Adam dan Alya tiba di Bandara Schiphol, Amsterdam, dengan senyum di wajah mereka. Meskipun hubungan mereka sempat renggang, liburan ini di Eropa diharapkan bisa menjadi titik balik untuk mendekatkan kembali hati mereka. Kota Amsterdam yang indah dan penuh dengan kehidupan memberikan mereka atmosfer yang sempurna untuk memulai perjalanan ini."Dad, aku senang kita bisa melakukan perjalanan ini bersama-sama," ujar Alya dengan senyuman lembut.Adam meraih tangan Alya dan berkata, "Aku juga, Alya. Aku berharap liburan ini membawa kebahagiaan dan kenangan indah bagi kita berdua."Setelah tiba di hotel mereka yang terletak di pinggiran kota Amsterdam, mereka bergegas meletakkan barang-barang mereka dan segera pergi menjelajahi kota. Mereka berjalan-jalan di sepanjang kanal yang indah, menikmati pemandangan bangunan khas Amsterdam yang berwarna-warni."Alya, aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kita," kata Adam setelah beberapa saat berjalan diam-diam.Alya menoleh padanya, eksp
Happy ReadingHari itu, Alya duduk di kafe favorit mereka sambil menatap gelas kopi kosong di depannya. Pikirannya terus melayang-layang pada permasalahan yang semakin membelit hubungannya dengan Adam. Hubungan sugar baby dan sugar daddy yang mereka jalin selama ini semakin dirasakannya tidak lagi hanya sebagai permainan biasa.Adam yang duduk di seberang meja menyadari ketegangan yang melingkupi Alya. Ia mengambil nafas dalam-dalam sebelum berbicara, "Baby, kita harus bicara serius. Masalah ini tidak bisa terus dibiarkan begitu saja."Alya mengangguk setuju, "Iya Daddy. Aku merasa semakin sulit menjalani hubungan ini. Keluargamu semakin menolak hubungan kita. Aku bingung, apa yang harus kita lakukan?"Adam menatap Alya dengan serius, "Kita perlu mencari solusi bersama-sama. Pertama-tama, kita harus berbicara dengan keluargaku. Mungkin kita bisa membuat mereka memahami bahwa ini bukan sekadar hubungan biasa.""Aku takut Dad. Bagaimana jika mereka menolak dan memisahkan kita?" ujar Aly
Happy ReadingHampir setengah tahun setelah mereka kembali bersama, Adam dan Alya menemukan diri mereka terperangkap dalam rutinitas yang sibuk. Alya tenggelam dalam buku-bukunya, bersiap menghadapi ujian semester genap, sementara Adam harus menangani berbagai urusan bisnis yang semakin rumit.Suatu malam, setelah Alya menyelesaikan satu sesi belajarnya, Adam menghampirinya di ruang belajar. "Baby, kamu harus beristirahat sejenak. Aku bisa membuatkanmu teh," kata Adam sambil tersenyum.Alya mengangguk lelah, "Terima kasih, Daddy. Aku merasa hancur, tapi ada begitu banyak yang harus aku pelajari."Adam sambil menuangkan teh, duduk di samping Alya. "Kamu hebat Baby. Aku tahu ujian ini memberikan tekanan besar padamu, tapi kita akan melewati ini bersama-sama."Alya menatap Adam dengan mata penuh rasa syukur. "Aku bahagia memiliki dukunganmu. Kadang-kadang aku merasa kelelahan, tapi ketika aku memikirkan impian kita, itu memberiku kekuatan untuk terus maju."Adam mengangkat gelas tehnya,
Happy ReadingMeskipun Adam dan Alya telah melewati banyak bab dalam kisah cinta mereka, hubungan mereka sebagai sugar daddy dan sugar baby tetap menjadi aspek yang perlu dikelola dengan bijak. Mereka sadar bahwa dinamika ini dapat menimbulkan tantangan, namun mereka memilih untuk berkomunikasi terbuka dan jujur satu sama lain.Adam, sebagai sugar daddy, menyadari pentingnya memahami batas-batas dalam hubungan ini. Dia berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan dukungan finansial, tetapi juga memberikan perhatian dan penghargaan terhadap keinginan serta impian Alya. Mereka berdua setuju untuk selalu berbicara terbuka mengenai harapan dan batasan masing-masing.Alya, sebagai sugar baby, juga berperan aktif dalam menjaga keseimbangan. Dia memastikan bahwa hubungan ini tidak hanya didasarkan pada aspek finansial semata, melainkan juga pada kecocokan emosional dan intelektual. Alya menyadari bahwa penting untuk tetap merawat hubungan ini dengan penuh rasa hormat dan transparansi.Keduanya
Happy ReadingSeiring waktu berlalu, Adam dan Alya mengalami babak baru dalam perjalanan cinta mereka. Suatu hari, badai kehidupan datang menerpa, menguji ketangguhan hubungan yang mereka bangun dengan penuh perhatian dan kesungguhan. Adam menghadapi tantangan besar dalam bisnisnya yang mengancam kestabilan finansial mereka.Dalam suasana yang sarat ketegangan, Adam duduk di ruang tamu, wajahnya mencerminkan keprihatinan. Alya duduk di sebelahnya, menyadari bahwa ini adalah saat yang memerlukan dukungan lebih dari sekadar kata-kata."Adam," ucap Alya dengan lembut, "aku tahu ini saat yang sulit untukmu. Bagaimana aku bisa membantu? Kita akan melalui ini bersama-sama."Adam menatap mata Alya, merasakan kehangatan dan dukungan di balik kata-kata itu. "Terima kasih, Alya. Aku sangat menghargai dukunganmu. Tapi aku khawatir ini juga akan memengaruhi kita secara finansial."Alya menjawab dengan tegas, "Adam, kita adalah tim. Kita akan mencari cara untuk melewati ini bersama-sama. Yang terp
Happy ReadingAlya merasa kelelahan setiap harinya. Kehidupannya yang dipenuhi oleh jadwal kuliah yang padat dan tanggung jawab bisnisnya membuatnya jarang memiliki waktu untuk dirinya sendiri, apalagi untuk berkomunikasi dengan Adam. Sebagai mahasiswa yang ambisius, Alya selalu mengejar prestasi di bidang akademis. Namun, semakin tinggi tangga kesuksesan yang ia capai, semakin sulit baginya untuk menjaga keseimbangan antara kuliah dan bisnisnya.Sementara itu, Adam tenggelam dalam dunianya yang dipenuhi jadwal rapat, perjalanan bisnis, dan berbagai tanggung jawab sebagai pemimpin perusahaannya yang beroperasi di luar negeri. Meskipun sukses dalam karirnya, keberhasilan tersebut membawa dampak pada hubungannya dengan Alya. Waktu-zona yang berbeda dan jadwal yang tak menentu membuat mereka kesulitan untuk menjaga komunikasi yang baik.Setiap kali Alya merasa kesepian, ia mencoba untuk mencari kenyamanan dalam kenangan indah bersama Adam. Mereka berdua pernah bercita-cita untuk membangu
Happy ReadingPerbincangan Alya dengan Adam meninggalkan perasaan campur aduk di hatinya. Pilihan yang sulit menggantung di udara, dan Alya merasa seolah harus memilih antara masa lalu yang nyaman dengan Adam dan masa kini yang penuh semangat bersama Max.Sementara itu, Adam mencoba memahami posisi Alya. Dia merasa bersalah karena kurangnya perhatian yang ia berikan kepada hubungannya dengan Alya, dan sekarang ia harus bersaing dengan kehadiran Max. Adam sadar bahwa dia harus berjuang lebih keras jika ingin mempertahankan hubungan yang telah dibangun bersama Alya.Beberapa hari berlalu, Alya merenung di tengah kebimbangan. Dia merasa terjebak dalam pertarungan batin antara kenyamanan masa lalu dan kehangatan masa kini. Max memberinya semangat untuk mengejar impian dan menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri, sementara Adam mewakili sejarah panjang hubungan mereka dan janji masa depan yang mereka rencanakan bersama.Max: "Alya, kamu tampak bimbang. Apakah ada yang bisa aku bantu?"A
Happy ReadingAlya dan Adam, dengan tekad untuk mengatasi konflik di antara mereka, memulai perjalanan panjang menuju pemahaman dan keseimbangan dalam hubungan mereka. Mereka menyadari bahwa untuk melangkah maju, mereka perlu membuka komunikasi secara lebih jujur dan transparan.Mereka mulai mengalokasikan waktu untuk berbicara, mengekspresikan perasaan masing-masing, dan mencari solusi bersama. Pada satu titik, mereka memutuskan untuk mengambil langkah mundur dari rutinitas sehari-hari dan merencanakan liburan bersama. Pergi ke tempat yang jauh dari kehidupan sehari-hari mereka memberikan ruang untuk refleksi dan membangun kenangan positif bersama.Di sisi lain, Alya juga merasa penting untuk menjelaskan hubungannya dengan Max kepada Adam. Dia mencoba membuka pikiran Adam tentang sifat teman belajarnya tersebut dan mengungkapkan bahwa Max tidak lebih dari sekadar pendamping belajar dan teman yang memberikan dukungan positif.Alya: "Adam, aku menghargai perasaanmu, tapi Max bukan anca