Alya terakhir kali bertemu dengan Adam. Setelah melihatnya dari atas sampai ke bawah, ekspresi terkejut tergambar jelas di wajahnya. Adam tampak berbeda—lebih kurus dan tampak lebih segar."Daddy, ada apa denganmu?" tanya Alya, tak bisa menyembunyikan keheranannya.Adam tersenyum, "Ah, tidak apa-apa. Aku hanya mulai memperhatikan pola makan dan berolahraga lebih banyak.""Apa? Pola makan dan olahraga?" seru Alya, aga
Happy ReadingAlya menemukan dirinya terjebak dalam dilema yang rumit. Hubungannya dengan Adam, yang semula begitu indah, mulai memasuki wilayah yang sulit dipahami. Adam, yang merupakan seorang sugar daddy, telah memberikan Alya kenyamanan finansial yang tak terduga sejak mereka memulai hubungan mereka. Namun, semakin lama, Alya mulai merasa ada ketidakseimbangan dalam hubungan mereka.Suatu hari, Alya memutuskan untuk membicarakan perasaannya kepada Adam. Mereka duduk bersama di kedai kopi yang biasa mereka kunjungi, atmosfernya tegang. Alya meraih secangkir kopi, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan kegelisahannya."Aku perlu berbicara denganmu tentang sesuatu, Daddy," ucap Alya setelah beberapa saat, wajahnya mencerminkan kekhawatiran.Adam melihatnya dengan perhatian, "Tentu, Alya. Apa yang terjadi?""Aku bersyukur atas semua yang kamu berikan padaku Dad. Tapi terkadang, aku merasa seperti... seperti aku tidak memberikan cukup dalam hubungan ini," ungkap Alya
Zidan dan Adam duduk di ruang tengah, suasana hati mereka lebih ringan setelah melalui perjalanan emosional yang intens. Sambil menyeruput secangkir teh, Gara mencoba untuk mengalihkan perhatian mereka ke sesuatu yang lebih positif."Adam, aku pikir kita bisa mencoba mengalihkan perhatian kita ke sesuatu yang lebih cerah. Bagaimana kalau kita mulai merencanakan bisnis yang ingin kita buka?" ujar Zidan sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu–dengan senyuman.Adam setuju, "Itu ide yang bagus, Zidan. Apa yang ingin kita fokuskan?"Zidan membagikan visinya tentang bisnis yang melibatkan desain interior dan furnitur, seiring dengan keahliannya di bidang tersebut. "Saya berpikir untuk membuka perusahaan yang tidak hanya menyediakan furnitur berkualitas tinggi, tetapi juga menawarkan konsep desain interior yang inovatif dan personal. Saya yakin, dengan kombinasi keahlian kita, ini bisa menjadi sesuatu yang istimewa."Adam mendengarkan dengan antusiasme, "Apa kita bisa fokus pada konsep rama
Adam dan Alya tiba di Bandara Schiphol, Amsterdam, dengan senyum di wajah mereka. Meskipun hubungan mereka sempat renggang, liburan ini di Eropa diharapkan bisa menjadi titik balik untuk mendekatkan kembali hati mereka. Kota Amsterdam yang indah dan penuh dengan kehidupan memberikan mereka atmosfer yang sempurna untuk memulai perjalanan ini."Dad, aku senang kita bisa melakukan perjalanan ini bersama-sama," ujar Alya dengan senyuman lembut.Adam meraih tangan Alya dan berkata, "Aku juga, Alya. Aku berharap liburan ini membawa kebahagiaan dan kenangan indah bagi kita berdua."Setelah tiba di hotel mereka yang terletak di pinggiran kota Amsterdam, mereka bergegas meletakkan barang-barang mereka dan segera pergi menjelajahi kota. Mereka berjalan-jalan di sepanjang kanal yang indah, menikmati pemandangan bangunan khas Amsterdam yang berwarna-warni."Alya, aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kita," kata Adam setelah beberapa saat berjalan diam-diam.Alya menoleh padanya, eksp
Happy ReadingHari itu, Alya duduk di kafe favorit mereka sambil menatap gelas kopi kosong di depannya. Pikirannya terus melayang-layang pada permasalahan yang semakin membelit hubungannya dengan Adam. Hubungan sugar baby dan sugar daddy yang mereka jalin selama ini semakin dirasakannya tidak lagi hanya sebagai permainan biasa.Adam yang duduk di seberang meja menyadari ketegangan yang melingkupi Alya. Ia mengambil nafas dalam-dalam sebelum berbicara, "Baby, kita harus bicara serius. Masalah ini tidak bisa terus dibiarkan begitu saja."Alya mengangguk setuju, "Iya Daddy. Aku merasa semakin sulit menjalani hubungan ini. Keluargamu semakin menolak hubungan kita. Aku bingung, apa yang harus kita lakukan?"Adam menatap Alya dengan serius, "Kita perlu mencari solusi bersama-sama. Pertama-tama, kita harus berbicara dengan keluargaku. Mungkin kita bisa membuat mereka memahami bahwa ini bukan sekadar hubungan biasa.""Aku takut Dad. Bagaimana jika mereka menolak dan memisahkan kita?" ujar Aly
Happy ReadingHampir setengah tahun setelah mereka kembali bersama, Adam dan Alya menemukan diri mereka terperangkap dalam rutinitas yang sibuk. Alya tenggelam dalam buku-bukunya, bersiap menghadapi ujian semester genap, sementara Adam harus menangani berbagai urusan bisnis yang semakin rumit.Suatu malam, setelah Alya menyelesaikan satu sesi belajarnya, Adam menghampirinya di ruang belajar. "Baby, kamu harus beristirahat sejenak. Aku bisa membuatkanmu teh," kata Adam sambil tersenyum.Alya mengangguk lelah, "Terima kasih, Daddy. Aku merasa hancur, tapi ada begitu banyak yang harus aku pelajari."Adam sambil menuangkan teh, duduk di samping Alya. "Kamu hebat Baby. Aku tahu ujian ini memberikan tekanan besar padamu, tapi kita akan melewati ini bersama-sama."Alya menatap Adam dengan mata penuh rasa syukur. "Aku bahagia memiliki dukunganmu. Kadang-kadang aku merasa kelelahan, tapi ketika aku memikirkan impian kita, itu memberiku kekuatan untuk terus maju."Adam mengangkat gelas tehnya,
Happy ReadingMeskipun Adam dan Alya telah melewati banyak bab dalam kisah cinta mereka, hubungan mereka sebagai sugar daddy dan sugar baby tetap menjadi aspek yang perlu dikelola dengan bijak. Mereka sadar bahwa dinamika ini dapat menimbulkan tantangan, namun mereka memilih untuk berkomunikasi terbuka dan jujur satu sama lain.Adam, sebagai sugar daddy, menyadari pentingnya memahami batas-batas dalam hubungan ini. Dia berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan dukungan finansial, tetapi juga memberikan perhatian dan penghargaan terhadap keinginan serta impian Alya. Mereka berdua setuju untuk selalu berbicara terbuka mengenai harapan dan batasan masing-masing.Alya, sebagai sugar baby, juga berperan aktif dalam menjaga keseimbangan. Dia memastikan bahwa hubungan ini tidak hanya didasarkan pada aspek finansial semata, melainkan juga pada kecocokan emosional dan intelektual. Alya menyadari bahwa penting untuk tetap merawat hubungan ini dengan penuh rasa hormat dan transparansi.Keduanya
Happy ReadingSeiring waktu berlalu, Adam dan Alya mengalami babak baru dalam perjalanan cinta mereka. Suatu hari, badai kehidupan datang menerpa, menguji ketangguhan hubungan yang mereka bangun dengan penuh perhatian dan kesungguhan. Adam menghadapi tantangan besar dalam bisnisnya yang mengancam kestabilan finansial mereka.Dalam suasana yang sarat ketegangan, Adam duduk di ruang tamu, wajahnya mencerminkan keprihatinan. Alya duduk di sebelahnya, menyadari bahwa ini adalah saat yang memerlukan dukungan lebih dari sekadar kata-kata."Adam," ucap Alya dengan lembut, "aku tahu ini saat yang sulit untukmu. Bagaimana aku bisa membantu? Kita akan melalui ini bersama-sama."Adam menatap mata Alya, merasakan kehangatan dan dukungan di balik kata-kata itu. "Terima kasih, Alya. Aku sangat menghargai dukunganmu. Tapi aku khawatir ini juga akan memengaruhi kita secara finansial."Alya menjawab dengan tegas, "Adam, kita adalah tim. Kita akan mencari cara untuk melewati ini bersama-sama. Yang terp
Happy ReadingHari menjelang tahun baru, kegembiraan menyelinap di rumah keluarga besar Adam. Mereka berencana untuk mengadakan pesta tahun baru yang meriah sebagai cara untuk bersatu, berbagi kebahagiaan, dan menyambut awal tahun dengan penuh semangat. Adam dan Alya bersama Deniel, bersemangat mengatur segala persiapan untuk acara keluarga ini.Rumah besar keluarga Adam dipenuhi tawa, canda, dan keriuhan anak-anak kecil yang sudah tak sabar menanti pesta. Alya sibuk dengan hiasan dan memastikan meja makan dipenuhi dengan hidangan lezat. Adam membantu memeriksa sistem audio untuk memastikan musik tahun baru siap menghibur semua tamu.Sejak pagi, aroma masakan yang menggoda sudah mengisi seluruh rumah. Keluarga besar Adam, dari kakek nenek hingga sepupu-sepupu kecil, mulai berkumpul satu per satu. Suasana hangat dan akrab terasa begitu kental di rumah tersebut.Pukul delapan malam, lampu hias yang berkilauan menyala menerangi taman rumah. Meja makan dihiasi dengan penuh cinta, dan area
Happy ReadingPagi itu, sinar matahari menyinari rumah kecil keluarga Adam dan Alya. Deniel, yang berusia lima tahun, melompat-lompat di sekitar ruang tamu dengan pakaian serba warna yang membuatnya terlihat semakin ceria."Ayo, Deniel! Hari ini kita akan pergi ke taman," seru Adam sambil memasang sepatu kecil Deniel."Yaay! Taman!" seru Deniel penuh semangat.Alya tersenyum melihat kebahagiaan anak mereka. "Jangan lupa, kita bawa bekal ya, Nak."Setelah persiapan selesai, mereka berangkat menuju taman yang berjarak beberapa langkah dari rumah mereka. Sesampainya di sana, Deniel langsung berlari ke taman bermain, sementara Adam dan Alya menyiapkan tempat piknik."Deniel, hati-hati ya, jangan terlalu cepat," seru Alya sambil tersenyum.Adam mengeluarkan bekal dari tas piknik. "Ada sandwich favoritmu dan juga minuman kesukaanmu, Nak."Deniel mengangguk dengan riang. "Terima kasih, Daddy!"Semenjak memiliki Deniel Adam jauh lebih hangat dan ekspresif, laki-laki itu tidak pernah menunjukk
Happy ReadingSetelah hari-hari yang penuh dengan tanggung jawab dan keberhasilan, Adam dan Alya menyadari bahwa keintiman di antara mereka adalah fondasi dari kebahagiaan keluarga mereka. Meskipun kesibukan sehari-hari, mereka berdua sadar akan pentingnya menjaga api cinta mereka tetap menyala. Suatu malam, ketika anak-anak sudah tertidur pulas, Adam dan Alya menciptakan momen kebersamaan yang penuh dengan kelembutan dan cinta di antara seprai.Alya, setelah menyiapkan diri dengan lembut, mengintip dari pintu kamar mandi. Adam, yang sedang membaca buku di ranjang, menoleh dan tersenyum. "Kamu cantik sekali, Sayang," ucapnya dengan penuh kelembutan.Alya tersenyum dan mendekati ranjang. Mereka bertatapan sejenak, suasana kamar dipenuhi dengan getaran keintiman. Adam memberi isyarat untuk duduk di sebelahnya, dan mereka mulai berbicara tentang hari mereka, impian, dan juga rasa cinta yang tak pernah luntur.Tangan Adam dengan lembut mengelus rambut Alya, membawa mereka ke dalam dunia p
Happy ReadingHari itu, matahari terbenam dengan warna oranye yang lembut, melukis langit senja. Rumah Alya dan Adam terlihat hangat dengan lampu-lampu kecil yang menyala di dalamnya. Sebuah aroma masakan yang lezat bercampur dengan suasana damai, mengisi rumah tangga mereka.Alya, seorang wanita yang penuh kehangatan, sibuk memasak di dapur. Adam, suaminya, duduk di ruang tamu sambil membaca buku. Mereka saling tersenyum melewatkan pandangan mata, merasakan keharmonisan yang kian mengakar seiring berjalannya waktu.Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dengan keras, mengundang tawa kecil dari keduanya. Seorang bocah lelaki kecil berusia empat tahun dengan senyum ceria melompat masuk, membawa mainan truk kesayangannya."Mommy...Daddy, hari ini di taman,Deniel berteman dengan anak baru. Namanya Ben!" seru Deniel dengan semangat, matanya berbinar-binar.Alya tersenyum dan mendekati Deniel, membelai lembut rambut kecilnya. "Itu bagus, sayang! Kamu senang berteman baru, ya?""Ya, Mommy! Ben bila
Happy ReadingEsok harinya, Alya memutuskan untuk duduk bersama Deniel untuk berbicara tentang aturan di rumah. Dia memilih sudut ruang tamu yang nyaman, dihiasi dengan warna-warna cerah yang disukai Deniel."Mommy ingin berbicara dengan Deniel tentang sesuatu yang penting," ucap Alya sambil mengajak Deniel untuk duduk di dekatnya."Dengar, sayang, Mommy tahu Deniel ingin melakukan banyak hal yang menyenangkan. Tapi, ada aturan-aturan yang harus kita ikuti di rumah ini," kata Alya dengan suara lembut.Deniel mendongak, matanya penuh dengan keingintahuan. "Kenapa, Mommy? Deniel tidak suka aturan.""Mommy mengerti, sayang. Tapi, aturan itu ada untuk menjaga kita tetap sehat dan bahagia. Misalnya, kita makan makanan sehat agar tubuh kita kuat," jelas Alya sambil berusaha membuat Deniel memahami."Alya juga ingin bicara tentang Daddy Adam. Dia adalah kepala keluarga kita dan pantas mendapat penghargaan," ucap Alya sambil tersenyum padu pada Deniel."Daddy Adam memberikan banyak cinta dan
Happy ReadingDi pagi yang cerah itu, rumah mewah Alya terasa tenang dan teratur. Namun, keheningan itu segera terguncang ketika Deniel, si kecil yang berusia empat tahun, bangun dari tidurnya."Mommy! Ayo bangun! Deniel ingin main mobil-mobilan," teriak Deniel dengan penuh semangat, membuat Alya terbangun dengan tergesa-gesa."Aduh, sudah pagi ya, sayang?" Alya melirik jam di meja samping tempat tidurnya. "Deniel, kenapa begitu semangat sekali?""Karena Deniel sudah besar, dan besar artinya bisa melakukan apa yang Deniel mau!" jawab Deniel sambil tertawa riang.Meskipun penuh semangat, Deniel tidak segera bersiap-siap. Dia malah berlarian ke dapur, merusak ketertiban yang telah dibuat para pelayan."Mommy mau sarapan apa?" tanya Deniel seraya membuka lemari kue dan menyebabkan kerusakan di sana."Aduh, Deniel, tolonglah. Kita makan sarapan yang sudah disediakan pelayan, ya?" ujar Alya sambil berusaha membersihkan kekacauan. Namun pada akhirnya yang membersihkan kekacauan tersebut pel
Happy ReadingProses penyembuhan Adam menjadi perjalanan panjang yang penuh tantangan, tetapi setiap langkah yang diambil disertai oleh kekuatan tak terduga dan cinta yang tidak tergoyahkan. Alya, sebagai pendamping sejati, berada di samping Adam sepanjang waktu, memberikan dukungan tak terbatas dan cinta yang menghangatkan.Hari-hari di rumah sakit dan sesi-sesi pengobatan membentuk pola kehidupan mereka. Alya belajar tentang berbagai perawatan, menyesuaikan jadwal dan rutinitas keluarga sesuai dengan kebutuhan Adam. Deniel, yang menjadi sumber kebahagiaan di tengah ketegangan, membawa senyuman di wajah mereka sepanjang perjalanan.Dalam keterbatasan fisiknya, Adam menunjukkan tekad dan semangat juang yang menginspirasi. Ia memusatkan pikirannya pada pemulihan, berfokus pada setiap langkah kecil yang membawanya mendekati kesehatan yang optimal. Alya, sebagai pendukung utama, menjadi pilar yang tak tergoyahkan.Setiap kunjungan ke dokter membawa harapan dan kekhawatiran. Alya selalu m
Happy ReadingBulan telah berlalu sejak hari-hari misterius itu, dan sekarang Deniel, buah hati Alya dan Adam, merayakan ulang tahunnya yang pertama. Rumah mereka dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, dihiasi dengan balon berwarna-warni dan hiasan khusus untuk merayakan momen istimewa tersebut.Alya dan Adam sibuk menyusun persiapan untuk pesta ulang tahun Deniel. Mereka berdua bekerja sama memilih kue ulang tahun yang indah dan mengatur dekorasi ruangan. Deniel duduk di kursi tinggi, tersenyum riang, tidak tahu bahwa hari ini adalah hari spesial baginya.Tamu-tamu mulai berdatangan, termasuk keluarga besar Adam dan kolega-kolega dari pekerjaan mereka. Suasana penuh kebahagiaan dan cinta, semua orang berkumpul untuk merayakan pertumbuhan dan kebahagiaan keluarga kecil ini.Ketika Alya membawa Deniel ke ruang tamu, sorotan mata dan senyum lebar menghiasi wajahnya. Deniel sendiri tampak antusias melihat keadaan baru di sekelilingnya. Alya memeluknya erat sambil berkata, "Selamat ulang tah
Happy ReadingSetelah memiliki bayi fokus Alya terbagi pada bayi Deniel sehingga Ia dan Adam sangat jarak sekarang melakukan hubungan intim ini. Bagaimana tidak Adam pulang sudah larut malam sedangkan Alya jam segitu baru saja tidur seharian mengurus bayi tidaklah mudah. Walaupun dibantu oleh para asisten Alya sembilan puluh persen Ia yang mengurus semuanya. Mulai dari memperhatikan keadaan sang bayi yang harus memenuhi kebutuhannya hingga asi booster yang harus terjaga. Malam ini Alya baru saja menyusui bayinya setelah itu Ia langsung tidur. Belum lama Alya terlelap Adam pun tiba dengan masih dibalut jas, rasa lelah Adam terbayarkan dengan melihat bayinya dan juga Alya. Setelah melihat sebentar bayi Deniel Adam langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi, tidak sampai sepuluh menit Adam keluar. Saat Ia baru ingin berganti pakaian Ia sudah melihat Alya berdiri seraya menggendong bayi mereka. Melihat pandangan itu membuat Adam semakin bersyukur sudah diberi keluarga kecil yang sanga