Happy ReadingAdam kembali masuk usai Alya dan wanita ini selesai konsultasi, sambil tersenyum wanita inipun berdiri. "Alya jaga kesehatan ya, Aku pulang dulu. Nanti kalau kamu sudah siap cerita lagi Aku ke sini," ujar wanita itu pamit pada Alya. Walaupun usianya sudah paru baya tapi, wanita ini masih terlihat sangat muda. Gaya dan style yang Ia kenakan juga trendy sehingga tidak terlihat jika Ia sudah menikah. Adam mengikuti wanita ini berjalan di sampingnya, sebelum pulang wanita ini pun mengobrol sebentar pada Adam. "Alya mengalami gangguan mental anxiety, Kamu harus memperhatikannya lebih tapi, tidak boleh obsesi karena itu juga yang menjadi faktor utamanya. " Alya masih sangat muda, bahkan mungkin seusia dengan Max." Adam juga paham Alya masih dalam masa perkembangan. Gadis itu terlalu muda untuk menjadi bagian dari mengerti Adam. Sebenarnya Adam juga memiliki gangguan kepribadian, hal itulah yang dilakukan pada Alya. Dengan dalih Ia sangat menyayangi tapi, gangguan tersebu
Happy ReadingSatu bulan kemudian berita perceraian Adam pun terbongkar oleh media. Belum diketahui siapa yang membongkar itu semua tapi, perusahaan sudah mulai bergerak. Adam pagi ini langsung bergegas ke kantor diikuti oleh banyaknya bodyguardnya karena secara mendadak pula saham perusahaan langsung turun. Di ruang rapat semua orang sudah berkumpul, tidak ada satupun yang tau jika Adam sudah bercerai di dalam perusahaan ini. Semuanya tegang, tanpa basa basi Adam pun langsung memulai rapat. "Saya tau kalian semua terkejut tapi, masalah ini adalah hal yang pribadi. Nilai saham yang berdampak akan segera Saya atasi." mendengar itu jelas semuanya masih ingin berkomentar. "Bagaimana mungkin itu hanya masalah pribadi sedangkan berdampak besar pada nilai saham," ujar salah satu diantara mereka. "Benar sekali, kenapa Kamu tidak berani membahasnya." mendengar itu kemarahan Adam pun meningkat. Ia lantas meminta pada seseorang untuk langsung membuat berita kembali, tak ingin memperkeruh m
Happy ReadingHari-hari berlanjut, minggu mulai berganti dan bulan kian bertambah. Tidak selamanya masalah itu akan terjadi, Ia memiliki waktu untuk berdamai. Kali ini Alya ingin sekali lagi berkembang. Walaupun masih dalam masa pulih, Alya kembali mencoba untuk menjadi dirinya kembali. Yang haus akan belajar, yang mencoba banyak hal dan bersyukur atas setiap apa yang sudah ada. Dan yah Ia sedang menjalin hubungan jarak jauh dengan Daddy, sebab Adam sedang mengembalikan anak perusahaannya ke Indonesia yang ada di London. Permasalahannya dengan Amanda yang sudah satu bulan lalu resmi bercerai itu pada akhirnya membuat Adam memutuskan untuk tidak lagi bekerja sama dengan keluarga Amanda untuk perusahaannya akan kembali ke Indonesia. "Daddy, Kamu sudah makan?" tanya Alya ketika panggilan video itu terhubung dengan Daddy yang sekarang sedang di dalam kamarnya. "Saya sedang tidak memiliki selera," balas Adam dengan memelaskan wajahnya. "Sini...," kata Alya menggoda Daddy dengan member
Happy ReadingPagi ini Adam ada kegiatan meeting lagi, sebelum itu Ia video call Alya. Gadis itu baru saja bangun dan masih di tempat tidur. Melihat itu Adam pun hanya tersenyum."Emm Daddy...good morning," sapa Alya seraya mengucek matanya. Gadis yang sekarang ini sedang dalam menatap Adam itupun mengerucutkan bibirnya. "Morning too Baby," balas Adam Ia tau Alya sedang tidak mood sebab sudah lama mereka tidak bertemu. Kesibukan yang semakin padat ditambah lagi dengan jadwal aktifitas mereka yang tidak menentu membuatnya kedua bahkan tidak memiliki waktu sama sekali. "Apa kegiatan Kau hari ini?" tanya Adam pada Alya sambil laki-laki itu merapikan berkas yang ada di atas meja. "Aku ingin pergi shopping Dad," balas Alya menegangkan tubuhnya. Gadis itu merapikan sedikit rambutnya yang berantakan akibat baru bangun, setelah itu Ia pun melihat Adam."Kau benar-benar sibuk," ujar Adam sedikit terkekeh. Tak lama itu notifikasi masuk ke ponsel Alya. 'Transfer dari bank luar negeri sejum
Happy Reading"Daddy...," teriak Alya menyambut Adam di rooftop selepas laki-laki itu landing dari pesawat yang Ia naiki. Adam pun langsung menghampiri Alya dan memeluk gadis itu hingga tubuhnya terangkat, Alya tertawa kegirangan mereka yang ada di sana berbalik tidak ada yang boleh melihat Alya kecuali Adam seorang. "Hahahah...Daddy," pekik Alya karena kerinduan yang sangat mendalam mereka berdua sampai lupa tempat. Adam mengecup kening Alya lama hingga beberapa menit barulah mereka pun masuk ke dalam dengan Adam yang menggandeng tangan Alya. Bulan-bulan berlalu sejak Alya terakhir kali bertemu dengan Adam. Setelah melihatnya dari atas sampai ke bawah, ekspresi terkejut tergambar jelas di wajahnya. Adam tampak berbeda—lebih kurus dan tampak lebih segar."Daddy, ada apa denganmu?" tanya Alya, tak bisa menyembunyikan keheranannya.Adam tersenyum, "Ah, tidak apa-apa. Aku hanya mulai memperhatikan pola makan dan berolahraga lebih banyak.""Apa? Pola makan dan olahraga?" seru Alya, aga
Happy ReadingAlya menemukan dirinya terjebak dalam dilema yang rumit. Hubungannya dengan Adam, yang semula begitu indah, mulai memasuki wilayah yang sulit dipahami. Adam, yang merupakan seorang sugar daddy, telah memberikan Alya kenyamanan finansial yang tak terduga sejak mereka memulai hubungan mereka. Namun, semakin lama, Alya mulai merasa ada ketidakseimbangan dalam hubungan mereka.Suatu hari, Alya memutuskan untuk membicarakan perasaannya kepada Adam. Mereka duduk bersama di kedai kopi yang biasa mereka kunjungi, atmosfernya tegang. Alya meraih secangkir kopi, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan kegelisahannya."Aku perlu berbicara denganmu tentang sesuatu, Daddy," ucap Alya setelah beberapa saat, wajahnya mencerminkan kekhawatiran.Adam melihatnya dengan perhatian, "Tentu, Alya. Apa yang terjadi?""Aku bersyukur atas semua yang kamu berikan padaku Dad. Tapi terkadang, aku merasa seperti... seperti aku tidak memberikan cukup dalam hubungan ini," ungkap Alya
Zidan dan Adam duduk di ruang tengah, suasana hati mereka lebih ringan setelah melalui perjalanan emosional yang intens. Sambil menyeruput secangkir teh, Gara mencoba untuk mengalihkan perhatian mereka ke sesuatu yang lebih positif."Adam, aku pikir kita bisa mencoba mengalihkan perhatian kita ke sesuatu yang lebih cerah. Bagaimana kalau kita mulai merencanakan bisnis yang ingin kita buka?" ujar Zidan sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu–dengan senyuman.Adam setuju, "Itu ide yang bagus, Zidan. Apa yang ingin kita fokuskan?"Zidan membagikan visinya tentang bisnis yang melibatkan desain interior dan furnitur, seiring dengan keahliannya di bidang tersebut. "Saya berpikir untuk membuka perusahaan yang tidak hanya menyediakan furnitur berkualitas tinggi, tetapi juga menawarkan konsep desain interior yang inovatif dan personal. Saya yakin, dengan kombinasi keahlian kita, ini bisa menjadi sesuatu yang istimewa."Adam mendengarkan dengan antusiasme, "Apa kita bisa fokus pada konsep rama
Adam dan Alya tiba di Bandara Schiphol, Amsterdam, dengan senyum di wajah mereka. Meskipun hubungan mereka sempat renggang, liburan ini di Eropa diharapkan bisa menjadi titik balik untuk mendekatkan kembali hati mereka. Kota Amsterdam yang indah dan penuh dengan kehidupan memberikan mereka atmosfer yang sempurna untuk memulai perjalanan ini."Dad, aku senang kita bisa melakukan perjalanan ini bersama-sama," ujar Alya dengan senyuman lembut.Adam meraih tangan Alya dan berkata, "Aku juga, Alya. Aku berharap liburan ini membawa kebahagiaan dan kenangan indah bagi kita berdua."Setelah tiba di hotel mereka yang terletak di pinggiran kota Amsterdam, mereka bergegas meletakkan barang-barang mereka dan segera pergi menjelajahi kota. Mereka berjalan-jalan di sepanjang kanal yang indah, menikmati pemandangan bangunan khas Amsterdam yang berwarna-warni."Alya, aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kita," kata Adam setelah beberapa saat berjalan diam-diam.Alya menoleh padanya, eksp
Happy ReadingHari menjelang tahun baru, kegembiraan menyelinap di rumah keluarga besar Adam. Mereka berencana untuk mengadakan pesta tahun baru yang meriah sebagai cara untuk bersatu, berbagi kebahagiaan, dan menyambut awal tahun dengan penuh semangat. Adam dan Alya bersama Deniel, bersemangat mengatur segala persiapan untuk acara keluarga ini.Rumah besar keluarga Adam dipenuhi tawa, canda, dan keriuhan anak-anak kecil yang sudah tak sabar menanti pesta. Alya sibuk dengan hiasan dan memastikan meja makan dipenuhi dengan hidangan lezat. Adam membantu memeriksa sistem audio untuk memastikan musik tahun baru siap menghibur semua tamu.Sejak pagi, aroma masakan yang menggoda sudah mengisi seluruh rumah. Keluarga besar Adam, dari kakek nenek hingga sepupu-sepupu kecil, mulai berkumpul satu per satu. Suasana hangat dan akrab terasa begitu kental di rumah tersebut.Pukul delapan malam, lampu hias yang berkilauan menyala menerangi taman rumah. Meja makan dihiasi dengan penuh cinta, dan area
Happy ReadingPagi itu, sinar matahari menyinari rumah kecil keluarga Adam dan Alya. Deniel, yang berusia lima tahun, melompat-lompat di sekitar ruang tamu dengan pakaian serba warna yang membuatnya terlihat semakin ceria."Ayo, Deniel! Hari ini kita akan pergi ke taman," seru Adam sambil memasang sepatu kecil Deniel."Yaay! Taman!" seru Deniel penuh semangat.Alya tersenyum melihat kebahagiaan anak mereka. "Jangan lupa, kita bawa bekal ya, Nak."Setelah persiapan selesai, mereka berangkat menuju taman yang berjarak beberapa langkah dari rumah mereka. Sesampainya di sana, Deniel langsung berlari ke taman bermain, sementara Adam dan Alya menyiapkan tempat piknik."Deniel, hati-hati ya, jangan terlalu cepat," seru Alya sambil tersenyum.Adam mengeluarkan bekal dari tas piknik. "Ada sandwich favoritmu dan juga minuman kesukaanmu, Nak."Deniel mengangguk dengan riang. "Terima kasih, Daddy!"Semenjak memiliki Deniel Adam jauh lebih hangat dan ekspresif, laki-laki itu tidak pernah menunjukk
Happy ReadingSetelah hari-hari yang penuh dengan tanggung jawab dan keberhasilan, Adam dan Alya menyadari bahwa keintiman di antara mereka adalah fondasi dari kebahagiaan keluarga mereka. Meskipun kesibukan sehari-hari, mereka berdua sadar akan pentingnya menjaga api cinta mereka tetap menyala. Suatu malam, ketika anak-anak sudah tertidur pulas, Adam dan Alya menciptakan momen kebersamaan yang penuh dengan kelembutan dan cinta di antara seprai.Alya, setelah menyiapkan diri dengan lembut, mengintip dari pintu kamar mandi. Adam, yang sedang membaca buku di ranjang, menoleh dan tersenyum. "Kamu cantik sekali, Sayang," ucapnya dengan penuh kelembutan.Alya tersenyum dan mendekati ranjang. Mereka bertatapan sejenak, suasana kamar dipenuhi dengan getaran keintiman. Adam memberi isyarat untuk duduk di sebelahnya, dan mereka mulai berbicara tentang hari mereka, impian, dan juga rasa cinta yang tak pernah luntur.Tangan Adam dengan lembut mengelus rambut Alya, membawa mereka ke dalam dunia p
Happy ReadingHari itu, matahari terbenam dengan warna oranye yang lembut, melukis langit senja. Rumah Alya dan Adam terlihat hangat dengan lampu-lampu kecil yang menyala di dalamnya. Sebuah aroma masakan yang lezat bercampur dengan suasana damai, mengisi rumah tangga mereka.Alya, seorang wanita yang penuh kehangatan, sibuk memasak di dapur. Adam, suaminya, duduk di ruang tamu sambil membaca buku. Mereka saling tersenyum melewatkan pandangan mata, merasakan keharmonisan yang kian mengakar seiring berjalannya waktu.Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dengan keras, mengundang tawa kecil dari keduanya. Seorang bocah lelaki kecil berusia empat tahun dengan senyum ceria melompat masuk, membawa mainan truk kesayangannya."Mommy...Daddy, hari ini di taman,Deniel berteman dengan anak baru. Namanya Ben!" seru Deniel dengan semangat, matanya berbinar-binar.Alya tersenyum dan mendekati Deniel, membelai lembut rambut kecilnya. "Itu bagus, sayang! Kamu senang berteman baru, ya?""Ya, Mommy! Ben bila
Happy ReadingEsok harinya, Alya memutuskan untuk duduk bersama Deniel untuk berbicara tentang aturan di rumah. Dia memilih sudut ruang tamu yang nyaman, dihiasi dengan warna-warna cerah yang disukai Deniel."Mommy ingin berbicara dengan Deniel tentang sesuatu yang penting," ucap Alya sambil mengajak Deniel untuk duduk di dekatnya."Dengar, sayang, Mommy tahu Deniel ingin melakukan banyak hal yang menyenangkan. Tapi, ada aturan-aturan yang harus kita ikuti di rumah ini," kata Alya dengan suara lembut.Deniel mendongak, matanya penuh dengan keingintahuan. "Kenapa, Mommy? Deniel tidak suka aturan.""Mommy mengerti, sayang. Tapi, aturan itu ada untuk menjaga kita tetap sehat dan bahagia. Misalnya, kita makan makanan sehat agar tubuh kita kuat," jelas Alya sambil berusaha membuat Deniel memahami."Alya juga ingin bicara tentang Daddy Adam. Dia adalah kepala keluarga kita dan pantas mendapat penghargaan," ucap Alya sambil tersenyum padu pada Deniel."Daddy Adam memberikan banyak cinta dan
Happy ReadingDi pagi yang cerah itu, rumah mewah Alya terasa tenang dan teratur. Namun, keheningan itu segera terguncang ketika Deniel, si kecil yang berusia empat tahun, bangun dari tidurnya."Mommy! Ayo bangun! Deniel ingin main mobil-mobilan," teriak Deniel dengan penuh semangat, membuat Alya terbangun dengan tergesa-gesa."Aduh, sudah pagi ya, sayang?" Alya melirik jam di meja samping tempat tidurnya. "Deniel, kenapa begitu semangat sekali?""Karena Deniel sudah besar, dan besar artinya bisa melakukan apa yang Deniel mau!" jawab Deniel sambil tertawa riang.Meskipun penuh semangat, Deniel tidak segera bersiap-siap. Dia malah berlarian ke dapur, merusak ketertiban yang telah dibuat para pelayan."Mommy mau sarapan apa?" tanya Deniel seraya membuka lemari kue dan menyebabkan kerusakan di sana."Aduh, Deniel, tolonglah. Kita makan sarapan yang sudah disediakan pelayan, ya?" ujar Alya sambil berusaha membersihkan kekacauan. Namun pada akhirnya yang membersihkan kekacauan tersebut pel
Happy ReadingProses penyembuhan Adam menjadi perjalanan panjang yang penuh tantangan, tetapi setiap langkah yang diambil disertai oleh kekuatan tak terduga dan cinta yang tidak tergoyahkan. Alya, sebagai pendamping sejati, berada di samping Adam sepanjang waktu, memberikan dukungan tak terbatas dan cinta yang menghangatkan.Hari-hari di rumah sakit dan sesi-sesi pengobatan membentuk pola kehidupan mereka. Alya belajar tentang berbagai perawatan, menyesuaikan jadwal dan rutinitas keluarga sesuai dengan kebutuhan Adam. Deniel, yang menjadi sumber kebahagiaan di tengah ketegangan, membawa senyuman di wajah mereka sepanjang perjalanan.Dalam keterbatasan fisiknya, Adam menunjukkan tekad dan semangat juang yang menginspirasi. Ia memusatkan pikirannya pada pemulihan, berfokus pada setiap langkah kecil yang membawanya mendekati kesehatan yang optimal. Alya, sebagai pendukung utama, menjadi pilar yang tak tergoyahkan.Setiap kunjungan ke dokter membawa harapan dan kekhawatiran. Alya selalu m
Happy ReadingBulan telah berlalu sejak hari-hari misterius itu, dan sekarang Deniel, buah hati Alya dan Adam, merayakan ulang tahunnya yang pertama. Rumah mereka dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, dihiasi dengan balon berwarna-warni dan hiasan khusus untuk merayakan momen istimewa tersebut.Alya dan Adam sibuk menyusun persiapan untuk pesta ulang tahun Deniel. Mereka berdua bekerja sama memilih kue ulang tahun yang indah dan mengatur dekorasi ruangan. Deniel duduk di kursi tinggi, tersenyum riang, tidak tahu bahwa hari ini adalah hari spesial baginya.Tamu-tamu mulai berdatangan, termasuk keluarga besar Adam dan kolega-kolega dari pekerjaan mereka. Suasana penuh kebahagiaan dan cinta, semua orang berkumpul untuk merayakan pertumbuhan dan kebahagiaan keluarga kecil ini.Ketika Alya membawa Deniel ke ruang tamu, sorotan mata dan senyum lebar menghiasi wajahnya. Deniel sendiri tampak antusias melihat keadaan baru di sekelilingnya. Alya memeluknya erat sambil berkata, "Selamat ulang tah
Happy ReadingSetelah memiliki bayi fokus Alya terbagi pada bayi Deniel sehingga Ia dan Adam sangat jarak sekarang melakukan hubungan intim ini. Bagaimana tidak Adam pulang sudah larut malam sedangkan Alya jam segitu baru saja tidur seharian mengurus bayi tidaklah mudah. Walaupun dibantu oleh para asisten Alya sembilan puluh persen Ia yang mengurus semuanya. Mulai dari memperhatikan keadaan sang bayi yang harus memenuhi kebutuhannya hingga asi booster yang harus terjaga. Malam ini Alya baru saja menyusui bayinya setelah itu Ia langsung tidur. Belum lama Alya terlelap Adam pun tiba dengan masih dibalut jas, rasa lelah Adam terbayarkan dengan melihat bayinya dan juga Alya. Setelah melihat sebentar bayi Deniel Adam langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi, tidak sampai sepuluh menit Adam keluar. Saat Ia baru ingin berganti pakaian Ia sudah melihat Alya berdiri seraya menggendong bayi mereka. Melihat pandangan itu membuat Adam semakin bersyukur sudah diberi keluarga kecil yang sanga