94Hari berganti. Seusai perlombaan keluarga, semua peserta diklat dan para tamu dipersilakan beristirahat, sekaligus menikmati makan siang. Kemudian acara penutupan dilaksanakan, di mana penghargaan dan peringkat terbaik akan diumumkan. Wirya menaiki podium bersama keempat petinggi PBK. Pria berkulit kuning langsat menyapa hadirin yang membalas dengan teriakan penuh semangat. Selanjutnya Wirya menyampaikan pidato singkat, terutama mengenai rasa kagumnya pada semua peserta diklat yang mengikuti acara dari awal hingga akhir dengan semangat.Lazuardi dan rekan-rekannya berjibaku menyusun piala serta hadiah untuk semua kategori. Sementara para pengawal perempuan menyiapkan deretan hadiah untuk lomba yang diadakan tadi pagi. "Sudah siap untuk menerima hadiah?" tanya Wirya yang dibalas beragam jawaban dari hadirin. "Baik, kita mulai dari lomba para bujangan dan duda. Silakan, Bang Ilyas serta Bang Rusli, umumkan pemenangnya," lanjutnya. Kedua lelaki yang disebut, maju dan berdiri berde
95Earlene dan keluarganya yang masih bertahan di resor BPAGK, melambaikan tangan melepas keberangkatan belasan bus yang hendak menuju Bandung dan Jakarta. Setelah bus terakhir tidak terlihat lagi, mereka memutar badan untuk menaiki mobil golf mini, yang segera bergerak menuju rumah dinas di belakang gedung hotel utama. Carver yang menjadi pengemudi, terus mengoceh mengenai berbagai tingkah rekan-rekannya selama pendidikan dan pelatihan berlangsung. Sekali-sekali Chyou dan Darren menimpali, hingga mereka tiba di tempat tujuan. Earlene turun dan jalan menuju pintu depan rumah yang sudah terbuka lebar. Dia memanggil Lilis, sang asisten rumah tangga untuk menyiapkan minuman hangat buat semua orang. Chyou dan yang lainnya duduk di sofa serta kursi-kursi di ruang tamu. Mereka masih melanjutkan percakapan sambil sesekali tertawa."Aku sudah menduga jika Bang Varo yang akan menjadi juara pertama," tukas Carver."Ya, semua hasil tes-nya 100. Padahal itu materi baru yang disusun tim penga
96Graham Zhang dan Diana tiba di resor BPAGK menjelang jam 12 siang. Mereka ditemani Rembrand Cheung dan Gretta Liu, beserta beberapa pengawal muda PBK yang akan menggantikan tugas regu Anjani. Ketua pengawal perempuan menjelaskan detail apa saja yang harus diketahui Puspa dan ketiga rekannya. Esok hari tim Anjani akan pulang ke Jakarta untuk menikmati cuti seminggu penuh, sebelum mereka kembali bekerja di kantor pusat. Anjani nantinya akan melatih kedua pengawal perempuan baru buat menggantikan tugasnya mengawal Earlene. Para pengganti telah selesai diklat khusus bersama beberapa pengawal perempuan tambahan, yang baru direkrut tim PBK. Seusai makan siang, Chyou mengajak papanya dan Papa mertua mengelilingi area dengan ditemani Abbas, ketua security resor yang telah bekerja di tempat itu sebelum pembangunan resor dimulai. Abbas mengemudikan mobil golf mini sembari menjelaskan hal-hal penting tentang resor. Seusai berkeliling, Abbas mengarahkan kendaraannya keluar area, untuk men
97Sepasang manusia yang masih terikat dalam pernikahan, saling menatap tanpa memedulikan sekitar. Bila Yvete tengah berusaha menahan diri untuk tidak menampar lelaki berkemeja hijau, Grandel justru menguatkan hati untuk tidak bangkit berdiri dan mendekati Yvete buat memeluknya. Grandel tidak menyangka jika hatinya masih berdesir sejak Yvete memasuki ruangan VIP restoran kesukaan mereka. Grandel juga tidak menduga bila masih terpesona dengan keelokan paras sang istri. Perhatian Grandel teralihkan pada Atley yang sedang berbincang dengan Veronica. Lelaki kecil berkaus oren kentara sekali sangat dekat dengan bibinya, yang berulang kali mendekap Atley sambil menciumi puncak kepalanya. Hal serupa juga dilakukan Halton. Pria yang mengapit istrinya bersama Yvete, memegangi lengan keponakannya dan sekali-sekali membelai rambut Atley. Percakapan Yvete dengan pengacaranya menyadarkan Grandel dari lamunan. Dia memperhatikan kedua orang tersebut yang sedang mengobrol tentang berbagai klausul
98Matahari belum naik sepenggalah ketika beberapa unit mobil MPV keluar dari area resor. Abbas yang mengemudikan mobil pertama, memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang. Earlene yang berada di kursi tengah bersama Diana dan Gretta, memutuskan untuk tidur. Sementara Chyou yang berada di kursi depan, dan Puspa serta Riaz yang menempati kursi belakang, berbincang dengan Gretta dan Diana. Riaz yang datang kemarin sore bersama Nawang, Carim, Dilawar dan Alif, sengaja dikirim Zulfi untuk mengawal keluarga Cheung dan Yang selama perjalanan wisata. Sekaligus sebagai penunjuk arah dan mendampingi Puspa yang menjadi pengganti Anjani sebagai ajudan sementara Earlene. Kendatipun bahasa Mandarin-nya masih terbatas, tetapi hal itu tidak menyurutkan niat Riaz untuk berbincang dengan Gretta serta Diana. Hal serupa juga dilakukan Nawang yang berada di mobil kedua. Adik sepupu Zulfi tersebut berusaha keras melancarkan bahasa Mandarin, sebagai persiapan bila dirinya bertugas sebagai asisten Gal
99Hari pertama di Yogyakarta, rombongan turis dari Taiwan diajak Zulfi menuju keraton. Mereka mengelilingi tempat itu sambil mendengarkan penuturan pemandu wisata, yang begitu lancar menerangkan sejarah keraton. Earlene berulang kali bertanya pada Sabrina bila kurang memahami bahasa Inggris yang digunakan sang guide. Hal serupa juga dilakukan Diana, Graham, Carver dan Darren, mereka bertanya pada Rembrand, Gretta, Chyou dan Jianzhen, yang menjelaskannya dalam bahasa Mandarin.Riaz dan rekan-rekannya tersenyum menyaksikan tingkah Miguel serta Steve yang bersikukuh untuk menyentuh kereta kuda, yang dulu digunakan para raja dan keluarganya sebagai alat transportasi. "Mana ada tentara kerajaan bermata sipit?" seloroh Loko, ketika Steve dan Miguel berpose di dekat jirah para prajurit tempo dulu. "Aku hanya berandai-andai," kilah Miguel, sesaat setelah dipotret Riaz. "Tapi sepertinya Koko Steve lumayan cocok jadi prajurit tempo dulu," papar Puspa."Benarkah?" tanya Steve. "Ya, Koko ng
100Sentuhan lidah Chyou menyusuri belakang leher Earlene. Kala istrinya melenguh, pria berambut cepak kian semangat untuk membuai kekasihnya dengan kecupan nyaris tanpa jeda. Earlene mengangkat tangan kanannya untuk mengusap paha Chyou. Kemudian dia memiringkan tubuh dan menarik leher lelakinya untuk menyatukan bibir mereka. Cecapan penuh hasrat dilancarkan keduanya sembari saling membelai. Earlene bergeser, lalu memutar badan hingga berhadapan dengan suaminya. Mereka melanjutkan acara bertukar ludah sambil melepaskan kain penutup tubuh pasangan. Chyou yang sudah sangat bernafsu, menempelkan badannya pada Earlene. Tanpa mengucapkan apa pun, pria tersebut memasuki tubuh kekasihnya yang seketika mendesah. Seisi ruangan menjadi saksi penyatuan cinta sepasang insan yang sedang dimabuk asmara. Lenguhan keduanya teredam dinding-dinding yang dilapis hingga kedap suara. Bulir keringat yang muncul di sekujur tubuh tidak dihiraukan. Keduanya melakukan berbagai gaya untuk memberi dan mener
101Perjalanan menuju Gunung Kidul ditempuh dengan lancar. Sebab saat itu bukan akhir pekan ataupun liburan sekolah, menjadikan tidak banyak kendaraan yang lalu lalang melintasi area. Chyou dan Earlene yang berada di mobil kedua, berbincang dengan Wirya yang mengemudikan sendiri mobil MPV putih sewaan. Chyou berada di kursi sisi kiri sopir. Earlene, Delany dan Sabrina menempati kursi tengah. Sedangkan Zulfi dan Riaz duduk di kursi belakang. Percakapan menggunakan bahasa Indonesia campur Mandarin tersebut, sekali-sekali akan dihiasi gelakak. Terutama karena mereka membicarakan peristiwa yang terjadi saat diklat tempo hari. Earlene bergantian memangku Fazluna dan Bayazid. Namun, dia terpaksa melepaskan kedua bocah ketika mereka bergerak aktif, hingga dikhawatirkan akan menekan perut Earlene. "Hari perkiraan lahirnya, berarti sekitar lima bulan lagi, ya?" tanya Delany sambil memandangi iparnya. "Ya, dan aku mulai cemas," sahut Earlene. "Kenapa?" "Takut terjadi sesuatu sebelum mela