Suasana di sebuah pantai yang berada di Lombok itu terlihat sangat romantis, tetapi suasana itu tidak berpengaruh bagi sepasang pasangan yang sedang duduk di sebuah meja makan yang sudah di tata dengan rapih.
Seorang perempuan itu menatap kekasihnya dengan jantung berdebar tetapi tidak dengan pria di depannya. Perempuan itu merasakan sebuah firasat buruk hari ini, entah karena perubahan ekspresi kekasihnya yang tiba-tiba. Padahal hari ini seharusnya pria itu segera melamarnya setelah rentetan kejutan yang di berikan selama satu minggu di tempat romantic ini.
Perempuan itu tiba-tiba membayangkan hal buruk akan segera terjadi dan dia sudah tidak bias menahan rasa sesak di dadanya ketika membayangkan hal itu. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun dan perempuan itu sudah tahu banyak sifat kekasihnya dan sekarang dia bisa membaca ekspresi kekasihnya itu sedang tidak baik.
Apakah pria itu ingin mengakhiri hubungan dengannya? Tidak mungkin.
Sebenarnya, dia terus berdoa agar bayangan imajinasi yang terus terulang dikepalanya itu tidak terjadi. Tetapi, firasatnya tidak mungkin salah. Perempuan itu harus menerima kenyataan jika hubungannya kandas lagi untuk kesekian kalinya.
“Maaf, aku nggak bisa melanjutkan hubungan kita.” ucap pria itu sembari menatap matanya penuh kesungguhan.
Perempuan itu terpana lalu mencubit pahanya yang tersembunyi di bawah meja dan benar, kata-kata itu nyata. Dia sama sekali tidak bermimpi.
Dada perempuan itu sangat sesak, tidak lama kemudian air mata mengalir turun dari sudut matanya. Tuhan begitu tidak adil, seharusnya hari ini dia bisa bahagia dan menerima lamaran pria itu tetapi yang di dapatkannya adalah kata perpisahan.
Mata gadis itu terasa sangat perih dengan air amta yang tidak berhenti mengalir
“Pisah? Kenapa, bukannya kamu mau melamar aku?” tanyanya dengan suara lirih.
Pria yang berada di hadapannya itu menggelengkan kepalanya pelan, “Maaf, aku tidak bisa. Kamu berhak mendapatkan pria lebih baik dari pada aku.” Jawabnya pelan.
Perempuan itu tersenyum hambar, dia merasa di permainkan. Jadi, apa artinya dia di bawa ke tempat romantis seperti ini hanya untuk ditinggalkan. Dia mengpalkan telapak tangan karena dadanya sesak dan sangat sulit untuknya menarik napas
Keputusan itu pasti di ambil baru saja, mungkin hari ini. Pria yang selama satu tahun begitu mencintai dan mengaguminya itu tidak mungkin berubah pikiran tanpa alasan yang kuat. Mungkin dari desakan orangtuanya?
Perempuan itu berdiri lalu menyiram segelas wine yang baru saja seteguk ia minum di kepala pria itu sampai tetes terakhir.
“Baiklah, kalau itu mau kamu.” Ucap perempuan itu lalu beranjak berdiri.
Dia mengeluarkan tiga lembar uang merah untuk membayar makanan mereka. Walaupun acara malam itu merupakan rangkaian dari enam hari sebelumnya.
“Aku harap kau menemukan perempuan yang lebih baik dariku. Tapi, aku berharap kau tidak pernah menemukannya dan menerima karma atas yag kau perbuat kepadaku!” Ucap perempuan itu lalu benar-benar pergi dari pantai itu.
…
Hari sabtu, merupakan hari yang paling sibuk untuk Nahdara, dia melihat tumpukan resep dan kue yang diinginkan oleh pelanggannya. Setiap hari sabtu, dia akan mulai menyiapkan resep baru dan itu terbilang sangat melelahkan karena dia harus membuatnya beberapa kali agar rasanya pas.Tetapi, Nadhara menyukai hari sibuk itu karena dia bisa berkreasi dan terkadang mendapat ide baru untuk membuat kue. Seperti Nadhara, sabtu pagi selalu membuatnya bersemangat. Dia tidak sabar untuk mencoba membuat resep baru yang dia buat be
Nadhara mengunci pintu tokonya, karyawan terakhirnya baru saja pergi setelah membantunya untuk berberes-beres. Sekarang tepat pukul dua belas malam, jam tetap tokonya untuk tutup.Nadhara membalikkan papan nama yang semula ‘open’ menjadi ‘closed’ lalu menutup tirai pintu dan mematikan lampu. Tidak langsung tidur, Nadhara pergi ke dapur untuk mengecek adonan yang sedang di fermentasi, besok subuh adonan ini siap menjadi roti dengan berbagai macam jenis.
Althaf menggantung jas dokternya, pria itu melonggarkan dasi yang dia kenakan. Pria itu duduk di balik meja kerjanya, menyalakan komputer untuk memeriksa hasil kesehatan pasien yang dia rawat.Setelah memeriksa semua laporan, Althaf mematikan komputernya lalu bersiap pulang. Sekarang sudah menunjukkan pukul satu dini hari, waktu yang sangat tidak pas untuk pulang. Seharusnya, dia bisa pulang pukul sepuluh tadi tetapi tiba-tiba ada operasi mendadak dari UGD dan karena dia dokter bedah terakhir yang berada di rumah saki
Nadhara menghela napas panjang berkali-kali, perutnya berbunyi karena dia belum sempat makan sepulang dari rumah sakit. Althaf mengacaukan segalanya, dia benar-benar tidak tahu jika pria itu berada di rumah sakit tempatnya mengunjungi Ferdi.Nadhara kembali menghela napas, dia akhirnya beranjak dari tempat tidur. Tanpa mengganti pakaian, dia berjalan pelan ke arah dapur lalu menyiapkan bahan masakan untuk membuat makan siang.
Nadhara sangat ingin menampar dirinya sendiri dan berharap semua yang dia alami pagi ini hanya mimpi. Bertemu Althaf meruakan mimpi buruk. Apalagi sangat terlihat pria itu akan menahannya di sini sampai dia melakukan apa yang Althaf minta.Semua kejadian ini begitu nyata untuk di anggap sebagai mimpi, terbangun di tempat tidur pria itu membuatnya tertampar kenyataan. Nadhara tidak mungkin bisa melupakan wajah Althaf, selain karena mereka bertemu kemarin. Dia memang otomatis mengenal Althaf karena wajah pria itu selalu
Juni 2010Althaf sedang melepas sepatunya ketika Sarah berlari dari dalam rumah dan membuatnya kaget. Dia langsung menarik adiknya itu dan mengunci leher dan membuat Sarah kesusahan bernapas.Sarah langsung mendelik ketika dia melepask
Pagi ini toko roti mereka sangat sibuk, semakin banyak pelanggan yang datang sejak dia datang ke pesta pernikahan itu. Nahdara sangat beryukur dan membuat pendapatan toko roti mereka melesat naik.Di dapur keadaan tidak kalah sibuk, mereka bertiga bergerak dengan cepat untuk membuat roti dan kue agar terus memenuhi pesanan yang terus membludak.
Althaf sebenarnya ingin tinggal di tempat itu, apalagi ketika tahu jika lantai itu menjadi rumah Nadhara. Tetapi, dia tiba-tiba mendapat panggilan darurat karnea ada pasien datang dengan gagal jantung.Althaf terburu-buru bahkan tidak tahu jika saat itu Nadhara sempat memperhatikannya keluar dari toko itu karena tampak sangat cemas dan terburu-buru. Althaf langsung pergi ke rumah sakit, dia bahkan lupa membayar makanannya.
Nadhara masih terbayang-banyang bibir Althaf bahkan ketika dia sudah memaksa matanya untuk terlelap. Dia malah tidak berhenti gugup dan menjilat bibirnya agar tetap basah.Nadhara ingin sekali memukul kepalanya dan berpikir waras tetapi bayang-bayang Althaf tidak berhenti berputar dikepalanya. Kelembutan dan kasih sayang pria itu membuat hatinya meleleh.
Althaf mengusap kepala Nadhara penuh sayang, dia menunggu sampai gadis itu terlelap baru dia keluar dari tirai pemisah di ruang perawatan. Althaf tidak istirahat, dia langsung pergi ke kantin untuk makan makan setelah itu mengunjungi pasien-pasiennya.Setelah itu, dia melakukan persiapan sebelum operasi. Salah satu pasiennya akan di operasi sore ini dan dia sudah merencanakan apa yang harus dia lakukan. Sebenarnya, operasi itu di lakukan secara terencana dan dia juga sudah menyiapkan jalan lain jika operasinya bisa sa
Althaf kembali ke rumah sakit dengan sedikit tenang, beberapa rekan dokter dan perawat mendatanginya dan mengucapkan selamat. Dia memang tidak masuk bekerja setelah kejadian itu. Dia tidak ingin membuat kinerja rekan-rekannya menurun karena masalah yang di hadapi rumah sakit. Tentunya, masalah itu di selesaikan dengan baik walaupun dari yang dia dengar keluarga pasien masih tidak terima.
Nadhara terkejut dengan sasana restoran itu. Dia menatap Ferdi tetapi pria itu hanya menatapnya dengan penuh senyum sembari menggiringnya ke dalam restoran. Ferdi memang sudah memesan tempat di restoran romantis yang terletak di Bali itu. Hari ini, dia ingin menyatakan perasaannya kepada Nadhara. Perasaan yang sudah dia pendam selama bertahun-tahun. Dia pikir, jika tidak memberitahu Nadhara tentang apa yang di rasakan mungkin suatu saat nanti Ferdi akan menyesal.
…Juni 2010Nadhara sedang berjalan di Lombok Internasional Airport, dia menyeret koper dan berbicara dengan Sarah. Nadhara sedang ikut dalam liburan keluarga sahabatnya itu, kedekatan
Nadhara menarik kopernya keluar dari bandara, mereka akan dijemput oleh sopir resort. Kebetulan dia satu mobil dengan Ferdi karena rekannya yang lain memutuskan untuk berjalan-jalan. Hanya mereka berdua yang ingin ke resort untuk beristirahat terlebih dahulu.“Nad? Mau jalan-jalan nanti malam?” tanya Ferdi.
Hari ini, toko roti Rosemarry, milik Nadhara tutup. Dia menutupnya selama tiga hari untuk memberikan hadiah liburan kepada semua orang yang bekerja bersamanya. Penjualan dua minggu itu sangat melebihi target dan untuk merayakannya mereka akan liburan.Bukan liburan biasa, mereka semua akan pergi ke Bali. Nadhara sudah menyewa resort yang akan mereka tempati selama tiga hari ke depan. Dia akan pergi sendiri, sementara semua orang satu-persatu sudah men
Althaf sebenarnya ingin tinggal di tempat itu, apalagi ketika tahu jika lantai itu menjadi rumah Nadhara. Tetapi, dia tiba-tiba mendapat panggilan darurat karnea ada pasien datang dengan gagal jantung.Althaf terburu-buru bahkan tidak tahu jika saat itu Nadhara sempat memperhatikannya keluar dari toko itu karena tampak sangat cemas dan terburu-buru. Althaf langsung pergi ke rumah sakit, dia bahkan lupa membayar makanannya.
Pagi ini toko roti mereka sangat sibuk, semakin banyak pelanggan yang datang sejak dia datang ke pesta pernikahan itu. Nahdara sangat beryukur dan membuat pendapatan toko roti mereka melesat naik.Di dapur keadaan tidak kalah sibuk, mereka bertiga bergerak dengan cepat untuk membuat roti dan kue agar terus memenuhi pesanan yang terus membludak.