Happy ReadingAlya terduduk di tepi tempat tidur, tangisnya menjadi melodi kesedihan yang memenuhi kamar kecilnya. Berita kecelakaan yang menimpa Adam membawa badai emosi yang melanda hatinya. Ponsel di tangannya terasa berat, memuat pesan yang memberitahu bahwa Adam kini berada di luar negeri, terluka dan tidak dalam kondisi untuk bertemu dengannya.Matahari masih terbenam di ufuk barat, tapi baginya, dunia telah menjadi gelap gulita. Hati Alya remuk oleh rasa takut dan keputusasaan. Mereka berdua telah bersumpah akan tetap bersama, tak peduli apa pun yang terjadi. Tapi sekarang, takdir memisahkan mereka jauh di antara benua yang berbeda.Alya mencoba untuk mengumpulkan kekuatan dalam dirinya. Ia tahu bahwa kebijakan keluarga Adam yang melarang pertemuan dengan laki-laki tidak akan mudah dilanggar. Tetapi cinta mereka, seperti matahari dan bulan, terikat oleh hukum-hukum alam yang tak terlihat. Alya memutuskan bahwa ini adalah saatnya untuk menghadapi konsekuensi dari pilihan yang ak
Happy ReadingHari ini, Alya dan Adam terjebak dalam labirin perasaan yang rumit. Meskipun saling mencintai, takdir memisahkan mereka dalam belenggu jarak yang sulit diatasi. Adam, seorang ilmuwan muda yang berdedikasi, mendapati dirinya terjebak di laboratorium penelitiannya di luar kota. Sementara itu, Alya, seorang seniman kreatif, terikat oleh tenggat waktu pameran seni yang mengharuskannya tinggal di kota asalnya.Pesan singkat dan panggilan telepon menjadi satu-satunya jendela yang memungkinkan mereka untuk tetap terhubung. Alya membuka pesan baru, memulai sebuah ritual harian yang tak pernah dia lewatkan sejak Adam pergi. "Hai, sayang. Bagaimana kabarmu di sana? Aku merindukanmu," tulisnya sambil tersenyum getir.Adam, yang duduk di depan layar komputer, menatap foto Alya yang tersusun rapi di mejanya. Sebuah senyuman lembut muncul di wajahnya saat membaca pesan dari kekasihnya. "Hai, Alya. Kabarku baik. Aku merindukanmu juga. Bagaimana persiapan pameranmu?"Alya mulai mencerit
Adam terbaring di tempat tidur rumah sakit, mata yang dulunya penuh dengan kelelahan dan rasa sakit, kini bersinar dengan semangat yang baru. Dokter dan perawat yang merawatnya memberikan kabar baik, bahwa kondisi kesehatannya sudah sepenuhnya pulih. Namun, meskipun fisiknya sudah pulih, hatinya masih terluka.Sejak pulih dari penyakitnya, Adam masih enggan menghubungi Alya. Hatinya dipenuhi oleh kebingungan dan pertanyaan tanpa jawaban. Dia tahu bahwa Alya sangat khawatir selama dirinya sakit, namun, keberadaan Alya yang membuat hatinya semakin bingung.Hari-hari berlalu, Adam terus memikirkan cara terbaik untuk mendekati Alya. Apakah seharusnya dia langsung menghubunginya? Atau apakah lebih baik memberikan sedikit waktu untuk keduanya merenung?Suatu pagi, Adam duduk di tepi jendela kamar rumah sakitnya, menatap ke luar dengan pikiran yang kacau. Pemandangan kota yang sibuk di bawahnya seolah-olah mencerminkan keadaan hatinya yang tak menentu. Dia tahu bahwa keputusan untuk menghubu
Happy ReadingSeiring berjalannya waktu, Adam dan Alya semakin mendalami hubungan mereka. Namun, di balik kebahagiaan dan kemesraan, terdapat sebuah rahasia yang selama ini disembunyikan oleh Adam. Sisi gelap dalam kehidupannya yang telah lama dihindari, seperti bayangan yang mengintai di sudut pikirannya.Suatu malam, ketika mereka duduk bersama di ruang tamu mereka, suasana hati Adam terasa berat. Alya merasa ada sesuatu yang tidak biasa dan bertanya, "Ada apa, Adam? Kau terlihat khawatir."Adam menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berkata, "Alya, ada sesuatu yang harus kubicarakan padamu. Ada bagian dalam hidupku yang selama ini aku sembunyikan."Alya menatapnya dengan rasa ingin tahu dan kekhawatiran. "Apa yang kau maksud, Adam? Katakan saja."Adam memandang matanya, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Sebelum aku bertemu denganmu, aku memiliki masa lalu yang tidak selalu cerah. Aku terlibat dalam hal-hal yang seharusnya tidak aku lakukan, dan itu adalah bagian dari kehid
Happy ReadingDua tahun telah berlalu sejak Adam dan Alya mulai membangun kisah cinta mereka yang unik. Saat itu, Alya baru memasuki semester lima, sementara hubungan mereka telah melalui berbagai ujian dan kebahagiaan. Mereka kini menemui diri mereka di titik yang baru, siap untuk menyambut tantangan dan kebahagiaan yang lebih besar.Pagi itu, Alya duduk di teras rumah, menikmati secangkir kopi sambil melihat hamparan langit biru. Adam keluar dengan senyuman lebar, membawakan sarapan untuk Alya. "Selamat pagi, sayang. Sudah dua tahun kita bersama, ya?"Alya tersenyum dan mengangguk, "Iya, Daddy. Dua tahun yang luar biasa. Aku bahagia bisa menjalani setiap momen bersamamu."Mereka berdua menghabiskan pagi itu dengan merenung tentang perjalanan mereka sejauh ini. Dari pengenalan mereka yang penuh kejutan hingga menghadapi masa lalu Adam, setiap detik menjadi pengalaman berharga yang membentuk hubungan mereka.Setelah sarapan, Adam berkata, "Alya, dua tahun ini membuktikan betapa kuatny
Happy ReadingDi sudut ruangan yang teduh, sorotan lampu neon menari-nari seiring dengan dentuman musik yang menggema. Alya, wanita muda yang dikenal dengan pesonanya, duduk sendiri di pojokan klub malam yang elegan ini. Pakaian malamnya yang berkilauan mencerminkan cahaya seakan mengekspresikan kegirangan yang sekarang jauh darinya.Flashback membawa Alya ke hari-hari ketika Sugar Daddy-nya Adam memperkenalkannya pada kehidupan gemerlap dan kemewahan. Alya merenung, menelan setetes air mata yang mengancam keluar saat dia teringat pertemuan pertamanya dengan Adam. Namun, hal tersebut seketika memudar ketika kabar buruk merayap masuk ke kupingnya. Alya mendengar suara desas-desus tentang Adam yang menghabiskan waktu bersama wanita lain, dan bukan di restoran mewah, melainkan di dalam sebuah klub malam yang terkenal dengan ketukan musik elektronik yang menghentak.Mendengar suara DJ yang semakin memanas, Alya merasa denyut nadi hatinya semakin cepat. Dia meninggalkan meja dan melangkah
Happy ReadingAdam menggenggam erat tiket pesawat di tangannya, senyuman penuh antusias di wajahnya. Keputusan untuk membawa Alya, bayi kecilnya, ke petualangan di Switzerland membuat dadanya berdebar-debar. Mereka berdua bersiap-siap di bandara, Alya dengan baju musim dingin yang menawan dan Adam dengan tas ransel besar yang berisi segala keperluan untuk perjalanan ini.Pesawat lepas landas, membawa mereka ke negeri salju yang memesona. Alya, duduk di pangkuannya, memandangi jendela pesawat dengan rasa kagum yang tak terhingga. Seiring pesawat semakin tinggi, pemandangan pegunungan bersalju mulai muncul, dan Alya menyeringai senang seolah-olah dia tahu betul bahwa petualangan yang menakjubkan sedang menunggu mereka.Tibalah mereka di Zurich, kota yang memberikan sambutan hangat dari matahari musim dingin. Mereka melangkah keluar dari bandara, dan Alya, yang merasakan salju di bawah kakinya untuk pertama kalinya, terkekeh kecil. Adam menangkap momen itu dengan kameranya, merasa bahwa
Happy ReadingAlya dan Daddy Adam kini berada di bandara, siap untuk memulai perjalanan pulang menuju kehidupan sehari-hari mereka. Meskipun matahari terbit dengan lembut, tetapi cahaya yang memancar di langit memberikan pesan bahwa liburan mereka yang indah di Switzerland telah berakhir.Saat mereka duduk di dalam pesawat, Alya melihat keluar jendela, memandangi pegunungan yang semakin menjauh. Daddy Adam duduk di sebelahnya, merasakan campuran perasaan di udara. Mereka tersenyum satu sama lain, mengingat momen-momen yang baru saja mereka alami. Dengan deburan malam panas yang semakin menambah kebahagiaan ini. Ketika pesawat take off, Alya merenung. Daddy Adam merasa bahwa ada sesuatu yang membebani pikiran Alya. "Apa yang kamu pikirkan, sayang?" tanya Daddy Adam dengan lembut.Alya menghela nafas ringan."Aku hanya merenung tentang betapa beruntungnya saya bisa mengalami liburan seperti ini. Dan sekarang, kembali ke kenyataan, rasanya sedikit sulit."Daddy Adam meletakkan tangannya